Anda di halaman 1dari 9

Lingua XIII (1) (2017)

LINGUA
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua

ANALISIS KEMAMPUAN PENGGUNAAN EJAAN


DALAM KARANGAN NARASI
SISWA KELAS V SDN TLOGOSARI KULON 05 SEMARANG

Maria Fransiska dan Ikha Listyarini


Program Studi PGSD Universitas PGRI Semarang

Info Artikel ABSTRAK

Sejarah artikel: Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan penggunaan
Diterima ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang? Tujuan
September 2016 yang hendak dicapai dalam penelitian adalah menganalisis kemampuan penggunaan
Disetujui ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang yang
November 2016 meliputi penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca dalam
Dipublikasikan karangan narasi siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif
Januari 2017 kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
Kata Kunci: terhadap apa yang sudah diteliti. Sampel yang diteliti berupa karangan narasi siswa
penggunaan ejaan, sebanyak 22 karangan. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan
karangan narasi penggunaan ejaan siswa termasuk dalam kriteria baik karena tingkat persentase
kesalahan penggunaan ejaan siswa mencapai 0% - 21,94%. Kemampuan penggunaan
Keywords: huruf kapital termasuk dalam kriteria baik karena tingkat persentase kesalahan
the spelling mencapai 21,94%, kemampuan penulisan kata termasuk kriteria sangat baik karena
competence, the tingkat persentase kesalahan mencapai 5,49%, dan kemampuan penggunaan tanda
narrative text baca termasuk dalam kriteria sangat baik karena tingkat persentase kesalahan
mencapai 11,19%.

ABSTRACT

The problem of this research is how is the spelling competence in the narrative text of
5th grade students in SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang. The purpose of this research
is unveiling the analysis of students’ grammatical spelling competence in the narrative
text material of 5th grade students in SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang, including
the capital characters, words’ spelling, and punctuation marks in their narrative text.
The approach of this research was using descriptive qualitative, with collecting words
and pictures instead of numbers. Besides, all collected data become the important
keys of the research. The samples taken in this research were 22 texts.The result of
this research was the understanding of spelling from the students was good since the
degree of misspelling percentages was on the range of 0% - 21,94%. The competence
of using capital characters of the students was good in the percentage of mistakes
in 21,94%, the students’ words spelling was also good in the percentage of 5,49%
mistakes, and the competence of students in using proper punctuation was also good
in the degree of mistakes of 11,19%.

(C) 2017 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

* Alamat korespondensi P-ISSN1829 9342; E-ISSN 2549 3183


frans16.maria@gmail.com; ikhalistyarini@upgris.ac.id

68
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

PENDAHULUAN Indonesia (Zulela, 2012: 4).


Bahasa adalah suatu sistem lambang Keterampilan menulis
berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan membutuhkan kemampuan yaitu: 1)
oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja menguasai lambang grafis, ejaan (tulisan
sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi (huruf, angka), tanda baca, penggunaan
diri (Chaer, 2011: 1). Bahasa mempunyai huruf kapital, pemenggalan, penulisan
peranan yang penting bagi kehidupan kata, kalimat, paragraf, judul), 2)
manusia. Karena dengan menggunakan kemampuan menjabarkan gagasan atau
bahasa, manusia dapat berinteraksi dan ide, 3) kemampuan menyusun struktur
berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa karangan (hubungan antarparagraf,
yang digunakan dapat berbentuk lisan antarfakta, antargagasan/ide. Oleh karena
maupun berbentuk tulis. itu, tugas guru di sekolah adalah menjadi
Kurikulum Tingkat Satuan fasilitator dan sumber informasi bagi siswa
Pendidikan 2006 menyebutkan bahwa agar dapat mengembangkan potensi siswa
terdapat empat aspek keterampilan dalam menulis.
berbahasa Indonesia yang diajarkan Namun dalam kenyataan di
di sekolah dasar, yaitu keterampilan lapangan, masih banyak siswa yang kurang
menyimak, keterampilan berbicara, bahkan tidak tertarik dengan menulis.
keterampilan membaca, dan keterampilan Sebagian besar siswa tidak tertarik dalam
menulis. menulis dikarenakan siswa belum benar-
Pembelajaran bahasa diharapkan benar memahami kaidah penggunaan ejaan
membantu peserta didik mengenal yang tepat. Selain karena siswa merasa
dirinya, budayanya, dan budaya orang kesulitan, bakat dan minat dalam menulis
lain, mengemukakan gagasan dan hanya dimiliki oleh beberapa siswa.
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Menulis merupakan salah satu aspek
yang menggunakan bahasa tersebut, keterampilan berbahasa Indonesia yang
dan menemukan serta menggunakan bersifat produktif (menghasilkan). Menulis
kemampuan analistis dan imaginatif tidaklah mudah, karena memerlukan
yang ada dalam dirinya (Undang-undang kesabaran, ketelitian, dan mencari ide baru
Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 untuk dituangkan ke dalam bentuk tulisan.
Tentang Standar Nasional Pendidikan). Menurut Suparno dan Mohamad
Pembelajaran bahasa Indonesia Yunus (2007: 1.3) menulis adalah suatu
di SD diarahkan untuk meningkatkan kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
kemampuan peserta didik dalam dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
berkomunikasi dengan baik, baik secara alat atau medianya. Menurut Tarigan
lisan maupun tulisan. Di samping itu, (2008: 21) menulis adalah menurunkan
dengan pembelajaran bahasa Indonesia atau melukiskan lambang-lambang grafik
juga diharapkan dapat menumbuhkan yang menggambarkan suatu bahasa yang
apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra dipahami oleh seseorang, sehingga orang-

69
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

orang lain dapat membaca lambang- Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (2008:
lambang grafik tersebut kalau mereka 24) tujuan menulis adalah sebagai berikut:
memahami bahasa dan gambaran grafik a. Assignment Purpose (Tujuan
itu. Penugasan)
Salah satu fokus dalam penguasaan b. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
lambang yaitu pada penggunaan ejaan. c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
Dalam penggunaan ejaan terdapat d. Informational Purpose (Tujuan
empat hal yang harus diperhatikan yaitu: Informasional, Tujuan Penerangan)
pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital e. Self-expressive Purpose (Tujuan
dan huruf miring, penulisan kata, dan Pernyataan Diri)
pemakaian tanda baca. Penggunaan ejaan f. Creative Purpose ( Tujuan Kreatif)
yang baik bertujuan agar penggunaan g. Problem-solving Purpose (Tujuan
bahasa dan penulisan bahasa sesuai Pemecahan Masalah)
dengan kaidah yang berlaku, sehingga Menurut Suparno dan Mohamad Yunus
tidak ada kesenjangan antara pengucapan (2007: 1.11) ada lima jenis karangan yang
dan penulisan kalimat dengan makna asli biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-
dari kalimat tersebut. hari, yaitu:
Berdasarkan hasil pengamatan a. Karangan deskripsi
penulis di SDN Tlogosari Kulon 05 b. Karangan narasi
Semarang, kemampuan menulis siswa c. Karangan eksposisi
masih relatif kurang. Banyak siswa yang d. Karangan argumentasi
belum bisa menulis sesuai dengan kaidah e. Karangan persuasi
penggunaan ejaan yang tepat. Rendahnya Dalam mata pelajaran bahasa
kemampuan siswa dalam menulis inilah Indonesia di sekolah dasar salah satu
yang menjadikan penulis ingin melakukan bentuk karangan yang diajarkan adalah
penelitian tentang kemampuan penggunaan karangan narasi. Adapun pengertian
ejaan dalam karangan narasi siswa kelas V. karangan narasi menurut Gorys Keraf
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dalam skripsi Achmad Taufik (2014: 14)
tertarik untuk melakukan penelitian dengan bahwa narasi dapat dibatasi sebagai suatu
judul “Analisis Kemampuan Penggunaan bentuk wacana yang sasaran utamanya
Ejaan dalam Karangan Narasi Siswa Kelas adalah tindak tanduk yang dijalin dan
V SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang”. dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa
Tujuan penelitian yang diharapkan yang terjadi dalam suatu waktu.
adalah mendeskripsikan kemampuan Narasi adalah pengisahan suatu
penggunaan ejaan dalam karangan narasi cerita atau kejadian atau menyajikan sebuah
siswa kelas V SDN Tlogosari Kulon 05 kejadian yang disusun berdasarkan urutan
Semarang yang meliputi penggunaan huruf waktu (Tim Penyusun, 2008: 952). Jadi,
kapital, penulisan kata, dan penggunaan dalam narasi penulis menceritakan suatu
tanda baca. peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar

70
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

pembaca seolah-olah mengalami kejadian bukan angka-angka. Selain itu, semua yang
yang diceritakan. dikumpulkan berkemungkinan menjadi
Dari pengertian di atas dapat kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
disimpulkan bahwa narasi adalah suatu Dalam penelitian ini dalam
bentuk cerita/karangan yang ditulis oleh pengumpulan data peneliti menggunakan
seseorang yang isinya menceritakan metode simak dengan teknik catat. Teknik
suatu peristiwa atau kejadian yang catat adalah teknik lanjutan yang akan
memiliki tujuan agar pembaca seolah-olah dilakukan ketika menerapkan metode
mengalami kejadian yang diceritakan oleh simak, karena akan mengumpulkan data
penulis. dari karangan narasi yang dibuat siswa.
Keterampilan menulis di sekolah Cara menganalisis data dari Miles
dasar dijabarkan menjadi dua yaitu di dan Huberman (1984) dalam (Sugiyono,
kelas rendah dan di kelas tinggi. Adapaun 2015: 337) yaitu mengemukakan bahwa
Kompetensi Dasar (KD) yang terkait aktivitas dalam analisis data kualitatif
dengan keterampilan menulis di kelas dilakukan secara interaktif dan berlangsung
tinggi meliputi: melengkapi percakapan secara terus menerus sampai tuntas,
dengan memperhatikan ejaan, cara sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas
menuliskan petunjuk, melengkapi cerita dalam analisis data ada 3 yaitu reduksi data,
yang rumpang, menulis surat, menyusun penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
karangan dengan memperhatikan ejaan, Atau dengan kata lain data yang dianalisis
menulis pengumuman, membuat pantun dalam penelitian adalah karangan narasi
anak, menulis karangan berdasarkan siswa yang dicari kesalahannya dalam
pengalaman sesuai dengan ejaan, menulis penggunaan huruf kapital, penulisan kata,
surat undangan, menulis dialog sederhana, dan penggunaan tanda baca.
meringkas isi buku, teks instruksi, Mereduksi data berarti merangkum,
membuat teks wawancara, menulis teks memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
cerita, menulis teks laporan pengamatan, pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
membuat pantun, teks paparan iklan, polanya dan membuang yang tidak perlu
membuat teks puisi, mengisi formulir, (Sugiyono, 2015: 338). Dalam penelitian
mengubah puisi ke prosa, dan menyusun ini, yang dilakukan peneliti adalah ketika
naskah pidato. peneliti sudah memperoleh hasil karangan
narasi siswa kemudian peneliti hanya
METODE PENELITIAN mengambil 22 karangan narasi yang akan
Pendekatan yang digunakan dianalisis sesuai dengan tingkat kesalahan
dalam penelitian adalah pendekatan penggunaan huruf kapital, penulisan kata,
deskriptif kualitatif. Moleong (2008: 11) dan penggunaan tanda baca.
menyebutkan bahwa dalam penelitian Setelah data direduksi, maka
deskriptif kualitatif data yang dikumpulkan langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
adalah berupa kata-kata, gambar, dan penyajian data. Penyajian data dalam

71
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

penelitian ini dilakukan dengan cara penggunaan huruf kapital yang benar,
peneliti menyajikan data hasil analisis atau dan penggunaan huruf kapital yang salah.
pembenaran dari kesalahan penggunaan Kemudian persentase tingkat kesalahan
ejaan pada karangan narasi siswa. didapatkan dari jumlah huruf kapital
Setelah peneliti menyajikan yang salah dibagi jumlah seluruh huruf
data hasil analisis kemudian peneliti kapital yang seharusnya digunakan dalam
menghitung persentase tingkat kesalahan karangan tersebut setelah itu hasilnya
penggunaan ejaan sesuai dengan rumus dikali 100%.
persentase kemudian mengklasifikasikan Hasil kemampuan penggunaan
ke dalam kriteria persentase penggunaan huruf kapital dalam karangan narasi siswa
ejaan, maka dapat diketahui seberapa terdapat beberapa kriteria yang bervariasi
besar tingkat kesalahan penggunaan ejaan sesuai dengan hasil persentase. Tidak
pada karangan narasi siswa. terdapat siswa yang termasuk dalam
kriteria kurang dan sangat kurang, hal
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN tersebut berarti tidak terdapat siswa yang
Penelitian ini membahas tentang mencapai persentase tingkat kesalahan
kemampuan penggunaan ejaan dalam penggunaan huruf kapital dengan rentang
karangan narasi siswa kelas V SDN 61% - 100%. Sedangkan untuk siswa yang
Tlogosari Kulon 05 Semarang yang meliputi mencapai persentase tingkat kesalahan
penggunaan huruf kapital, penulisan 41% - 60% yang termasuk dalam kriteria
kata, dan penggunaan tanda baca. Jumlah cukup terdapat 5 siswa. Untuk kriteria baik
karangan narasi siswa yang dianalisis oleh terdapat 4 siswa dengan persentase tingkat
peneliti sebanyak 22 karangan. kesalahan 21% - 40%. Sedangkan untuk
persentase tingkat kesalahan 0% - 20%
Penggunaan Huruf Kapital yang termasuk dalam kriteria sangat baik
Kemampuan penggunaan huruf terdapat 13 siswa.
kapital dalam karangan narasi siswa Apabila dilihat persentase secara
kelas V SDN Tlogosari Kulon 05 Semarang keseluruhan (rata-rata) kemampuan
menunjukkan hasil yang bervariasi penggunaan huruf kapital termasuk dalam
sesuai dengan hasil persentase. Hasilnya kriteria baik karena hasil persentase
menunjukkan bahwa 13 siswa termasuk tingkat kesalahan mencapai 21,94%. Jadi
kriteria sangat baik, 4 siswa termasuk dapat disimpulkan bahwa kemampuan
kriteria baik, dan 5 siswa termasuk kriteria penggunaan huruf kapital dalam karangan
cukup. narasi siswa termasuk dalam kriteria baik
Hasil analisis tersebut didapatkan karena persentase tingkat kesalahannya
dengan menggunakan rumus persentase. mencapai 21,94%.
Penghitungan menggunakan rumus Kesalahan penggunaan huruf
persentase yang dilakukan dengan cara kapital yang biasanya dilakukan oleh siswa
menghitung jumlah seluruh huruf kapital, adalah kesalahan huruf pertama di awal

72
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

kalimat, kesalahan huruf kapital di tengah menunjukkan suatu tempat maka


kata dalam kalimat, kesalahan nama penulisannya seharusnya dipisah,
pada suatu objek atau tempat, kesalahan sedangkan beberapa siswa menuliskannya
penulisan judul karangan. Kesalahan yang dengan cara dirangkai. Contohnya, “Lalu
paling sering terjadi adalah kesalahan saya pulang sampai dirumah saya merasa
penggunaan huruf kapital di tengah kata lelah lalu saya tidur”, kata “dirumah”
dalam kalimat Contohnya, “Dan Sampai karena menunjukkan suatu tempat maka
di Sana pukul 10.00”, penulisan huruf seharusnya penulisannya menjadi “ di
“S” dan “S” pada kalimat tersebut tidak rumah”, sehingga perbaikan kalimatnya
perlu menggunakan huruf kapital. Jadi, menjadi “Lalu saya pulang sampai di rumah
seharusnya penulisannya adalah “Dan saya merasa lelah lalu saya tidur”.
sampai di sana pukul 10.00”. Kesalahan penulisan kata yang juga
Selain itu kesalahan yang sering sering terjadi adalah penulisan kata yang
muncul berupa penulisan huruf pertama hurufnya tidak lengkap atau tidak utuh
di awal kalimat. Contohnya, “pada saat itu sehingga kata yang dituliskan menjadi tidak
saya masih berumur 7 tahun”, penulisan bermakna. Contohnya, “Dan setelah masuk
huruf “p” pada awal kalimat seharusnya ternyata di sana sangat luas halamanya”,
menggunakan huruf kapital. Jadi, kata “halamanya” seharusnya ditulis
seharusnya penulisannya menjadi “Pada “halamannya”. Jadi peraikan kalimatnya
saat itu saya masih berumur 7 tahun”. menjadi “Dan setelah masuk ternyata di
a. Penggunaan Penulisan Kata Kemampuan sana sangat luas halamannya”. Kata lain
penulisan kata dalam karangan narasi yang salah dalam penulisannya contohnya
siswa kelas V SDN Tlogosari Kulon “perempua”, “bermai”, “hewanya”, “meucap”,
05 Semarang menunjukkan bahwa dsb. Seharunya kata-kata tersebut ditulis
seluruh siswa termasuk dalam kriteria “perempuan”, “bermain”, “hewannya”,
sangat baik. Dengan kata lain, tingkat “mengucap”, dsb. Selain itu, kesalahan
kesalahan siswa dalam penulisan kata penulisan kata yang sering terjadi adalah
relatif kecil. penggunaan kata yang tidak baku.
Penghitungan hasil kemampuan Contohnya, “gurame”, “mie”, “ahirnya”,
penulisan kata dengan cara yang sama “Saptu”, “terjebur”, dsb. Seharusnya
dengan penghitungan penggunaan huruf penulisannya yang baku menjadi “gurami”,
kapital, yang membedakan adalah dalam “mi”, “akhirnya”, “Sabtu”, “tercebur”, dsb.
penghitungan hasil penulisan kata yang Hasil kemampuan penggunaan
dihitung adalah jumlah seluruh kata huruf kapital dalam karangan narasi siswa
yang seharusnya ada di dalam karangan terdapat beberapa kriteria yang bervariasi
narasi siswa tersebut. sesuai dengan hasil persentase. Tidak
Kesalahan penulisan kata yang terdapat siswa yang termasuk dalam
biasanya dilakukan oleh siswa adalah kriteria kurang dan sangat kurang, hal
penulisan kata hubung “di”, jika “di” tersebut berarti tidak terdapat siswa yang

73
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

mencapai persentase tingkat kesalahan kesalahan hanya mencapai 11,19%.


penggunaan huruf kapital dengan rentang Kemampuan penggunaan tanda baca
61% - 100%. Sedangkan untuk siswa yang dalam karangan narasi siswa kelas V SDN
mencapai persentase tingkat kesalahan Tlogosari Kulon 05 Semarang menunjukkan
41% - 60% yang termasuk dalam kriteria hasil yang bervariasi.
cukup terdapat 5 siswa. Untuk kriteria baik Penghitungan hasil kemampuan
terdapat 4 siswa dengan persentase tingkat penggunaan tanda baca yang dihitung
kesalahan 21% - 40%. Sedangkan untuk adalah penggunaan tanda baca yang
persentase tingkat kesalahan 0% - 20% seharusnya ada dalam karangan narasi
yang termasuk dalam kriteria sangat baik tersebut.
terdapat 13 siswa. Setelah selesai menganalisis
Apabila dilihat persentase secara karangan narasi siswa, maka diketahui
keseluruhan (rata-rata) kemampuan bahwa kesalahan penggunaan huruf kapital
penggunaan huruf kapital termasuk dalam dalam karangan narasi siswa didapatkan
kriteria baik karena hasil persentase hasil 21,94% termasuk dalam kriteria
tingkat kesalahan mencapai 21,94%. Jadi baik. Sedangkan dalam penulisan kata
dapat disimpulkan bahwa kemampuan didapatkan hasil 5,49% termasuk dalam
penggunaan huruf kapital dalam karangan kriteria sangat baik. Kemudian untuk
narasi siswa termasuk dalam kriteria baik penggunaan tanda baca didapatkan hasil
karena persentase tingkat kesalahannya 11,19% termasuk dalam kriteria sangat
mencapai 21,94%. baik.
Penggunaan Tanda Baca Dari ketiga indikator yaitu
Hasil kemampuan penggunaan penggunaan huruf kapital, penulisan kata,
tanda baca dalam karangan narasi dan penggunaan tanda baca, kesalahan yang
siswa menunjukkan hasil persentase paling banyak terjadi adalah penggunaan
yang bervariasi. Terdapat 19 siswa yang huruf kapital yaitu dalam persentase
termasuk dalam kriteria sangat baik dengan tingkat kesalahan 21,94%.
persentase tingkat kesalahan penggunaan Kesalahan penggunaan huruf
tanda baca 0% - 20%. Sedangkan siswa kapital yang biasa dilakukan oleh siswa
dengan persentase kesalahan penggunaan adalah kesalahan huruf pertama di awal
tanda baca 21% - 40% dengan kriteria baik kalimat, kesalahan huruf kapital di tengah
terdapat 2 siswa. Selain itu, terdapat 1 siswa kata dalam kalimat, kesalahan nama
termasuk dalam kriteria cukup dengan pada suatu objek atau tempat, kesalahan
persentase tingkat kesalahan penggunaan penulisan judul karangan. Kesalahan yang
tanda baca 41% - 60%. paling sering terjadi adalah kesalahan
Apabila dilihat persentase secara penggunaan huruf kapital di tengah kata
keseluruhan kemampuan penggunaan dalam kalimat Contohnya, “Dan Sampai
tanda baca termasuk dalam kriteria sangat di Sana pukul 10.00”, penulisan huruf
baik karena hasil persentase tingkat “S” dan “S” pada kalimat tersebut tidak

74
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

perlu menggunakan huruf kapital. Jadi, PENUTUP


seharusnya penulisannya adalah “Dan Berdasarkan hasil penelitian
sampai di sana pukul 10.00”. kemampuan penggunaan ejaan dalam
Selain itu kesalahan yang sering karangan narasi siswa kelas V SDN
muncul berupa penulisan huruf pertama Tlogosari Kulon 05 Semarang maka
di awal kalimat. Contohnya, “pada saat itu diperoleh simpulan bahwa hasil analisis
saya masih berumur 7 tahun”, penulisan kemampuan penggunaan ejaan siswa
huruf “p” pada awal kalimat seharusnya termasuk dalam kriteria baik karena
menggunakan huruf kapital. Jadi, tingkat persentase kesalahan penggunaan
seharusnya penulisannya menjadi “Pada ejaan siswa mencapai 0% - 21,94%.
saat itu saya masih berumur 7 tahun”. Penggunaan huruf kapital
Meskipun kedua indikator yang merupakan kesalahan yang paling sering
lainnya termasuk dalam kriteria sangat dilakukan oleh siswa dalam menulis
baik, namun siswa harus tetap belajar karangan narasi. Kesalahan penggunaan
lebih giat. Terlebih lagi kemampuan huruf kapital sering terjadi pada saat
penggunaan huruf kapital siswa harus penulisan huruf kapital di tengah kata
ditingkatkan. Dengan demikian, siswa akan dalam satu kalimat dan penulisan huruf
dapat menulis dengan baik sesuai dengan pertama di awal kalimat. Hendaknya guru
kaidah-kaidah penggunaan Ejaan Yang lebih memperhatikan lagi kemampuan
Disempurnakan (EYD). Selain itu, guru juga penggunaan ejaan siswa dalam menulis
harus mampu menjadi contoh bagi siswa agar tulisan yang dihasilkan siswa sesuai
dan mengajarkan siswa menulis yang baik dengan kaidah-kaidah penggunaan EYD.
dalam menggunaan ejaan yang tepat sesuai
dengan kaidah EYD. DAFTAR PUSTAKA
Selain kesalahan penggunaan huruf Achmad, T. B. K. 2015. Peningkatan
kapital, penulisan kata, dan penggunaan Keterampilan Menulis Karangan
tanda baca yang dilakukan siswa, juga Narasi Melalui Media Gambar Seri
menemukan kesalaan-kesalahan siswa pada Siswa Kelas IV SD Negeri
berupa penyusunan kalimat yang kurang Kwaran Kecamatan Ngawen
efektif. Contohnya seperti “Saya pergi ke Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran
kebun binatang bersama ayah saya”, agar 2013/2014. (Doctoral Dissertation,
kalimat tersebut lebih efektif seharusnya PGSD). (diakses 09 November 2015)
penulisannya menjadi “Saya pergi ke kebun Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
binatang bersama ayah”, karena “ayah” Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
dalam kalimat tersebut sudah mewakili Cipta.
“ayah dari penulis” maka kata “saya” di Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis
belakang kata “ayah” seharusnya tidak Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
perlu dituliskan. Cipta.

75
Lingua. Volume XIII. Nomor 1. Januari 2017

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Undang-undang Republik Indonesia No.


Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat 19 Tahun 2005. 2006. Standar
Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gramedia Pustaka Utama. SD/MI. Jakarta: Badan Standar
Moleong, J. Lexy. 2008. Metodologi Nasional Pendidikan.
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sebagai Suatu Keterampilan
Muhlisin. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Berbahasa Indonesia dalam Tim Penyusun. 2015. Pedoman Umum
Penerapan Kaidah EYD pada Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV Disempurnakan dan Pedoman Umum
SDN 02 Kandangserang Pekalongan. Pembentukan Istilah. Bandung:
Skripsi UPGRIS. Tidak Terbit. Yrama Widya.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Indonesia Apresiasi Sastra di
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Rosdakarya.
Universitas Terbuka.

76

Anda mungkin juga menyukai