Ihhihk
Ihhihk
PENDAHULUAN
lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas. Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju
maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas
(kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life
pendidikan dan sosial ekonomi yang semakin baik. Secara global populasi lansia
Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (ageing
lansia di atas 7%. Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017
terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah
penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030
(40,95 juta), dan tahun 2035 (48,19 juta). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia
sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
1
bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk
menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis
kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial
dan ekonomis.
Sebagai wujud nyata pelayanan kesehatan pada lanjut usia, pemerintah telah
2
dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah
Sakit.
wadah pelayanan bagi usia lanjut di masyarakat, dimana proses pembentukan dan
antara lain: pengukuran tinggi badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah,
pemeriksaan berkala dan pengobatan ringan, latihan fisik seperti olahraga dan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Lansia
suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Menurut
1. Kelompok menjelang usia lanjut/virilitas yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara usia 45-54 tahun
4. Usia lanjut dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70
tahun
B. Teori Penuaan
Ada empat teori pokok dari penuaan menurut Klatz dan Goldman (2007), yaitu:
4
Tubuh dan sel mengalami kerusakan karena telah banyak digunakan (overuse)
2. Teori Neuroendokrin
Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh yaitu
dimana hormon yang dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan oleh
Teori ini fokus pada genetik memprogram genetik DNA, dimana kita
dilahirkan dengan kode genetik yang unik, dimana penuaan dan usia hidup kita
Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisme menjadi tua karena terjadi
akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam sel sepanjang waktu. Radikal
bebas sendiri merupakan suatu molekul yang memiliki elektron yang tidak
suatu radikal oleh karena hilangnya atau bertambahnya satu elektron pada
molekul lain.
1. Sel
Perubahan sel pada lanjut usia meliputi: terjadinya penurunan jumlah sel,
5
terjadi perubahan ukuran sel, berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh dan
ginjal, darah, dan hati, penurunan jumlah sel pada otak, terganggunya
10%.
2. Sistem Persyarafan
orang berkurang sel syaraf otaknya dalam setiap harinya), cepat menurunnya
3. Sistem Pendengaran
telinga terutama terhadap bunyi suara, nada-nada yang tinggi, dan sulit
mengerti kata-kata. Selain itu jua terjadi otosklerosis akibat atropi membran
stress.
4. Sistem Penglihatan
hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola), terjadi
6
pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah
pandang, serta menurunnya daya untuk membedakan warna biru atau hijau.
Pada mata bagian dalam, perubahan yang terjadi adalah ukuran pupil menurun
dan reaksi terhadap cahaya berkurang dan juga terhadap akomodasi, lensa
warna. Kadang warna gelap seperti coklat, hitam, dan marun tampak sama.
Pandangan dalam area yang suram dan adaptasi terhadap kegelapan berkurang
(sulit melihat dalam cahaya gelap) menempatkan lansia pada risiko cedera.
kemampuan untuk membedakan objek-objek dengan jelas, semua hal itu dapat
5. Sistem Kardiovaskuler
posisi yang dapat mengakibatkan tekanan darah menurun (dari tidur ke duduk
perifer.
7
Perubahan pada sistem pengaturan tempertur tubuh meliputi: temperatur
suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis kurang lebih 35°C, hal ini
mengigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
7. Sistem Respirasi
dioksida pada arteri tidak berganti, reflek dan kemampuan batuk berkurang,
8. Sistem Pencernaan
utama periodontal disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, indra
asam dan pahit, esofagus melebar, rasa lapar nenurun, asam lambung menurun,
9. Sistem Perkemihan
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% dan fungsi tubulus
8
berkurang, akibatnya, kemampuan mengkonsentrasi urine menurun, berat jenis
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan buang air seni meningkat. Vesika
hormon turun, aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya
dan bersisik. Timbul bercak pigmentasi, kulit kepala dan rambut menipis dan
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, jumlah dan fungsi kelenjar
keringat berkurang.
densitas (cairan) dan semakin rapuh, kekuatan dan stabilitas tulang menurun,
sklerosis, atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi
lamban, otot kram, dan menjadi tremor,dan aliran darah ke otot berkurang
9
kelambanan dalam gerak, langkah kaki yang pendek, penurunan irama. Kaki
yang tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah.
Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang
lain karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang
timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara
Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot,
menua, penyakit maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti
sakit, cedera, patah tulang yang akan membatasi pergerakan. Keadaan ini
3. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan
10
sebenarnya tidak dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan
pada lansia, karena sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan
kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang
minimal.
7. Impaction (sulit buang air besar), sebagai akibat dari kurangnya gerakan,
11
9. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan
berkurang, sehingga jika tidak dapat bekerja maka tidak akan mempunyai
penghasilan.
waktu yang lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan
12. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, dimana mereka
mengalami sulit untukmasuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan
mudah terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun susah tidur
13. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu
akibat dari proses menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat
memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan
12
karena terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya
kekakuan pada dinding pembuluh darah, baik karena proses menua atau
penyakit.
Selain 14 masalah pada lansia yang dikemukakan oleh Kane & Ouslander,
terdapat permasalahan lain pada lansia yang dapat diperiksa melalui Kartu
berpakain, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
3. Gangguan ginjal.
usia lanjut, terdapat prinsip utama yang harus dipenuhi guna melaksanakan
pelayanan kesehatan pada lanjut usia, yaitu pendekatan holistik atau lengkap, serta
tatakerja dan tatalaksana secara tim. Untuk mengupayakan prinsip holistik yang
berkesinambungan, secara garis besar pelayanan pada kesehatan pada usia lanjut
Service)
13
Pada upaya kesehatan pelayanan ini, semua upaya kesehatan yang
serta menangani kesehatan para lanjut usia. Puskesmas dan dokter praktek
Pada layanan tingkat ini, rumah sakit setempat yang telah melakukan
secara langsung atau tidak langsung memalui pembinaan pada puskesmas yang
awam perlu dilaksanakan. Di lain pihak, rumah sakit harus selalu bersedia
Service).
Pada layanan ini rumah sakit, tergantung dari jenis layanan yang ada,
menyediakan berbagai layanan bagi para lanjut usia. Mulai dari layanan
14
sederhana berupa poliklinik lanjut usia, sampai pada layanan yang lebih maju,
dan/atau panti rawat wredha (nursing homes). Disamping itu rumah sakit jiwa
juga menyediakan layanan kesehatan jiwa bagi geriatri dengan pola yang sama.
Pada tingkat ini, sebaliknya dilaksanakan suatu layanan terkait antara unit
geriatri rumah sakit umum dengan unit psikkogeriatri suatu rumah sakit jiwa,
F. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
pemulihan.
15
3) Berkembangnya posyandu lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan
1) Sasaran langsung, yang meliputi pra lanjut usia (45-59 tahun), usia lanjut (60-
69 tahun), usia lanjut risiko tinggi (>70 tahun atau 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan).
2) Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada,
usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan
masyarakat luas.
sebagai seorang pelaku dari sebuah sistem kesehatan. Adapun peran kader dalam
16
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas puskesmas untuk
potensi.
kegiatan.
dan sehat, gizi usia lanjut, kesehatan usia lanjut, 3) Menggali dan menggalang
alat dan bahan, 2) Memberikan pelayanan usia lanjut: (a) Mengukur tinggi dan
berat badan, (b) Mencatat hasil pelayanan dalam buku register dan KMS, (c)
tidak hadir), (e) Mengunjungi sasaran yang tidak hadir dikelompok usia lanjut.
6. Melakukan pencatatan.
dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
lansia adalah:
17
1) Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (activty of daily living), meliputi
kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan atau minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya.
pertanyaan.
tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Massa Tubuh (IMT).
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
7) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu dan
atau POKSILA.
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota POKSILA yang
Health Nursing). Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan
kondisi setempat:
18
11) Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Penyuluhan contoh menu makanan
12) Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai, dan lain
arisan, kegiatan ekonomi produktif, forum diskusi, penyaluran hobi dan lain-
lain.
19
Gambar 2.1 Contoh Pengisian KMS Lansia
20
Mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia yang digunakan adalah
pelaksanaan pelayanan.
sederhana)
21
Gambar 2.2 Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut dengan Sistem 5
POSYANDU
meja/tahapan
:
FORMAT PENCATATAN DAN PELAPORAN KESEHATAN LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA
DESA/KELURAHAN :
PUSKESMAS :
KECAMATAN :
BULAN :
Jml Kasus
Umur Kegiatan sehari-hari Hasil pemeriksaan Pengobatan
Kunjungan Konseling Pemberda
Penyulu
No Nama Lansia 45-59 60-69 > 70 Kemandirian Ggn IMT Tek. Darah Hb
Kolesterol Gula Darah Asam Urat Ggn yaan Ket.
Ggn Ggn Ggn han
Diobati Dirujuk B L S Lansia
B L L P L P L P A B C ME L N K T N R N K N T N T N T ginjal kognitif Penglihatan pendengaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
JUMLAH
Mengetahui
Penanggung jawab wilayah Ketua kader Posyandu ......
________________ ________________
Gambar 2.3 Lembar Pencatatan dan Pelaporan Kelompok / Posyandu Lanjut Usia
22
Tabel 2.1 Petunjuk Pengisian Format Pencatatan dan Pelaporan Kelompok /
Posyandu Lanjut Usia
23
keluarga atau orang lain ?
Nilai normal IMT untuk lanjut usia berkisar antara 18.5 – 25.
L: bila titik temu terdapat pada daerahgrafik dengan warna
merah (IMT lebih dari 25)
N: bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna
hijau
K: bila titik temu terdapat pada daerah grafik dengan warna
kuring (IMT kurang dari 18.5)
8 Tekanan Darah Ukur tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop
T (tinggi) T: bila salah satu dari sistole atau diastole, atau keduanya di
N (normal) atas normal
R (rendah) N: bila sistole antara 100 -140 mmHg dan diastole 70 – 95
mmHg
R: bila sistole atau diastole dibawah normal.
9 Hb Pemeriksaan hemoglobin :
N (normal) Bila menggunakan sahli maka :
K (kurang) N: nilainya 13 g% untuk pria dan 12 g% untuk wanita.
10 Kolesterol Diperoleh dari hasil pemeriksaan kolesterol.
N (normal) Tuliskan hasil pemeriksaan pada kolom
T (Tinggi) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg / dL
Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
11 Gula Darah Diperoleh dari hasil pemeriksaan gula darah.
N (normal) Tuliskan hasil pemeriksaan pada kolom
T (Tinggi) Normal : bila kadar gula darah sewaktu < 200 mg/dL
Tinggi : Bila kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL
12 Asam Urat Diperoleh dari hasil pemeriksaan asam urat.
N (normal) Tuliskan hasil pemeriksaan pada kolom
T (Tinggi) Normal : bila kadar asam urat L (3.5 mg/dL – 7 mg/dL) dan
P (2.6 mg/dL – 6.0 mg/dL )
Tinggi : Bila kadar asam urat L > 7 mg/dL dan P > 6 mg/dL
13 Gangguan Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik :
Ginjal Beri tanda (+) apabila ada gejala gangguan ginjal ditemukan
Beri tanda (-) apabila tidak ada gejala gangguan ginjal
ditemukan
24
14 Gangguan Dengan menggunakan instrumen Mini Cog dan Clock Drawing
Kognitif Test
Beri tanda (+) apabila ada penurunan fungsi kognitif
Beri tanda (-) apabila tidak ada penurunan fungsi kognitif
15 Gangguan Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan ditemukan
penglihatan gangguan penglihatan (katarak, glaukoma, presbiop dll)
Beri tanda (+) : apabila ditemukan gangguan penglihatan
Beri tanda (-) : tidak ditemukan gangguan penglihatan
16 Gangguan Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan ditemukan
pendengaran gangguan pendengaran
Beri tanda (+) : apabila ada keluhan dari lansia bahwa dia sulit
untuk mendengar atau waktu pemeriksaan lansia sulit mengerti
apa yang dibicarakan atau hasil tes pendengaran ada gangguan
pendengaran
Beri tanda (-) : tidak ditemukan gangguan pendengaran
17 Diobati Beri tanda (+) atau (–) bila :
(+) : bila lanjut usia diobati
(-) : bila lanjut usia tidak diobati
18 Dirujuk Beri tanda (+) atau (–) bila :
(+) : bila lanjut usia dirujuk ke tingkat pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi
(-) : bila lanjut usia tidak dirujuk/hanya sampai di Puskesmas
19 Konseling Beri tanda angka jumlah kasus pada kolom yang sesuai apakah
pasien diberikan konseling sesuai dengan masalah
kesehatannya
Baru : apabila konseling diberikan untuk kasus baru
Lama: apabila konseling diberikan untuk kasus lama
Selesai : apabila pasien sudah selesai diberikan konseling untuk
satu kasus
20 Penyuluhan Apabila ada penyuluhan beri tanda positif (+)
lansia.
2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu lansia jauh atau sulit dijangkau. Jarak
posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan
25
atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu. Penilaian pribadi atau
sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang
diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
respons.
5. Kader Posyandu Lansia. Diperlukan pelatihan lebih lanjut bagi para kader agar
26
BAB III
PENUTUP
Posyandu lansia merupakan wadah terpadu untuk para lansia dimasa tuanya
karena pada usia lanjut seperti ini, kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik
yang relatif lemah dan kesepian, perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga
Manfaat yang dirasakan dengan adanya posyandu lansia ini bukan hanya
dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan dimana lansia
tersebut tinggal. Posyandu lansia dapat membantu lansia untuk menyesuaikan diri
kendala tersebut akan dapat diatasi dengan kerja sama semua pihak, yaitu
27
DAFTAR PUSTAKA
RI, 2017.
Rineka Cipta.
Maret. http://posyandulansia.pdf.co.id.
28