Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM DAN TERAPI MUROTTAL
DI RW 06, RT 02/03 KELURAHAN TAMALANREA JAYA

Oleh :

Kelompok 1 Kelompok 2

1. Ilham Trinandi (R014182009) 1. Sumita Rianti B (R014182046)

2. P.D Anjasmaya (R014102021) 2. Hastuti (R014182017)

3. Pinrakati (R014182028) 3. Nurindah W (R014181011)

4. Wa Ode Umi K (R014182044) 4. Ayu Ashari (R014182026)

5. Suci Alifkha Didin (R014182038) 5. Restu abady (R014182003)


6. Suryanti (R014182035) 6. Rahmiani. M (R014182038)
7. Amina (R014182030)

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


PROGRAM STUDI PROFESI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
MATERI KECEMASAN (ANSIETAS)

A. Definisi
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai dengan
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Herdman & Kamitsuru, 2016). Kejadian
dalam hidup seperti mengalami tuntutan, persaingan serta bencana membawa dampak
terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak psikologis yang bisa
terjadi adalah timbulnya kecemasan atau ansietas (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015).

Ansietas merupakan perasaan tidak tenag yang samar-samar karena disertai suatu
respons (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) (Sutejo, 2018). Stuart
(2012) menyebutkan bahwa ansietas adalah perasaan tidak tenang yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai dengan ketidakpastian, ketidakberdaayan,
isolasi dan ketidakmampuan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa
ansietas merupakan suatu respons individu berupa perasaan khawatir atau takut sebagai
bentuk antisipasi terhadap kejadian dalam hidup.

B. Jenis-jenis ansietas
Yusuf, PK, & Nihayati (2015) dan Sutejo (2018) menyebutkan bahwa ansietas
dibedakan menjadi 4 yakni:

a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Adapun batasan karakteristik kecemasan ringan, yaitu:
a. Agak tidak nyaman
b. Gelisah
c. Insomnia ringan
d. Perubahan nafsu makan
e. Peka
f. Pengulangan pertanyaan
g. Perilaku mencari perhatian
h. Peningkatan kewaspadaan
i. Peningkatan persepsi dan pemecahan masalah
j. Mudah marah
k. Fokus pada masa datang
l. Gerakan tidak tenang

b. Ansietas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Adapun batasan karakteristik dari
kecemasan sedang :
a. Perkembangan dari kecemasan ringan
b. Perhatian terpilih pada lingkungan
c. Konsentrasi hanya pda tugas-tugas individu
d. Ketidaknyamanan subjek sedang
e. Suara bergetar
f. Perubahan dalam nada suara
g. Takipnea
h. Takikardi
i. Peningkatan ketegangan otot
c. Ansietas berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal
lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Adapun
batasan karakteristik dari kecemasan berat adalah :
a. Perasan terancam
b. Ketegangan otot berlebihan (kepala, spasme otot)
C. Etiologi
Menurut Stuart (2012), ada dua faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecemasan yakni:

1. Faktor predisposisi

a. Teori psikoanalitik
Teori psikoanalitik menjelaskan tentang konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian diantaranya Id dan Ego. Id mempunyai dorongan naluri dan
impuls primitive seseorang, sedangkan Ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh normal-norma budaya seseorang. Fungsi kecemasan dalam ego
adalah meningatkan ego bahwa bahaya akan datang.

b. Teori interpersonal
Teori interpersonal menyatakan bahwa kecemasan merupakan perwujudan
penolakan dari individu yang menimbulkan perasaan takut. Kecemasan juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang
menimbulkan kecemasan. Individu yang mengalami harga diri rendah akan mudah
mengalami kecemasan.

c. Teori perilaku
Menurut teori ini, kecemasan timbu karena adanya stimulus dari lingkungan spesifik,
pola pikir yang salah, atau rendahnya produktivitas seseorang dapat menyebabkan
perilaku maladaptif. Penilaian yang berlebihan terhadap adanya bahaya dalam situasi
tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman
merupakan penyebab kecemasan seseorang.

d. Teori biologis
Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus yang dapat
meningkatkan neuregulator inhibisi (GABA) yang berperan penting dalam
mekanisme biologis yang berkaitan dengan kecemasan. Gangguan fisik dan
penurunan kemampuan individu untuk mengatasi stresor merupakan penyerta dari
kecemasan.

2. Faktor presipitasi
a. Faktor Eksternal
1) Ancaman integritas fisik
Meliputi ketidakmampuan fisiologis terhadap kebutuhan dasar sehari-hari yaang
bisa disebabkan karena sakit, trauma fisik, dan kecelakaan.

2) Ancaman sistem diri


Diantaranya ancaman terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan dan
perubahan status dan peran, tekanan kelompok dan sosial budaya.

b. Faktor Internal
1) Usia
Gangguan kecemasan lebih mudah dialami oleh seseorang yang mempunyai
usia lebih muda dibandingkan individu dengan usia yang lebih tua (Kaplan &
Sadock, 2010).

2) Stressor
Stressor merupakan tuntutan adaptasi terhadap individu yang disebabkan oleh
perubahan keadaan dalam kehidupan. Sifat stresor dapat berubah secara tiba-
tiba dan dapat mempengaruhi seseorang dalam mengalami kecemasan,
tergantung mekanisme koping seseorang (Kaplan & Sadock, 2010).
3) Lingkungan
Individu yang berada di lingkungan asing lebih mudah mengalami kecemasan
dibanding bila individu yang berasa di tempat yang biasa dia tempati.

4) Jenis Kelamin
Wanita lebih sering mengalami kecemasan dari pada pria. Wanita memiliki
tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan pria. Hal ini di karenakan
wanita lebih peka emosinya yang pada akhirnya mempengaruhi perasaan
cemasnya.

5) Pendidikan
Kemampuan berpikir individu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin
tiinggi tingkat pendidikan maka individu akan semakin mudah berpikir rasional
dan menangkap informasi baru. Kemampuan analisis akan mempermudah
individu dalam menguraikan masalah baru.
Kecemasan dapat timbul dalam situasi apapun. Kecemasan biasanya timbul
karena adanya (Stuart, 2012):

1) Threat (Ancaman)
Ancaman dapat disebabkan oleh sesuatu yang benar-benar realistis dan juga tidak
realistis, comtohnya: ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya (seperti kehilangan
kemerdekaan dan arti hidup maupun ancaman eksistensinya).

2) Conflict (pertentangan)
Timbul karena adanya dua keinginan yang keadaannya bertolak belakang. Setiap
konflik mempunyai dan melibatkan dua alternatif atau lebih yang masing-masing
mempunyai sifat approach dan avoiidance.

3) Fear (ketakutan)
Ketakutan akan segala hal dapat menimbulkan kecemasan dalam menghadapi ujian
atau ketakutan akan penolakan menimbulkan kecemasan setiap kali harus berhadapan
dengan orang baru.
4) Umneed need (kebutuhan tidak terpenuhi)
Kebutuhan manusia sangat kompleks dan banyak. Jika tidak terpenuhi maka akan
menimbulkan rasa cemas.

D. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah:

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung
2. Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
3. Pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang
4. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

Adanya keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas, mengalami gangguan
pencernaan, berkemih atau sakit kepala.
TOPIK : TAK teknik relaksasi napas dalam dan terapi murottal
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit skala kecemasan klien berkurang
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, klien mengetahui:
a. Menjelaskan pengertian relaksasi napas dalam
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat relaksasi napas dalam
c. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tekhnik relaksasi napas dalam
d. Menjelaskan langkah-langkah tekhnik relaksasi napas dalam
e. Mendemonstrasikan tekhnik relaksasi napas dalam
B. KRITERIA KLIEN
1. Klien yang berusia lanjut (55 tahun ke atas) dengan masalah kecemasan terhadap
penyakit yang diderita
2. Klien yang kooperatif
C. PROGRAM SELEKSI
Klien yang dapat mengikuti TAK didapatkan dari :
1. Berdasarkan pasien kelolaan mahasiswa (kelompok)
2. Berdasarkan seleksi kelompok
D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Tempat : Posyandu Flamboyan IV Kampung Parang
Hari/tanggal : Rabu/ 20 November 2019
Waktu : 16.00 – selesai WITA
E. PENGORGANISASIAN
1. Leader: Sumita Rianti Bahris
Tugas: Sebagai pembuka acara, mengontrol TAK dan sebagai pembawa acara selama
kegiatan TAK
2. Co leader : P.D Anjasmaya dan Suci Alifkha Didin
Tugas: Membantu leader mengarahkan dan mengontrol jalannya TAK
3. Fasilitator : Amina, Wa Ode Umi Kalsum, Pinrakati, Rahmiani M, Ayu Ashari, Restu
Abady, dan Nurindah Wahyuni
Tugasnya: Mempersiapkan alat, tempat, dan klien
4. Observer : Hastuti, Ilhan Trinandi, dan Suryanti
Tugasnya: Memantau dan mengevaluasi hasil selama TAK berlangsung, dari awal
kegiatan sampai proses TAK selesai
F. SETTING TEMPAT
Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran di ruangan yang nyaman dan
tenang.

Keterangan :

Leader :

Co Leader :

Fasilitator :

Observer :

Klien :

G. ALAT
1. Speaker
2. Murottal
3. Laptop
I. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi, tanya jawab, dan demostras

J. LANGKAH KEGIATAN
Tahap Kegiatan
Persiapan a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi:
usia 55 tahun ke atas
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Orientasi a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
mengungkapkan apa yang diketahui tentang hipertensi
a) Menjelaskan pengertian relaksasi napas dalam
b) Menjelaskan tujuan dan manfaat relaksasi napas
dalam
c) Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tekhnik
relaksasi napas dalam
d) Menjelaskan langkah-langkah tekhnik relaksasi napas
dalam
e) Mendemonstrasikan tekhnik relaksasi napas dalam
2. Waktu
3. Terapis membacakan tata tertib TAK
Tahap Kerja a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri
(nama dan nama panggilan) dimulai dari terapis secara
berurutan searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Terapis dan klien memakai papan nama.
d. Terapis menjelaskan manfaat melakukan teknik relaksasi
napas dalam dan terapi murottal. Kemudian terapis
memberikan contoh langkah-langkah melakukan relaksasi
tersebut.
e. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar murottal bersamaan
dengan melakukan teknik relaksasi napas dalam. Setiap klien
ditemani oleh fasilitator dan dipandu melakukan teknik
relaksasi. Setelah itu setiap klien diminta secara mandiri
unruk melakukan teknik secara mandiri.
f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya
setelah melakukan teknik tersebut
g. Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
Terminasi a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan dalam
keseharian.

K. Tata Tertib
Tata tertib untuk kegiatan TAK, antara lain:
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi.
4. Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK
berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacau jalannya acara akan dikeluarkan.
7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis namun TAK belum selesai
makan pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu
TAK pada anggota.
L. EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemapuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulus
sensori mendengar murottal, dan perasaan saat mendengar murottal. Hal-hal yang perlu
dievaluasi, antara lain:

a. Evaluasi struktur
1) Tim berjumlah 13 orang, terdiri atas 1 leader, 2 co-leader, 7 orang fasilitator
dan 3 observer
2) Lingkungan tenang
3) Peralatan
b. Evaluasi proses
1) Minimal 75% dari peserta dapat mengkuti kegiatan dari awal sampai selesai.
2) Minimal 75% peserta klien aktif mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi akhir
1) Minimal 75% mampu memahami manfaat terapi reksasi napas dalam dan
terapi murottal.
2) Minimal 75% mampu mempraktekkan terapi relaksasi secara mandiri dan
terapi murottal
3) Tingkat kecemasan klien dapat berkurang dari sebelum intervensi dan
setelah intervensi.
MATERI
TEKHNIK RELAKSASI NAPAS DALAM
A. Pengertian
Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare,
2009). Latihan nafas dalam adalah cara bernafas yang efektif melalui menarik dan
menghembuskan napas untuk memperoleh nafas yang lambat, dalam dan rileks.
B. Tujuan Dan Manfaat Teknik Relaksasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2009) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi
nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi stress baik stress fisik
maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah melakukan teknik relaksasi
nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri, ketentraman hati, dan berkurangnya rasa
cemas.
C. Faktor yang Mempengaruhi Relaksasi
Relaksasi ini menimbulkan respon emosi dan efek menenangkan, sehingga fisiologi
dominan simpatis berubah menjadi dominan sistem parasimpatis. Sensasi tenang, ringan
dan hangat yang menyebar keseluruh tubuh merupakan efek yang bisa dirasakan dari
relaksasi autogenik. Sensai ringan yang muncul adalah merupakan efek dari ketegangan
otot tubuh yang menurun. Perasaan hangat diekstermitas dapat dijelaskan secara fisiologis
sebagai vasodilatasi pembuluh darah karena aktivasi sistem parasimpatis (Ismarina,dkk,
2015).
D. Langkah-langkah Tekhnik Relaksasi Napas Dalam
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Posisi duduk, setengah duduk atau berbaring.
4. Letakkan kedua telapak tangan berhadapan satu sama lain, dibawah dan sepanjang batas
bawah tulang rusuk depan. Letakkan ujung jari tengah kedua telapak tangan saling
bersentuhan.
5. Ambil nafas dalam secara lambat, menghirup melalui hidung. Rasakan bahwa kedua
jari tengah tangan terpisah selama menarik nafas (inspirasi). Tahan napas sampai
hitungan ketiga (1, 2, 3).
6. Perlahan-lahan menghembuskan nafas melalui mulut (seperti meniup).
7. Kedua ujung jari tengah akan bersentuhan kembali.
8. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
9. Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam
10. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
11. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
12. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
TERAPI MUROTTAL DZIKIR
A. Pengertian
Terapi murottal dzikir adalah rekaman suara dzikir yang dilagukan oleh seorang qori’
(pembaca Al-Qur’an), lantunan dzikir secara fisik mengandung unsur suara manusia.
B. Tujuan
Tujuan terapi murottal dzikir adalah untuk menurunkan hormon-hormon nyeri,
mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas, tegang dan nyeri memperbaiki sistem kimia tubuh
sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut
nadi, dan aktivitas gelombang otak.
C. Manfaat
1. Mendengarkan Dzikir akan mendapatkan ketenangan jiwa.
2. Lantunan dzikir secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara manusia
merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah
dijangkau.
.

HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY


(HARS)

Nomor Responden : Nama

Responden : Tanggal

Pemeriksaan :

Skor : 0 = tidak ada


1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali

Total Skor : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan


14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak

4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari

7 Gejala Somatik (Otot)


- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)


- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)

12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi

13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Skor Total
Tonus Otot Meningkat :

- Napas Pendek dan Cepat


- Muka Merah

Anda mungkin juga menyukai