Anda di halaman 1dari 6

\ Edu Geography 4 (2) (2016)

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMILIHAN


ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI DESA KRAKAL

Dina Widya Erista , Saptono Putro

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan
Diterima November 2015 pemilihan alat kontrasepsi di Desa Krakal serta alat kontrasepsi yang banyak dipakai pasangan
Disetujui Desember 2015 usia subur (PUS). Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kuantitatif dengan
Dipublikasikan Januari analisis korelasi poin biserial. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang kuat antara
2016 tingkat pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi pada PUS di Desa Krakal sebesar 15,0.
________________ Mayoritas PUS di Desa Krakal lulus SLTP sebesar 56,9% dan menggunakan kontrasepsi suntik.
Keywords: Pasangan usia subur menggunakan kontrasepsi suntik karena efektif mencegah kehamilan,
couples of childbearing age, aman,biayanya murah dan rendah efek samping. Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Krakal
correlation , Contraception masih perlu ditingkatkan seperti: jam praktik diperpanjang sampai sore, dokter spesialis anak
____________________ maupun kandungan perlu disediakan.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to determine is there a relationship between level of education and elections in the village
Krakal contraceptives and contraceptive or birth control widely used type of couple of childbearing age. The
method used in the form of a quantitative approach to biserial correlation analysis. The results showed a strong
correlation between education level with the election of contraception on couple of childbearing in Krakal
village of 15,0, the majority of couple of childbearing age graduating junior by 56% and the majority use
injections. Couple od childbearing reason do injections as effective in preventing pregnancy, safe, low fees and
minimal side effects. Health infrastructure in the village Krakal still need to be improved such as: hours of
practice is extended until the afternoon, a pediatrician and the content needs to be provided.

.© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

43
Dina Widya Erista, Saptono Putro / Edu Geography 4 (2) (2016)

PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pemberdayaan


Laju pertumbuhan penduduk di Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB)
Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun Kabupaten Kebumen tahun 2014 peserta KB
2010 sebesar 1,49% pertahun. Apabila fenomena aktif di Kecamatan Alian diketahui bahwa Desa
peningkatan laju pertumbuhan dibiarkan maka Krakal menempati urutan pertama terbanyak
bisa dipastikan akan terjadi ledakan penduduk peserta KB aktif. Jumlah total peserta KB aktif
yang berakibat buruk di segala segi kehidupan di Desa Krakal adalah 716 orang, adapun
dalam bernegara. Jumlah Penduduk yang besar rincian peserta KB sebagai berikut: peserta KB
dapat mengakibatkan pemerintah kewalahan IUD sebanyak 50 orang, Metode Operasi
mengatasinya. Sehingga mengakibatkan Wanita (MOW) atau tubektomi sebanyak 18
terbatasnya pelayanan untuk masyarakat di orang, susuk/implant sebanyak 123 orang,
segala hal. Untuk itu setiap pasangan suami istri suntik sebanyak 290 orang, pil sebanyak 227
harus memiliki sebuah perencanaan di segala orang dan kondom sebanyak 8 orang (Sumber:
bidang terutama di bidang keluarga berencana. BPPKB Kabupaten Kebumen tahun 2014).
Keluarga berencana (KB) menurut Fenomena banyaknya peserta KB aktif di Desa
undang - undang no 10 tahun 1992 adalah Krakal tahun 2014 maka peneliti tertarik untuk
upaya peningkatan kepedulian masyarakat melakukan penelitian di Desa Krakal.
dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia Tujuan Penelitian ini adalah untuk
sejahtera (Yetty dan Martini, 2012:47). Melalui mengetahui apakah ada hubungan antara
keluarga berencana sebuah keluarga tingkat pendidikan dengan pemilihan alat
merencanakan jumlah anak dan jarak kelahiran kontrasepsi pada pasangan usia subur yang
anak pertama dengan anak berikutnya. Teori melakukan KB di Desa Krakal Kecamatan
Thomas Robert maltus menyatakan bahwa Alian Kabupaten Kebumen, serta mengetahui
’’pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur efek samping dari alat kontrasepsi yang dipakai
(2,6,12 dst) sedangkan pertumbuhan makanan pasanagan usia subur. Selain memiliki tujuan
mengikuti deret hitung (1,2.3 dst) sehingga tidak penelitian juga memiliki manfaat diantaranya
seimbangnya ketersediaan makanan dengan membantu meningkatkan pengetahuan tentang
jumlah penduduk jika dibiarkan maka akan ada pemilihan alat kontrasepsi yang aman , efektif,
penduduk yang kelaparan karena tidak kebagian murah dan minim efek samping, meningkatkan
makanan (Mantra, 2000:51). kinerja bidan ataupu dinas kependudukan untuk
Pemerintah melalui Badan lebih peduli dan memberikan pelayanan KB
Kependudukan dan Keluarga Berencana terbaik untuk masyarakat pasangan usia subur.
Nasional (BKKBN) meluncurkan gerakan Penelitian ini dikaji dari aspek tingkat
program keluarga berencana yang bermaksud pendidikan PUS, semakin tinggi tingkat
memberi jalan keluar pada setiap keluarga untuk pendidikan PUS maka akan memiliki ilmu
sejahtera dengan memiliki 2 anak yang terjamin pengetahuan yang luas. Adapun tingkat yang
kehidupanya. Pandangan pemerintah yaitu dimaksud yaitu Tingkat pendidikan secara
suatu keluarga akan sejahtera hidupnya dengan umum adalah tahapan pendidikan yang
memiliki 2 anak dibandingkan dengan memiliki ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
10 anak, karena semakin banyak anak maka peserta didik. Tingkat pendidikan yang lebih
fokus orang tua akan terpecah - pecah dan tinggi akan memudahkan seseorang atau
kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin masyarakat untuk menyerap informasi dan
besar. mengimplementasikannya dalam perilaku dan
Pemerintah melalui BKKBN maupun gaya hidup sehari-hari.
para keluarga sudah sadar akan pentingnya KB Tingkat Pendidikan dapat dibedakan
maka banyak pasangan usia subur (15-44 tahun) berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu seperti:
ramai-ramai melakukan KB dengan alat Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi
kontrasepsi sesuai dengan selera mereka. SD/sederajat, SLTP/sederajat. Pendidikan

44
Dina Widya Erista, Saptono Putro / Edu Geography 4 (2) (2016)

lanjut meliputi: Pendidikan menengah minimal data dengan jalan mengadakan pengamatan
3 tahun meliputi SMA atau sederajat . terhadap kegiatan yang sedang berlangsung
Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, (Sukmadinata,2010:220). Observasi dalam
magister, doktor dan sepesialis yang penelitian ini dilakukan selama 3 hari dengan
diselenggarakan oleh perguruan tinggi (Munib, mencari dan mengumpulkan data dari BPPKB
2012:31). Kabupaten Kebumen. kuesioner (questionnaire)
adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data
METODE PENELITIAN secara langsung bertanya-jawab dengan
responden. Studi Dokumenter (documentary
Penelitian ini menggunakan metode study) merupakan suatu teknik pengumpulan
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai data dengan menghimpun dan menganalisis
metode penelitian yang berlandaskan pada dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
filsafat positivisme. pengambilan sampel pada gambar maupun elektronik. Teknik analisis yang
umumnya dilakukan secar random, digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
pengumpulan data menggunakan instrument korelasi bivariat digunakan untuk mencari
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ besarnya korelasi antara dua variabel. Teknik
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis korelasional bivariat yang digunakan dalam
yang telah ditetapkan (Sugiyono,2010:14). penelitian ini adalah korelasi poin biserial.
Populasi dari penelitian ini adalah:
Semua pasangan usia subur (PUS) yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
melakukan KB/ Peserta KB aktif di Desa Krakal
Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen yang Hasil Penelitian mengenai keadaan
berjumlah 716 orang. Sampel adalah bagian dari umum daerah penelitian daerah penelitian
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh meliputi deskripsi fisiografi, luas wilayah,
populasi tersebut. Sampel biasanya diambil jumlah penduduk, sex ratio, dependency ratio/
secara proporsional 10% dari populasi yang ada. angka ketergantungan, komposisi penduduk,
Pada penelitian ini menggunakan teknik pendidikan, ekonomi dll.
proportional random sampling (penentuan anggota
sampel secara acak berimbang). Sampel dalam Kondisi Fisiografis
penelitian ini sebanyak 72 sampel. Kondisi fisiografis daerah penelitian
Variabel merupakan konsep atau Desa Krakal meliputi letak astronomis,
faktor yang dapat menunjukkan variasi nilai administrasi, geografis dan luas wilayah. Berikut
(Santoso,2005: 22). Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran fisik daerah penelitian:
terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel
bebas dari penelitian ini adalah tingkat 1) Letak Astronomis Dearah Penelitian
pendidikan pasangan usia subur (PUS) Letak astronomis adalah letak suatu
sedangkan variabel terikatnya adalah pemilihan tempat berdasarkan garis lintang dan garis
alat kontrasepsi pada PUS di Desa Krakal. bujurnya. Garis lintang adalah garis khayal yang
Tempat yang dimaksud dalam penelitian ini melintang melingkari bumi. Garis bujur adalah
adalah Desa Krakal Kecamatan Alian garis yang menghubungkan kutub utara dan
Kabupaten Kebumen. Waktu yang dibutuhkan kutub selatan. Sedangkan letak astronomis Desa
dalam penelitian ini selama 1(satu) minggu Krakal terletak pada 7º35'50'' lintang selatan
dimulai dari akhir februari sampai awal maret sampai 7 º37'7'' dan 109 º40'40'' sampai 109
2015. º43'13'' bujur timur.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu: Observasi, kuisioner dan 2) Letak Administrasi Desa Krakal
studi dokumenter. Observasi atau pengamatan Berdasarkan letak administrasinya
adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan Desa Krakal berada di wilayah Kecamatan

45
Dina Widya Erista, Saptono Putro / Edu Geography 4 (2) (2016)

Alian Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa 553 jiwa, lulus diploma sejumlah 53 jiwa dan
Tengah. Desa Krakal memiliki batas wilayah sarjana sejumlah 67 jiwa/ orang.
sebagai berikut:
a) sebelah utara : Desa Plumbon Mata pencaharian penduduk Desa Krakal
(Kecamatan Karangsambung) Manusia hidup tidak terlepas dari
b) sebelah selatan : Desa Kalirancang bekerja, tujuan bekerja sendiri untuk memenuhi
c) sebelah barat : Desa Kalijaya, Desa kebutuhan sehingga mampu bertahan hidup,
Pencil (Kecamatan Karangsambung) maka manusia harus berusaha untuk memenuhi
d) sebelah timur : Desa Wonokromo. kebutuhannya dengan berbagai profesi yang ada.
Desa Krakal secara administrasi Sebagian besar penduduk krakal bekerja sebagai
terdiri dari beberapa RT dan RW, yaitu: 8 RW petani sebanyak 52,5%, Jasa sebanyak 15%,
(rukun warga) dan 28 RT (rukun tangga). pedagang sebanyak 9,5%, Industri desa 5,3% dll.

3) Letak Geografis Desa Krakal Pemerintahan, sarana dan prasarana Desa


Letak geografis adalah letak suatu Krakal
tempat dipermukaan bumi. Desa Krakal Desa Krakal merupakan sebuah desa
memiliki jarak dari pusat kota ± 11 KM (kilo yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang
meter) kearah utara. Kondisi Geografis Desa dipilih langsung oleh rakyatnya setiap 6 tahun
Krakal antara lain: sekali, pemilihan kepala desa baru-baru ini
a) Ketinggian dari permukaan air laut : dilaksanakan tahun 2013 dan akan diadakan
38,00 mdpl pemilihan kepala desa tahun 2019 mendatang.
b) Banyaknya curah hujan : 246 Jenis sarana yang tersedia untuk masyarakat
mm/tahun diantaranya yaitu Sarana pendidikan:
c) Topografi : tersedianya PAUD/ RA sebanyak 1 sekolah,
dataran tinggi dan pegunungan TK sebanyak 3 sekolah, SD 4 sekolah sedangkan
yang berstatus negeri sebanyak 3 sekolah dan 1
Penduduk Daerah Penelitian sekolah berstatus swasta. Sekolah lanjutan
Berdasarkan data kependudukan tingkat pertama (SLTP) sebanyak 3 sekolah
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten dengan 1 sekolah berstatus negeri dan 2 sekolah
Kebumen tahun 2014 diketahui bahwa jumlah berstatus swasta. Bidang kesehatan sarana dan
penduduk Desa Krakal data sebesar 6.301 jiwa prasarana yang tersedia di Desa Krakal cukup
yang terdiri atas 3.118 laki-laki dan 3.183 baik diantaranya terdapat 1 Puskesmas dengan
perempuan. tempat tidur pasien sebanyak 25 buah tempat
tidur dengan tersedianya pelayanan 1 orang
Pendidikan penduduk Desa Krakal dokter, 1 bidan dan 5 orang perawat yang siap
Pendidikan merupakan salah satu melayani masyarakat.
infestasi terpenting suatu daerah untuk Gambaran Khusus daerah penelitian
mencapai kemakmuran dan melek huruf. ini meliputi tingkat pendidikan pasangan usia
Pendidikan merupakan penentu suatu daerah subur yang dijadikan responden dalam
dikatakan maju, terdidik, terpelajar, bebas dari penelitian, kontrasepsi/ KB yang banyak
buta huruf dilihat dari pendidikanya. Jika dipakai di Desa Krakal tahun 2015 oleh
pendidikannya rendah maka bisa dipastikan responden, menghitung hubungan antara
kemampuan SDM rendah, tingkat kesehatan, tingkat pendidikan dengan pemilihan
kesejahteraan hidup penduduknya juga rendah. kontrasepsi dengan korelasi poin biserial.
penduduk Desa Krakal sebagian besar a. Tingkat Pendidikan Pasangan usia subur
menamatkan pendidikan SD sejumlah 2.517 (PUS) di Desa Krakal (Berdasarkan
jiwa, tidak lulus SD sejumlah 1.6176 jiwa, lulus Kuesioner)
SLTP sejumlah 885 jiwa, lulus SLTA sejumlah

46
Dina Widya Erista, Saptono Putro / Edu Geography 4 (2) (2016)

Hasil penelitian dengan kuesioner b. Sarana dan Prasarana Kesehatan


pada pasangan usia subur (PUS) di Desa Sarana dan prasarana kesehatan sudah
Krakal diketahui tingkat pendidikan tersedia di Desa Krakal yaitu satu buah
responden 56,9% lulus SLTP, 30,5% lulus Puskesmas yang letaknya dipinggir jalan
SLTA. berdekatan dengan kantor Kepala Desa dan
b. Perhitungan untuk mengetahui besar Kecamatan yang buka mulai hari senin sampai
hubungan antara tingkat pendidikan jumat dan jam kerja dari pukul 08.00 – 12.00
dengan pemilihan kontrasepsi yang WIB dengan pelayanan dokter umum, bidan
menggunakan korelasi poin biserial sebagai dan perawat. Jam pelayanan sungguh sangat
berikut. sedikit waktunya karena tidak bisa
Variabel tingkat pendidikan mengakomodir penduduk yang sakit,
Korelasi Poin Biserial (rpbi) sebesar 15,2 melahirkan atau ber KB diluar jam kerja
dan variabel pemilihan alat kontrasepsi rpbi pelayanan.
sebesar 14,8 jumlahnya 30 dibagi 2 Selain penduduk yang akan melahirkan dan
hasilnya 15. Jadi Korelasi Poin Biserial melakukan KB diluar jam kerja puskesmas bisa
antara Tingkat Pendidikan dengan mendapat layanan melalui bidan desa yang
pemilihan Alat Kontrasepsi Pada PUS di statusnya pegawai negeri sipil yang ditempatkan
Desa Krakal Tahun 2015 adalah 15. Ada di Desa Krakal guna memberikan layanan prima
hubungan antara tingkat pendidikan kepada masyarakat yang mebutuhkan pelayanan
dengan pemilihan alat kontrasepsi pada yang tidak bisa terakomodir dengan pelayanan
PUS di Desa Krakal tahun 2015 sebesar 15 puskesmas yang jam kerjanya sangat singkat.
baik pada taraf signifikansi 5% (r tabel Kelemahan bidan desa yang didapati dari
=0,0632) maupun pada taraf signifikansi masyarakat yaitu hanya melayani priksa tentang
1% (r tabel =0,765). kandungan maupun KB sehingga apabila sakit
diluar tersebut bidan tidak bisa ataupun tidak
Pembahasan diperkenankan memberikan pelayanan
dikhawatirkan menimbulkan maal praktik
a. Tingkat pendidikan dan Kontrasepsi (KB) karena tidak sesuai dengan bidang dan
Penelitian yang dilakukan selama 1 profesionalitas.
minggu menghasilkan data mengenai tingkat
pendidikan PUS di Desa Krakal tahun 2015 SIMPULAN
bahwa sebagian besar pasangan usia subur
menempuh pendidikan terkhir di bangku SLTP Berdasarkan uraian pembahasan hasil
sebesar 56,94% sedangkan alat kontrasepsi yang penelitian yang telah disampaikan dapat ditarik
banyak digunakan pasangan usia subur adalah simpulan sebagai berikut.
jenis suntik dari 72 responden yang
1. Tingkat pendidikan pasangan usia subur
menggunakan kontrasepsi/KB suntik sebanyak (PUS) di Desa Krakal tahun 2015
29 responden. Mayoritas responden yang berdasarkan penelitian mayoritas lulus
menggunkan KB suntik dengan alasan bahwa SLTP sebesar 56,94%.
KB suntik lebih praktik karena dilakukan tiap 3 2. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa
bulan sekali, biaya murah, tidak perlu operasi, tingkat pendidikan memiliki hubungan
dengan pemilihan kontrasepsi di Desa
rendah efek samping. Efek samping yang Krakal tahun 2015 sebesar 15,0.
dirasakan PUS adalah kegemukan setelah 3. Kontrasepsi yang banyak digunakan
menggunakan kontrasepsi suntik. pasangan usia subur (PUS) di Desa Krakal
tahun 2015 adalah suntik.

47
Dina Widya Erista, Saptono Putro / Edu Geography 4 (2) (2016)

Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum.


DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Munib, Achmad. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Anggraini, Martini dkk. 2012. Pelayanan Keluarga Semarang: Universitas Negeri Semarang Press
Berencana. Jogjakarta: Rohima Press Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
BPS. 2014. Kecamatan Alian Dalam Angka 2014. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kebumen: BPS Kabupaten Kebumen Bandung: Alfabet

48

Anda mungkin juga menyukai