Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN HASIL SURVEY

“ Bengkel Konstruksi Baja”

Dosen Pengampu :

Drs. Henry Apriyanto, M.T.

Mata Kuliah :

Struktur Baja 1

Disusun Oleh :

Muhammad Brilian K. 5111417057

Ilham Maulana P. 5111417049

Supriyanto 5111417084

Teddy Senatriya Y. 5111417087

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang “suevey konstruksi baja” ini dengan baik meskipun masih banyak
kekurangandidalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai struktur-struktur baja. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Semarang, November 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................................................


Kata Pengantar ............................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 4
BAB II ...........................................................................................................
2.1. Spesifikasi baja........................................................................................ 6
2.2. Karakteristik baja .................................................................................... 7
BAB IIIPembahasan Hasil Survey
3.1. PT. Amarta Karya ................................................................................... 10
3.2. UD. WAYANG ...................................................................................... 18
3.3. BENGKEL LAS ADITYA .................................................................... 21
BAB IV PENUTUP .....................................................................................
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 35
4.2. Saran ........................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 36
DOKUMENTASI/LAMPIRAN .................................................................. 37

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat
terbentuk menjadi dua bentuk kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face
Center Cubic (FCC), tergantung dari tempraturnya ketika ditempa. Dalam susunan
bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan FCC memiliki
atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi alotropi yang terjadi
antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon, yang membuat baja
dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.

Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari
berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam
baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan
alumunium.Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan
karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom,
molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.

Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,


berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai
unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal dari atom
penyusun besi. Tanpa karbon ini maka struktur kristal dari besi murni tidak memiliki
resistensi antar atom dan akan saling melewati satu sama lain, atau menjadi sangat
lembek. Baja karbon ini dikenal sebagai baja hitam karena berwarna hitam, banyak
digunakan untuk peralatan pertanian misalnya sabit dan cangkul. Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan tariknya ,
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya.

Meskipun baja sebelumnya telah diproduksi oleh pandai besi


menggunakan tungku pembakar selama ribuan tahun, penggunaannya menjadi

1
semakin bertambah ketika metode produksi yang lebih efisien ditemukan pada abad
ke-17. Dengan penemuan proses Bessemer di pertengahan abad ke-19, baja menjadi
material produksi massal yang membuat harga produksinya menjadi lebih murah.
Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi
lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa. Baja merupakan
komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan
senjata.

Baja termasuk logam yang sangat kuat, keras, dan kokoh sehingga digunakan
sebagai penyokong di hampir seluruh bangunan-bangunan bertingkat di
dunia.Kelebihan logam baja ini seharusnya mengundang rasa penasaran atau rasa
keingintahuan kita sebagai mahasiswa yang sedang bergerak dibidang akademik
dengan menimba ilmu.Seharusnya selalu ada pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
kritis dari para mahasiswa/mahasiswi,Seberapaka kuatkah baja itu,apa yang membuat
dia kuat dan apa saja pengolahan yang didapat dari baja tersebut hingga dapat
bermanfaat bagi banyak orang.

Untuk itu ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat mendorong


terwujudnya industri baja yang besar dan berwawasan ilmu pengetahuan. Industri
mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi melibatkan
banyak proses yang komplek. Hal ini erat kaitannya dengan sumber daya
manusia sebagai pelaku industri itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan
baik hardskill maupun sofskill demi kelancaran proses industri. Pengenalan
industri baja pada mahasiswa merupakan proses awal untuk membuka inspirasi
akan terciptanya produk-produk baru yang lebih menguntungkan kedepannya.
Hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu berpikir kritis,mampu mengembangkan
dengan segala peluang dan potensi yang ada untuk menghadapi era globalisasi yang
kian merebak.
Menghadapi era pasar bebas yang sudah kian mendekat, negara–negara
berkembang termasuk salah satunya Indonesia baik dikawasan Asia
tenggara(ASEAN) (AFTA),maupun kawasan Asia Pasifik (APEC) serta

2
Globalisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan menghadapi tantangan serius
disegala bidang. Dampak nyata yang sudah sering timbul dari globalisasi adalah
semakin ketatnya persaingan didunia bisnis dengan para pelaku bisnisnya, dimana
akan menghasilkan lebih banyak produk yang seragam dengan harga dan mutu
yang bersaing bahkan lebih ekonomis.
Hal ini sangat menguntungkan negara-negara maju, karena dilihat dari sistem
produksi yang mereka gunakan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
negara-negara berkembang karena produksi dilakukan secara maksimal oleh
negara-negara maju dengan memanfaatkan teknologinya sebagai hasil rekayasa
pengembangan riset dan sains.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang dan berusaha untuk
membangun dan mengejar ketertinggalannya disegala bidang dari negara-negara
lainnya terutama dari negara maju. Salah satunya diusahakan dengan
meningkatnya permintaan pasar dan tingginya biaya produksi serta ketatnya
persaingan di dunia Industri, para pekerja industri berusaha untuk
mengoptimalkan produk industri yang akan dihasilkannya, baik itu secara
kualitas maupun kuantitas tanpa mengabaikan selera konsumen.
Kita menyadari betapa pentingnya IPTEK di dalam menumbuhkan daya
saing bangsa dalam rangka memproduksi barang dan jasa, baik untuk sekedar
memenuhi kebutuhan nasional maupun untuk mengisi pasar internasional yang
selanjutnya dapat menghasilkan devisa untuk negara. Kemampuan bangsa untuk
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK memegang peranan yang
sangat penting dalam pembangunan nasional karena peningkatan penggunaan IPTEK
akan menentukan besarnya nilai tambah dan nilai produksi dari produk-produk
industri. Selain itu dengan penguasaan IPTEK, maka daya saing produk dari industri
nasional akan dapat ditingkatkan dalam rangka menghadapi persaingan global untuk
sekarang ini.
Sesuai dengan KEPMENRISTEK No.02/M/KP/II/2002 tanggal 15
Februari 2000 tentang kebijaksanaan Strategi Pembangunan IPTEKNAS 2000-
2004 (JAKSTRAIPEKNAS), usaha utama pembangunan IPTEK adalah

3
menempatkan kegiatan penyadaran masyarakat akan fungsi dan manfaat
pengetahuan serta teknologi guna memacu daya saing nasional dan keserasian dari
seluruh elemen pembangunan secara integral mutlak diperlukan untuk
menunjang peningkatan dan ketahanan ekonomi yang berlandaskan ruang sosial
yang kokoh. Percepatan ketahanan ekonomi Indonesia yang sangat kita harapkan
tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) dan modal serta kondisi
bangsa yang berkaitan erat dengan kebijakan pelaku usaha terhadap pasar
produksi yang ada di Indonesia. Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penciptaan perekonomian
Indonesia dan sudah seharusnya mahasiswa dapat melihat, meneliti dan
mengenal dunia industri serta teknologi yang sebenarnya. Oleh karena itu,
Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang dalam menjawab
tantangan tersebut mencoba melakukan kunjungan industri selaras dengan mata
kuliah yang sudah terdaftar dalam buku pedoman akademik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Mesin utama
2. Mesin pendukung
3. Peralatan las
4. Peralatan keselamatan kerja
5. Batang las, alat sambung las, baut dan paku keeling
6. Baja konstruksi

1.3. Tujuan

1. Tujuan Membuat Laporan


 Untuk memenuhi tugas mata kuliah struktur baja
 Sebagai bukti bahwa kami telah melaksanakan observasi ke pabrik atau
bengkel baja
 Untuk memenuhi atau melengkapi tugas besar sebagai syarat mengikuti UTS

4
2. Tujuan Kunjungan Industri
 Sebagai pengalaman dan pembelajaran akan hal baja di tempatnya secara
langsung
 Memperluas pengetahuan tentang baja bagi mahasiswa
 Mendoronhg mahasiswa/mahasiswi untuk ikut berperan dalam rangka
membangun sektor industri baja di Indonesia.
 Memberi informasi tentang sistem peraturan dan pelaksanaan pembuatan baja
baik proses dan dalam segi pekerjanya pula
 Mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung
jawab.

1.4. Manfaat Kunjungan Industri


Kunjungan industri ke pabrik atau bengkel baja yang dilakukan mahasiswa
Teknik sipil universitas negeri semarang ini memiliki manfaat agar mahasiswa dapat
mengerti segala macam yang berkaitan tentang baja, dari proses pembuatan, macam-
macam baja yang ada, klasifikasinya, alat-alat yang digunakan, kegunaan yang dapat
dilakukan atau dibuat dari baja tersebut ,dsb.

5
BAB II
SPESIFIKASI DAN KARAKTERISTIK BAJA
2.1 Spesifikasi dan Karakteristik Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa
elemen lainnya, termasuk karbon. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam
peningkatan performan. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2%
hingga 2.1% berat sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada dalam baja:
karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan
aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan
karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, krom,
molybdenum, boron, titanium, vanadium, fosfor, silikon, oksigen, nitrogen dan
niobium. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya,
berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai
unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice)
atom besi. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan
(hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya
menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).
Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras
seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi
yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi
kubik berpusat sisi atau heksagonal. Dengan perubahan struktur kristal, besi
adakalanya memiliki sifat magnetik dan adakalanya tidak. Besi memang bahan
bersifat unik. Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk
oksida besi.Meskipun inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang
ada di permukaan Bumi tidak berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke
Bumi.

6
2.2 Klasifikasi Baja
Menurut komposisi kimianya :
1. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu :
Standar yang digunakan pada baja karbon dan paduannya adalah ASTM A
108-03 (Steel Bars, Carbon and Alloy, Cold-Finished) dan JIS G 4051:1979 (Carbon
Steels for Machine Structural Use).
a. Baja karbon rendah (low carbon steel)
Baja karbon rendah (low carbon steel) mengandung karbon dalam campuran
baja kurang dari 0,3% C. Karbon dibawah 0,15% dinamakan dead mild steel yang
banyak digunakan pada sheet, strip, wire, ship plate. Baja ini tidak dapat dikeraskan
karena kandungan karbonnya tidak cukup untuk membentuk struktur martensit.
Aplikasi baja karbon rendah diantaranya sebagai body mobil, bentuk struktur (profil
I, L, C, H), pipa saluran. Baja ini memiliki beberapa karakter diantaranya : tidak
responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk martensit, metode
penguatnya dengan cold working, struktur mikronnya terdiri dari ferit dan perlit,
relatif lunak dan lemah, ulet dan tangguh, mampu mesin dan mampu lasnya baik.
b. Baja karbon sedang (medium carbon steel)
Baja karbon sedang (medium carbon steel) mengandung karbon
0,3%C0,6%C. keras serta lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon rendah. Baja
ini dapat diaplikasikan sebagai poros, roda gigi, crankshaft. Dengan kandungan
karbonnya memungkinkan baja untuk dikeraskan melalui proses perlakuan panas
yang sesuai.

2. Baja paduan (alloy steel)


Baja paduan merupakan baja dengan campuran satu atau lebih elemen seperti
carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum, vanadium, cobalt, dll.
Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk meningkatkan atau “menyempurnakan”
sifat-sifat mekanis dari baja. Sebagai contoh nickel dapat memberi kekuatan pada
baja dan dapat membantu baja dalam proses pengerasan melalui quenching serta
tempering. Chromium dapat mencegah karat. Chromium serta molybdenum dapat

7
membantu baja dalam meningkatkan kemampuan pengerasan. Vanadium juga dapat
meningkatkan kekuatan baja. Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
4. Untuk membuat sifat-sifat spesial
Berdasarkan kadar karbonnya baja paduan dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Baja paduan rendah
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang
dari 2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain. Salah satu contoh
baja jenis ini yang terkenal adalah HSLA (High 6 Strength Low Alloy) yang
menggunakan paduan Nb, V, Ti, dan Al. material baja ini sering digunakan pada
material mesin perkakas seperti pahat kayu, poros, dan gergaji. Aplikasi baja paduan
rendah digunakan untuk bahan kapal, jembatan, roda rel kereta api, ketel uap, tangki
gas. Berdasarkan sifatnya baja paduan rendah dapat dikelompokkan menjadi baja
kuat, baja tahan suhu rendah, dan baja tahan panas. Baja kuat memiliki karakter
kekuatan tariknya 379-620 MPa, sifatnya mampu lasnya baik (C kurang dari 0,2%),
tangguh dan sifat mekaniknya sangat baik, mangan (1%), tembaga (<0,5%), dan Si
dapat memunculkan solid solution pada ferit, Nb, Ti, V, N (0,2%) mampu
menghambat pertumbuhan butir saat hot rolling dan membentuk presipitat, Al dan Si
untuk deoksidasi. Baja ini dapat diaplikasikan pada baja pegas.
b. Baja paduan menengah (medium alloy steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%
- 10% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain.
c. Baja paduan tinggi (high alloy steel)
sama dengan 8% (atau 4% menurut Smith dan Hashemi). Misalnya : baja HSS
(high speed steel) atau SKH 53 (JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur
1,25% C; 4,5% Cr; 6,2% Mo; 6,7% W; 3,3% V. Baja paduan tinggi memiliki
beragam jenis diantaranya baja tahan karat, baja mangan, dan baja perkakas. Baja

8
paduan tinggi digunakan untuk keperluan-keperluan khusus yang memang diperlukan
karakteristik material tertentu yang tidak terdapat pada baja paduan rendah.

9
BAB III
HASIL SURVEY

Di kota Semarang ini terdapat berbagai macam tempat pembuatan baja baik
itu PT maupun bengkel. Kami telah mencari ke beberapa tempat dan kelompok kami
dapat mengobservasi 3 tempat bengkel baja yang ada di kota Semarang ini.

LOKASI 1 :
3.1. PT. Amarta Karya
PT. Amarta Karya yang terletak di Jln. Mpu Tantular No. 36-52 Semarang.
Sebelum menjadi PT. Amarta Karya, nama yang digunakan adalah NV Lindeteves
Stokvis perusahaan asal Belanda, kemudian menjelang tahun 1960 NV Lindeteves
Stokvis dan Fa. De Vries Robbe melakukan penggabungan perusahaan yang
berdomisili di Semarang menjadi NV Constructie Werk Plaatsen De Vries Robbe
Lindeteves atau biasa dikenal dengan singkatan “Robbe Linde & Co” yang bergerak
dalam bidang usaha Fabrikasi Konstuksi Baja. Pada tahun 1962 perusahaan ini
dinasionalisasi menjadi Perusahaan Negara dengan nama PN. AMARTA KARYA,
dengan bidang usaha yang sama. Pada tahun 1972 Status PN AMARTA KARYA
diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. AMARTA KARYA,
berkedudukan di Jakarta, bidang usaha diperluas dengan Konstruksi Bidang Sipil,
Elektrikal dan Mekanikal.

Perusahaan ini memiliki 1 kantor pusat yang berada di Jln. Veteran No. 112
Bekasi. Perusahaan di Kota Semarang merupakan Workshop nya saja. Untuk kantor
pusatnya sendiri memiliki luas 7.800 m2 , sedangkan yang di Semarang sendiri
memiliki luas 23.425 m2 , kedua nya termasuk workshop dan kantor.

Perusahaan ini memiliki kurang lebih 40 orang pekerja untuk cabang semarang.
Dalam waktu sebulan perusahaan ini bisa menghasilkan konstruksi baja sejumlah
500-2000 ton perbulan nya.

10
3.1.1. Mesin

Dalam perancangan kosntruksi baja tentunya setiap perusahaan membutuhkan


alat utama dan pendukung didalam nya. Di dalam PT. Amarta Karya sendiri memiliki
beberapa alat utama seperti :

1. Mesin Ponds – KUP 936-104

Mesin ini digunakan untuk pressing plat baja, spesifikasi mesin ponds di
perusahaan ini adalah :

Merk : Oeking

Kapasitas : Maksimal D : 50 mm – plat 8 mm

Tahun Pembuatan : 1963 ( Peninggalan Lindeteves Stokvis )

Kondisi : layak pakai

2. Bensing Press Machine - KUP 932-101

11
Mesin ini digunakan untuk menekuk atau membending plat baja. Spesikasi
mesin ini adalah :

Merk : Cincinati

Kapasitas : plat 12 mm x 3 m

Tahun pembuatan : 1936 ( Peninggalan Lindeteves Stokvis )

Kondisi : Layak paka

3. Shearing Machine/Mesin Potong Plat – KUP 933-104

Mesin ini digunakan untuk memotong plat baja. Spesifikasi mesin ini adalah :

Merk : Cincinnati

Kapasitas : plat 3/8 x 2,4 m

Tahun pembuatan : 1936 ( Peninggalan Lindeteves Stokvis )

Kondisi : Layak pakai

4.Shearing Machine/Mesin Potong Plat - KUP 933-105

12
Merk : Niagara

Kapasitas : plat ½ x 1,2 m

Tahun Pembuatan : 1936

Kondisi : Layak Pakai

5. Punching Machine – KUP 936-105

Merk : Hochst Leistung

Kapasitas : Maksimal D. 50- Plat 10mm

Tahun Pembuatan : 1936

Kondisi : Layak Pakai

6. Rolling Machine – KUP 935-102

13
Merk : Fenner Driver

Kapasitas : Maksimal plat 16mm, minimal D. 400 mm x 3000

Tahun Pembuatan : 1936

Kondisi : Layak Pakai

7. CNC Punching, Marking, Cutting KUP CNC-INV/001/X-2013

Merk : Shandong Fin

Kapasitas : Siku 60 mm s/d siku 200 mm

Tahun Pembuatan : 2013

Kondisi : Layak Pakai

14
8. Crane – KUP – 959-110

Merk : Lindeteves Stokvis

Kapasitas : 10 ton

Tahun Pembuatan : 1936

Kondisi : Layak Pakai

9. Sand Blasting Plat

Merk :-

Kapasitas : maksimal 50 m2 /hari

Tahun Pembuatan : 1996

Kondisi : Layak Pakai

15
10. Automatic Welding ARC – KUP-905-103

Merk : Panasonic

Kapasitas : 50 m2 /hari

Tahun Pembuatan : 1996

Kondisi : Layak Pakai

3.1.2. Pengalaman Konstruksi

Pada bagian ini kita akan menjelaskan tentang hasil produk atau pengalaman
konstruksi dari PT. Amarta Karya. Pada konstruksi baja di perusahaan ini lebih
banyak menghasilkan produk untuk bangunan air, seperti : jembatan, bendungan,
bendung, IPA dan lain-lain. Untuk lebih jelas akan di paparkan gambar dan
keterangan dibawah ini:

 Bendung Perjaya (Baturaja, Sumatera Selatan)


 Bendung Pamarayan (Serang, Banten)
 Bendung Warujayeng (Kediri, Jawa Timur)
 Bending Lhok Guci ( Nangro Aceh Darussalam)
 Bendung Klambu (Grobogan, Jawa Tengah)
 Stoplog Bendung Klambu (Grobogan, Jawa Tengah)
 Bendungan Wonorejo (Tulungagung, Jawa Timur)

16
 Raking System Bendungan Wonorejo (Tulungagung, Jawa Timur)
 Bendung Karet Wonorejo (Tulungagung, Jawa Timur)
 Bendung Karet Jatimlerek (Mojokerto, Jawa Timur)
 Bendung Pasarbaru (Tangerang, Banten)
 Tidal Gate Krueng Aceh (Nangro Aceh Darussalam)
 Fabrikasi Penstock Renun HEPP (Sidikalang, Sumatera Utara)
 Penstock Besai HEPP (Lampung)
 Penstock Sipansihaporas HEPP (Sibolga, Sumatera Utara)
 PLTU 2 X 16,5 MW (Penggantungan, Bangka Belitung)
 Jembatan INHUTANI (Kalimantan Tengah)
 Jembatan Gantung Rigid B-120 Meter (Metro, Lampung)
 Jembatan Gantung Taman Buah Mekarsari (Bogor, Jawa Barat)
 IPA Kapasitas 50 m/detik (Wates, Yogyakarta)

17
LOKASI 2 :
3.2. UD.WAYANG
Alamat jln. Kedung mundu raya lama no. 1a Semarang (024) 670-1388/671-8693

Luas area bengkel = 10.000 m2


Jumlah tenaga kerja = 5 Orang

Didalam industri tersebut terdapat beberapa peralatan,mesin dengan berbagai


merk dan spesifikasi alat.

 Mesin utama dan pendukung


- Alat pemotong

Adalah alat yang digunakan untuk memotong suatu objek. Mesin ini juga
bisa digunakan untuk memotong objek baru misalkan memotong besi. Mesin gergaji
mitersaw sangat efektif untuk melakukan pemotongan pendek dengan beragam sudut
kemiringan. Pemotongan kayu atau besi dengan mitersaw biasanya untuk memotong
material dengan sudut 45 derajat dan 90 Derajat. .Alat ini dirancang senyaman
mungkin dan memberikan posisi tangan yang lebih nyaman, mengurangi kelelahan
dan meningkatkan produktivitas.. Berikut spesifikasi alat :

Nama : DEWALT CHOP SAW D28720 B1


Berat : 22 kg
Tipe : Grinder duduk

Spesifikasi
Daya listrik : 2200WATT
Tengangan : 220-240 V 50/60 HZ
Kecepatan : 3800RPM
Kapasitas piringan : 14 inch

18
- Alat bor / Drilling machine

Westlake Mesin Bor Duduk 16mm adalah mesin bor yang statis yang
biasanya ditempatkan di atas lantai. Mesin bor ini menggunakan motor induksi 3/4
HP atau 550 Watt. Pengaturan kecepatan harus dilakukan secara manual dengan
memindahkan fanbelt dari puli penggerak yang terletak di bagian atas mesin, mesin
bor ini memiliki 12 variasi pilihan kecepatan. Westlake merupakan merk yang
memiliki kualitas mesin bor duduk yang baik, sehingga mesin ini cocok untuk
digunakan mulai dari hobby, hingga industri menengah ke atas.

Berikut spesifikasi alat bor/drilling machine

Nama : Westlake 16mm - ZQ4116 Mesin Bor Duduk

Berat : 68 KG
Type : Hole Cutting Drill

Spesifikasi
Voltase : 220V/50Hz
Daya listrik : 500 WATT
Motor : 3/4 HP
Spindle : 85 mm
Jumah kecepatan : 12
Swing : 410 mm
Kecepatan : 200-2780 RPM
Tinggi : 960 mm
Kapsitas bor besi : 16 mm
Ukuran alas : 300 mm (diameter)

19
-Peralatan Las
 Mesin las listrik (Inverter Las)
Mesin las listrik adalah mesin las dengan prinsip kerja merubah listrik menjadi
panas (AC/DC)

Nama : Tanjima
Berat : 9 kg
Type : ARC 120
-Spesifikasi
Daya listrik : 900-1300 WATT
Arusoutput : 10 – 120 ampere
Input : 16A

20
Diameter kawat las : 1.5-3.2 mm (maks.)
Dimesi : 38 X 21 X 30 mm
Duty cycle : 60% (pada 120A), 100%

 Alat Las Oksigen


suatu proses pengelasan gas yang menggunakan sumber panas nyala api melalui
pembakaran gas oksigen dan gas asetilen untuk mencairkan logam dan bahan tambah.
Las oksigen adalah alat yang digunakan untuk memotong baja dengan prinsip
perubahan wujud zat padat menjadi cair oleh panas.
1. Mesin Pendukung
 Gerinda amplas
Gerinda amplas memiliki mata pisau lingkaran yang tumpul dan memiliki
permukaan yang kasar/ sangat kasar sesuai dengan kebutuhan.
Nama : Mesin gerinda tangan 4
Berat : 820 KG
Type : 4 vertikal in-line
Spesifikasi
Daya outout (kVA/kW) : 22 / 17.6

21
Voltase : 400 / 230
Frekuensi : 50
Phase / arus listrik : 3 / 29
Kecepatan : 1500 RPM
Kapasitas tangki : 96 L
System start : 12V elektrik
Model mesin : 4DW91-29
Dimesnsi (cm) : 210 x 90 x 130

-Batang las/welding electrodes

Semua pengelasan posisi follwing dan spesifikasi baja terkait; ild dan baja
karbon - mangan menengah hingga setebal 15 mm dengan UTS maks 500N / mm2.
Nilai tipikal BS 1449 pelat dan lembaran, BS 4360 nilai 43A dan 43C, LIoyds A & D
baja kapal BS 4360 grade 50B LIoyds nilai AH dan DH, BS 3059 dan BS 3601 nilai
320 - 410 API5L A-B dan X42.

-Berikut spesifikasi batang las/ welding electrodes

Nama : Kawat Las Elektroda Nikko stell

Berat : 5 kg
Type : RD260 - 2.6 mm - 5 kg

-Spesifikasi

Diameter : 2.6mm

Pamjang : 250mm

22
Isi : 5 kg

Arus : 60 – 110 A

 Mesin las kawat


Mesin las yang cara kerjanya menggunakan kawat las (welding electrode). Bentuk
kawat las ini seperti batang kembang api.

Nama : Nikko steel welding electrodes RD-260


Berat : 2 KG
Spesifikasi
Diameter : 2.0 mm
Panjang : 300 mm
Arus : 30 – 80 A

2. Peralatan K3
 Topi pelindung
Berfungsi untuk melindungi/ mereduksi daya rusak yang dialami kepala ketika
bekerja.

 Topeng las (welding mask)

23
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan pada saat
melakukan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda -benda panas
lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasil
pemotongan, dan ledakan percampuran gas yang tidak sempurna.
 Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari percikan/ bunga api yang timbul ketika
pekerjaan dilaksanakan.
 Sepatu boot
Berfungsi untuk melindungi kaki dari serpihan dan bunga api yang dapat melukai
kaki.
 Sabuk/tali pengikat
Berfungsi untuk mengikatkan diri dengan penahan yang kuat saat bekerja pada
ketinggian. Mengurangi resiko kecelakaan teknis maupun non-teknis.
 Kacamata las dan baju anti bakar
Berfungsi untuk melindungi mata dari percikan/ bunga api yang
dihasilkan dari proses pengelasan dan mencegah kebutaan akibat
cahaya terang yang berlebihan.
5. Pengalaman kerja
Pada bagian ini kita akan menjelaskan tentang hasil produk atau pengalaman
konstruksi dari UD Wayang. Pada konstruksi baja di perusahaan ini lebih banyak
menghasilkan produk untuk konstruksi atap, Untuk lebih jelas akan di paparkan
gambar dan keterangan dibawah ini:

 Gedung badminton (sambiroto, semarang)


 Pembuatan rangka atap rumah dan gedung-gedung

24
LOKASI 3:
3.2.BENGKEL LAS ADITYA
Industri ini memiliki 2 tempat yang keduanya berada di jalan Sambiroto Raya,
bengkel baja Aditya ini telah didirikan selama 30 tahun. Telah banyak proyek-proyek
baja yang ditangani oleh bengkel baja ini dari pembuatan Gedung, jembatan, dan
yang saat ini sedang dibuat adalah pembuatan pom bensin.
Bengkel baja Aditya ini dimiliki oleh oleh pak yono. Pak yono memiliki pekerja
sebanyak 20 orang yang ada dibengkel tersebut, tetapi jika ada proyek yang besar dia
juga memiliki pekerja yang akan dipekerjakan di proyek tersebut. Luas bengkel las
Aditya sebesar 15x30m.

Didalam industri tersebut terdapat beberapa peralatan,mesin dengan berbagai


merk dan spesifikasi alat.

a. Mesin utama :
 Gerinda potong
 Tabung oksigen
 Mesin genset
 Alat Las oksigen berjumlah

b. Mesin pendukung:
 Gerinda potong

25
 Gerinda amplas
 Bor manet

c. Peralatan Las
 Mesin listrik genset kecil
 Mesin las kawat

d. Peralatan K3 :
 Topi pelindung
 Topeng las
 Sarung tangan
 Sepatu boot
 Sabuk/tali pengikat
 Kacamata las dan baju anti bakar

Penjelasa Tentang Peralatan,Mesin dan Bahan


Didalam industri baja ini memiliki beberapa peralatan dan mesin yang mendukung
pelaksanaan kerja suatu proyek, diantaranya adalah:
3. Mesin Utama
 Gerinda potong
Mesin Gerinda adalah suatu alat ekonomis untuk menghasilkan bahan dasar
benda kerja dengan permukaan kasar maupun permukaan yang halus untuk
mendapatkan hasil dengan ketelitian yang tinggi. Mesin Gerinda dalam
pengoprasionalan nya menggunakan Mata Gerinda, jadi mesin gerinda merupakan
salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya
berjumlah sangat banyak yang mana digunakan untuk kemapuan dalam penggunaan
untuk mengasah maupun sebagai alat potong benda kerja. Pasa prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi
pengikisan, penajaman, pengasahan, pemolesan, maupun pemotongan. Untuk sejarah

26
penggunaan batu gerinda Sebagai alat pengikis mulai dipergunakan di dalam pembuat
batu gerinda yang mana ini pertama kali digunakan pada zaman besi dan perunggu.
Pada zaman ini sudah dikembangannya Mata Batu Gerinda. Pada zaman ini mata
gerinda sudah dibuat lebih bagus dan lebih baik dalam proses penajaman alat buru
maupun alat perkakas. Dan di awal tahun 1900-an, mengalami perkembangan yang
amat pesat seiring dengan kemampuan manusia membuat butiran abrasive seperti
pasir silikon karbida serta aluminium karbida.

Fungsi Utama Mesin Gerinda


1. Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
2. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4. Mengasah alat potong agar tajam.
5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain)

Kelebihan Serta Kekurangan Mesin Gerinda

1. Kelebihan Mesin Gerinda


· Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
·Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6.
·Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.

2. Kekurangan
· Skala pemakanan (depth of cut) harus kecil.
· Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan cukup lama.
· Biaya yang diperlukan untuk pengerjaan cukup mahal.

Nama : Mesin gerinda tangan 4


Berat : 1.9 KG

27
Type : M-2300B

Spesifikasi
Voltase : 220V/50Hz
Daya listrik : 540 WATT
Kec. Tanpa beban : 11000 RPM
Ukuran spindle : M10 x 1.25
Ukuran batu : 4”/100 mm
Ukuran sikat mangkok : 3”/75 mm

28
 Tabung Oksigen
Oksigen merupakan zat mudah terbakar. Oksigen dalam proses pengelasan
digunakan sebagai pendukung pembakaran agar bisa memperoleh api sesuai
kebutuhan.

 Mesin genset
Genset adalah akronim dari “Generator set”, yaitu suatu mesin atau perangkat
yang terdiri dari pembangkit listrik (generator) dengan mesin penggerak yang disusun
menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan suatu tenaga listrik dengan besaran
tertentu. Mesin pembangkit kerja pada genset biasanya berupa motor yang melakukan

29
pembakaran internal, atau mesin diesel yang bekerja dengan bahan bakar solar atau
bensin. Generator adalah alat penghasil listrik. Prinsip kerja generator, yaitu
mengubah energi gerak (kinetik) menjadi energi listrik. Mesin genset digunakan
sebagai penghasil listrik penyokong pekerjaan. Spesifikasi baik dan jumlah yang
banyak diperlukan sesuai skala pekerjaan yang dilakukan.

Nama : Mesin genset


Berat : 820 KG
Type : 4 vertikal in-line

Spesifikasi
Daya output (kVA/kW) : 22 / 17.6
Voltase (V) : 400 / 230
Frekuensi (Hz) : 50
Phase / arus listrik (A) : 3 / 29
Kecepatan (rpm) : 1500
Kapasitas tangki (L) : 96
Rekomendasi penggunaan (hr) : 8
Konsumsi bahan bakar (L/hr) : 3.4
Sistem start : 12V elektrik

30
Model mesin : 4DW91-29
Tipe oli : B40
Ukuran mesin (cc) : 2540
Kapasitas oli (L) :
Tipe bahan bakar : Solar
Dimensi (l x w x h) cm : 210 x 90 x 130

 Alat Las Oksigen


suatu proses pengelasan gas yang menggunakan sumber panas nyala api melalui
pembakaran gas oksigen dan gas asetilen untuk mencairkan logam dan bahan tambah.
Las oksigen adalah alat yang digunakan untuk memotong baja dengan prinsip
perubahan wujud zat padat menjadi cair oleh panas.

4. Mesin Pendukung
 Gerinda potong
Gerinda potong memiliki mata pisau yang berfungsi untuk memotong baja.
Gerinda potong memiliki dua varian antara lain gerinda besar (tidak portable) dan
gerinda tangan (kecil dan portable).

31
Spesikasi
Nama : DEWALT CHOP SAW D28720 B1
Berat : 22 kg
Tipe : Grinder duduk

Spesifikasi
Daya listrik : 2200WATT
Tengangan : 220-240 V 50/60 HZ
Kecepatan : 3800RPM
Kapasitas piringan : 14 inch

 Gerinda amplas
Gerinda amplas memiliki mata pisau lingkaran yang tumpul dan memiliki
permukaan yang kasar/ sangat kasar sesuai dengan kebutuhan.
Nama : Mesin gerinda tangan 4
Berat : 1.9 KG
Type : 4 vertikal in-line
Spesifikasi
Daya outout (kVA/kW) : 22 / 17.6
Voltase : 400 / 230

32
Frekuensi : 50
Phase / arus listrik : 3 / 29
Kecepatan : 1500 RPM
Kapasitas tangki : 96 L
System start : 12V elektrik
Model mesin : 4DW91-29
Dimesnsi (cm) : 210 x 90 x 130

 Bor Magnet
Mesin ini dipakai guna membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil
(terbatas hingga dengan diameter 16 milimeter). Prinsip kerja mesin bor duduk ialah
putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin hingga poros berputar. Kemudian
poros berputar yg sekaligus juga sebagai pemegang mata bor sanggup digerakkan
naik turun bersama bantuan roda gigi lurus & gigi rack yg bakal mengatur tekanan
pemakanan ketika pengeboran.

Nama : Mesin bor magnet ( Toyoda)


Berat : 30 KG
Type : 23 m
Spesifikasi
Voltase : 220V 50Hz – 1 Phase
Daya listrik : 1200 WATT
Kapasitas bor besi : 23 mm
Arbor : MT2
Max. Travel : 180 mm
Attraction : 12500 N

33
5. Peralatan Las
 Mesin las listrik (Inverter Las)
Mesin las listrik adalah mesin las dengan prinsip kerja merubah listrik menjadi
panas (AC/DC)

Nama : Falcon 120e mesin trafo las MMA ( Lakoni 160 A)


Berat : 30 KG
Type : 23 m
Spesifikasi
Voltase : 220V 50Hz
Daya listrik : 900 WATT
Arusoutput : 10 – 20 ampere
Diameter kawat las : 2.0 – 4 mm (maks.)
Pendingin : Kipas

34
Dimesi : 270 x 200 x 110mm
Duty cycle : 60% (pada 120A), 100%

 Mesin las kawat


Mesin las yang cara kerjanya menggunakan kawat las (welding electrode). Bentuk
kawat las ini seperti batang kembang api.

Nama : Nikko steel welding electrodes RD-260


Berat : 2 KG
Spesifikasi
Diameter : 2.0 mm
Panjang : 300 mm
Arus : 30 – 80 A

35
6. Peralatan K3
 Topi pelindung
Berfungsi untuk melindungi/ mereduksi daya rusak yang dialami kepala ketika
bekerja.

36
 Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan pada saat
melakukan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda -benda panas
lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasil
pemotongan, dan ledakan percampuran gas yang tidak sempurna.

 Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari percikan/ bunga api yang timbul ketika
pekerjaan dilaksanakan.

37
 Sepatu boot
Berfungsi untuk melindungi kaki dari serpihan dan bunga api yang dapat melukai
kaki.
 Sabuk/tali pengikat
Berfungsi untuk mengikatkan diri dengan penahan yang kuat saat bekerja pada
ketinggian. Mengurangi resiko kecelakaan teknis maupun non-teknis.

 Kacamata las dan baju anti bakar


Berfungsi untuk melindungi mata dari percikan/ bunga api yang
dihasilkan dari proses pengelasan dan mencegah kebutaan akibat
cahaya terang yang berlebihan.

38
6. Pengalaman kerja
Pada bagian ini kita akan menjelaskan tentang hasil produk atau pengalaman
konstruksi dari Las Aditya. Pada konstruksi baja di perusahaan ini lebih banyak
menghasilkan produk untuk konstruksi atap, Untuk lebih jelas akan di paparkan
gambar dan keterangan dibawah ini:

 Pasar ronggo wangsan (Pati kota)


 Pabrik gula (pati, tayu)
 Pasar bandungan (bandungan, ungaran)
 Pasar sumoyono ( Nangro Aceh Darussalam)
 Pembuatan SPBU(kerjasama dengan pertamina)
 Gedung PMI (Bulu)

39
BAB III
PENUTUP

6.1.Kesimpulan
Demikianla laporan dari kelpmpok kami dengan harapan permohonan sebagai
tugas konstruksi baja 1 yang kelompok kami buat dapat diterima. Pembuatan laporan
ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peluang
dalam dunia bisnis.
Dari hasil survey pada 3 Bengkel las di kabupaten Semarang, yakni di jln.
Mpu tantular Semarang, jl. Kedung mundu raya lama, jl. Sambiroto, diperoleh
kesimpulan bahwa lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat surney bagi
mahasiswa mau pelajar sangat dibutuhkan karena dapat menambah wawasan . Hal ini
disebabkan karena wilayah semarang banyak bengkel bengkel las baja. Sehinnga
dapat memudahkan mahasiswa untuk melakukan observasi.

6.2.Saran
Saran untuk bengkel
a) Memberi izin bagi mahasiswa maupun pelajar yang mu observasi
b) Perlu meningkatkan kedisplinan
c) Sarana dan prasarana mohon ditambah
Saran untuk mahasiswa
a) Jagalah nama baik almamater karna akan mempengaruhi dunia luar
kampus.
b) besrsikan sopan pada saat mealukan observasi dan berbicara dengan
bahasa baik.

Demikian saran saran yang dapat kelompok kami sampaikan, semoga laporan
ini walau masih jauh dari kata sempurna memberikan informasi dan pengetahuan bagi
pembaca. Penyusun mohon maaf atas segala kekurangan saat menyusun laporan ini

40
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, Henry. 2019. Struktur Baja 1. DI Yogyakarta: Magna Raharja Tama


https://rathocivil.02.wordpress.com/2008/06/25/sejarah-struktur-baja/amp/
http://fabrikasikonstruksi.com/pengertian-konstruksi-baja-dan-manfaatnya/

41
DOKUMENTASI
PT. AMKA (AMARTA KARYA)

42
43
UD. WAYANG

BENGKEL LAS ADITYA

44
BENGKEL LAS ADITYA

45
46
47

Anda mungkin juga menyukai