Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2019-10-26

Words 957

0% 100% Characters 7548


Plagiarised Unique
Exculde Url None

Content Checked For Plagiarism

2.1 Kafein 2.1.1 Definisi Kafein Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat (Coffeefag,
2001).(1) Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos
terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung (Coffeefag, 2001). (1) Kafeina, atau kafein ialah senyawa Alkaloid xantina berbentuk kristal
berwarna putih dan berasa pahit merupakan zat paling populer yang digunakan sebagai perangsang psikoaktif yang juga menyebabkan efek
diuretik ringan (Graham, 2011).(2) Kafein juga merupakan bahan yang dipakai untuk ramuan minuman non alkohol seperti cola, yang semula
dibuat dari kacang kola. Coklat terbuat dari kokoa yang mengandung seikit kafein (Casal, 2000). (2) 2.1.2 Manfaat Kafein Beberapa studi
melaporkan bahwa kafein bermanfaat untuk memulihkan tingkat kewaspadaan/tingkat terjaga seseorang dan mengimbangi kemampuan kognitif
yang berkurang sebagai akibat dari kurang tidur (Snel & Lorist, 2011).(3) Namun, penelitian yang lain menunjukkan bahwa kafein memiliki efek
negatif yang signifikan terhadap suasana hati dan performa kerja ketika digunakan terus menerus/berkelanjutan (James & Keane, 2007; James &
Rogers, 2005).(3) Konsumsi kafein juga telah terbukti berdampak negatif pada pola tidur dan mengakibatkan rasa kantuk di siang hari (Glade,
2010).(3) 2.1.3 Cara Kerja Kafein Adapun cara kerja kafein mulai dirasakan dalam jangka waktu 5-30 menit dan paling lama bertahan dalam waktu
12 jam di tubuh manusia. Untuk efek dari mengkonsumsi kafein sendiri dapat dirsakan setelah 12 jam. Konsumsi satu atau dua cangkir kopi dalam
sehari dapat membuat seseorang merasa lebih terjaga dan waspada untuk sementara (Indriyani, 2009).(4) 2.1.4 Pengaruh Kafein Pengaruh kopi
terhadap terjadinya hipertensi saat ini masih kontroversial. Kopi mempengaruhi tekanan darah karena mengandung polifenol, kalium, dan kafein.
Kafein memiliki efek yang antagonis kompetitif terhadap reseptoradenosin. Adapun adenosin merupakan neuromodulator yang dapat
mempengaruhi sejumlah fungsi pada susunan saraf pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi danmeningkatkan total resistensi perifer, yang
akan menyebabkan tekanan darah. Kandunagan kafein pada secangkir kopi sekitar 80-125 mg (Palmer,2007).(5) 2.1.5 Kopi Kopi merupakan
minuman yang telah dikonsumsi sejak jaman nenek moyang dan kini kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia, dengan konsumsi 6,7
juta ton per tahun.(6) Pengaruh kopi sekecil apapun terhadap tekanan darah akan menimbulkan dampak pada kesehatan masyarakat, karena kopi
dikonsumsi secara luas di masyarakat. (6) Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi
di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Adapun kafein merupakan salah satu senyawa yang
ada pada kopi. Senyawa kafein itu sendiri berbentuk Kristal dan merupakan turunan dari protein atau yang disebut purin xantin. Senyawa ini pada
kondisi tubuh yang normal memang memiliki beberapa khasiat antara lain merupakan obat analgetik yang mampu menurunkan rasa sakit dan
mengurangi demam. Akan tetapi, pada tubuh yang mempunyai masalah dengan keberadaan hormon metabolisme asam urat, maka kandungan
kafein dalam tubuh akan memicu terbentuknya asam urat tinggi (Burnham, 2001).(1) 2.1.6 Rasa Kopi Minuman kopi memiliki rasa yang unik
seperti campuran rasa masam dan pahit secara dominan. Rasa ini membuat pecinta kopi memiliki sensasi tersendiri yang dapat mengubah
suasana hati. Secara ilmiah menurut Blumberg (2010) , keunikan rasa ini dipengaruhi oleh senyawa golongan alkaloid jenis kafein, trigonelina,dan
asam klorogenat. Selanjutnya menurut Farah (2006).(7) senyawa-senyawa utama rasa pahit, asam klorogenat dan turunannya, yang melimpah
saat biji kopi masih hijau/ segar akan terdegradasi selama proses penyangraian (roasting) dan penyeduhan (brewing) menjadi senyawa-senyawa
asam kafeat, laktona, dan senyawa fenol lainnya.(7) 2.2 Hipertensi 2.2.1 Definisi Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan
pembunuh diam-diam karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama
yang menyebabkan serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50
tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005).(8) Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah diateri yang bersifat sistemik alias berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu lama. Tekanan darah tinggi yang
tidak terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan tinggi permanen yang disebut hipertensi (Lanny, 2012).(9) Hipertensi termasuk
penyakit yang berbahaya karena akan membebani kerja jantung sehingga menyebabkan arteriosklerosis (pengerasan pada dinding arteri).
Peningkatan tekanan darah dalam waktu lama dan tidak di deteksi sejak dini dapat menyebabkan penyakit kronik degeneratif seperti retinopati,
kerusakan pada ginjal, penebalan dinding jantung dan penyakit yang berkaitan dengan jantung, stroke, serta kematian (Gunawan, 2001).(6) 2.2.2
Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi adalah faktor genetik, usia, jenis kelamin,
obesitas, asupan garam, kebiasaan merokok dan aktifitas fisik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi meningkat seiring dengan
pertambahan usiadan pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian
hipertensi, hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah secara
bertahap. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran kelebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah. Asupan garam antara 5-15 gram perhari juga dapat meningkatkan prevalensi hipertensi sebesar 15-20%.
Kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secarapasti
(Armilawaty dan Ridwan, 2007).(6) 2.2.4 Jenis Hipertensi Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi primer atau essensial
dan hipertensi sekunder. Adapun untuk hipertensi primer ialah hipertensi yang belum diketahui secara pasti penyebabnya Hipertensi primer
menyebabkan perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai
akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (Anggraini, 2009).(8) Yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui
dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll. Hipertensi
pada awalnya tidak menimbulkan gejala yang signifikan, namun untuk tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus dapat menimbulkan gejala
komplikasi Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala.(10)

Matched Source

Anda mungkin juga menyukai