Anda di halaman 1dari 12

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Seimbang
1. Pengertian
Gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari beraneka ragam

makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi

kebutuhan gizi seseorang (Sulistyoningsih, 2011).


Zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,

dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik,

perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka

mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Peraturan

Menteri Kesehatan RI, 2014).


Berdasarkan Permenkes RI No.41 Tahun 2014 Pedoman Gizi Seimbang

yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan

realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992.

Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah

diperkenalkan sejak tahun 1952 namun sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi

serta masalah dan tantangan yang dihadapi. Diyakini dengan

mengimplementasikan Pedoman Gizi Seimbang secara benar, semua masalah

gizi dapat diatasi.


Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya

merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang

keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur.

Empat Pilar tersebut adalah:


a. Mengkonsumsi keanekaragaman pangan
5

Dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain

keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang

seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara

teratur.
b. Membiasakan perilaku hidup bersih
Budaya perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari

keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh:


1) Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum

makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan

minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan

terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara lain

kuman penyakit typus dan disentri.


2) Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan

dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai

kuman penyakit.
3) Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan

kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari

penyakit kecacingan.

c. Melakukan aktivitas fisik


Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk

olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara

pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh.
d. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat

badan normal
6

Pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian

dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah

penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat

segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.

Lebih dari 15 tahun lalu Pedoman Umum Gizi Seimbang telah

dikenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat, namun masih banyak

masalah dan kendala dalam sosialisasi Gizi Seimbang sehingga harapan untuk

merubah perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbang belum

sepenuhya tercapai.

Konsumsi pangan belum seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya,

dan perilaku hidup bersih dan sehat belum memadai. Memperhatikan hal diatas

telah tersusun Pedoman Umum Gizi Seimbang yang baru, pada tanggal 27

Januari 2014 lalu telah diselenggarakan workshop untuk mendapat masukan

dari para pakar pemerintah serta non pemerintah,lintas sektor, lintas program

dan organisasi profesi.

Isi Pesan Umum Gizi Seimbang tersebut adalah:

a. Syukuri dan nikmati keanekaragaman makanan


Yaitu dengan mengkonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau

setiap kali makan. Kpelima kelompok pangan tersebut adalah makanan

pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Cara makan yang

baik adalah makan yang tidak tergesa-gesa. Dengan bersyukur dan


7

menikmati makan keanekaragaman makanan akan mendukung terwujudnya

cara makan yang baik dan tidak tergesa-gesa. Dengan demikian makanan

dapat dikunyah, dicerna dan diserap oleh tubuh lebih baik.


b. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan

konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g

perorang perhari, yang terdiri dari 250 g sayur dan 150 g buah,. Bagi orang

Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 g

perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 g

perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua pertiga dari

jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi

sayur.
c. Biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi, setara dengan 80-160 g (2-4

potong) ikan ukuran sedang sehari. Kebutuhan pangan protein nabati 2-4

porsi sehari, setara dengan 100-200 g (4-8 potong) tempe ukuran sedang.

Porsi yang dianjurkan tersebut tergantung kelompok umur dan kondisi

fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak, remaja, dewasa).


d. Biasakan mengkonsumsi keanekaragam makanan pokok
Yaitu dengan mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok

dalam sehari atau sekali makan.


e. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2013 tentang

Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan

Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan bahwa

konsumsi gula tidak lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium tidak lebih

dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total tidak lebih dari 67 g (5
8

sendok makan) per orang per hari karena akan meningkatkan risiko

hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.


f. Biasakan sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara

pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-

30% kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan

produktif.
g. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang berarti bahwa

air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup sehat, dan

tubuh tidak dapat memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan ini. Sekitar

2/3 dari berat tubuh kita adalah air. Air diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal sehingga keseimbangan air perlu dipertahankan

dengan mengatur jumlah masukan air dan keluaran air yang seimbang.
Pemenuhan kebutuhan air tubuh dilakukan melalui konsumsi

makanan dan minuman. Sebagian besar (dua-pertiga) air yg dibutuhkan

tubuh dilakukan melalui minuman yaitu sekitar dua liter atau delapan gelas

sehari bagi remaja dan dewasa yang melakukan kegiatan ringan pada

kondisi temperatur harian dikantor atau rumah tropis. Pekerja yang

berkeringat, olahragawan, ibu hamil dan ibu menyusui memerlukan

tambahan kebutuhan air selain dua liter kebutuhan dasar air. Air yang

dibutuhkan tubuh selain jumlahnya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

juga harus aman yang berarti bebas dari kuman penyakit dan bahan-bahan

berbahaya.
h. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas

sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang


9

terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan

bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena

punya penyakit tertentu.


i. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
Perilaku hidup bersih harus dilakukan atas dasar kesadaran oleh

setiap anggota keluarga agar terhindar dari penyakit, karena 45% penyakit

diare bias dicegah dengan mencuci tangan.

Cara mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, antara lain:

1) Sebelum dan sesudah memegang makanan


2) Sesudah buang air besar
3) Sebelum memberikan air susu ibu
4) Sesudah memegang binatang
5) Sesudah berkebun
Manfaat melakukan 5 langkah mencuci tangan yaitu membersihkan

dan membunuh kuman yang menempel secara cepat dan efektif karena

semua bagian tangan akan dicuci menggunakan sabun.

Cara mencuci tangan yang baik dan benar yaitu:

1) Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir


2) Gosok sabun ke telapak, punggung tangan dan sela jari-jari
3) Besihkan bagian bawah kuku-kuku
4) Bilas dengan air bersih mengalir
5) Keringkan tangan dengan handuk / tissu atau keringkan dengan udara /

dianginkan
Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar memakai sabun

adalah agar kebersihan terjaga secara keseluruhan serta mencegah kuman

dan bakteri berpindah dari tangan ke makanan yang akan dikonsumsi dan

juga agar tubuh tidak terkena kuman.


j. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
10

Aktivitas fisik yang teratur akan meningkatkan kesempatan hidup

sehat lebih panjang. Dasar sederhana adalah mempertahankan berat badan

normal, seimbang kalori yang dimakan dan kalori yang digunakan (dibakar).

Karena itu pola konsumsi makanan yang sehat disertai aktivitas fisik dalam

lingkungan bebas polusi termasuk yang ada asap rokok akan membantu

mengontrol berat badan, sehingga badan akan menjadi lebih sehat.


B. Status Gizi
Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh energi dan zat-zat

gizi yang diperoleh dari asupan makan. Menurut Supariasa dkk (2014) status

gizi merupakan hasil keseimbangan atau perwujudan dari nutrisi dengan

variabel tertentu.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi, yang dibedakan antara status gizi kurang, baik,

dan lebih. Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat

gizi, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja dan kesehatan.


Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan zat-zat gizi

tertentu misalnya iodium, zat besi, vitamin A, dan protein. Sedangkan status

gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah banyak dan

juga bisa diakibatkan oleh penumpukan cairan. Baik pada status gizi kurang

maupun gizi lebih tetap terjadi gangguan gizi.


Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor

primer bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitatif atau kualitas

yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan , kurangnya distribusi

pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan pola

hidup yang tidak sehat. Sedangkan faktor sekunder meliputi semua zat-zat gizi
11

yang tidak sampai disel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. (Almatsier,

2010)
Menurut Jahari (2004), status gizi merupakan keadaan yang dibutuhkan

oleh keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dengan jumlah kebutuhan zat

gizi oleh tubuh untuk berbagai proses biologis.


Adapun faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab malnutrisi

yang dibagi dalam 6 kelompok yaitu keadaan infeksi, konsumsi makan,

pengaruh budaya, sosial ekonomi, pengaruh pangan, kesehatan dan pendidikan.

(Supraiasa dkk, 2002)


Menurut Hasdianah (2014), status gizi dapat diukur dengan pengukuran

antropometri. Antropometri berarti ukuran tubuh manusia yang ditinjau dari

sudut pandang gizi yang berhubungan dengan berbagai macam dimensi dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi. Secara umum

antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan antara asupan

protein dan energi, serta berat badan dan tinggi badan. Dan indeks antropometri

merupakan rasio dari suatu pengukuran. Indeks antropometri yang digunakan

bisa saja rasio lingkar pinggang dan pinggul.


Menurut Supariasa, dkk (2002). Melakukan pengukuran status gizi

dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran status gizi secara langsung, dan

pengukuran status gizi secara tidak langsung. Pengukuran status gizi secara

langsung dapat dibagi menjadi empat pengukuran yaitu pengukuran

antropometri, biokimia, klinis, dan fisik. Sedangkan pengukurasn status gizi

secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan,

statistik vital, dan faktor ekologi.


1. Pengukuran Status Gizi Secara Langsung :
a. Antropometri
12

Pengukuran antropometri menggunakan metode Indeks Massa Tubuh

(IMT). Cara sederhana ini untuk memantau status gizi orang dewasa atau

remaja. Berdasakan kategori, status gizi dewasa dapat diukur dengan

menggunakan IMT. Pengukuran IMT mempunyai 4 kategori dan batasan

untuk menilai status gizi yaitu, status gizi kurus IMT <18,5 kg/m 2, status

gizi normal IMT 18,5–24,9 kg/m2, status gizi lebih IMT 25-27 kg/m2, dan

status gizi obesitas >27 kg/m2.

b. Biokimia
Pengukuran yang diuji dengan cara pemeriksaan laboratorium yang dapat

diukur melalui darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan seperti hati

dan otot.
c. Klinis
Pengukuran ini didasarkan atas perubahan-perubahan terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada

jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, mukosa oral, atau pada organ-

organ yang dekat dengan permukaan tubuh.


d. Fisik
Pengukuran yang melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan

merihat perubahan struktur dari jaringan.


2. Pengukuran Status Gizi Secara Tidak Langsung
a. Survey konsumsi makan
Pengukuran status gizi yang melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi. Pengukuran ini didapat dengan cara pengumpulan data

melalu gambaran makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat, keluarga

dan individu. Survey ini mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat

gizi.
b. Statistic vital
13

Pengukuran dengan menganalisis data dari beberapa statistik kesehatan

seperti angka kematian berlandaskan umur, angka kesakitan, dan

kematian dari penyebab tertentu serta data lainnya yang berhubungan

dengan gizi.
c. Faktor ekologi
Beberapa malnutrisi contohnya bengoa yang merupakan masalah ekologi

yang dihasilkan dari interaksi faktor fisik, biologi dan lingkungan

budaya. Karena jumlah bahan pangan yang tersedia tergantung dari

keadaan ekologi seperti iklim, tanah dan irigasi.


Status gizi pun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

genetik, faktor lingkungan, faktor psikis, jenis kelamin, faktor kesehatan, obat-

obatan, dan aktifitas fisik.


1. Faktor genetik
Kurangnya berat badan ataupun obesitas bukan hanya disebabkan oleh

karena asupan makan, tapi juga disebabkan karena faktor genetik. Karena

dari hasil penelitian terbaru menunjukan faktor genetik 33% mempengaruhi

berat badan seseorang. (Hasdianah, 2014)


2. Faktor lingkungan
Lingkungan juga sangat penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang

mengenai asupan yang dikonsumsi dan aktifitas yang dilakukan.


3. Faktor psikis
Suatu pikiran yang biasanya menyebabkan terganggunya kebiasaan makan

seseorang.
4. Jenis kelamin
Faktor yang satu inipun berpengaruh dalam status gizi. Karena aktifitas pria

terkadang lebih besar daripada wanita dan itu menyebabkan porsi makan

pria lebih banyak. Tetapi wanita yang usianya menginjak remaja atau masa

menopause biasanya nafsu makan mereka tidak menentu dan itu

dikarenakan faktor endokrin dan perubahan hormonal.


14

5. Faktor kesehatan
Kelainan saraf atau adanya penyakit infeksi bisa menyebabkan nafsu makan

seseorang terganggu.
6. Obat-obatan
Adanya penggunaan obat-obat tertentu bisa menyebabkan bertambahnya

berat badan. Tetapi seringnya mengkonsumsi obat-obatan dala jangka

panjang, bisa juga mengganggu kesehatan seseorang hingga bisa

menyebabkan penyakit yang dapat menurunkan nafsu makan.

7. Aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan meningkatnya kejadian

obesitas.
Jika ingin menentukan klasifikasi status gizi diperlukan batasan-batasan

yang disebut ambang batas. Dan setiap Negara memiliki ambang batas yang

berbeda-beda. Tetapi menurut WHO ada indicator yang digunakan adalah berat

badana menurut tinggi badan (BB/TB), berat badan menurut umur (BB/U), dan

tinggi badan menurut umur (TB/U).

C. Hipertensi
Menurut UU No.23 tahun 1992. Kesehatan adalah keadaan sejahtera

dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomi.


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi

dalam masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama

didalam tubuh terlalu tinggi.


Tekanan darah tubuh yang normal adalah 120/80 mmHg (tekanan

sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg). Namun, nilai tekanan

darah tersebut tidak memiliki nilai yang baku. Hal itu berbeda-beda tergantung

pada aktivitas fisik dan emosi seseorang (Shanti, 2011).


15

Menurut Nurachman tahun 2009, tekanan darah merupakan salah satu

parameter hemodinamika yang sederhana dan mudah dilakukan

pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi hemodinamika

seseorang saat itu. Hemodinamika adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat dijaringan

tubuh.
D. Kerangka Konsep

Status gizi

10 pesan gizi

kesehatan

Anda mungkin juga menyukai