KIMIA ANORGANIK Perc. 5 SMT
KIMIA ANORGANIK Perc. 5 SMT
PERCOBAAN V
STOIKIOMETRI KOMPLEKS AMMIN-TEMBAGA(II)
OLEH
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Kimia
pada :
MUHAEMIN AL-MAHDALY H.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan semata-mata hanyalah kepada Allah SWT.
Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami meminta
ampunan dan kami meminta pertolongan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu
kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
(II)” dengan lancar. Penulis pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap
Oleh sebab itu, penulis sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan
laporan berikutnya. Penulis juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk
untuk penulis supaya kami lebih mengutamakan kualitas laporan di masa yang
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Tabel 4.1. Hasil Titrasi Penentuan Koefisien Distribusi Amonia antara air dan
Kloroform ........................................................................................... 11
Lampiran 5. Jurnal..............................................................................................
Lampiran 6. TP ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
hubungan kuantitatif yang terdapat antara reaktan dan juga produk dalam reaksi
menentukan jumlah produk dan reaktan yang diproduksi atau dibutuhkan dalam
perbandingan berganda.
Senyawa kompleks adalah senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion
juga disebut senyawa koordinasi. Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion
kompleks.
dijumpai adalah enam dengan struktur pada umumnta oktahedral seperti dalam
banyak elektron tak berpasangan yang bebas bergerak pada kristalnya. Tembaga
dapat membentuk ion kompleks. Tembaga (II) memiliki stabilitas kompleks yang
paling besar stabil jika dibandingkan bilangan oksida tembaga lain. Tembaga (II)
ekstraksi pelarut, dimana dalam prinsip ini berlaku hukum distribusi yang
menyatakan apabila suatu system yang terdiri dari dua lapisan campuran (solvent)
yang tidak saling bercampur satu sama lain, ditambahkan senyawa ketiga (zat
terlarut), maka senyawa itu akan terdistribusi (terpartisi) kedalam dua lapisan
tersebut, dengan syarat Nerst bila zat terlarut nya tidak menghasilkan perubahan
pada kedua pelarut (solvent) atau zat yang terlarut yang terbagi (terpartisi) dalam
dua pelarut tidak mengalami asosiasi, disosiasi atau reaksi dengan pelarut. Prinsip
tersebut digunakan pada percobaan kali ini dimana stokiometri kompleks ammin-
kompleksnya tersebut.
ammonia antara air dan kloroform dan penentuan rumus kompleks ammin-
tembaga (II).
1.2 Tujuan Percobaan
1.3.1 Bagaimana cara menetukan koefisien distribusi ammonia dalam dan air?
2.1 Amonia
dengan kata lain disebut free ammonia atau NH3-N. Amonia bebas tersebut
merupakan amonia yang tidak bereaksi sempurna dengan karbon dioksida pada
saat proses pembuatan urea. Ammonia tidak berikatan langsung dengan urea
tetapi melekat dalam butirnya. Kadar amonia bebas sangat tergantung pada proses
produksi urea, jika kandungan amonia dalam keadaan bebas maka proses reaksi
yang berlangsung kurang bagus, yaitu banyak ammonia yang tidak beraksi
Beberapa jenis ikan akan mati lemas karena amonia dapat mengurangi
terkandung dalam buangan air limbah domestik baik segar maupun telah terolah,
perlu adanya suatu pengolahan terlebih dahulu atau lebih lanjut sebelum dibuang
dalam air limbah. Senyawa kimia yang paling sering digunakan adalah senyawa
khlor (kaporit). Senyawa khlor bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi, dengan
senyawa lain dan membentuk senyawa senyawa baru yang bersifat toksik dan
menimbulkan potensi efek samping yang berbahaya bagi lingkungan dan biaya
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil pengolahan yang stabil
(Hibban, 2016).
2.2 Tembaga
alat-alat listrik, zat warna dalam industri cat, dan digunakan sebagai fungisida,
yaitu tembaga sulfat (CuSO4). Tembaga memiliki tingkat oksidasi dari 0 sampai
2+, yang merupakan oksidasi tertinggi dari tembaga dalam bentuk senyawa
(Hasria, 2015).
(madjid, 2015).
tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang
lain dengan pencampuran larutan pada berbagai perbandingan mol logam: mol
ligan dalam berbagai pelarut tanpa pemanasan atau pencampuran larutanj disertai
Koefisien distribusi ditentukan antara air dan pelarut. Sistem pelarut yang
digunakan adalah butil asetat-heksanol. Semua pelarut diperoleh dari merck dan
𝐶𝑜
Kd =
𝐶𝑤
Dimana, Co adalah konsentrasi zat terlarut dala fase organik dan Cw adalah
konsentrasi zat terlarut dalam fase air. Beberapa metode telah digunakan untuk
(II)” dilaksanakan pada hari Selasa, 5 November 2019 pukul 13.00 WITA-selesai.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah corong pisah 50 mL,
buret 50 mL, pipet gondok 25 mL dan 10 mL, corong kaca, statif, klem, pipet
tetes, gelas ukur 5 mL Erlenmeyer 250 mL, botol semprot, gelas kimia 50 mL dan
indikator MO, larutan HCl standar 0,055 M, larutan CuSO4 0,1 M, dan H2O.
dalam corong pisah dan dikocok kembali selama 5 menit. Larutan yang telah
ammonia yang terdapat dalam air dan kloroform, kemudian ditentukan rumus
kompleksnya.
[NH 3 ]kloroform
Kd = [NH 3 ]air
[HCl] × V HCl
[NH3]kloroform =
[NH3]kloroform
[NH 3 ]kloroform
Kd = [NH 3 ]air
Tabel 4.1 Hasil Titrasi Penentuan Distribusi Amonia antara air dan kloroform
V NH3 (kloroform) V HCL Keterangan Nilai KD
10 mL 15,3 mL Warna Jingga
10 mL 15,2 mL Warna jingga pekat 0,0174
1 mL 10 mL Warna merah
air dan kloroform. Ketika amonia dan air dimasukkan kedalam corong lalu
ditambahkan kloroform terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas adalah air dan
lapisan bawah adalah kloroform. Hal ini terjadi karena massa jenis kloroform
lebih besar daripada air yaitu 1,47 kg/L, sedangkan air yaitu 1 kg/L. Dua lapisan
ini terbentuk karena adanya perbedaan kepolaran. Dimana air merupakan senyawa
polar dan kloroform merupakan senyawa nonpolar. Setelah itu dilakukan titrasi
dengan larutan standar HCl dan indikator metil orange. Indikator metil orange
berfungsi sebagai penanda bahwa larutan tersebut berada pada suasana asam
karena jangkauannya pada pH 3,1 sampai 4,4, selain itu metil orange digunakan
karena pada proses titrasi digunakan larutan HCl dimana larutan HCl bersifat
asam. Hasil titrasi seharusnya berwarna merah muda. Warna ini menandakan
bahwa larutan menjadi asam dan pH larutan semakin menurun karena HCl
bersifat basa menjadi asam. Tetapi dalam percobaan ini meskipun dilakukan
duplo diperoleh warna larutan hasil titrasi orange pekat. Hal ini terjadi karena
larutan amonia yang digunakan bukan amonia dengan konsentrasi 1 M tetapi
larutan amonia pekat. Dari data perhitungan ini diperoleh [NH3] dalam kloroform
sebesar 0,23925 M dan [NH3] dalam air sebesar 13.76075 M. Dari kedua
konsentrasi tersebut dapat dihitung koefisien distribusi dan diperoleh nilai sebesar
0,0174.
amonia dicampurkan dengan Cu warna larutan berubah menjadi biru. Hal ini
disebabkan karena warna biru dari ion heksa aqua tembaga (II) digantikan dengan
warna biru gelap dari ion segiempat planar tetraammonium tembaga (II)
kemudian ditambahkan kloroform sehingga terbentuk dua lapisan. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan massa jenis pada Cu dan kloroform, Cu memiliki massa
jenis lebih rendah dibanding kloroform. Setelah itu dilakukan titrasi sebanyak 2
kali pengulangan dan diperoleh warna hasil titrasi yaitu merah muda. Warna ini
karena HCl memiliki peran dalam penurunan pH larutan, sehingga larutan yang
awalnya bersifat basa menjadi asam Dari data perhitungan ini diperoleh [NH3]
dalam kloroform sebesar 0,01268 M dan [NH3] dalam Cu sebesar 0,9873 M. Dari
kedua konsentrasi tersebut diperoleh koefisien distribusi sebesar
melakukan perbandingan molnya dari hasil analisis data didapatkan adalah 1:10
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penentuan koefisien distribusi ammonia antara air dan kloroform dapat
dimana dari hasil ini dapat diketahui proses distribusi NH3 pada kloroform
5.1.2 Penentuan ion kompleks dari ammin-tembaga (II) dapat ditentukan dengan
perbandingan Cu2+ : NH3 adalah 1:10 dan rumus molekul kompleks yang
5.2 Saran
konsentrasi tiap larutan yang ada dalam percobaan ini diperhatikan agar
Gova, Muhammad Agil. 2018. Penentuan Kadar Amonia (NH3) pada Limbah Air
ke-34 dalam rangka Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Jurnal Ilmu
Kimia dan Terapan. 2(2).
Hasria., Harimu L., dan Fatmawati, Cici. 2015. Ekstraksi Logam Kromium (Cr)
dan Tembaga (Cu) pada Batuan Ultrabasa dari Desa Puncak Monapa
Kecamatan Lasusua Kolaka Utara Menggunakan Ligan Polieugenol.
Jurnal Aplikasi Fisika. 11(1).
Kusyanto, Andi dan Kristian Sugiyarto. 2017. Sintesis dan Karasterisasi Senyawa
Kompleks Besi (III) dengan Ligan 1,10-Fenantrolin dan Anion
Trifluorometanasulfonat. Jurnal Kimia Dasar. 6(1).
10 mL NH3 14 M + 10 mL
aquades
10 mL NH3 + 10 mL aquades +
25 mL kloroform
Campuran
Lapisan A kloroform
- Dipindahkan 10 mL ke erelenmeyer
yang berisi 10 mL air dan ditambahkan
indikator MO
- Dititrasi secara perlahan-lahan dengan
HCl 0,005 M menggunakan buret 50 mL
- Diulangi titrasi dengan 10 mL kedua dan
sisanya
- Dihitung koefisien distribusi amonia
Kd Amonia = 0,0174
2. Penentuan Rumus Kompleks Cu-ammin
10 mL NH3 1 M + 10 mL Cu2+
10 mL NH3 1 M + 10 mL Cu2+
+ 25 mL kloroform
Campuran
Lapisan A kloroform
Diketahui :
[HCl] = 0,055 M
VHCl 1 = 15,2 mL
VHCl 2 = 15,3 mL
VHCl 3 = 10 mL
Vlapisankloroform 1 = 10 mL
Vlapisankloroform 2 = 10 mL
Vlapisankloroform 3 = 1 mL
0.055 M . 15,2mL
[NH3]kloroform1 =
10 mL
= 0.0836 M
0.055 M . 15,3mL
[NH3]kloroform2 =
10 mL
= 0.08415 M
0.055 M . 10 mL
[NH3]kloroform3 =
1 mL
= 0.55 M
(0,0836+0,08415 +0.55) M
[NH3]kloroformrata-rata =
3
= 0.23925 M
[NH3]air = 14 M – 0,23925 M
[NH3]air = 13.76075 M
[NH3 ]Organik
KD=
[NH3 ]Air
0,23925 M
KD= = 0,0174
13.76075 M
[HCl] = 0,055 M
VHCl 1 = 2,5mL
VHCl 2 = 2,6mL
VHCl 3 = 0,6mL
Vlapisankloroform 1 = 10 mL
Vlapisankloroform 2 = 10 mL
Vlapisankloroform 3 = 3,3mL
0,055 M . 2,5mL
[NH3]kloroform 1 =
10 mL
= 0,01375 M
0,055 M . 2,6mL
[NH3]kloroform 2 =
10 mL
= 0,0143 M
0,055 M . 0,6mL
[NH3]kloroform3 =
3,3mL
= 0,01 M
(0,01375 +0,0143+0,01) M
[NH3]kloroform rata-rata = 3
= 0,01268 M
[NH3]Cu = 1 M – 0,01268 M
[NH3]Cu = 0,98732 M
[NH3 ]Organik
KD=
[NH3 ]Air
0,01268 M
KD= = 0,01658
0,98732 M
= 0,98732 M x 10 mL
= 0,1 M x 10 mL
= 1 mmol
Cu2+ : NH3 = 1 : 10
Maka rumus empirisnya yaitu [Cu(NH3)10]2+
LAMPIRAN 4. GAMBAR HASIL PRAKTIKUM