Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Aldi Maswihardo C
NIM. G1D008086
Oleh:
SKRIPSI
Penguji I,
Wastu Adi M, S.Kep., M.Kep. (…………………………)
NIP. 197304232006041002
Pembimbing I,
Made Sumarwati, S.Kp., MN. (…………………………)
NIP. 196812021993032001
Pembimbing II,
Sulistiani, S.Kep., Ns. (…………………………)
NIP. 19690121198903200
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
Aldi Maswihardo C
G1D008086
iii
PERSEMBAHAN
Ibu Made (pembimbing 1), Ibu Sulistiani (pembimbing 2), dan Pak Wastu
(penguji) yang senantiasa ikhlas dan baik hati mencurahkan tenaga perhatian dan
kasih sayang serta pengarahan dalam penyusunan skripsi saya semoga
mendapatkat berkah, rahmat, kesehatan, dan selalu dalam lindungan-Nya.
Untuk semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan karya
yang indah ini, teruntuk sahabat-sahabat tercinta yang senantiasa medampingi,
memotivasi dan mendukung disetiap langkah dan hari-hariku
Sahabat angkatan 2008 jurusan Keperawatan khususnya A2
(Adit, Agus, Anggun, Hasan, Estho, Lika, Nisa, Arif, Hanung, Tera, Mia, Putri,
Dwi, Shella, Umi, Eva , Ayu, Teddy, Fajar, Teten, Sule, Ori, Oktri, Tisna, Tiska,
Liya, Dessy, Ipha, Tanti, Sunu, Guido, Titis, Furyanto, Oncho, Anda, Fitri, Septri,
Indri, Titi, Taufik, Ikhsan, Tiwi, Yulia, Dea, Hervi, Widi, Neny, Tio, Nana, Opi). I
love you no coment (long live my family).
Spesial buat :
Terra, Esto, Fajar, Dodo (S.Kep yg sedang mengejar Ns)
Teten, Dwi, Putri, (yang sedang mengejar S.kep, Ns)
Ikhsan dan tofik (yang sedang menyelesaikan akademik)
iv
MOTTO
Kesehatan memang bukan segalanya, tapi segalanya tidak akan berarti
tanpa kesehatan
Bukan seberapa hebat atau seberapa besar yang kamu raih, tapi
seberapa yang sudah kamu beri
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah untuk
menjadi manusia yang berguna (Einstein)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
1. TK Saraswati Surabaya
2. 1996-2002 SD N Barata Jaya II no 203 Surabaya
3. 2002-2005 SMP GIKI III Surabaya
4. 2005-2006 SMA GIKI II Surabaya
5. 2006-2008 SMA Sultan Agung I Semarang
6. 2008-sekarang Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas jenderal Soedirman
vi
PRAKATA
1. Dr. Warsinah, M.Si, Apt, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Jenderal Soedirman.
setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat agar dapat meminimalisir
5. Wastu Adi M., S.Kp., M.Kep., selaku dosen penguji untuk memberikan
6. Kedua orang tua dan adik tercinta, atas dorongan dan doa dalam penyusunan
vii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
usulan penelitian ilmiah ini, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi hasil yang lebih baik, semoga penelitian ini mendapat
Penulis
viii
Jurusan Keperawatan
2013
ABSTRAK
ix
bentuk persentase. Usia responden 20-45 dengan Retara/mean usia 25 tahun,
standart deviasi 5,063 dan varians 20,09%, responden yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 30 responden (46,2%), sedangkan responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 35 responden (53,8%), hasil uji Fisher’s Exact bahwa nilai p
value = 0,361 (p value < 0,05) yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna
antara ilmu pengetahuan dasar dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa
program profesi ners, hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa nilai p value =
0,023 (p value < 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
atmosfer sosial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa program profesi ners,
hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa nilai p value = 0,020 (p value > 0,05)
yang artinya ada hubungan yang bermakna antara program pelatihan dan
workshop dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa program profesi ners, hasil
uji Fisher’s Exact menunjukkan bahwa nilai p value = 1,000 (p value > 0,05)
yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara supervisi dengan tingkat
kecemasan pada mahasiswa program profesi ners, hasil uji Fisher’s Exact
menunjukkan bahwa nilai p value = 0,761 (p value > 0,05) yang artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa program profesi ners.
Kesimpulan: Gambaran lingkungan belajar klinik di RSUD. Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto dapat disimpulkan sebagai brikut : meliputi kondisi
lingkungan belajar mahasiswa, atmosfer sosial, program pelatihan dan workshop,
supervisi dan beban kerja. Kondisi lingkungan belajar di RSUD. Prof. dr.
Margono Soekarjo Purwokerto dalam kondisi yang baik, atmosfer sosial di RSUD
Prof. dr. margono soekarjo dalam kondisi yang baik, program pelatihan dan
workshop dalam kondisi dalam mayoritas baik, supervisi yang di terima oleh
mahasiswa mayoritas baik, beban kerja yang praktik dalam kondisi yang baik.
Sebagian mahasiswa mengalami kecemasan yang ringan atau tidak mengalami
kecemasan.
Kata Kunci: kecemasan, lingkungan belajar klinik.
Referensi: 40 (1959-2011)
x
Nursing Departement
2013
PURWOKERTO HOSPITAL
ABSTRACT
Background: Educational clinics are part of basic nursing education and includes
a portion of the nursing curriculum. In a clinical study, the opportunity given to
the students to prepare themselves for their future work in hospitals and other
health institutions.
Objective: To determine the relationship of clinical learning environment to the
level of anxiety in the clinical learning student nurses in Prof. dr. Margono
Soekarjo Purwokerto hospitals.
Methods: This type of research used in this study is observational analytic studies
using cross-sectional design, which is a research to study the dynamics of
correlation with the data collected at the same time at some point. Sample size
was 65 respondents with a cross sectional analysis before and after treatment to be
used in the chi-square test and Fisher's Exact Test using test.
Results: Data processing begins by compiling the results of research in the scales
. Form of quantitative data , ie data in the form of numbers or numbers .
Furthermore, the data that are quantitative , tangible figures on the calculation of
the student response is described in terms of percentage . Respondents aged 20-45
with Retara / mean age 25 years , standard deviation and variance 5.063 20.09 % ,
xi
of the respondents that the male sex as much as 30 respondents ( 46.2 % ) , while
female respondents were 35 respondents ( 53 , 8 % ) , Fisher's Exact test results
that the p value = 0.361 ( p value < 0.05 ) , which means there is no significant
relationship between basic science to the level of anxiety in student professional
nurses , Fisher's Exact test results show that the value of p value = 0.023 ( p value
< 0.05 ) . This shows there is a significant association between social atmosphere
with the level of anxiety in student professional nurses , Fisher's Exact test results
showed that the p value = 0.020 ( p value > 0.05 ), which means there is a
significant relationship between training programs and workshops with levels of
anxiety in student professional nurses , Fisher's Exact test results showed that p
value = 1.000 ( p value > 0.05 ) , which means there is no significant relationship
between the level of anxiety in supervision with student nurses profession ,
Fisher's Exact test results show that the p value = 0.761 ( p value > 0.05 ) , which
means there is no significant relationship between workload with the level of
anxiety in student professional nurses.
Conclusion: Overview of clinical learning environments in Prof. dr. Margono
Soekarjo hospitals, brikut Navan can be summarized as: student learning include
environmental conditions, social atmosphere, training programs and workshops,
supervision and workload. The condition of learning environment in Prof. dr.
Margono Soekarjo hospitals. Navan in good shape, the social atmosphere in Prof.
dr. Margono Soekarjo hospitals in good shape, training programs and workshops
in good condition in the majority, supervision received by the majority of good
students, practice workload in good shape. Most students experiencing mild
anxiety or anxiety.
Keywords: anxiety, clinical learning environment.
Reference: 40 (1959-2011)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
xiii
BAB V PENUTUP ……………………………………………… 59
A. Kesimpulan ………………………………………….. 59
B. Saran ………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam menghadapi masa depan mereka dalam bekerja di rumah sakit maupun
puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, dan keluarga serta masyarakat atau
1
Rumah sakit merupakan fasilitas yang mutlak yang harus ada karena
belajar klinik di rumah sakit merupakan konteks sosial yang unik dengan
untuk praktik dan aplikasi pengetahuan dan evaluasi (Emilia, 2008). Hal
serupa diungkapkan oleh Reilly dan Oermann (2002) pada lingkungan klinik,
pengaruh yang penting pada kualitas hasil belajar mahasiswa. Selain itu,
2
Menurut Locken dan Norberg (2007) mahasiswa jurusan keperawatan
sering dihadapkan dengan kondisi yang dinamis, cemas, situasi stress, selama
yang baru didapat dari pendidikan klinik, mengelola pasien secara holistik,
ini, ditambah dengan yang lainnya lagi, menyebabkan rasa cemas tinggi di
diawal praktik. Hampir semua siswa mengalami cemas saat diawal praktik.
3
Komponen lingkungan belajar klinik yang bisa menyebabkan kecemasan
workshop, supervisi dan juga beban kerja. Ilmu pengetahuan dasar dapat
bentuk dari interaksi antara sesama pekerja di rumah sakit maupun dengan
pasien, atmosfer sosial tidak selalu berjalan dengan positif dan sesuai dengan
harapan. Beban kerja setiap perawat di tiap ruang perawatan sangat berbeda.
Ketika berada dalam beban puncak, maka tingkat stres perawat dapat menjadi
tinggi (Knox, 1985; Papp et al., 2003; Tang, Chou, & Chiang, 2005).
telah didapat sebelumnya, dan pendidik ini harus bisa mengubah pemikiran
mereka bahwa apa yang didapatkan di teori bisa jadi sangat berbeda dengan
4
maupun yang buruk sebagai kesempatan untuk belajar, baik tugas yang
menurun.
mengalami cemas belum tentu cemas bagi yang lain. Biasanya orang yang
tekanan yang datang dari perawat (seperti ditegur dengan keras jika
5
B. Perumusan Masalah
6
C. Tujuan Penelitian
1. TujuanUmum
2. Tujuan Khusus
7
g. Menganalisis hubungan beban kerja terhadap tingkat kecemasan pada
D. Manfaat Penelitian
manfaat bagi Ilmu Keperawatan yaitu dapat dijadikan bahan masukan dan
8
3. Bagi Lahan Praktik
dalam hal lingkungan belajar kinik pada program tahap profesi, dan
manfaat yaitu sebagai dasar dan bahan rujukan untuk penelitian lebih
keperawatan.
E. Keaslian Penelitian
9
1. Resnayati, Y, 2007 dengan judul Faktor determinan pengalaman belajar
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
hasil belajar dari mahasiswa (Dunn & Burnett, 1995). Menurut Chan, D
banyaknya perbedaan tatanan dan format, hal yang paling utama yang
biasanya terdapat pada lingkungan belajar klinik adalah disiplin ilmu itu
Semua hal tersebut adalah bagian yang sudah umum yang terdapat pada
klinik adalah masa peralihan, maka dari itu sangatlah penting untuk
tertentu.
workshop, supervisi, dan beban kerja (Knox, 1985; Papp et al., 2003;
11
a. Ilmu pengetahuan dasar
profesional.
b. Atmosfer sosial
oleh rekan dan staf rumah sakit lain. Atmosfer sosial meliputi
hubungan antar perawat dan iklim organisasi yang ada di rumah sakit.
selalu berjalan dengan positif dan sesuai dengan harapan karena tidak
12
dipungkiri bahwa didalam dunia kerja selalu ada persaingan dari
pelakunya.
d. Supervisi
yang tersedia.
13
e. Beban kerja
memecahkan masalah (Pannen dan Sadjati, 2001). Oleh sebab itu, model
oleh dua faktor utama, yaitu kurikulum dan staf pengajar. Peran
14
pengalaman dan perasaan mahasiswa profesi, dengan tujuan akhir
untuk poin-poin yang cukup penting serta dilakukan dalam frekuensi yang
Indonesia antara lain adalah satuan kredit semester (SKS) dan kurikulum
usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk
tenaga pengajar.
15
mahasiswa keperawatan yang menggunakan sistem SKS dan blok,
2. Kecemasan
berbeda dengan phobia (fobia), karena tidak spesifik untuk situasi tertentu.
Kecemasan dapat menyerang siapa saja, setiap saat, dengan atau tanpa
alasan apapun.
16
yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia,
mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak
aman dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang
kecemasan, yaitu: Bahwa kejadian yang sama belum tentu dirasakan sama
pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu rangsangan atau kejadian
17
percaya bahwa mereka tidak dapat mengatasi dari situasi yang secara
conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau
pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya
bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa (Calvin, 1993).
frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi akan timbul bila adanya
Konfliknya terjadi bilamana individu tidak dapat memilih antara dua atau
18
Secara sederhana kecemasan dapat disebabkan karena individu
mempunyai rasa takut yang tidak realistis, karena mereka keliru dalam
yang salah, dimana individu merasa bahwa dirinya tidak mampu mengatasi
apa yang terjadi atau apa yang dapat dilakukan untuk menolong diri sendiri.
setiap individu, namun jika tidak dihadapi secara tepat maka akan
19
B. Kerangka Teori
Lingkungan Belajar
Klinik (Clinical
Learning
Environment)
1. Ilmu pengetahuan
dasar
2. Atmosfer social Kecemasan (Anxiety)
3. Program pelatihan
dan workshop
4. Supervisi
5. Beban kerja
20
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Supervisi
Beban Kerja
Variabel Pengganggu
Faktor yang
mempengaruhi:
1. Mekanisme Koping
2. Kemandirian
3. Kejelasan Peran
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
21
D. Hipotesis
Soekarjo Purwokerto.
Soekarjo Purwokerto.
Soekarjo Purwokerto.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
yang sedang menjalani praktik klinik di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
140 mahasiswa yang sedang menjalani program profesi Ners dari berbagai
2. Sampel
(Arikunto, 2006).
a. Jumlah sampel
23
sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin (Riduwan,
2009):
=
1+
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : populasi
140
=
1 + 140.0,1
jumlah sampel sebesar 10% dari jumlah sampel awal, sehingga sampel
b. Teknik sampling
24
penelitian ini terdiri dari 7 kelompok (stase), maka setiap kelompok
cara acak sederhana, yakni dengan cara mengundi anggota dari setiap
kelompok.
a. Kriteria inklusi
sebagai berikut:
b. Kriteria Eksklusi
25
C. Variabel Penelitian
dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
stimulus, input (Sugiyono, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel ini
terikat. Variabel pengganggu ini ada apabila terdapat faktor atau variabel
ketiga pengganggu yang berkaitan dengan faktor resiko dan faktor akibat
26
D. Definisi Operasional Variabel
27
setuju, “STS”
untuk sangat tidak
setuju.
Beban kerja Tuntutan pekerjaan pada Kuesioner dengan 1. Kurang jika skor Ordinal
suatu unit yang memaksa item pertanyaan 4-9
keseimbangan antara sebanyak 5 2. Baik jika skor 10-
pelayanan dan pertanyaan, 15
pengembangan profesi. menggunakan 3. Sangat Baik jika
skala Likert yaitu skor > 15
“SS” untuk
Sangat setuju, “S”
untuk setuju,
“TS” untuk tidak
setuju, “STS”
untuk sangat tidak
setuju.
Variabel Dependent
Kecemasan Suatu ketegangan, rasa tidak Menggunakan 1. Skor < 17 : Ordinal
aman, kekhawatiran, yang skala HARS yang Tidak ada
timbul karena dirasakan terdiri dari 14 kecemasan
akan mengalami kejadian item pernyataan. 2. Skor 18-24:
yang tidak menyenangkan kecemasan ringan
yang terjadi karena pengaruh 3. Skor 25-30:
lingkungan sekitarnya yang kecemasan
mungkin dapat sedang
menyebabkan perasaan yang 4. Skor > 30:
tidak nyaman. kecemasan berat
E. Instrumen Penelitian
kuesioner yang terdiri dari tiga macam kuesioner yakni: kuesioner data
Kuesioner data pribadi ini dibuat sendiri oleh peneliti, kuesioner ini
jenis kelamin, umur, ruangan atau stase yang sedang dilakukan praktek
28
2. Kuisoner lingkungan belajar klinik
sudah ada sebelumnya, kuesioner ini dibuat oleh Mulyono (2011) dengan
belajar klinik.
Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, dan STS: Sangat Tidak Setuju.
atau responden ragu untuk mengisi, maka dari itu pengisian kuesioner ini
harus didampingi oleh peneliti yang bisa menjelaskan isi kuesioner untuk
3. Kuesioner kecemasan
29
pernafasan, gejala gastrointestinal, gejala urogenital, gejala vegetatif, dan
Hasil dari jawaban kuesioner ini berupa skor, skor maksimum adalah 56,
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2008). Uji validitas bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data penelitian
30
(∑ ) − (∑ ) (∑ )
=
[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]
Keterangan :
r : koefisien korelasi
N : jumlah responden
Kriteria pengujian:
Uji validitas dalam penelitian ini akan dilakukan pada 20 orang mahasiswa.
Kuesioner dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel, r tabel
disini diperoleh dari nilai df yakni df = n-2, maka df = 20-2 = 18, jika df 18,
maka nilai r tabel adalah 0,444. Kuesioner valid jika r hitung > 0,444.
yang dilakukan pada tanggal 25-27 Juli 2013 diperoleh hasil bahwa semua
program pelatihan dan workshop, supervisi dan beban kerja dinyatakan valid.
31
Berdasarkan tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa semua pernyataan
kuesioner dari setiap variabel dinyatakan valid karena r hitung lebih dari
besar r tabel.
pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Saryono, 2008). Bila suatu
alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
∑
= 1−
−1
Keterangan :
Kriteria pengujian:
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan hanya untuk
diuji validitas dan reliabilitas karena kuesioner data pribadi hanya berisi
pertanyaan seputar data pribadi responden seperti nama, jenis kelamin, umur
32
dan lain-lain, sedangkan kuesioner kecemasan (HARS) tidak diuji validitas
dan reliabilitasnya karena kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas
menggunakan kuesioner ini. Nilai validitas dan reliabilitas dari skala HARS
sendiri adalah masing-masing 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa
Ners yang sedang melakukan praktek kerja di lingkungan RSUD Prof. dr.
variabel dinyatakan reliabel dengan nilai r hitung lebih dari r tabel (0,444).
33
dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswa program profesi Ners. Sebelum
diberikan waktu dan diminta untuk mengisi data sesuai yang tercantum dalam
Jenis Data
1. Data Primer
gambaran isi kuesioner. Jika ada pernyataan yang tidak jelas bagi
34
2. Data Sekunder
primer. Data responden diperoleh dari data RSUD Prof. dr. Margono
H. Jalannya Penelitian
untuk diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu, dan studi dokumentasi
kuesioner.
35
4. Tahap penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian. Setelah kegiatan
penelitian dalam sebuah sidang atau dalam sebuah ujian hasil penelitian.
pengolahan dan analisa data. Sebelum data dianalisis, data diolah terlebih
1. Editing
memeriksa data tentang hasil dari kuesioner lingkungan belajar klinik dan
2. Coding
36
lembar jawaban agar mempermudah membacanya dan memungkinkan
3. Tabulasi data
4. Analisa data
a. Analisis univariat
= 100%
Keterangan:
N : Jumlah populasi
37
adalah jenis kelamin, umur, lingkungan belajar klinik dan tingkat
b. Analisis bivariat
∑( − )
=
Keterangan:
∑ : Penjumlahan
X2 : Chi Square
degree of freedom (df) atau derajat kebebasan yakni jika p value < 0,05
maka hasilnya bermakna yang artinya Ha diterima, dan jika p value >
38
0,05 maka hasilnya tidak bermakna yang artinya Ha ditolak atau Ho
diterima.
Jika nilai <5 lebih dari 20% maka menggunakan uji alternatif
J. Etika Penelitian
instansi tempat penelitian dalam hal ini diajukan kepada Kepala Rumah Sakit
Nursalam (2003) dalam penelitian yang subjeknya manusia, maka ada tiga
1. Prinsip Manfaat
39
partisipasinya dalam penelitian ini tidak akan disalahgunakan demi
subjek, peneliti dan masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak
c. Resiko
3. Prinsip Keadilan
40
apabila ternyata mereka tidak bersedia atau Dropped out sebagai
41
BAB IV
A. Hasil Penelitian
skala. Data berbentuk kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka atau
bentuk persentase.
yang valid dan dibandingkan dengan jumlah skor total kali 100 %. Hasil
a. Karakteristik responden
42
2) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
(53,8%).
Kecemasan
43
Sumber: Data primer terolah
44
pelatihan dan workshop yang baik yakni sebanyak 33 responden
(50,8%).
45
f) Distribusi frekuensi Tingkat Kecemasan mahasiswa program
Uji awal menggunakan rumus Chi square dan ditemukan banyak nilai
<5 sebanyak 20% maka di lakukan uji ke dua menggunakan rumus Fisher
Exact Test. Hasil analisis bivariat dalam penelitian ini disajikan dalam
mengetahui hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini, tidak ada
responden yang mengalami kecemasan tingkat berat, maka dari itu peneliti
46
a. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan Dasar dengan Tingkat Kecemasan
Tabel 4.8. Hasil uji Fisher’s Exact antara ilmu pengetahuan dasar
dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa program
profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
Ilmu Tingkat Kecemasan p value
No Pengetahuan Ringan Berat Total
Dasar n % n % n %
1. Kurang 10 58,8 7 42,2 17 100
2. Baik 35 72,9 13 27,1 48 100 0,361
Total 45 69,2 20 30,8 65 100
lebih banyak yang mengalami kecemasan ringan. Hasil uji Fisher’s Exact
bahwa nilai p value = 0,361 (p value < 0,05) yang artinya tidak ada
Margono Soekarjo.
47
Tabel 4.9. Hasil uji Fisher’s Exact antara atmosfer sosial dengan
tingkat kecemasan pada mahasiswa program profesi ners
di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
Tingkat Kecemasan p value
Atmosfer
No Ringan Berat Total
Sosial
n % N % n %
1. Kurang 6 42,9 8 57,1 14 100
2. Baik 39 76,5 12 23,5 51 100 0.023
Total 45 69,2 20 30,8 65 100
value < 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
Kecemasan
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil uji Fisher’s Exact antara program pelatihan dan
workshop dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa
program profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono
Soekarjo
Program Tingkat Kecemasan p value
No Pelatihan dan Ringan Berat Total
Workshop N % n % n %
1. Kurang 10 47,6 11 52.4 21 100
0.020
2. Baik 35 79.5 9 20.5 44 100
Total 45 100 20 100 65 100
48
Tabel 4.10 menunjukkan mahasiswa yang merasakan adanya program
yang berat hasil Fisher’s Exact. Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan
bahwa nilai p value = 0,020 (p value > 0,05) yang artinya ada hubungan
Margono Soekarjo.
Tabel 4.11. Hasil uji Fisher’s Exact antara supervisi dengan tingkat
kecemasan pada mahasiswa program profesi ners di
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
Tingkat Kecemasan p value
No Supervisi Ringan Berat Total
n % N % n %
1. Kurang 6 66.7 3 33.3 9 100
1.000
2. Baik 39 69.9 17 30.4 56 100
Total 45 100 20 100 65 100
Exact menunjukkan bahwa nilai p value = 1,000 (p value > 0,05) yang
49
artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara supervisi dengan
Tabel 4.12. Hasil uji Fisher’s Exact antara beban kerja dengan tingkat
kecemasan pada mahasiswa program profesi ners di
RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
Tingkat Kecemasan p value
No Beban Kerja Ringan Berat Total
n % n % n %
1. Kurang 11 73.3 4 26.7 15 100
0.761
2. Baik 34 68.0 16 32.0 50 100
Total 45 100 20 100 65 100
kerjanya selama praktek itu baik maupun yang kurang baik, lebih banyak
menunjukkan bahwa nilai p value = 0,761 (p value > 0,05) yang artinya
tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan tingkat
Margono Soekarjo.
50
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
responden (1,5%).
Umumnya umur yang lebih tua akan lebih baik dalam menangani
laki, selain itu profesi keperawatan dianggap identik dengan rasa keibuan
51
kesabaran, ketelitian, tanggap, kelembutan, naluri mendidik, merawat,
tersendiri.
perawat dalam melakukan tindakan klinik di Rumah Sakit. RSUD Prof. dr.
kerja yang tinggi, hal ini menuntut perawat untuk memiliki pengetahuan
52
kerja yang tinggi. Rumah sakit dengan pengetahuan kerja yang tinggi akan
lebih obyektif terhadap iklim organisasi yang ada di dalam rumah sakit,
lingkungannya.
profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dengan p value = 0,023.
pengaruh persepsi sebagai role model dan bagaimana efek dari kegiatan
baik kepada CI, perawat klinik, staf maupun kepada pasien yang sedang
menjalai rawat inap. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh
kuat dan didukung oleh atmosfer sosial yang baik, akan meningkatkan
53
adalah responden dengan atmosfer sosial yang baik dan tidak mengalami
hubungan kerja sama dan hubungan sosial yang baik, maka tingkat
Kecemasan
54
terintegrasi baik secara praktek maupun teori. Tujuan dari program pelatihan
dapat mempelajari secara keseluruhan isi dan tujuan dari program pelatihan
responden (71,4%). Hal ini bisa disebabkan karena dengan adanya program
pengalaman yang lebih jika dibandingkan dengan hanya belajar dari teori di
menyebabkan kecemasan.
profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dengan p value = 0,568
dan 1,000.
akhir pengelolaan pasien yang lebih baik. Sehingga, supervisi yang efektif
55
interpersonal yang baik. Pemberian umpan balik sepatutnya dilakukan untuk
poin-poin yang cukup penting serta dilakukan dalam frekuensi yang cukup
sebagian besar responden adalah responden dengan supervisi yang baik dan
program profesi ners di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo dengan p value =
0,761.
56
secara langsung dalam kerja pkaktik klinik, melibatkan mahasiswa lainnya
baik dan benar, sehingga tugas tidak menumpuk, dan yang terakhir adalah
responden dengan beban kerja yang baik dan tidak mengalami kecemasan
sebanyak 13 responden (86,7%). Beban kerja yang memadai dan masih bisa
semakin terasah dengan adanya beban kerja yang cukup, dan mahasiswa
57
C. Keterbatasan Penelitian
1. Sampel yang diambil dalam penelitian ini terlalu sedikit, sehingga hasil
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto dalam kondisi yang baik, atmosfer
sosial di RSUD Prof. dr. margono soekarjo dalam kondisi yang baik,
supervisi yang di terima oleh mahasiswa mayoritas baik, beban kerja yang
59
B. Saran
mahasiswa.
60
DAFTAR PUSTAKA
Foley, B. J., Minick, M. P., &Kee, C. C. (2002). How nurses learn advocacy.
Journal of Nursing Scholarship, 34, 181-186.
Grealish, L., & Ranse, K. (2009). An exploratory study of first year nursing
students’ learning in the clinical workplace.Contemporary Nurse. 33(1), 80-
92.
Kilminster, S.M., Cotterall, D., Grant, J. & Jolly, B.C. (2007) AMEE Guide No.
27: Effective educational and clinical supervision. Medical Teacher, 29, 2–
19.
Rahmani, A., Zamanzadeh, V., Abdullah-zadeh, F., Lotfi, M., Bani, S.,
&Hassanpour, S. (2011). Clinical learning environment in viewpoints of
nursing students in Tabriz University of Medical Sciences.IJNMR, 14(3),
253-256
Tang, F., Chou, S., & Chiang, H. (2005). Students' perceptions of effective and
ineffective clinical instructors.Journal of Nursing Education, 44, 187-192
Nama :
Umur :
JenisKelamin :
PendidikanTerakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
SOEKARDJO PURWOKERTO”
mestinya.
Peneliti Responden
AldiMaswihardo C ………………………
Kode:
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA
PROGRAM PROFESI NERS
FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DI
RSUD DR. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO
A. Data Pribadi
JenisKelamin : L/P*
Usia :
Ruang :
Stase :
1. IlmuPengetahuanDasar
Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
1 Saya tidak begitu mengerti dan tahu tentang
tindakan keperawatan yang akan saya
lakukan kepada pasien
2 Saya dapat bertanya sebanyak apapun yang
kami ingin tahu di tempat praktik
3 Pertanyaan kami dapat terjawab dengan
memuaskan di ruang praktik ini
4 Buku atau literature tersedia untuk
mahasiswa di ruang tempat praktik
5 Pengalaman praktik di tempat ini
memberikan saya contoh terbaik bagaimana
saya nanti bekerja secara profesional
2. AtmosferSosial
Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
1 Ruang tempat saya praktik sekarang adalah
tempat yang menyenangkan baik untuk
perawat maupun untuk pasien
2 CI menunjukkan perhatian besar terhadap
kebutuhan belajar saya di tempat praktik
3 Saya sering mendengar pasien/keluarga
mengeluhkan pelayanan perawat di ruang ini
4 Saya lebih banyak belajar dari mahasiswa
praktik keperawatan lainnya dari pada dari
staf perawat
5 Staf perawat lebih banyak menyuruh
bertanya pada CI dari pada menjelaskan
pertanyaan saya
4. Supervisi
Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
1 Saya diperlakukan seolah mahasiswa yang
belum tahu apapun, bukan dianggap sebagai
seorang individu yang utuh secara fisik
maupun emosi
2 Instruktur Klinik (CI) merelakan sebagian
waktunya untuk membimbing mahasiswa
3 CI disibukkan hal-hal penting sehingga
kurang meluangkan waktu bagi saya sebagai
mahasiswa
4 CI sering menggerutu/mengeluh pada
mahasiswa berkaitan dengan institusi
pendidikan
5 CI tidak terbiasa memberikan penjelasan
sebagaimana layaknya perawat professional
terbaik
5. BebanKerja
Jawaban
No Pertanyaan
SS S TS STS
1 Mahasiswa diberikan kelonggaran dalam
perencanaan shift jaga/dinas (missal dobel
shift, masuk di waktu libur, dll.) agar
memperoleh kesempatan ekslorasi
pengalaman lebih luas
2 Ruang tempat saya praktik lebih cenderung
menerapkan system penugasan lokasi pasien
dari pada membagi tugas berdasar
fungsional
3 Pekerjaan yang saya lakukan di bangsal ini
adalah yang paling menarik
4 Terlalu banyak ritual/rutinitas yang saya
rasakan di ruang ini
5 CI menganggap mahasiswa sebagai pekerja
dari pada seorang yang sedang belajar
C. KuesionerKecemasan
Berikantandachek (√) padakolombagian yang sudahdisediakan yang
sesuaidengananda.
0 : Tidakadagejalasamasekali
1 : Satudarigejala yang ada
2 : Separuhdarigejala yang ada
3 : Lebihdariseparuhgejala yang ada
4 : Semuagejalaada
Jawaban
No Pernyataan
0 1 2 3 4
1. Perasaancemas:
a. Kecemasan
b. Firasat buruk,
c. Takut akan pikiran sendiri,
d. Mudah tensinggung.
2. Ketegangan:
a. Merasa tegang,
b. Lesu,
c. Tidak dapat istirahat tenang,
d. Mudah terkejut,
e. Gemetar.
3. Ketakutan :
a. Ketakutan pada gelap,
b. Ketakutan ditinggal sendiri,
c. Ketakutan pada orang asing,
d. Ketakutan pada binatang besar,
e. Ketakutan pada keramaian lalu lintas.
4. Gangguan tidur:
a. Suka runtuk tidur,
b. Terbangun malam hari,
c. Tidur tidak nyenyak,
d. Bangun dengan lesu,
e. Mimpi buruk.
5. Gangguan kecerdasan:
a. Sukar konsentrasi,
b. Daya ingat buruk,
c. Daya ingat menurun.
6. Perasaan depresi:
a. Kehilangan minat,
b. Sedih,
c. Bangun dini hari,
d. Kurangnya kesenangan pada hoby,
e. Perasaan berubah sepanjang hari.
7. Gejalasomatik:
a. Nyeri pad aotot,
b. Kaku,
c. Kedutan otot,
d. Gigi gemeretak,
e. Suara tidak stabil.
8. Gejala sensorik:
a. Perasaan di tusuk-tusuk,
b. Penglihatan kabur,
c. Muka merah
d. Pucat
e. Merasa lemah.
9. Gejala kardiovaskuler:
a. Takikardi,
b. Nyeri di dada,
c. Denyut nadi mengeras
d. Detak jantung hilang sekejap.
10. Gejala pernapasan:
a. Rasa tertekan di dada,
b. Perasaan tercekik,
c. Sering menarik napas panjang
d. Merasa napas pendek.
11. Gejala gastrointestinal:
a. Sulit menelan,
b. Mual,
c. Perut melilit,
d. Gangguan pencernaan,
e. Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan.
12. Gejala urogenital:
a. Sering kencing,
b. Tidak dapat menahan kencing,
c. Amenorrhoe,
d. Masa haid berkepanjangan atau pendek,
e. Haid beberapa kali dalam sebulan,
13. Gejala vegetatif :
a. Mulut kering,
b. Mudah berkeringat,
c. Muka merah,
d. Bulu roma berdiri,
e. Pusing atau sakit kepala.
14 Perilaku sewaktu wawancara:
a. Gelisah,
b. Jari-jari gemetar,
c. Mengkerut kan dahi atau kening,
d. Muka tegang,
e. Tonus otot meningkat.
Statistics
N Valid 65 65 65 65 65 65 65
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Skewness -.158 .077 -.039 .211 -.090 .018 .081
Std. Error of Skewness .297 .297 .297 .297 .297 .297 .297
Kurtosis -2.039 -.788 -.799 -.852 -.407 -.721 -1.333
Std. Error of Kurtosis .586 .586 .586 .586 .586 .586 .586
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Supervisi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
umur
N Valid 65
Missing 0
Mean 25.20
Median 23.00
Variance 25.631
Minimum 20
Maximum 42
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Kecemasan
kecemasan Kecemasan
ringan berat Total
Baik Count 35 13 48
Total Count 45 20 65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.23.
Symmetric Measures
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R -.134 .129 -1.075 .287
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.134 .129 -1.075 .287
N of Valid Cases 65
Cases
Kecemasan
kecemasan Kecemasan
ringan berat Total
AS Kurang Count 6 8 14
Baik Count 39 12 51
Total Count 45 20 65
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.31.
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.31.
Symmetric Measures
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R -.299 .130 -2.491 .015
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.299 .130 -2.491 .015
N of Valid Cases 65
Cases
Kecemasan
kecemasan Kecemasan
ringan berat Total
Baik Count 35 9 44
Total Count 45 20 65
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.46.
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R -.323 .125 -2.714 .009
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.323 .125 -2.714 .009
N of Valid Cases 65
Cases
Kecemasan
kecemasan Kecemasan
ringan berat Total
S Kurang Count 6 3 9
Baik Count 39 17 56
Total Count 45 20 65
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.77.
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R -.022 .126 -.177 .860
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.022 .126 -.177 .860
N of Valid Cases 65
Cases
Kecemasan
kecemasan Kecemasan
ringan berat Total
BK Kurang Count 11 4 15
Baik Count 34 16 50
Total Count 45 20 65
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.62.
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
c
Interval by Interval Pearson's R .049 .120 .387 .700
c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .049 .120 .387 .700
N of Valid Cases 65