Mengembangkan potensi anak bisa dilakukan dengan berbagai cara. Permainan adalah
salah satunya, yang justru kerap disepelekan orang tua. Kebanyakan orang tua lebih cenderung
menjadi penonton dan fasilitator acara bermain dari anak-anaknya daripada dirinya sendiri ikut
terjun dalam permainan tersebut, padahal bermain bersama anak banyak sekali manfaatnya.
Dengan bermain, anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan juga dapat
mengembangkan kreativitas anak akan nilai, sikap, toleransi, serta pemahaman. Bermain
merupakan cara untuk mengeskpresikan perasaan dan emosi yang lebih cepat dibandingkan
menyampaikan ekspresi secara verbal.
Pentingnya Bermain
Fungsi bermain bagi anak adalah inti dari proses pembelajaran. Melalui bermain anak bisa
membangun pemahaman dan pengetahuan. Dengan kegiatan bermain yang positif, anak dapat
melatih perkembangan otak dan motorik seperti melatih menggunakan otot tubuhnya dan
menstimulasi penginderaannya.
Bermain menjadikan anak mampu menjelajahi dunia sekitarnya, mengenali lingkungan tempat ia
tinggal termasuk mengenali diri sendiri. Sehingga kemampuan fisik anak semakin terlatih, begitu
pula kemampuan kognitif dan kemampuannya untuk bersosialiasasi.
Setiap anak juga dapat mengembangkan ketrampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain,
kemandirian, dan keberanian untuk berinisiatif. Jadi kegiatan bermain merupakan sarana melatih
ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten yang membuat anak
menyadari kemampuan dan kelebihannya.
Dengan bermain, anak-anak akan mengalami konsep untuk hidup secara langsung seperti
bagaimana rasanya menang atau kalah. Maka, konsep tersebut akan lebih meresap dalam diri
mereka secara lebih dalam, daripada bila konsep tersebut hanya disampaikan secara lisan.
1. Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku mendapatkan kepuasan karena
melakukannya (tanpa target), bukan untuk misalnya mendapatkan penghargaan dan uang.
2. Permainan dipilih secara bebas. Anak bebas memilih permainan apa yang hendak
dimainkannya. Jadi, permainan dipilih sendiri, dilakukan atas kehendak sendiri dan tidak
ada yang menyuruh ataupun memaksa.
3. Haruslah menyenangkan anak yang bersangkutan dan dapat dinikmatinya.
4. Adanya unsur imajinasi atau khayalan dalam kegiatan bermain.
5. Dilakukan secara aktif dan sadar. Anak harus terlibat secara aktif dalam permainan yang
dimainkannya.
Manfaat Bermain Bersama Anak:
Pak Doni tahu betul bahwa anaknya sering kali tidak sanggup menghadapi kekalahan.
Maka, dibuatnya agenda khusus untuk melatih Jimmy mengatasi kesulitannya tersebut.
Pertama-tama Pak Doni merencanakan bermain catur bersama Jimmy selama satu
minggu berturut-turut. Pada saat mendekati kekalahan, mata Jimmy sering berkaca-kaca
dan kadang-kadang dia berusaha menghindar dengan alasan sakit perut, lapar, atau
ngantuk. Tak jarang dia marah-marah dan menangis. Pak Doni mendorong Jimmy untuk
bertahan dan beberapa kali memberi kesempatan kepadanya untuk menang untuk
memunculkan rasa percaya dirinya. Kemudian, Pak Doni membuat program khusus yaitu
"Soccer Party." Diundangnya beberapa teman anaknya untuk bermain bola bersama. Pak
Doni dan beberapa ayah juga ikut serta dalam permainan. Di sanalah proses pelatihan
mental terjadi. Beberapa kali Pak Doni memberikan semangat kepada Jimmy yang tawar
hati karena kebobolan gol cukup banyak. Pada saat kalah, Pak Doni mengajak Jimmy
untuk belajar menghibur diri.
Kevin kesal sekali pada adiknya yang masih berusia 1 tahun. Beberapa kali dia susun
catur untuk dimainkan bersama ayah, tapi adiknya selalu datang untuk menghancurkan
biji-biji caturnya. Kevin marah-marah dan mendorong adiknya. Ibu tidak bisa menemani
adik karena sibuk menyiapkan makan malam. Maka ayah mengusahakan jenis permainan
yang berbeda. Ayah mendorong Kevin untuk berlomba menyusun catur secepatnya
segera setelah si adik menghancurkan, dan adik juga didorong untuk menjatuhkan biji
catur milik sendiri. Kevin dan adik akhirnya asyik bermain sampai ibu siap menyuapi
adik, dan Kevin pun bisa mulai bermain catur secara lebih serius dengan ayahnya.
Jessica terus-menerus menarik baju ibunya yang sedang masak dan mengajaknya
bermain: "Mama.......mama......main yuk!" Setelah beberapa saat dicoba untuk tidak
dipedulikan, ibu mengalami kesulitan bergerak bebas di dapur. Akhirnya, ibu mengambil
beberapa sayur dan pisau roti yang tumpul. Ibu tebarkan koran di lantai dan mengajak
Jessica main masak-masakan untuk beberapa saat lamanya, kemudian diteruskan dengan
ditemani oleh si mbak. Saat Jessica sudah mulai asyik memotong-motong bersama mbak,
ibu juga mulai bisa mengerjakan beberapa hal lainnya. Ternyata, beberapa menit bersama
Jessica dapat memberi kebebasan beberapa jam untuk ibu bisa memasak tanpa diganggu.
Jessica mulai asyik masak dengan mbak, dan Jessica tahu "Mama hadir, koq.
Denny sedang asyik main play station ketika ayah pulang. Denny tidak menengok ketika
dipanggil. Maka ayah mendekati Denny dan memberikan komentar terhadap game yang
sedang dimainkan. Ayah ingin menunjukkan bahwa ia tertarik pada mainan Denny.
Denny pun mulai menengok dan menunjukkan bagaimana memenangkan level-level
sebelumnya, apa strateginya dan apa tantangan level selanjutnya. Dan ayah
mendengarkan dengan seksama. Kemudian ayah memegang pundak Denny dan berkata:
"kamu hebat sekali bisa mencapai level ini, ayah bangga. Tapi ayah juga rindu untuk
makan bersama kamu. Bagaimana kalau setelah level ini selesai kita makan bersama?
Ayah tunggu kamu di meja makan ya.......kamu bisa ceritakan lebih banyak lagi
bagaimana asyiknya game ini waktu kita makan."
Masih banyak manfaat lain dari bermain bersama anak, yang penting adalah orang tua menyadari
hal ini dan berani untuk mencoba. Banyak kendala yang membuat orang tua enggan bermain
dengan anak. Misalnya: rasa lelah, minat yang berbeda, kondisi emosi orang tua yang lagi
sedang kurang baik, persoalan keluarga yang membuat depresi, perang dingin dengan suami,
istri, mertua atau ipar, rasa khawatir tidak bisa menghentikan permainan dengan pertengkaran
atau hukuman, merasa kehilangan waktu yang berharga, rasa khawatir tidak bisa mengikuti
kemauan atau minat anak, tidak tahu bagaimana memulai, dan sebagainya. Dan kendala terbesar
adalah menganggap 'bermain' sebagai musuh dari 'belajar'. Padahal bermain adalah salah satu
kebutuhan terpenting dalam perkembangan anak, selain makan, minum dan tidur. Melarang anak
bermain sama dengan melarang anak menikmati masa kecilnya dan bertumbuh.
Mari kita mulai mencoba. Pemahaman dan kepekaan orang tua terhadap manfaat bermain akan
menjadikan orang tua selain semakin ahli dalam bermain dengan anak, juga menikmati
kebersamaan dengan anak. Dan percayalah, anak-anak dari keluarga yang suka bermain akan
menjadi anak-anak yang cerdas, pandai bergaul, dan mudah mengikuti berbagai macam
peraturan.
Sumber :
1. www.store.pondok ibu.com
2. Kartawijaya,A , Lie Wei Jen, Manfaat bermain bersama anak, Eunike no 11,triwulan
1V,2003