Anda di halaman 1dari 43

115

VII. STUDI POTENSI DAN KUALITAS LIMBAH DI KAWASAN


INDUSTRI CILEGON

Abstrak

Peningkatan pertumbuhan kawasan industri di suatu wilayah tentunya


akan berpengaruh terhadap keberadaan lingkungan sekitarnya. Limbah industri
yang langsung dibuang ke lingkungan, akan mengakibatkan terjadinya
pencemaran, karena di dalamnya seringkali mengandung bahan-bahan
pencemar seperti bahan pencemar anorganik yang berasal dari sisa-sisa proses
produksi dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
dan kualitas limbah di kawasan industri cilegon dalam rangka menuju eco
industrial park (EIP). Penelitian menggunakan metode deksriptif melalui kegiatan
survey lapangan dan studi pustaka terhadap hasil-hasil kajian terdahulu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara umum kualitas limbah cair, udara ambien,
kebisingan, dan air bawah tanah serta air laut di kawasan industri kota Cilegon
masih berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan, namun terdapat
beberapa parameter di beberapa perusahaan yang telah melebihi baku mutu
seperti suhu, TDS, pH Insitu, Kadar NH3-N, Kadar BOD5, kadar COD (limbah
cair), kadar HC dan debu, TDS, kesadahan total, kadar khlorida, Natrium (Na),
Sulfat (SO4) (air bawah tanah), Kecerahan (insitu), pH (insitu), Amonia total
(NH3), dan seng (Zn) (air laut).

Kata Kunci : Kawasan industri, limbah, pencemaran

7.1. Pendahuluan
Seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan kawasan industri di
suatu wilayah tentunya akan berpengaruh terhadap keberadaan lingkungan
sekitarnya. Disamping memberikan dampak positif terutama di bidang ekonomi
dan sosial, pembangunan kawasan industri juga akan berpengaruh negatif
terutama terhadap kualitas lingkungan di wilayah tersebut. Penurunan kualitas
lingkungan tersebut salah satunya disebabkan karena dihasilkannya air limbah
yang berasal dari kegiatan indsutri yang pada umumnya langsung dibuang ke
dalam badan air (perairan).
Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan, seringkali mengakibatkan
terjadinya pencemaran, karena di dalamnya seringkali mengandung bahan-
bahan pencemar seperti bahan pencemar anorganik yang berasal dari sisa-sisa
proses produksi dan lain sebagainya.
116

Limbah domestik cair yang langsung dibuang ke perairan akan berakibat


buruk terhadap ekosistem perairan, yakni dapat mengakibatkan terganggunya
ekosistem perairan serta dapat mengganggu estetika di lingkungan perumahan
dan di luar lingkungan perumahan tersebut. Hal ini disebabkan bahan-bahan
pencemar yang terdapat pada limbah domestik cair dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan kadar oksigen yang terlarut dalam air dan terbentuknya
gas-gas beracun yang terlarut dalam air seperti amoniak (NH3), nitrit (NO2) dan
hidrogen sulfida (H2S) serta munculnya bahan-bahan beracun dan berbahaya
(B3). Menurunnya kadar oksigen terlarut dan munculnya gas-gas beracun ini
dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada berbagai organisme air dan
kematian berbagai biota yang berperan penting dalam siklus rantai makanan,
selain itu juga akan menurunkan estetika perairan karena terjadinya perubahan
warna air dan berbau. Di lain pihak munculnya limbah B3 juga akan
menimbulkan berbagai dampak yang akan berpengaruh langsung pada
kesehatan organisme yang hidup di lingkungan tersebut.
Bahan pencemar yang terdapat pada limbah domestik cair dapat berakibat
buruk pada ekosistem perairan penerimanya serta pada lingkungan sekitarnya,
namun di lain pihak informasi mengenai kualitas limbah domestik cair baik pada
perumahan sangat sederhana dan pada perumahan mewah informasinya masih
sangat minim. Oleh karena itu dalam rangka mengetahui kualitas limbah
domestik cair yang dihasilkan dari kawasan industri, kiranya perlu dilakukan
penelitian mengenai kualitas limbah cair yang dihasilkan industri tersebut dan
melihat bagaiman pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan kualitas limbah di kawasan
industri cilegon dalam rangka menuju eco industrial park.

7.2. Metode Studi Potensi dan Kualitas Limbah di Kawasan Industri


Cilegon
Untuk mengetahui karakteristik fisik-kimia air pada beberapa kawasan
industri di kota Cilegon maka digunakan metode deksriptif melalui kegiatan
survey lapangan pengambilan sampel di beberapa wilayah dan studi pustaka
terhadap hasil-hasil kajian terdahulu baik pada lembaga penelitian maupun
instansi yang terkait terutama hasil-hasil kajian yang telah dilakukan oleh kawsan
industri yang merupakan objek studi.
Kualitas limbah domestik cair termasuk kualitas air pada selokan dan
sungai dianalisis dengan menggunakan metode analisis Laboratorium. Data-
117

data tersebut selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu limbah domestik cair
yang tercantum pada Kepmen LH No 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik dan baku mutu limbah domestik cair yang ditetapkan oleh
UNESCO/WHO/UNEP, 1992; UNECE, 1994; Tchobanoglous and Burton, 1991;
dan Rump and Krist, 1992 serta kriteria mutu air yang tercantum pada Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air untuk Kelas III.
Data-data yang berkaitan dengan karakteristik fisik dan kimia air meliputi
pH, BOD, COD, DO, Total Fosfat sebagai P, Nitrat, Belerang sebagai H2S, Fecal
coliform, minyak dan lemak, deterjen sebagai MBAS, DDT, Klorin bebas (Cl2)
dan Amonia bebas (NH3-N) karena dianggap sangat berpengaruh terhadap
kualitas air. Untuk memperoleh data-data karakteristik fisik dan kimia air pada
beberapa lokasi industri di kota Cilegon dilakukan analisis laboratorium dengan
menggunakan metode analisis seperti pada Tabel 17 berikut:

Tabel 17. Metode analisis karakteristik fisik dan kimia air pada beberapa lokasi
No, Parameter Satuan Metode Analisis
I, Fisika
o
1 Temperatur Air C Pemuaian
2 Residu Terlarut (TDS) mg/l Gravimetri
3 Residu Tersuspensi (TSS) mg/l Gravimetri
4 Kekeruhan NTU Piring Secchi (Secchi disk)
II, KIMIA
5 pH mg/l Potensiometri/PH meter
6 BOD mg/l Titrimetri
7 COD mg/l Titrimetri
8 DO mg/l Titrimetri
9 Total Phospat sebagai P mg/l Spektrofotometri
10 Nitrat sebagai N mg/l Spektrofotometri
11 Besi Terlarut (Fe) mg/l Spektrofotometri
12 Nitrit sebagai N mg/l Spektrofotometri
13 Belerang sebagai H2S
14 Fecal Coliform MPN/100 ml MPN atau Filtrasi
Total Coliform MPN/100 ml MPN atau Filtrasi
15 Minyak dan Lemak µg/L Spektrofotometri
16 Deterjen sebagai MBAS µg/L Spektrofotometri
17 DDT mg/l Kromatografi
18 Klorin Bebas (Cl2) mg/l Titrimetri
19 Amonia Bebas (NH3-N) mg/l Spektrofotometri
(Sumber : Wardana, 2001)
118

7.3. Pembahasan Hasil Studi Potensi dan Kualitas Limbah di Kawasan


Industri Cilegon
7.3.1. Hasil Analisis Kualitas Limbah Cair Industri Kota Cilegon
Pada dasarnya setiap kegiatan industri akan menghasilkan limbah, baik
berupa limbah padat maupun limbah cair. Salah satu kegiatan yang banyak
menghasilkan limbah adalah kegiatan proses industri. Dalam hal ini pabrik yang
ada di suatu kawasan akan menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Oleh
karena itu maka perlu dilakukan analisis terhadap limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan industri tersebut. Pada bab ini akan membahas tentang analisis kualitas
limbah cair industri di kota Cilegon.
Berdasarkan data pada Tabel 18 di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa
parameter uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon
yang telah melewati ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter
pertama adalah Suhu. Berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan ambang
batas untuk suhu adalah 40 °C, namun pada kenyataannya hasil analisis
laboratorium menunjukkan bahwa ada dua stasiun yang dalam hal ini stasiun II
dan Stasiun IV yang berturut-turut adalah Outlet PT. Asahimas Chemical
Indonesia dan Outlet PT. Sentra Utama Jaya memiliki suhu udara insitu melebihi
ambang batas yang telah ditetapkan yaitu masing-masing 45 °C dan 43,8 °C.
Parameter berikutnya yang juga perlu menjadi perhatian adalah
parameter TDS. Padatan terlarut total (TDS) adalah zat padat yang terlarut,
terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang larut dalam air,
mempunyai ukuran lebih kecil dari 10-3μm. Padatan yang diamati dalam
penelitian ini adalah padatan terendapkan, padatan terlarut dan padatan
tersuspensi. Padatan terendapkan adalah padatan dalam suspensi yang dalam
keadaan tenang dapat mengendap dalam waktu tertentu karena pengaruh gaya
beratnya. Padatan tersuspensi dapat diklasifikasikan dalam padatan tersuspensi
organis dan padatan tersuspensi anorganis. Contoh padatan tersuspensi adalah
tanah liat, kuarts dan sebagainya. Contoh padatan terlarut adalah larutan garam
dan molekul organik.
119

Tabel 18. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV Sta V
1 Suhu 0C 40 33.7 45 36.4 43.8 31.2
2 TDS mg/l 4000 204 29420 30500 83110 1010
3 TSS mg/l 400 11 24 10 165 5
4 pH (insitu) 6,0-9,0 8.52 7.03 6.73 13.59 7.42
5 Fe mg/l 10 0.13 0.14 0.59 7.07 <0.06
6 Mn mg/l 5 <0.02 0.02 0.33 0.2 <0.02
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.09 0.09 0.16 0.14 0.08
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.29 0.91 0.98 0.65 0.12
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 0.03 <0.01 4.02 9.39 <0.01
25 NO3-N mg/l 30 0.6 0.5 0.6 3.1 2.3
26 NO2-N mg/l 3 0.066 0.008 0.105 <0.002 <0.002
27 BOD5 mg/l 150 3.9 48.9 46.7 11390 3.3
28 COD mg/l 300 15.9 194.5 181.5 39740.2 13.4
29 MBAS mg/l 10 0.1 1.07 0.76 3.51 0.09
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak
31 dan lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 0.3 <0.2
32 Debit M3/jam - 0.96 1.71 133.53 0.63 -
(Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon)
Keterangan :
Pengukuran dilakkan pada semester 1 Tahun 2007
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Tripolyta Indonesia
Sta II : Outlet PT. Asahimas Chemical Indonesia
Sta III : Outlet PT. Lautan Utsuka Chemical
Sta IV : Outlet PT. Sentra Utama Jaya
Sta V : Outlet PT. Dong jin
120

Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kadar TDS pada stasiun II


(Outlet PT. Asahimas Chemical Indonesia); stasiun III (Outlet PT. Lautan Utsuka
Chemical) dan Stasiun IV (Outlet PT. Sentra Utama Jaya) memiliki kadar TDS
melebihi ambang batas baku mutu yang telah ditentukan yaitu 4000 mg/l. Kadar
TDS pada stasiun II yang merupakan Outlet PT. Asahimas Chemical Indonesia
adalah sebesar 29420 mg/l, kadar TDS pada Stasiun III yang merupakan Outlet
PT. Lautan Utsuka Chemical adalah sebesar 30500 mg/l dan kadar TDS pada
Stasiun IV yang merupakan Outlet PT. Sentra Utama Jaya adalah sebesar 83110
mg/ l. Hasil analisis laboratorium tersebut jela smenunjukkan bahwa kadar TDS
pada ketiga staisun itu telah melebihi ambang batas baku mutu yang telah
ditentukan.
Disamping itu pH institu yang juga menjadi salah satu parameter yang
dianalisis pada uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota
Cilegon menunjukkan adanya pH pada salah satu stasiun yang telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan, dimana baku mutu pH insitu untuk limbah cair
adalah 6,0 - 9,0 skala PH. Adapaun stasiun yang pH institunya telah melebih
ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan adalah pada stasiun IV yang
merupakan Outlet PT. Sentra Utama Jaya dengan hasil analisis laboratorium
untuk parameter pH insitu adalah sebesar 13,59. Angka tersebut jelas
menunjukkan bahwa pH insitu pada stasiun ini telah melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan.
Derajat kemasaman (pH) adalah kondisi asam atau basa suatu larutan
dengan konsentrasi ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-) dan mencirikan
suatu keseimbangan antara asam dan basa dalam air. pH merupakan parameter
penting dalam menganalisa limbah dan bahkan menjadi parameter kunci pada
kehidupan biota yang ada di dalamnya.
Selain telah melebihi baku mutu pada parameter pH insitu limbah cair,
stasiun IV yang merupakan Outlet PT. Sentra Utama Jaya juga telah melebihi
ambang batas baku mutu pada tiga parameter lainnya yaitu NH 3 , BOD 5 dan

COD. Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada stasiun IV menunjukkan


bahwa kadar NH 3 sebesar 9,39 mg/l melebih baku mutu yang telah ditetapkan

yaitu sebesar 5 mg/l. Selanjutnya kadar BOD 5 pada stasiun ini adalah sebesar

11390 mg/l melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 150 mg/l.
Demikian pula dengan kadar COD pada stasiun ini juga telah melebihi baku mutu
121

yang telah ditetapkan yaitu 300 mg/l, dimana kadar COD nya sangatlah tinggi
yaitu sebesar 39740.2 mg/l.
Tabel 19. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Baku Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV Sta V
1 Suhu (insitu) 0C 40 35.6 29.5 34.8 35.6 35.7
2 TDS mg/l 4000 138 4880 6050 2830 2180
3 TSS mg/l 400 2 3 94 40 57
4 pH (insitu) 6,0-9,0 7.68 7.6 8.66 9.28 9.26
5 Fe mg/l 10 0.11 <0.06 0.06 0.06 0.06
6 Mn mg/l 5 0.37 <0.02 0.06 0.06 0.03
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.17 0.08 0.09 0.09 0.15
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
<0.000
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 5
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 0.23 0.2
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.11 0.89 1.02 1.43 1.47
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 <0.01 0.01 0.05 15.22 14.51
25 NO3-N mg/l 30 0.8 0.5 0.5 0.8 1.6
26 No2-N mg/l 3 <0.002 0.017 0.01 0.214 0.596
27 BOD5 mg/l 150 5 4.2 2 34.2 40.7
28 COD mg/l 300 20.1 16.8 92 130 158.5
29 MBAS mg/l 10 0.09 0.71 0.7 0.46 0.12
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak dan
31 lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit M3/jam - 1.51 60 - 113 85
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Keterangan : Pengukuran dilakukan pada semester 1 Tahun 2007
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Dow Chemical
Sta II : Outlet PLTGU Suralaya
Sta III : Oil Separtor PLTGU Suralaya
Sta IV : Outlet WWT I PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
Sta V : Outlet WWT II PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
122

Pada Tabel 19 menunjukkan bahwa hasil analisis laboratorium


menunjukkan ada beberapa stasiun atau pabrik di lingkungan industri yang diuji
memiliki parameter kualitas limbah cair melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan. Parameter yang pertama adalah TDS, dari hasil analisis laboratorium
menunjukkan bahwa stasiun II dan stasiun III yang masing-masing terdiri dari
Outlet PLTGU Suralaya dan Oil Separtor PLTGU Suralaya memiliki kandungan
TDS masing-masing memiliki kandungan TDS sebesar 4880 mg/l dan 6050 mg/l.
kadar TDS kedua stasiun ini jelas telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan
yaitu sebesar 4000 mg/l.
Endapan berupa bahan-bahan terlarut maupun bahan tersuspensi di
dalam lingkungan perairan yang berasal dari buangan industri maupun hasil
aktivitas diluar industri sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan perairan.
Bahan-bahan tersebut sebagian akan mengendap di dasar sungai dan sebagian
lagi akan melayang-layang di dalam air. Bahan-bahan terlarut dan tersuspensi
yang mengendap di dalam air akan menutupi telus-telur ikan sehingga dapat
menghambat proses penetasan telur-telur tersebut. Sementara bahan-bahan
yang melayang-layang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari
ke dalam lapisan air. Terhambatnya sinar matahari masuk ke dalam air akan
menghambat terjadinya proses fotosintesis di dalam air bagi biota perairan yang
dapat melakukan proses fotosintesis. Akibatnya rantai kehidupan di dalam air
akan terputus karena matinya organisme fotosintesis tersebut.
Parameter uji berikutnya yang harus diperhatikan adalah pH insitu limbah
cair dari kelima pabrik yang ada. Dari lima limbah cair stasiun/ pabrik yang
dianalisis, ada dua stasiun yang nilai pH insitu-nya telah melebihi baku mutu
yang ditetapkan. Dua stasiun tersebut adalah stasiun IV dan stasiun V yang
terdiri dari Outlet WWT I PT. Mitsubishi Chemical Indonesia dan Outlet WWT II
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia dengan nilai pH insitu masing-masing 9,28
dan 9,26. Nilai pH instu tersebut jelas telah melebihi baku mutu untuk pH limbah
cair yaitu sebesar 6,0-9,0.
Menurut Wardana (2001) bahwa air yang normal yang memenuhi syarat
suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 – 7,5. Nilai pH air dapat
berada diluar dari batas tersebut dan sangat dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Apabila konsentrasi ion hidrogen di dalam
air berada dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pH air menjadi
turun dan sebaliknya jika konsentrasinya rendah menyebabkan pH air naik. pH
123

air lebih rendah dari nilai 6,5 disebut pH asam atau masam dan di atas dari nilai
7,5 disebut pH basa (alkalis). Umumnya makhluk hidup lebih cocok hidup pada
pH normal (netral) dan hanya sebagian kecil yang dapat bertahan hidup pada pH
asam atau basa.
Selanjutnya ada parameter yang juga penting iuntuk diperhatikan karena
hasil analisis laboratorium menunjukkan ada salah satu stasiun yang melebihi
baku mutu yang ditetapkan. Parameter tersebut adalah NH3-N atau Nitrat. Nitrat
adalah nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman di dalam air. Nitrat sangat
mudah larut dan bersifat stabil yang dihasilkan dari proses oksidasi sempurna
senyawa nitrogen di perairan. Diawali dari proses nitritasi terjadi perubahan
amonia menjadi nitrit dan selalnjutnya proses nitratasi dalam proses nitrifikasi
dihasilkan nitrat yang berlangsung dalam kondisi aerob. Oksidasi amonia
menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit
menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dengan persamaan reaksi
sebagai berikut (Effendi, 2000) :

Nitrosomonas
2 NH3 + 3 O2 2 NO2- + 2 H+ + 2 H2O

Nitrobacter
2 NO2- + O2 2 NO3-

Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa pada stasiun IV dan


stasiun V yang terdiri dari Outlet WWT I PT. Mitsubishi Chemical Indonesia dan
Outlet WWT II PT. Mitsubishi Chemical Indonesia memiliki kadar NH3-N masing-
masing sebesar 15.22 mg/l dan 14.51 mg/l. Padahal baku mutu untuk kadar
NH3-N pada limbah cair adalah sebesar 5 mg/l. Hal tersebut jelas menunjukkan
bahwa kadar NH3-N pada kedua stasiun atau pabrik ini telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan.
Kadar nitrat yang melebihi 5 mg/liter menggambarkan terjadinya
pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan aktivitas
lainnya. Jika kadar nitrat melebihi 0,2 mg/liter dapat mengakibatkan terjadinya
eutrofikasi (pengayaan) perairan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan
tanaman perairan secara pesat sehingga terjadi blooming. Nitrat dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat kesuburan di perairan. Perairan
oligotropik kadar nitrat 0 – 1 mg/liter, perairan mesotropik kadar nitrat 1 – 5
124

mg/liter, dan perairan eutropik kadar nitra 5 – 50 mg/liter. Nitrat tidak bersifat
toksik terhadap organisme perairan.
Data Tabel 20 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis uji
laboratorium kualitas limbah cair pada kelima stasiun di atas menunjukkan
bahwa ada satu stasiun/ pabrik yang telah melewati baku mutu kualitas limbah
cair yang telah ditentukan. Stasiun atau pabrik tersebut adalah stasiun yang
merupakan Outlet PT. Krakatau Daya Listrik, dimana parameter yang telah
melebihi baku mutu adalah untuk parameter TDS. Limbah dari stasiun atau
pabrik ini memiliki kandungan TDS sebesar 17320 mg/l sedangkan baku mutu
yang telah ditetapkan untuk TDS suatu limbah pabrik adalah sebasar 4000 mg/l.
Tentu saja TDS dari limbah cair pabrik ini telah melebihi ambang bata syang
telah ditetapkan.
Pada Tabel 21 terlihat bahwa ada satu stasiun atau pabrik yang kualitas
limbah cairnya telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Stasiun atau
pabrik tersebut adalah stasiun I yang merupakan Outlet PT. CRM, dimana ada
satu parameter kualitas limbah cair dari pabrik ini yang telah melebihi baku
mutu. Parameter yang dimaksud adalah COD dari limbah pabrik ini sbesar 527
mg/l sementara baku mutu yang telah ditentukan untuk COD adalah sebesar 300
mg/l.
Pada Tabel 20 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis
laboratorium ada satu stasiun atau pabrik yang telah melebihi baku mutu kualitas
limbah cair. Stasiun yang dimaksud adalah stasiun V yang merupakan Outlet PT.
Jawa Manis Rafinasi. Ada dua parameter pada stasiun tersebut yang telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter yang pertama adalah
BOD5, dimana nilai BOD5 stasiun ini adalah sebesar 566.8 mg/l sementra baku
mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 150 mg/l. Selanjutnya parameter
yang kedua adalah COD, dimana COD stasiun ini bernilai 2057.4, padahal baku
mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 300 mg/l. Oleh karena itu dari hasil
analisis laboratorium tersebut terlihat jelas bahwa kadar BOD5 dan COD stasiun
V yaitu Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi telah melebihi baku mutu yang
ditetapkan.
125

Tabel 20. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV Sta V
Suhu
1 (insitu) 0C 40 38.6 29.5 30.9 28.7 34.8
2 TDS mg/l 4000 1570 878 291 17320 272
3 TSS mg/l 400 21 27 12 12 6
4 pH (insitu) 6,0-9,0 8.52 7.68 6.71 8.74 8.2
5 Fe mg/l 10 <0.06 <0.06 0.32 0.11 0.24
6 Mn mg/l 5 0.26 <0.02 <0.02 0.02 <0.02
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.1 0.14 0.15 0.1 0.9
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.31 0.23 0.07 0.94 0.11
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 2.48 0.29 0.1 <0.01 0.01
25 NO3-N mg/l 30 1.1 9 0.3 1.3 0.1
26 No2-N mg/l 3 0.566 2.026 0.017 <0.002 <0.002
27 BOD5 mg/l 150 6 16.2 4.4 7.7 13.5
28 COD mg/l 300 24.3 63.2 17.7 30.8 52.7
29 MBAS mg/l 10 0.22 0.16 0.09 0.56 0.16
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak
31 dan lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit M3/jam - 180 11.6 21 - 0.15
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Keterangan :
Pengukuran dilakkan pada semester 1 Tahun 2007
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair
bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia
Sta II : Outlet PT. Titan Petrokimia Nusantara
Sta III : Outlet PT. Statomer
Sta IV : Outlet PT. Krakatau Daya Listrik
Sta V : Outlet PT. HSM
126

Tabel 21. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV Sta V
Suhu
1 (insitu) 0C 40 40,0 33.4 29.3 28.3 37.8
2 TDS mg/l 4000 1330 403 671 2170 694
3 TSS mg/l 400 59 10 15 28 7
4 pH (insitu) 6,0-9,0 7.7 7.39 6.77 7.71 7.06
5 Fe mg/l 10 2.11 0.11 1.97 0.69 0.59
6 Mn mg/l 5 0.23 0.16 0.41 <0.02 1.52
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.17 0.21 0.14 0.2 0.28
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.55 0.46 0.1 0.67 0.36
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 0.15 1.04 <0.01 <0.01 <0.01
25 NO3-N mg/l 30 0.1 0.8 0.1 1.9 0.7
26 NO2-N mg/l 3 <0.002 0.103 0.014 0.021 0.01
27 BOD5 mg/l 150 145.1 2.4 3.7 18.2 15.9
28 COD mg/l 300 527 9.7 14.8 70.8 61.6
29 MBAS mg/l 10 0.67 0.07 0.19 0.25 0.14
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak
31 dan lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit M3/jam - 117 5 0.06 9.48 30
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. CRM
Sta II : Outlet PT. Cabot Indonesia
Sta III : Outlet PT.Neomax Indonesia
Sta IV : Outlet PT.Rohm and Haas Indonesia
Sta V : Outlet PT. Latinusa
127

Tabel 22. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan
Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV Sta V
1 Suhu (insitu) 0C 40 30.8 30.4 26.6 31.6 29.8
2 TDS mg/l 4000 1700 610 2700 2200 837
3 TSS mg/l 400 26 17 20 6 140
4 pH (insitu) 6,0-9,0 7.1 7.95 7.43 8.3 7.72
5 Fe mg/l 10 <0.06 1.03 0.98 0.12 6.96
6 Mn mg/l 5 0.09 0.17 0.25 0.07 0.99
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.1 0.48 0.17 0.12 0.56
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.36 0.15 0.61 0.46 0.48
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 <0.01 0.42 0.02 0.02 0.03
25 NO3-N mg/l 30 3.9 6.1 0.1 0.2 3.2
26 No2-N mg/l 3 0.871 1.261 <0.002 <0.002 <0.002
27 BOD5 mg/l 150 54.8 16.1 34.3 4.9 566.8
28 COD mg/l 300 207.8 62.4 129.9 19.8 2057.4
29 MBAS mg/l 10 0.51 0.22 0.41 0.17 1.12
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
31 Minyak & lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2 0.6
32 Debit M3/jam - 1 9 5 2.53 12.5
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Clariant
Sta II : Outlet PT. Dystar
Sta III : Outlet PT.Bluscope Steel
Sta IV : Outlet PT.Bayer
Sta V : Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi
128

Berdasarkan hasil analisis laboratorium seperti yang terlihat pada Tabel


23, menunjukkan bahwa dari ke-empat stasiun yang dianalisis limbahnya yaitu
Stasiun I : Outlet PT.Permata Dunia Sukses Makmur, Stasiun II : Outlet PT.
Dystar, Stasiun III : Outlet PT.Krakatau Wajatama dan Stasiun IV : Outlet PT.
Polyprima secara umum tidak terdapat adanya parameter yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan. Namun ada satu parameter yang melebihi baku
mutu yitu kadar TDS pada stasiun I yang merupkan Outlet PT.Permata Dunia
Sukses Makmur dengan kadar TDS sebesar 9130 mg/l padahal baku mutu untuk
TDS adalah 4000 mg/l.
Pada Tabel 24 terlihat hanya ada satu parameter yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan. Parameter tersebut adalah TDS. Kadar TDS pada
stasiun II yang merupakan Outlet PT. LOC adalah sebesar 23760 mg/l,
sementara baku mutu yang telah ditetapkan untuk TDS limbah cair adalah
sebesar 4000 mg/l. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar TDS limbah
cair stasiun II Outlet PT. LOC telah melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Demikian pula halnya pada Tabel 23 terlihat hanya ada satu parameter
yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter tersebut adalah suhu
insitu. Suhu insitu yang telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan terdapat
paad stasiun III yang merupakan pada stasiun III yang merupakan Outlet PT.
Continental. Suhu insitu di stasiun III adalah sebesar 58,8 °C, sedangkan baku
mutu suhu insitu limbah cair suatu pabrik adalah sebesar 40 °C. Hal tersebut
jelas menunjukkan bahwa suhu insitu limbah cair stasiun III yang merupakan
Outlet PT. Continental telah melebihi baku mutu yang ditetapkan.
129

Tabel 23. Data Kualitas Limbah Cair pada Beberapa Industri di Kawasan Kota
Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV
1 Suhu (insitu) 0C 40 30.2 28.8 32.5 30.6
2 TDS mg/l 4000 9130 1380 214 1340
3 TSS mg/l 400 26 15 10 45
4 pH (insitu) 6,0-9,0 7.56 7.54 5.66 8.53
5 Fe mg/l 10 1.23 0.35 0.14 <0.06
6 Mn mg/l 5 0.09 3.52 0.04 0.03
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.15 0.18 0.09 0.08
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 0.33
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.54 0.67 0.29 0.56
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 <0.01 0.05 <0.01 0.02
25 NO3-N mg/l 30 1.4 0.2 0.1 1.8
26 No2-N mg/l 3 <0.002 0.016 <0.002 <0.002
27 BOD5 mg/l 150 149.5 15.2 6.2 23.5
28 COD mg/l 300 560.7 58.6 24.9 90.2
29 MBAS mg/l 10 0.06 0.21 0.15 0.27
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak dan
31 lemak mg/l 30 0.3 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit m3/jam - 10.42 - - 150
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT.Permata Dunia Sukses Makmur
Sta II : Outlet PT. Bumi Merak Terminallindo
Sta III : Outlet PT.Krakatau Wajatama
Sta IV : Outlet PT.Polyprima
130

Tabel 24. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan Kota
Cilegon.
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV
1 Suhu (insitu) 0C 40 54 38.5 33 30.2
2 TDS mg/l 4000 1600 23760 1556 312
3 TSS mg/l 400 90 9 12 7
4 pH (insitu) 6,0-9,0 7.17 6.43 8.54 8.87
5 Fe mg/l 10 <0.06 <0.06 <0.06 <0.06
6 Mn mg/l 5 1.18 0.36 0.03 0.06
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.19 0.28 0.18 0.19
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 0.33
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.94 2.88 0.68 0.41
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 <0.01 4.65 0.01 0.01
25 NO3-N mg/l 30 1.3 0.5 2.2 1.5
26 No2-N mg/l 3 0.57 0.015 0.079 0.027
27 BOD5 mg/l 150 22 96 8 9
28 COD mg/l 300 67 278 28 30
29 MBAS mg/l 10 0.11 0.84 0.18 0.14
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak dan
31 lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit m3/jam - 11.2 105.99 45.83 0.06
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. NSI
Sta II : Outlet PT. LOC
Sta III : Outlet PT.Dong jin
Sta IV : Outlet PT.SPIJ
131

Tabel 25. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV
1 Suhu (insitu) 0C 40 34.5 36.2 58.8 36.8
2 TDS mg/l 4000 2460 2450 26 1642
3 TSS mg/l 400 26 35 19 15
4 pH (insitu) 6,0-9,0 8.52 8.53 5.11 8.88
5 Fe mg/l 10 <0.06 <0.06 <0.06 <0.06
6 Mn mg/l 5 0.2 0.25 0.16 0.18
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.17 0.16 0.11 0.07
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 0.43 0.46 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 1.72 1.88 0.16 0.51
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 2.42 1.5 <0.01 0.04
25 NO3-N mg/l 30 0.4 0.5 0.2 2.1
26 No2-N mg/l 3 <0.002 0.052 <0.002 0.77
27 BOD5 mg/l 150 57 74 52 24
28 COD mg/l 300 185 214 168 82
29 MBAS mg/l 10 0.32 0.55 0.27 0.52
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak dan
31 lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit m3/jam - 51 12 0.375 155.4
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet WWT II Mitsubishi Chemical Indonesia
Sta II : Outlet WWT I Mitsubishi Chemical Indonesia
Sta III : Outlet PT. Continental
Sta IV : Outlet PT.Amoco Mitsui Indonesia
132

Berdasarkan data pada Tabel 26 di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa
parameter uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon
yang telah melewati ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter
pertama adalah TDS. Berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan ambang
batas untuk kadar TDS adalah sebesar 4000 mg/l, namun pada kenyataannya
hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa ada dua stasiun yang memiliki
kadar TDS melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Stasiun pertama adalah
stasiun II yang merupakan Outlet Oil Trap PT. Dover memiliki kadar TDS sebesar
5064 mg/l dan stasiun kedua adalah stasiun III yang merupakan Outlet PT.
Candra Asih memiliki kadar TDS sebesar 12218 mg/l. Hal tersebut jelas
menunjukkan bahwa kadar TDS paad kedua stasiun ini telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan.
Selain itu pelanggaran yang juga dilakukan oleh stasiun II yang
merupakan Outlet Oil Trap PT. Dover adalah nilai pH insitu, kadar BOD5 dan
kadar COD. Nilai pH insitu pada limbah cair pabrik ini adalah sebesar 9,34
sementara baku mutu untuk pH insitu adalah 6,0-9,0. selanjutnya nilai BOD5 dari
limbah pabrik ini adalah 249 mg/l sementara baku mutu yang telah ditetapkan
untuk kadar BOD5 adalah 150 mg/l. Nilai COD dari limbah pabrik ini adalah 699
mg/l sementara baku mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 300 mg/l. Hasil
anlaisi dari ketiga paramter tersebut jelas menunjukkan bahwa pH insitu, kadar
BOD5 dan kadar COD stasiun II yang merupakan Outlet Oil Trap PT. Dover telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan data pada Tabel 27 di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa
parameter uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon
yang telah melewati ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter
pertama adalah Suhu. Ada dua stasiun yang memiliki Suhu insitu melebihi
ambang batas yang telah ditetapkan yaitu suhu insitu pada stasiun I yang
merupakan Outlet PT. Krakatau Steel dan stasiun III yang merupakan Outlet PT.
Sentra Usahatama Jaya. Suhu insitu stasiun I adalah sebesar 45,6 dan suhu
insitu stasiun III adalah sebsar 49,9 sementara baku mutu untuk suhu insitu
limbah cair pabrik adalah sebesar 40 °C. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa
suhu insitu kedua stasiun ini telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
133

Tabel 26. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Baku Hasil Analisis Laboratorium
No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV
1 Suhu (insitu) 0C 40 32.4 29.2 34 31.3
2 TDS mg/l 4000 754 5064 12218 249
3 TSS mg/l 400 23 31 17 9
4 pH (insitu) 6,0-9,0 8.11 9.34 8.13 7.63
5 Fe mg/l 10 <0.06 0.16 <0.06 <0.06
6 Mn mg/l 5 0.03 0.1 0.04 0.02
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.16 0.18 0.25 0.13
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.6 0.76 1.06 0.4
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 0.35 75.1 <0.01 <0.01
25 NO3-N mg/l 30 11.2 1.7 0.3 1.6
26 No2-N mg/l 3 3.361 0.034 0.029 1.323
27 BOD5 mg/l 150 22 249 43 13
28 COD mg/l 300 76 699 136 45
29 MBAS mg/l 10 0.32 5.26 1.05 0.18
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak dan
31 lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit m3/jam - 7 - 25 3.6
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu
limbah cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Titan Petrokimia Nusantara
Sta II : Outlet Oil Trap PT. Dover
Sta III : Outlet PT. Candra Asih
Sta IV : Outlet PT.Krakatau Steel
134

Tabel 27. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon

Baku Hasil Analisis Laboratorium


No Parameter Satuan Mutu Sta I Sta II Sta III Sta IV
1 Suhu (insitu) 0C 40 45.6 30.8 49.9 32.5
2 TDS mg/l 4000 2091 835 4366 5176
3 TSS mg/l 400 26 144 90 52
4 pH (insitu) 6,0-9,0 8.51 7.61 8.9 8.6
5 Fe mg/l 10 0.42 2.78 3.97 2.19
6 Mn mg/l 5 0.03 0.14 0.27 0.03
7 Ba mg/l 3 <0.1 <0.1 <0.1 <0.1
8 Cu mg/l 3 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
9 Zn mg/l 10 0.18 0.31 0.27 0.16
10 Cr 6+ mg/l 0.5 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
11 Cr mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
12 Cd mg/l 0.1 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
13 Hg mg/l 0.005 <0.0005 <0.0005 <0.0005 <0.0005
14 Pb mg/l 1 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
15 Sn mg/l 3 <0.4 <0.4 <0.4 <0.4
16 As mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
17 Se mg/l 0.5 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
18 Ni mg/l 0.5 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
19 Co mg/l 0.6 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
20 CN mg/l 0.5 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
21 H2S mg/l 0.1 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
22 F mg/l 3 0.73 0.9 0.08 1.24
23 Cl2 mg/l 2 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
24 NH3-N mg/l 5 <0.01 <0.01 0.61 0.01
25 NO3-N mg/l 30 0.3 3.1 3.3 0.5
26 No2-N mg/l 3 <0.002 <0.002 <0.002 0.182
27 BOD5 mg/l 150 42 1677 4062 58
28 COD mg/l 300 121 4351 10458 179
29 MBAS mg/l 10 0.36 1.07 1.39 0.17
30 fenol mg/l 1 <0.001 <0.001 <0.001 <0.001
minyak dan
31 lemak mg/l 30 <0.2 <0.2 <0.2 <0.2
32 Debit m3/jam - 25.2 12.5 6.25 12.5
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Krakatau Steel
Sta II : Outlet PT. Jawa Manis Fafinasi
Sta III : Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya
Sta IV : Outlet PT.PDSU

Parameter berikutnya yang juga perlu menjadi perhatian adalah


parameter TDS. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kadar TDS pada
stasiun III yang merupakan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya adalah sebesar
135

4366 mg/l dan kadar TDS stasiun IV yang merupakan Outlet PT. PDSU adalah
sebesar 5176 mg/l, sedangkan baku mutu untuk TDS adalah sebesar 4000 mg/l.
Hal ini jelas menunjukkan bahwa kadar TDS pada kedua pabrik ini telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan.
Disamping itu pH insitu yang juga menjadi salah satu parameter yang
dianalisis pada uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota
Cilegon menunjukkan adanya pH pada salah satu stasiun yang hampir melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan, dimana baku mutu pH insitu untuk limbah cair
adalah 6,0 - 9,0. Adapaun stasiun yang pH institunya hampir melebihi ambang
batas baku mutu yang telah ditetapkan adalah pada stasiun III yang merupakan
Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya dengan hasil analisis laboratorium untuk
parameter pH insitu adalah sebesar 8,9. Angka tersebut jelas menunjukkan
bahwa pH insitu pada stasiun ini sudah sangat mendekati atau hampir melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan.
Parameter uji berikutnya yang juga telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan adalah BOD5 dan COD. Pelanggaran terhadap baku mutu yang telah
ditetapkan pada dua parameter ini terjadi pada dua stasiun yaitu stasiun II dan III
yang masing-masing merupakan Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi dan Outlet PT.
Sentra Usahatama Jaya. Kadar BOD5 untuk limbah cair stasiun II adalah
sebesar 1677 mg/l dan kadar BOD5 untuk limbah cair stasiun III adalah 4062
mg/l, sedangkan baku mutu untuk kadar BOD5 limbah pabrik adalah sebesar 150
mg/l. Sementara itu untuk kadar COD dari kedua pabrik tersebuk adalah 4351
mg/l untuk limbah cair stasiun II dan 10458 mg/l COD untuk limbah cair stasiun
III, padahal baku mutu yang telah ditetapkan untu kadar COD dari limbah cair
adalah sebesar 300 mg/l. Dari hasil analisis laboratorium pada kedua stasiun
tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar BOD5 dan COD limbah cair kedua
stasiun ini telah melebihi baku mutu yang telah ditentukan.

7.3.2 Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien


Jenis pencemar udara yang dihasilkan oleh industri berbeda-beda,
tergantung pada jenis industrinya. Biasanya pencemar udara dari industri
dibuang melalui cerobong (stack) yang tinggi, sehingga pencemar udara dapat
terdispersi secara sempurna di udara. Industri minyak dan gas bumi (migas)
menggunakan cerobong setinggi 75 meter atau Iebih.
136

Berdasarkan hasil uji laboratorium seperti terlihat pada Tabel 28, kualitas
udara di sekitar Nirmala Optik menunjukkan bahwa ada dua parameter yang
melebihi baku mutu yeng telah ditetapkan, kedua parameter yang dimaksud
tersebut adalah HC dan debu. Kadar HC Triwulan III 2005 adalah 523 µg/m3,
Triwulan IV 2005 adalah 354 µg/m3, Triwulan III 2006 adalah 686 µg/m3,
Triwulan IV adalah 2006 758 µg/m3 dan Triwulan III 2007 adalah 656 µg/m3,
padahal baku mutu untuk kadar HC pada udara ambien adalah 160 µg/m3. Dari
data tersebut jelas menunjukkan bahwa Kadar HC di sekitar Nirmala Optik Tahun
2005 – 2007 telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Demikian pula halnya dengan kadar debu pada udara ambien di sekitar
Nirmala Optik. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kadar debu di sekitar
Nirmala Optik Triwulan III 2005 adalah 399 µg/m3, Triwulan IV 2005 adalah 629
µg/m3, Triwulan III 2006 adalah 686 µg/m3, Triwulan IV 2006 adalah 278 µg/m3
dan Triwulan III 2007 adalah 656 µg/m3, padahal baku mutu untuk kadar debu
pada udara ambien adalah 230 µg/m3. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kadar debu di sekitar Nirmala Optik Tahun 2005 – 2007 telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan.
137

Tabel 28. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar Nirmala Optik Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007

HASIL UJI LABORATORIUM


TW III TW IV
TW III 2005 TW IV 2005 2006 2006 TW III 2007
No Parameter Satuan Baku Mutu Agustus 2005 Nov-05 Juli 2006 Nov-06 Juli 2007
1 HC µg/m3 160 523 354 686 758 656
2 DEBU µg/m3 230 399 629 686 399 278
3 CO µg/m3 10000 4229 5143 5600 5943 5499
4 NO2 µg/m3 150 16.82 18.51 37.81 34.01 29.18
5 SO2 µg/m3 365 10.51 14.46 17.7 26.22 23.96
6 Pb µg/m3 2 0.44 0.3 0.39 0.38 0.39
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)

Tabel 29. Data Kualitas Udara Ambien (24) Jam Di Sekitar Simpang Tiga Polres Kota Cilegon Tahun 2005 - 2007

HASIL UJI LABORATORIUM


TW IV
TW III 2005 TW IV 2005 TW III 2006 2006 TW III 2007
No Parameter Satuan baku Mutu Agustus 2005 Nov-05 Juli 2006 Nov-06 Juli 2007

1 HC µg/m3 160 569 556 523 516 328


2 DEBU µg/m3 230 293 258 382 305 310
3 CO µg/m3 10000 4457 4800 4571 3886 3322
4 NO2 µg/m3 150 22.08 16.72 27.3 33.34 26.96
5 SO2 µg/m3 365 9.62 9.76 13.97 22.41 20.46
6 Pb µg/m3 2 0.37 0.24 0.26 0.25 0.27
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)
138

Pada Tabel 29 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium


kualitas udara di sekitar Simpang Tiga Polres menunjukkan bahwa juga terdapat
dua parameter yang melebihi baku mutu yeng telah ditetapkan, kedua parameter
yang dimaksud tersebut adalah HC dan debu. Kadar HC Triwulan III 2005 adalah
569 µg/m3, Triwulan IV 2005 adalah 556 µg/m3, Triwulan III 2006 adalah 523
µg/m3, Triwulan IV 2006 adalah 516 µg/m3 dan Triwulan III 2007 adalah 328
µg/m3, padahal baku mutu untuk kadar HC pada udara ambien adalah 160
µg/m3. Dari data tersebut jelas menunjukkan bahwa Kadar HC di sekitar
Simpang Tiga Polres Tahun 2005 – 2007 telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan.
Selanjutnya kadar debu pada udara ambien di sekitar Simpang Tiga
Polres. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kadar debu di sekitar Simpang
Tiga Polres Triwulan III 2005 adalah 293 µg/m3, Triwulan IV 2005 adalah 258
µg/m3, Triwulan III 2006 adalah 382 µg/m3, Triwulan IV 2006 adalah 305 µg/m3
dan Triwulan III 2007 adalah 310 µg/m3, padahal baku mutu untuk kadar debu
pada udara ambien adalah 230 µg/m3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
kadar debu di sekitar Nirmala Optik Tahun 2005 – 2007 telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan.
Seperti hasil analisis sebelumnya terhdapa kulaitas udara ambien, Pada
Tabel 30 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium kualitas udara
di sekitar Ramayana kota Cilegon menunjukkan bahwa juga terdapat dua
parameter yang melebihi baku mutu yeng telah ditetapkan, kedua parameter
yang dimaksud tersebut adalah HC dan debu. Kadar HC Triwulan III 2005 adalah
458 µg/m3, Triwulan IV 2005 adalah 562 µg/m3, Triwulan III 2006 adalah 588
µg/m3, Triwulan IV 2006 adalah 536 µg/m3 dan Triwulan III 2007 adalah 258
µg/m3, padahal seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa baku mutu untuk
kadar HC pada udara ambien adalah 160 µg/m3. Fakta tersebut jelas
menunjukkan bahwa Kadar HC di sekitar Ramayana Tahun 2005 – 2007 telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Sama halnya dengan kadar HC, Hasil analisis laboratorium terhadap
kadar debu pada udara ambien di sekitar Ramayana juga melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, kadar debu di
sekitar Ramayana Triwulan III 2005 adalah 254 µg/m3, Triwulan IV 2005 adalah
233 µg/m3, Triwulan III 2006 adalah 239 µg/m3, Triwulan IV 2006 adalah 268
µg/m3 dan Triwulan III 2007 adalah 258 µg/m3, padahal baku mutu untuk kadar
139

debu pada udara ambien adalah 230 µg/m3. Dengan demikian data tersebut
jelas menunjukkan bahwa kadar debu di sekitar Ramayana Tahun 2005 – 2007
telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Tabel 31 yang menunjukkan hasil uji laboratorium kualitas
udara ambien di sekitar sumur waluh atau jalan tol terlihat jelas bahwa ada dua
parameter yang telah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Parameter yang
pertama adalah kadar HC udara amiben. Kadar HC Triwulan I 2004 adalah 980
µg/m3, Triwulan III 2005 adalah 588 µg/m3, Triwulan IV 2005 adalah 601 µg/m3,
Triwulan III 2006 adalah 614 µg/m3 dan Triwulan IV 2006 adalah 569 µg/m3, dan
Triwulan III 2007 adalah 335 µg/m3, padahal seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa baku mutu untuk kadar HC pada udara ambien adalah 160
µg/m3. Fakta tersebut jelas menunjukkan bahwa Kadar HC di sekitar sumur
waluh atau jalan tol Tahun 2005 – 2007 telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan.
Selanjutnya untuk kadar debu di sekitar sumur waluh atau jalan tol, kadar
debu melebihi baku mutu terjadi pada Triwulan I 2004 adalah 781 µg/m3,
Triwulan III 2006 adalah 551 µg/m3 dan Triwulan IV 2006 adalah 373 µg/m3,
padahal baku mutu untuk kadar debu pada udara ambien adalah 230 µg/m3.
Fakta tersebut jelas menunjukkan bahwa Kadar debu di sekitar sumur waluh atau
jalan tol Tahun 2005 – 2007 pada Triwulan I 2004, Triwulan III 2006, Triwulan IV
2006 telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
140

Tabel 30. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar Ramayana Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007

HASIL UJI LABORATORIUM


TW III 2005 TW IV 2005 TW III 2006 TW IV 2006 TW III 2007
No Parameter Satuan baku Mutu Agustus 2005 Nov-05 Juli 2006 Nov-06 Juli 2007
1 HC µg/m3 160 458 562 588 536 258
2 DEBU µg/m3 230 254 233 239 268 258
3 CO µg/m3 10000 4000 4914 4800 4000 3322
4 NO2 µg/m3 150 21.06 19.76 19.9 27.8 25.38
5 SO2 µg/m3 365 11.44 9.96 13.95 15.09 19.78
6 Pb µg/m3 2 0.24 0.22 0.2 0.21 0.23
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)

Tabel 31. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar sumur wuluh/ jalan tol Kota Cilegon Tahun 2004 - 2007

HASIL UJI LABORATORIUM


TW III TW IV
TW I 2004 TW III 2005 TW IV 2005 2006 2006 TW III 2007
No Parameter Satuan baku Mutu Agustus 2005 Nov-05 Juli 2006 Nov-06 Juli 2007
1 HC µg/m3 160 980 588 601 614 569 335
2 DEBU µg/m3 230 781 209 277 551 373 209
3 CO µg/m3 10000 2857 2857 2557 4914 4571 3437
4 NO2 µg/m3 150 21.82 15.18 22.12 26.59 36.64 28
5 SO2 µg/m3 365 47.93 10.04 11.31 20.58 23.31 18.1
6 Pb µg/m3 2 0.22 0.29 0.3 0.34 0.31 0.28
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)
141

Hasil uji laboratorium pada Tabel 32 menunjukkan bahwa kualitas udara


ambien di sekitar kantor bea cukai relatif lebih bersih dari lokasi yang diuji
sebelumnya. Pada tersebut terlihat jelas bahwa hanya ada satu parameter yaitu
kadar debu yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Kadar debu yang
melebihi baku mutu tersebut adalah terdapat pada Triwulan I 2004 dengan kadar
debu sebesar 366 µg/m3 dan Triwulan III 2005 dengan kadar debu sebesar 514
µg/m3. Hal ini dikarenakan baku mutu untuk kadar debu pada uadar ambien
adalah sbesar 230 µg/m3, sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar debu di
sekitar Kantor Bea Cukai Cilegon pada dua Triwulan ini telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil uji laboratorium untuk kualitas udara ambien di sekitar
semang raya Citangkil Kota Cilegon seperti terlihat pada Tabel 31, parameter uji
yang telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan adalah kadar HC. Kadar HC
yang telah melebihi baku mutu terdapat pada Triwulan IV 2005 dengan kadar HC
163 µg/m3, triwulan III 2006 dengan kadar HC 170 µg/m3 sama halnya dengan
kadar HC Triwulan III 2007 yang juga memiliki kadar HC 170 µg/m3. Sementara
itu baku mutu untuk kadar HC pada udara ambien adalah sebesar 160 µg/m3,
sehingga dapat dikatakan bahwa kadar HC di sekitar semang Raya Citangkil
Kota Cilegon pada tiga Triwulan tersebut telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan.
142

Tabel 32. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar kantor bea cukai Kota Cilegon Tahun 2004 - 2007

HASIL UJI LABORATORIUM


TW I 2004 TW III 2005 TW IV 2005 TW III 2006 TW IV 2006
No Parameter Satuan baku Mutu Agustus 2005 Nov-05 Juli 2006 Nov-06
1 HC µg/m3 160 654 425 261 275 268
2 DEBU µg/m3 230 366 514 140 204 228
3 CO µg/m3 10000 4571 3086 2286 2400 2286
4 NO2 µg/m3 150 12.58 17.8 13.51 19.45 24.55
5 SO2 µg/m3 365 9.57 13.05 10.35 11.06 15.52
6 Pb µg/m3 2 0.37 0.39 0.11 0.2 0.2
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)

Tabel 33. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar Semang Raya Citangkil Kota Cilegon Tahun 2004 - 2007
HASIL UJI LABORATORIUM
TW III TW IV
TW I 2004 TW III 2005 TW IV 2005 2006 2006 TW III 2007
No Parameter Satuan baku Mutu Agustus 2005 Nov-05 Juli 2006 Nov-06 Juli 2007
1 HC µg/m3 160 92 157 163 170 170 151
2 DEBU µg/m3 230 202 118 115 102 146 114
3 CO µg/m3 10000 371 1143 1371 1371 1486 1718
4 NO2 µg/m3 150 7.47 12.08 9.36 11.71 13.63 15.52
5 SO2 µg/m3 365 3.3 7.28 7.97 11.46 10.61 16.12
6 Pb µg/m3 2 0.14 0.07 0.06 0.09 0.07 0.1
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)
143

Kualitas udara yang semua parameter ujinya telah memenuhi baku mutu
yang telah ditetapkan (Tabel 33). Data pada tersebut menunjukkan bahwa
kualitas uadra ambien pada beberapa tempat lainnya di kota Cilegon tidak ada
yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dengan demikian udara di sekitar
kawasan ini bisa dikatakan masih bersih atau aman.
Pengamatan berikutnya adalah pengamatan terhadap kualitas udara
ambien di kota Cilegon selama selang waktu tiga jam, pada pengamatan kali ini
lokasi dibagi dalam beberapa stasiun-stasiun seperti yang terlihat pada Tabel 32
dan Tabel 33. Pada Tabel 32, Berdasarkan hasil uji laboratorium terlihat jelas
bahwa ada satu lokasi dengan satu parameter yang melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan. Lokasi yang dimaksud adalah pada stasiun 7 yang merupakan
kawasan depan PENI dengan kadar HC (3 jam) 656 µg/m3 padahal baku mutu
yang telah ditetapkan untuk kadar HC adalah sebesara 160 µg/m3. Hal yang
sama juga terlihat pada data di Tabel 34 dimana ada satu lokasi yang kadar HC-
nya juga telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu di Stasiun 9 yang
merupakan kawasan Depan ASDP, diamna kadar HC pada lokasi ini adalah
sebesar 492 µg/m3, padahal seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa baku
mutu untuk kadar HC pada uadara ambien adalah sebesar 160 µg/m3. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kadar HC di dua lokasi ini telah melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut ke
depannya.
144

Tabel 34. Data kualitas udara ambien (24) jam pada beberapa tempat lainnya Kota Cilegon Tahun 2004 - 2007
No Parameter Satuan baku Mutu HASIL UJI LABORATORIUM
sta 1 sta 2 sta 3 sta 4
TW I 2004 TW I 2004 TW I 2004 TW III 2007
1 HC µg/m3 160 72 144 65 112
2 DEBU µg/m3 230 70 98 27 151
3 CO µg/m3 10000 343 686 343 1375
4 NO2 µg/m3 150 5.36 4.27 3.16 10.03
5 SO2 µg/m3 365 1.6 2.61 1.9 8.3
6 Pb µg/m3 2 <0.03 <0.03 <0.03 0.08
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)
Lokasi : Sta 1 : Dekat Balai Desa Randasari, Sta 2 : Belakang PT. Chandra Asri, Sta 3 : Perumahan Bukit Palm, Sta 4 : Pondok Pesantren,
Tegal Buntu

Tabel 33 Data kualitas udara ambien (3 jam) Kota Cilegon tTriwulan III Tahun 2004 - 2007

baku HASIL UJI LABORATORIUM


No Parameter Satuan Mutu
sta 1 sta 2 sta 3 sta 4 sta 5 sta 6 sta 7 sta 8 sta 9
1 CO (1 jam) µg/m3 30000 3208 2291 2520 1489 3322 1489 9165 2864 2291
2 NO2 (1 jam) µg/m3 400 20.82 22.44 30.67 9.06 18.02 10.03 33.99 19.83 18.06
3 SO2 (1 jam) µg/m3 900 16.56 15.85 21.24 11.26 14.57 13.73 41.42 13.39 15.88
4 HC (3 jam) µg/m3 160 164 151 157 79 276 112 656 164 157
5 TSP µg/m3 - 231 197 223 108 191 109 518 306 209
6 Pb µg/m3 - 0.2 0.21 0.19 0.04 0.17 0.04 0.42 0.07 0.014
145

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon


Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)
Lokasi : Sta 1 : Kantor Bea Cukai, Sta 2 : Perumahan Krakatau Steel/depan Pusdiklat, Sta 3 : Depan Telkom Wanasari, Sta 4 : Komplek
Alga Baja Pura, Sta 5 : Kampung Pabuaran Lor, Sta 6 : Kampung Kruwuk, Sta 7 : Ddepan PENI, Sta 8: Kampung Cikuasa Baru,
Sta 9 : Kampung Cikuasa Lama

Tabel 36. Data kualitas udara ambien (3 jam) Kota Cilegon triwulan III Tahun 2004 - 2007

baku
No Parameter Satuan Mutu HASIL UJI LABORATORIUM
sta 1 sta 2 sta 3 sta 4 sta 5 sta 6 sta 7 sta 8 sta 9
1 CO (1 jam) µg/m3 30000 2177 1260 1604 1718 1031 1718 2291 1145 6874
2 NO2 (1 jam) µg/m3 400 15.91 6.51 9.14 13 8.12 14.02 14.96 8.99 28
3 SO2 (1 jam) µg/m3 900 16.93 10.85 13.25 11.47 11.94 16.12 13.34 7.65 55.75
4 HC (3 jam) µg/m3 160 98 79 98 118 115 112 112 85 492
5 TSP µg/m3 - 264 138 209 210 67 125 207 96 385
6 Pb µg/m3 - 0.2 <0.03 0.1 0.12 <0.03 0.12 0.11 <0.03 0.44
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : PP No 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional
N= Kondisi Normal (Hasil dikoreksi pada kondisi 250C dan 76 cm Hg)
Lokasi : Sta 1 : Desa Merak, Sta 2 : Desa Randakari, Sta 3 : Depan Pelindo, Sta 4 : Sebelum KBS, Sta 5 : Kampung Pengabuan
Sta 6 : Kampung Cilodan, Sta 7 : PCI, Sta 8: Palem Hils, Sta 9 : Depan ASDP
146

7.3.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Tingkat Kebisingan


Selain menghasilkan limbah, kegiatan indsutri juga mengahasilkan
dampak lain bagi lingkungan di sekitarnya, salah satunya adalah kebisingan.
Sumber kebisingan di lokasi penelitian relatif seragam. Hampir semua lokasi
memiliki kebisingan yang sudah melewati ambang batas baku mutu kebisingan.

Tabel 37. Data analisis kebisingan (24 Jam) Kota Cilegon triwulan III Tahun
2007
Tanggal Hasil
No Pengambilan Lokasi Lm dB Lsm dB
Ls dB (A) (A)
1 2-3 Juli 2007 Nirmala Optik 82 75.1 81.4
2 2-3 Juli 2007 Simpang Tiga Polres 74.8 68.6 74.4
3 2-3 Juli 2007 Depan Ramayana 81.6 76.6 81.6
4 3-4 Juli 2007 Sumur Wuluh 77.7 76.3 79.3
5 3-4 Juli 2007 Pondok Pesantren Tegal Buntu 63.9 59.5 64.1
6 3-4 Juli 2007 Semang Raya Citangkil 65 61.3 65.5
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : KepMen Lh No.48 Tahun 1996 yaitu sebesar 70 dB
Ls : Nilai Leq pada siang hari (16 jam)
Lm : Nilai Leq pada malam hari (8 jam)
Lsm : Nilai Leq selama 24 jam

Berdasarkan Tabel 37 yang menunjukkan data analisis kebisingan (24


jam) kota Cilegon triwulan III tahun 2007 dapat diketahui bahwa ada beberapa
lokasi yang tingkat kebisingannya telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan. Lokasi pertama adalah di kawasan Nirmala Optik, dimana tingkat
kebisingannya pada Ls : Nilai Leq pada siang hari (16 jam), Lm : Nilai Leq pada
malam hari (8 jam) dan Lsm : Nilai Leq selama 24 jam secara berturut turut
adalah 82 dB; 75,1 dB; 81,4 dB. Lokasi yang kedua adalah kawasan Simpang
Tiga Polres dimana kebisingan yang melewati baku mutu terjadi pada saat Ls
dan Lsm saja dengan nilai masing-masing yaitu 74,8 dB dan 74,4 dB. Lokasi
yang ketiga adalah Kawasan depan Ramayana dimana tingkat kebisingannya
pada Ls : Nilai Leq pada siang hari (16 jam), Lm : Nilai Leq pada malam hari (8
jam) dan Lsm : Nilai Leq selama 24 jam secara berturut turut adalah 81,6 dB;
76,6 dB dan 81,6 dB. Lokasi yang terkahir adalah kawasan Sumur Waluh,
dimana berturut-turut nilai kebisingannya adalah 77,7 dB; 76,3 dB; 79,3 dB.
Sementara itu baku mutu yang telah ditetapkan untuk nilai kebisingan adalah 70
dB, sehingga bisa dikatakan bahwa tingkat kebisingan pada ketiga lokasi
tersebut (kawasan Nirmala Optik, kawasan Simpang Tiga Polres dan kawasan
Sumur Waluh) telah mebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk dua lokasi
147

lainnya yaitu Pondok Pesantren Tegal Buntu dan Semang Raya Citangkil yang
sama-sama diuji nilai kebisingannya pada waktu yang sama menunjukkan belum
melebihi baku mutu kebisingan yang telah ditetapkan.

Tabel 38. Data analisis kebisingan (3 Jam) Kota Cilegon triwulan III Tahun 2007

No Tanggal Pengambilan Lokasi dBa (A)


1 3 Juli 2007 Kantor bea cukai 59.3
2 4 Juli 2007 Perumahan krakatau steel 70.5
3 4 Juli 2007 depan telkom wanasari 68.5
4 5 Juli 2007 komplek alga baja pura 57.1
5 5 Juli 2007 kampung pabuaran lor 57.4
6 5 Juli 2007 kampun kruwuk 46.6
7 5 Juli 2007 depan PENI 77.3
8 5 Juli 2007 kampung cikuasa baru 64.2
9 5 Juli 2007 kampung cikuasa lama 74.2
10 5 Juli 2007 desa merak 61.9
11 6 Juli 2007 desa randasari 58
12 6 Juli 2007 depan pelindo 58.4
13 6 Juli 2007 sebelum KBS 60
14 6 Juli 2007 kampun pengabuan 64.4
15 6 Juli 2007 kampung cilodoan 59.4
16 7 Juli 2007 PCI 70.8
17 7 Juli 2007 pallem hils 52.1
18 7 Juli 2007 depan ASDP Merak 79.4
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : KepMen Lh No.48 Tahun 1996 yaitu sebesar 70 dB
Nilai kebisingan adalah Nilai Equivalen pengukuran selama 10 menit dengan interval 5 detik

Data pada Tabel 38 di atas menunjukkan data analisis kebisingan (3 jam)


kota Cilegon Triwulan III tahun 2007. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa ada beberapa lokasi yang tingkat kebisingannya telah melebihi baku mutu
yang ditetapkan. Lokasi yang tingkat kebisingannya telah melebihi baku mutu
yang ditetapkan tersebut terdiri dari Perumahan krakatau steel, kawasan depan
PENI, kampung cikuasa lama, kawasan PCI, kawasan depan ASDP Merak
dengan nilai kebisingan masing-masing secara berturut-turut adalah 70.5 dB;
77.3 dB; 74.2 dB; 70.8 dB; 79.4 dB. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa
baku mutu untuk kebisingan adalah sbesar 70 dB, oleh karenaitu dapat
disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di beberapa tempat tersebut telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan.
148

7.3.4. Hasil dan Pembahasan Kualitas Air Bawah Tanah Kota Cilegon

Berdasarkan hasil uji laboratorium Kualitas Air Bawah Tanah Kota


Cilegon Triwulan II Tahun 2007 seperti yang tampak pada Tabel 37 menunjukkan
bahwa ada beberapa parameter di dua lokasi yang berbeda yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan. Parameter pertama adalah kadar TDS, kadar TDS
pada stasiun I yang merupakan daerah Kavling II Kelurahan lebak gede, Kec.
Pulo Merak adalah sebesar 1530 mg/l dan kadar TDS pada stasiun II yang
merupakan daerah Kavling I Kelurahan lebak gede, Kec. Pulo Merak adalah
sebesar 3010 mg/l, padahal baku mutu untuk TDS air bawah tanah adalah
sebesar 1000 mg/l. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar TDS pada dua
lokasi ini telah melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Selanjutnya masih di dua lokasi yang sama yaitu stasiun stasiun I yang
merupakan daerah Kavling II Kelurahan lebak gede, Kec. Pulo Merak dan stasiun
II yang merupakan daerah Kavling I Kelurahan lebak gede, Kec. Pulo Merak juga
terdapat parameter lainnya yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Parameter tersebut adalah kadar kesadahan total, kadar khlorida dan kadar
natrium. Kadar kesadahan total untuk stasiun I adalah 574.2 mg/l dan stasiun II
adalah 782.9 mg/l. Padahal baku mutu untuk kesadahan total adalah sebesar
500 mg/l. Selanjutnya Kadar khlorida untuk stasiun I adalah sebesar 334,2 mg/l
dan stasiun II sebesar 1702,2 mg/l, sementara itu baku mutu yang telah
ditetapkan untuk kadar khlorida adalah 250 mg/l. Parameter berikutnya adalah
kadar Natrium, kadar natrium pada stasiun I adalah sebesar 267,89 mg/l dan
stasiun II adalah 900,26 mg/l sedangkan baku mutu untuk kadar Natrium adalah
sebesar 200 mg/l. Dari hasil uji laboratorium terhadap kadar Kesadahan total,
Khlorida dan Natrium kedua stasiun tersebut maka jelas menunjukkan bahwa
Kadar Kesadahan total, Khlorida dan Natrium pada air tanah di kedua lokasi itu
telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Di samping itu, ada satu parameter lagi pada stasiun I yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan. Parameter tersebut adalah kadar Sulfat (SO4) air
bawah tanah. Berdasarkan hasil uji laboratorim, Stasiun I yang merupakan
daerah Kavling II Kelurahan lebak gede, Kec. Pulo Merak memiliki kadar Sulfat
(SO4) sebesar 315,9 mg/l padahal baku mutu yang telah ditetapkan untuk kadar
sulfat adalah 250 mg/l. data tersbeut jelas menunjukkan bahwa kadar sulfat dari
stasiun ini telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
149

Tabel 39. Data kualitas air bawah tanah Kota Cilegon triwulan III Tahun 2007
HASIL UJI LABORATORIUM
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU *) Sta I 11 m Sta II 6 m Sta III 100 m Sta IV 150 m Sta V 12,5 m
A. FISIKA
1 Bau (Insitu) - tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau tidak berbau
2 TDS mg/l 1000 1530 3010 314 243 809
3 Kekeruhan NTU 5 1 1 1 1 4
4 Rasa - tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa tidak berasa
5 Suhu (Insitu) 0C udara ± 3 0C 32.8 31.1 32.7 32.4 31.7
6 Warna Pt-Co 15 1 1 <1 <1 2
B. KIMIA
1 pH (Insitu) - 6.5 - 8.5 6.42
2 Antimony (Sb) mg/l 0.005 < 0.002 < 0.002 < 0.002 < 0.002 < 0.002
Air Raksa
3 (Hg) mg/l 0.001 < 0.0005 < 0.0005 < 0.0005 < 0.0005 < 0.0005
4 Amonia (NH3) mg/l 1.5 0.02 0.25 0.01 0.01 0.05
Aluminium
5 (Al) mg/l 0.2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2 < 0,2
6 Arsen (As) mg/l 0.01 < 0.005 < 0.005 < 0.005 < 0.005 < 0.005
7 Barium (Ba) mg/l 0.7 < 0.1 < 0.1 < 0.1 < 0.1 < 0.1
8 Boron (B) mg/l 0.3 < 0.01 < 0.01 < 0.01 < 0.01 < 0.01
9 Besi (Fe) mg/l 0.3 < 0.06 < 0.06 < 0.06 < 0.06 < 0.07
10 Florida (F) mg/l 1.5 0.81 0.67 0.18 0.18 0.61
11 Kadmium mg/l 0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003 <0.003
Kesadahan
12 Total mg/l 500 574.2 782.9 186.6 138.5 98.3
13 Khlorida mg/l 250 334.2 1702.2 50.2 20.2 118.3
14 Klorine mg/l 5 < 0.01 < 0.01 < 0.01 < 0.01 < 0.01
15 Khromium mg/l 0.05 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
16 Mangan (Mn) mg/l 0.1 <0.02 <0.02 0.06 0.05 0.09
Modybdenum
17 (Mo) mg/l 0.07 < 0.02 < 0.02 < 0.02 < 0.02 < 0.02
18 Natrium (Na) mg/l 200 267.89 908.26 51.38 70.28 182.78
150

Nitrat
(sebagai
19 NO3) mg/l 50 1.9 2.3 0.9 1.2 0.7
nitrit (sebagai
20 NO2) mg/l 3 <0.002 0.017 <0.002 <0.002 <0.002
21 Nikel (Ni) mg/l 0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
22 Selenium (Se) mg/l 0.01 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
23 Seng (Zn) mg/l 3 0.03 0.03 0.02 0.39 0.09
24 Sianida (CN) mg/l 0.07 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005 <0.005
25 Sulfat (SO4) mg/l 250 315.9
26 Sulfida mg/l 0.05 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002 <0.002
Tembaga
27 (Cu) mg/l 1 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02 <0.02
28 Timbal (Pb) mg/l 0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01 <0.01
C. MIKROBIOLOGI
MPN/100
1 Koli tinja ml 0 0 0 0 0 0
MPN/100
2 Total Koliform ml 0 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, pertambangan dan energi Kota Cilegon, 2007
Keterangan :
*) = Baku Mutu Keputusan Meteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan kualitas air minum
Sta I = kavling II Kelurahan lebak gede, Kec. Pulo Merak, Koordinat S=05 55' 25,0", E = 106 00' 11.8"
Sta II = kavling I Kelurahan lebak gede, Kec. Pulo Merak, Koordinat S=05 55' 25,0", E = 106 00' 06.3"
Sta III = CV. Sumber alam, Koordinat S=05 59' 23,6", E = 106 02' 59.3"
Sta IV = Hotel Cilegon City, Koordinat S=06 00' 36,6", E = 106 02' 39.9"
Sta V = Hollywood Concreate Blocks, Koordinat S=06 01' 52,1", E = 106 04' 38.1"
151

7.3.5. Hasil dan Pembahasan Kualitas Air Laut Kawasan Industri Cilegon

Sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 40 s/d 51, data hasil analisis air
laut, seperti pada tabel 40 menunjukkan hasil uji laboratorium terhadap Kualitas
Air Laut di Sekitar Pelabuhan Merak. Pengujian dilakukan terhadap sifat Fisik,
Kimia dan mikrobiologi yang dilakukan pada waktu yang berbeda-beda dalam
selang waktu antara tahun 2004 sampai dengan 2007. Berdasarkan hasil uji
laboratorium diketahui bahwa terdapat dua parameter pada waktu yang sama
telah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Hal tersebut terjadi pada Triwulan III
2004, dimana pada Tabel 36 terlihat bahwa tingkat kecerahan dari air laut adalah
sebesar 2,5 meter padahal baku mutu yang ditetapkan adalah >3 meter. Selain
itu juga terlihat pada nilai pH insitu air laut pada waktu yang sama adalah
sebesar 8,89 padahal baku mutunya adalah 6.5 - 8.5. dari kedua data tersebut
jela smenunjukkan bahwa tingkat kecerahan air laut sekitar merak tidak
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan, demikian pula halnya dengan nilai
pH insitunya telah melebihi baku mutu yang ada.
Tabel 41 di atas menunjukkan data kualitas air laut di sekitar PLTU I.
Berdasarkan hasil uji laboratorium dapat diketahui bahwa Tingkat kecerahan air
laut di sekitar PLTU I pada Triwulan I 2004, Triwulan III 2004 dan Triwulan IV
2005 tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Nilai kecerahan air laut
pada masing-masing triwulan tersebut berturut-turut adalah 2 meter; 2 meter; 2,5
meter padahal baku mutu untu tingkat kecerahan air laut adalah >3 meter. Fakta
tersebut jelas menunjukkan bahwa tingkat kecerahan air laut di sekitar PLTU I
tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
Selain itu nilai pH insitu pada Triwulan III 2004 juga telah melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan dimana kadar pH insitunya adalah sebesar 8,9
sementara baku mutu untuk pH insitu adalah 6,5-8,5. Parameter lainnya yang
juga telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan adalah kadar Amonia total
(NH3). Hal tersebut terjadi pada Triwulan I 2004 dimana kadar Amonia total
(NH3) pada saat itu adalah sebesar 0,36 mg/l sementara baku mutunya adalah
0,3 mg/l.
152

Berdasarkan data pada Tabel 42 yang menunjukkan data kualitas air laut
di sekitar Hotel Merak Beach dapat diketahui bahwa ada beberapa parameter di
beberapa waktu yang berbeda yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Hasil uji laboratorium dapat diketahui bahwa Tingkat kecerahan air laut di sekitar
Hotel Merak Beach pada Triwulan I 2004 dan Triwulan III 2004 tidak memenuhi
baku mutu yang telah ditetapkan. Nilai kecerahan air laut pada masing-masing
triwulan tersebut berturut-turut adalah 2,5 meter dan 2,5 meter padahal baku
mutu untu tingkat kecerahan air laut adalah >3 meter. Hal tersebut jelas
menunjukkan bahwa tingkat kecerahan air laut di sekitar Hotel Merak Beach tidak
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
Di samping itu nilai pH insitu pada Triwulan III 2004 dan Triwulan III 2005
juga telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dimana kadar pH insitunya
adalah masing-masing sebesar 8,87 dan 8,5 sementara baku mutu untuk pH
insitu adalah 6,5-8,5. Parameter lainnya yang juga telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan adalah kadar Amonia total (NH3). Hal tersebut terjadi pada
Triwulan I 2004 dimana kadar Amonia total (NH3) pada saat itu adalah sebesar
0,74 mg/l sementara baku mutunya adalah 0,3 mg/l.
Data pada Tabel 43 menunjukkan data kualitas air laut di sekitar
Dermaga Rover. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa diketahui bahwa
Tingkat kecerahan air laut di sekitar Hotel Merak Beach pada Triwulan I 2004
dan Triwulan IV 2005 tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Nilai
kecerahan air laut pada masing-masing triwulan tersebut berturut-turut adalah
1,5 meter dan 2,75 meter padahal baku mutu untu tingkat kecerahan air laut
adalah >3 meter. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa tingkat kecerahan air
laut di sekitar Dermaga Rover tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
Selain itu nilai pH insitu di sekitar Dermaga Rover juga telah melebihi baku mutu
ayang telah ditetapkan, dimana nilai pH insitu air laut di lokasi ini adalah sebesar
8,8 padahal seperti sudah disebutkan sbelumnya bahwa baku mutu untuk pH
insitu air laut adlah 6,5-8,5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Tingkat
kecerahan dan nilai pH insitu di sekitar Dermaga Rover tidak sesuai dengan baku
mutu yang telah ditetapkan.
153

Tabel 44 menunjukkan data kualitas air laut di sekitar PT. Peni.


Berdasarkan hasil uji laboratorium diketahui bahwa tingkat kecerahan pada
Triwulan 1 2004 tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan, dimana
tingkat kecerahan air laut pada waktu tersebut adalah sebesar 2,5 meter padahal
baku mutu untuk tingkat kecerahan air laut adalah >3 meter. Selain itu pH insitu
pada TW III 2004 dan TW III 2005 juga telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan, dimana pH insitunya masing-masing adalah 8,84 dan 8,5 padahal
nilai baku mutu untuk pH insitu air laut ditetapkan sebesar 6,5-8,5.
Pada Tabel 45 di atas menunjukkan data kualitas air laut di sekitar KDL.
Berdasarkan hasil uji laboratorium dapat diketahui bahwa pada Triwulan 1 2004,
tingkat kecerahan air laut tidak memenuhi baku mutu yang ada dimana tingkat
kecerahan pada waktu tersebut hanya mencapai 2,5 meter padahal baku mutu
untuk tingkat kecerahan air laut adalah >3 meter. Selain itu nilai pH insitu
Triwulan III 2004 adalah 8,83 padahal nilai baku mutu untuk pH insitu air laut
ditetapkan sebesar 6,5-8,5. Dengan demikian baik tingkat kecerahan maupun
nilai pH insitu dari air laut di sekitar KDL tidak memenuhi baku mutu yang telah
ditetapkan.
Ketidak sesuaian antara baku mutu dengan hasil uji air laut juga terjadi
pada kualitas air laut di sekitar Polyprima seperti yang terlihat pada Tabel 44.
Berdasarkan hasil uji laboratorium diketahui bahwa tingkat kecerahan pada
Triwulan 1 2004 tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan, dimana
tingkat kecerahan air laut pada waktu tersebut adalah sebesar 2,5 meter padahal
baku mutu untuk tingkat kecerahan air laut adalah >3 meter. Selain itu pH insitu
pada TW III 2004 juga telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan, dimana
pH insitunya adalah 8,88 padahal nilai baku mutu untuk pH insitu air laut
ditetapkan sebesar 6,5-8,5.
Hal yang menarik lainnya untuk diamati pada table 44 adalah kadar Seng
(Zn) air laut, karena berdasarkan hasil uji laboratorium diketahui bahwa kadar
Seng (Zn) pada Triwulan IV 2006 adalah sebesar 0,249 mg/l padahal baku mutu
untuk kadar Seng (Zn) air laut adalah sebesar 0,1 mg/l. Hal ini jelas menunjukkan
bahwa kadar Seng (Zn) pada air laut di sekitar Polyprima telah melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan.
154

Tabel 47 menunjukkan data kualitas air laut di sekitar Dermaga


Asahimas. Dari hasil ujilaboratorium dapat diketahui bahwa pada Triwulan III
2004 terdapat dua parameter yang melebihi atau tidak sesuai dengan baku mutu
yang telah ditetapkan. Pada Triwulan III 2004 dapat dilihat bahwa tingkat
kecerahan dari air laut adalah sebesar 2,5 meter padahal baku mutu yang
ditetapkan adalah >3 meter. Selain itu juga terlihat pada nilai pH insitu air laut
pada waktu yang sama adalah sebesar 8,89 padahal baku mutunya adalah 6.5 -
8.5. dari kedua data tersebut jelas menunjukkan bahwa tingkat kecerahan air laut
sekitar Dermaga Asahimas tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan,
demikian pula halnya dengan nilai pH insitunya telah melebihi baku mutu yang
ada. Pada Tabel 46 menyajikan data kualitas air laut di sekitar PT. Dongjin.
Penyimpangan baku mutu hanya terjadi pada hasil pengukuran pH insitu di
Triwulan III 2004, dimana berdasarkan hasil uji laboratorium dapat diketahui
bahwa nilai pH insitu pada saat itu adalah 8,88 padahal baku mutu untuk nilai pH
insitu adalah 6,5-8,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pH insitu air laut di
sekitar PT. Dongjin telah melebihi baku mutu yang ada.
Sama halnya dengan pembahasan untuk Tabel 48 di atas, pada Tabel 47
yang merupakan data kualitas air laut di sekitar PT. Sriwi, penyimpangan baku
mutu juga hanya terjadi pada hasil pengukuran pH insitu di Triwulan III 2004,
dimana berdasarkan hasil uji laboratorium dapat diketahui bahwa nilai pH insitu
pada saat itu adalah 8,8 padahal baku mutu untuk nilai pH insitu adalah 6,5-8,5.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai pH insitu air laut di sekitar PT.
Sriwi telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Selain pada beberapa
perusahaan di atas, pengujian kualitas air laut juga dilakukan di beberapa lokasi
industri lainnya yang berada di kota Cilegon. Tabel 48 diatas menunjukkan data
kualitas air laut di beberapa lokasi industri lainnya yang dibagi menjadi delapan
stasiun. Berdasarkan hasil ujil aboratorium dapat diketahui bahwa pH insitu pada
Stasiun 3, Stasiun 5, stasiun 7 telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
pH insitu stasiun 3 yang merupakan kawasan depan PT.Castrol bernilai 8,77,
Stasiun 3 yang merupakan kawasan yang berada sekitar 100 M dari Pelindo
memiliki pH insitu senilai 8,5 dan stasiun 7 yang merupakan kawasan yang
berada sekitar 100 M dari PT.Unggul juga memiliki pH insitu senilai 8,5. Seperti
telah diketahui bersama bahwa baku mutu untuk pH insitu air laut adalah sebesar
6,5-8,5; sehingga dengan demikian pH insitu di ketiga stasiun ini hampir melewati
melewati baku mutu yang telah ditetapkan.
155

7.4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Secara
umum kualitas limbah cair industri kota Cilegon masih berada dibawah
baku mutu yang telah ditetapkan, namun ada beberapa parameter seperti
suhu, TDS, pH Insitu, Kadar NH3-N, Kadar BOD5, kadar COD di beberapa
perusahaan yang telah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Untuk suhu
yang telah melebihi baku mutu terdiri dari perusahaan: Outlet PT.
Asahimas Chemical Indonesia, Outlet PT. CRM, Outlet PT. Continental,
Outlet PT. Krakatau Steel dan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya. Untuk
TDS yang telah melebihi baku mutu terdiri dari perusahaan: Outlet PT.
Asahimas Chemical Indonesia, Outlet PT. Lautan Utsuka Chemical, Outlet
PT. Sentra Utama Jaya, Outlet PLTGU Suralaya, Oil Separtor PLTGU
Suralaya, Outlet PT. Krakatau Daya Listrik, Outlet PT. Permata Dunia
Sukses Makmur, Outlet PT. LOC, Outlet Oil Trap PT. Dover, Outlet PT.
Candra Asih, Outlet PT. PDSU. Untuk nilai pH (insitu) yang telah melebihi
baku mutu terdiri dari: Outlet PT. Sentra Utama Jaya, Outlet WWT I dan II
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia, Outlet Oil Trap PT. Dover. Selanjutnya
untuk kadar NH3-N yang telah melebihi baku mutu terdiri dari perusahaan:
Outlet PT. Sentra Utama Jaya, Outlet WWT I dan II PT. Mitsubishi
Chemical Indonesia. Untuk kadar BOD5 yang telah melebihi baku mutu
terdiri dari perusahaan: Outlet PT. Sentra Utama Jaya, Outlet PT. Jawa
Manis Rafinasi, Outlet Oil Trap PT. Dover, dan yang terakhir adalah kadar
COD yang telah melebihi baku mutu terdiri dari perusahaan: Outlet PT.
Sentra Utama Jaya, Outlet PT. CRM, Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi,
Outlet Oil Trap PT. Dover dan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya.
Analisis Kualitas Udara Ambien secara umum juga masih dalam
baku mutu yang ditetapkan meskipun ada dua parameter di beberapa
lokasi pada waktu tertentu yang telah melebihi baku mutu yaitu kadar HC
dan debu. Lokasi yang kadar HC-nya telah melebihi baku mutu terdiri dari:
Nirmala Optik pada tahun 2005-2007, Sekitar Simpang Tiga Polres Kota
Cilegon Tahun 2005 – 2007, sekitar Ramayana Kota Cilegon Tahun 2005 –
2007, Sekitar Sumur Wuluh/ Jalan Tol Kota Cilegon Tahun 2004 – 2007,
Sekitar Semang Raya Citangkil Kota Cilegon pada Triwulan IV 2005
sampai dengan Triwulan IV 2006, depan PENI dan ASDP. Sedangkan
untuk debu adalah: Nirmala Optik Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007, Sekitar
156

Simpang Tiga Polres Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007, sekitar Ramayana
Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007, Sekitar Sumur Wuluh/ Jalan Tol Kota
Cilegon pada Triwulan III 2006 dan Triwulan IV 2006, Sekitar Kantor Bea
Cukai Kota Cilegon pada Triwulan I 2004 dan Triwulan III 2005.
Analisis kebisingan menunjukkan ada beberapa lokasi yang tingkat
kebisingannya telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu:
Nirmala Optik, Simpang Tiga Polres, Depan Ramayana, Sumur Wuluh,
Perumahan krakatau steel, kawasan depan PENI, kampung cikuasa lama,
kawasan PCI, kawasan depan ASDP Merak.
Hasil uji kualitas air bawah tanah kota Cilegon Triwulan II tahun
2007 menunjukkan ada beberapa parameter di beberapa lokasi yang telah
melebihi baku mutu yaitu: (1) TDS pada Kavling I dan II Kelurahan Lebak
Gede, Kec. Pulo Merak, (2) kesadahan total: Kavling I dan II kelurahan
lebak gede, kec. Pulo merak, (3) kadar khlorida: Kavling I dan II kelurahan
lebak gede, kec. Pulo merak, (4) Natrium (Na): Kavling I dan II kelurahan
lebak gede, kec. Pulo merak, (5) Sulfat (SO4): Kavling I kelurahan lebak
gede, kec. Pulo merak.
Selanjutnya yang terakhir adalah analisis Kualitas Air Laut di kota
Cilegon. Ada beberapa parameter di beberapa lokasi yang telah melewati
baku mutu yaitu: (1) Kecerahan (insitu) terdapat di: Sekitar Pelabuhan
Merak pada Triwulan III 2004, Sekitar PLTU I pada Triwulan I dan II 2004,
Sekitar Hotel Merak Beach pada Triwulan I 2004 dan Triwulan III 2004,
Sekitar Dermaga Rover Triwulan I 2004 dan Triwulan IV 2005, di sekitar
Triwulan I 2004, Sekitar Polyprima Triwulan I 2004, sekitar dermaga
asahimas Triwulan III 2004 selanjutnya (2) pH (insitu) terdapat di: Sekitar
Pelabuhan Merak Triwulan III 2004, sekitar PLTU I Triwulan III 2004,
Sekitar Hotel Merak Beach Triwulan III 2004 dan Triwulan III 2005, Sekitar
Dermaga Rover Triwulan III 2004, sekitar PT. Peni Triwulan III 2004 dan
Triwulan III 2005, Sekitar KDL Triwulan III 2004, Sekitar Polyprima Triwulan
III 2004, Sekitar Dermaga Asahimas Triwulan III 2004, Sekitar PT. Dongjin
Triwulan III 2004, Sekitar PT. Sriwi Triwulan III 2004, Depan PT. Castrol
dan (3) Amonia total (NH3) terdapat di: Sekitar PLTU I Triwulan I 2004,
Sekitar Hotel Merak Beach Triwulan I 2004, serta (4) seng (Zn) terdapat di:
Sekitar Polyprima Triwulan IV 2006.
VIII. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CILEGON
MENUJU ECO INDUSTRIAL PARK

Abstrak
Pengembangan kawasan industri Cilegon menuju eco industrial park
sangat memegang peranan penting dalam pembangunan nasional terutama
dilihat dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, hukum dan kelembagaan serta
teknologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui strategi yang perlu dilakukan
dalam pengembangan kawasan industri Cilegon menuju eco industrial park.
Penelitian menggunakan metode analisis hierarkhi proses (AHP) berbasis survey
pakar dengan bantuan software Criterium Decision Plus (CDP). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategi yang perlu dilakukan dalam pengelolaan kawasan
industri Cilegon menuju eco industrial park adalah mengembangkan kawasan
industri hijau (green industrial park) dengan membangun sistem penanganan
limbah secara terpadu. Berdasarkan tingkat kepentingan setiap tujuan dalam
pengelolaan kawasan, tujuan ekologi seharusnya lebih diprioritaskan dan
selanjutnya tujuan lainnya. Prioritas tujuan ekologi adalah kualitas dan daya
dukung lingkungan yang sehat. Untuk tujuan ekonomi adalah pertumbuhan
industri besar dan industri kecil dan menengah yang sehat. Untuk tujuan sosial
adalah penciptaan lapangan kerja baru. Sedangkan tujuan hukum dan
kelembagaan adalah kebijakan pemerintah dalam pengelolaan kawasan.
Sementara tujuan teknologi yang lebih diharapkan adalah tersedianya teknologi
pengolahan dan pemanfaatan limbah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
peran pemerintah baik legislatif maupun eksekutif sangat dominan dan
dibutuhkan dalam pengelolaan kawasan disamping peran aktor lainnya melalui
kerjasama yang baik. Berdasarkan hasil analisis prospektif maka skenario yang
dapat dipilih dalam pengembangan program prioritas green industrial park di
Kota Cilegon adalah skenario ketiga yaitu melakukan perbaikan secara
menyeluruh terhadap faktor-faktor (program-program) kunci, meliputi enam
program prioritas yang perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam rangka
pengembangan kawasan industri di Kota Cilegon menuju green industrial park.
Keenam program tersebut antara lain (1) pembangunan Instalasi Pengolahan
Limbah (IPAL) secara terpadu, (2) penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sebanyak 30 % pada kawasan yang dimanfaatkan masing-masing industri, (3)
penegakan supremasi hukum yang tegas terhadap pelanggar aturan
perundangan yang telah dibuat terkait pengelolaan kawasan, (4) pemberian
sanksi bagi industri yang tidak pro terhadap lingkungan, dan (5) membentuk
kelembagaan khusus untuk mengelola kawasan menuju green industrial park,
serta (6) mempertahankan daerah resapan air untuk menjamin ketersediaan air
bagi kelangsungan operasional perusahaan.

Kata Kunci : Strategi, Kawasan, eco industrial park, green industrial park.

Anda mungkin juga menyukai