PERKEMBANGAN MANAJEMEN
KELOMPOK 5
1. RIMA MELATI
2. SRI AYU MULAYANI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pengantar Manajemen tentang Perkembangan
Manajemen.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
1. Rima Melati
2. Sri Ayu Mulyani
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................2
BAB 1
MANAJEMEN ILMIAH......................................................................................4
BAB 2
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN....................................................................17
BAB 3
HUBUNGAN MANUSIA..................................................................................24
BAB 4
MANAJEMEN MODERN.................................................................................32
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................46
RANGKUMAN..................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................49
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
2
2.2 PEMIKIRAN AWAL MANAJEMEN
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
3
BAB 1
MANAJEMEN ILMIAH
4
untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang
digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan
suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah
alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya
waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini
digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara
membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang
industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi
utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka
kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus
berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip
manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari
keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber.
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi
bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang
didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah
hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi
yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi
tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang
bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut
menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
5
Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas
ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian
tentang organisasi ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai
fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan
sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan
pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik,
apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau
menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar
sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus
untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
Frederick W. Taylor
6
pada bengkel pemeliharaan dan perbaikan mesin. Tidak lama kemudian
diangkat lagi menjadi perencana (Drafman) akhirnya diangkat menjadi Pimpinan
Ahli Ahli Teknik (Chief Engineer). Prestasinya menyebabkan majunya pabrik
baja tersebut. Taylor dapat memecahkan masalah tidak efisiensinya pekerjaan
dalam manajemen, yang ini merupakan kewajiban manajer, bagaimana pekerjaan
harus dilakukan. Berdasarkan pengalamannya di pabrik baja tersebut, ia
menerbitkan buku ilmiahnya yang ke 1, yaitu "Shop Management" (Manajemen
Perbengkelan) pada tahun 1903, ke 2 "The Pinciples of Scientific Management"
tahun 1911, dan yang ke 3 "On the Art of Cutting Metals" (Seni memotong barang
logam).
Pada tahun 1898 Taylor diminta oleh Pabrik Baja Bethlehem untuk
memajukan perusahaan tersebut yang mengalami kemunduran. Pertama-tama ia
mempelajari pekerja-pekerja yang mengangkat besi batangan yang harus dibawa
dan diletakkan di atas gerbong kereta api. Masing-masing besi batangan itu
beratnya 92 pon (42 kg). Dan masing-masing pekerja dapat menyelesaikan 12,5
ton sehari.
7
Latihan dimaksudkan agar pekerja dapat bekerja sesuai dengan yang telah
ditentukan,antara lain menggunakan alat-alat dan perlengkapan, agar semua
gerakan (motion) dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk menjaga keletihan
fisik dari para pekerja, perlu diatur kapan mereka harus bekerja dan kapan mereka
harus beistirahat. Kenyataan menunjukkan bahwa hasil kerja dari para pekerja
yang tanpa diadakan istirahat hasilnya akan menurun dibandingkan kalau
diadakan waktu istirahat, menunjukkan hasil yang meningkat. Agar supaya setiap
pekerja dapat kelihatan hasilnya, maka diadakan standar hasil kerja yang disebut
rencana satuan hasil kerja (piece workplan). Pekerja yang dapat memperoleh hasil
yang melampaui standar itu diberikan upah tambahan (insentif), sedangkah yang
hasilnya kurang dari standar, upahnya dipotong sebagai hukuman.
8
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja dan bukan bekerja secara individual.
Henry.L Gant
9
Sumbangan Henry L. Grant yang terkenal
adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para
mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem
"Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart". Ia
menekankan pentingnya mengembangkan minat
hubungan timbal balik antara manajernen dan para
karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting
sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian
tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan
dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis
dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian
manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya
dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik teknik
modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique)
10
pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal
dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang
diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh
manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena
terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan
dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia
biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan
perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-
satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan
prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti
kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena
kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
Harrington Emerson
11
Dikemukakan 12 prinsip efisiensi untuk mengatasi pemborosan dan
ketidak-efisienan, yaitu :
12
Adanya standarisasi, maksudnya bekerja berdasarkan pada ukuran
tertentu, baik dalam hal waktu, cara kerja ataupun hasil produksi yang
diinginkan.
Produktivitas yang meningkat sebagai hasil dari kerja yang efektif dan
juga efisien.
Dalam teori ini juga diusahakan optimasi yang melalui pendekatan ilmiah agar
menghasilkan hasil semaksimal mungkin dengan cara yang paling efisien.
Didalam aliran ini terdapat koreksi terhadap aktivitas yang tidak efisien,
kurang terstrukture atau bahkan tidak dibutuhkan. Aliran ini juga memiliki
beberapa kelebihan dan juga kelemahan.
13
5. Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional
dalam memecahkan masalah organisasi, tetapi lebih dari itu manajemen
ilmiah menunjukan jalan kearah profesionalisasi manajemen.
Teori manajemen aliran perilaku atau yang juga diistilahkan dengan aliran
hubungan manusia memusatkan segala kajian kepada aspek manusia serta
perlunya memahami karakter manusia.
Aliran perilaku ini mempergunakan disiplin ilmu sosiologi dan psikologi dalam
penerapannya. Teori manajemen aliran perilaku ini menyadari betapa pentingnya
hubungan antar personal dalam organisasi.
14
Aliran perilaku ini muncul dikarenakan pada pendekatan aliran klasik,
efisiensi dalam produksi dan keserasian kerja tidak bisa diperoleh. Manajer masih
banyak menghadapi berbagai kesulitan karena umumnya pekerja tidak selalu bisa
mengikuti pola pola perilaku rasional.
1. Apabila moralitas yang ada pada organisasi luntur, bisa jadi hubungan
antar personal menjadii tak efektif lagi. Kompleksnya perilaku individu
manusia yang ada pada organisasi terkadan sering menyulitkan manajer
untuk mengambil sebuah tindakan.
15
Teori Manajemen Aliran Klasik
16
Kekurangan Teori Manajemen Aliran Klasik:
BAB 2
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
17
1. Pembagian Kerja (Division Of Work)
Pembagian kerja merupakan sesuatu yang penting. Pembagian kerja
karyawan harus di sesuaikan dengan keahlian dan kemampuan masing-
masing karyawan sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan akan berjalan
efektif dan efesien. Pembagian kerja harus bersifat rasional serta objektif,
bukan besifat emosional dan subjektif yang di dasari oleh suka dan tidak
suka.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Dalam sebuah organisasi,
setiap karyawan diberi wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan
setiap wewenang tersebut akan diikuti oleh sebuah pertanggung jawaban.
Setiap pekerjaan harus diiringi dengan pertanggung jawaban yang sesuai
dengan wewenang. Oleh sebab itu, semakin kecil wewenang yang di
berikan maka makin kecil pula tingkat pertanggung jawabannya.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin dalam manajemen adalah sebuah keharusan. Disiplin merupakan
rasa patuh dan taat seorang karyawan terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya. Wewenang dan disiplin sangan berkaitan erat.
Apabila wewenang tidak berjalan dengan baik, maka disiplin tidak akan
berlaku. Oleh karenanya, pemegang wewenang harus dapat menanamkan
kedisiplinan terhadap dirinya sendiri dan bawahannya sehingga rasa
tanggung jawab terhadap pekerjaaannya tidak akan timbul.
4. Kesatuan Perintah (Unity Of Command)
Dalam melaksanakan pekerjaan harus memperhatikan prinsip kesatuan
perintah. Hal ini dikarenakan jika tidak menerapkan kesatuan perintah
akan menimbulkan timpang tindih tugas sehingga menimbulkan
kebingungan. Dalam pelaksanaannya, seorang karyawan harus tahu
kepada siapa ia bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang
didapatnya.
18
5. Kesatuan pengarahan (Unity Of Direction)
Kesatuan pengarahan berkaitan dengan pembagian kerja. Kesatuan
pengarahan tergantung pula pada kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan
kerja adanya dua perintah bisa saja terjadi sehingga menimbulkan
kebingungan pada karyawan. Kesatuan pengarahan (Unity Of Direction)
tidak terlepas dari prinsip manajemen lain yaitu pembagian kerja,
wewenang, dan tanggung jawab, disiplin dan kesatuan perintah.
6. Kepentingan Organisasi
Dalam organisasi setiap karyawan harus mementingkan oerganisasi
daripada kepentingan ssendiri. Hal ini merupakan suatu syarat agar setiap
kegiatan organisasi berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai.
Prinsip ini dapat terwujud apabila setiap karyawan merasa senang dan
nyaman dalam bekerja sehingga memiliki kedisiplinan yang tinggi.
7. Penggajian Pegawai
Gaji bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terjadinya
kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi kecemasan akan gaji
akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas serta kewajibannya sehingga
mengakibatkan ketidak sempurnaan dalam bekerja. Oleh sebab itu, dalam
prinsip penggajian harus di pertimbangkan bagaimana agar karyawan
dapat bekerja dengan tenang tanpa diliputi kecemasan.
8. Pemusatan Wewenang (Centralization)
Prinsip pemusatan wewenang akan menciptakan pemusatan tanggung
jawab dalam suatu kegiatan. Dan pemusatan tanggung jawab akan
menimbulkan keselarasan tugas. Tanggung jawab terakhir biasanya ada di
pundak pemegang wewenang tertinggi yaitu manajer puncak. Dan perlu di
pahami juga bahwa pemusatan wewenang ini tidak menghilangkan asas
pelimpahan wewenang (deligation of authority) dalam organisasi.
19
9. Hiraki
Pembagian kerja dalam organisasi akan menimbulkan adanya atasan dan
bawahan. Apabila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas
maka hiraki (susunan pangkat) diukur dari wewenang terbesar (manajer
puncak) dan seterusnya berurutan ke bawah. Dengan adanya hiraki, setiap
karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan
dari siapa ia akan mendapat perintah.
10. Keteriban (Order)
Dalam melaksanakan pekerjaan, ketertiban dalam suatu pekerjaan ini
hanya dapat terwujud apabila seluruh karyawan dimulai dari atasan sampai
bawahan mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Ketertiban serta
kedisiplinan sangat dibutuhkan organisasi dalam mencapai tujuan.
11. Keadilan dan Kejujuran (Egnity)
Keadilan dan Kejujuran adalah salah satu syarat untuk mencapai tujuan
organisasi. Prinsip keadilan dalam kejujuran berkaitan dengan moral
karyawan dan hal ini tidak dapat dipisahkan. Prinsip keadilan dalam
kejujuran harus ditegakkan oleh setiap karyawan mulai dari atasan yang
memiliki wewenang yang paling besar sampai dengan bawahan. Seorang
manajer yang adil serta jujur akan senantiasa menggunakan wewenangnya
dengan baik untuk menegakkan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
12. Stabilitas Kondisi Karyawan
Manusia sebagai makhuk sosial selalu memiliki perasaan, pikiran serta
keinginan. Apabila keinginannya tidak terpenuhi maka pikiran kacau dan
perasaan tertekan akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Oleh
karena itu, dalam setiap kegiatan organisasi kestabilan karyawan harus
terus dijaga sebaik mungkin agar semua pekerjaan berjalan dengan baik
dan lancar. Kestabilan karyawan ini terwujud karena adanya kedisiplinan
kerja serta ketertiban yang baik dalam setiap kegiatan.
20
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa atau inisiatif tercipta dari dalam diri seseorang yang
menggunakan daya pikir. Prakarsa menciptakan kehendak atau keinginan
untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan.
Dalam prakarsa tersimpan kehendak, pikiran, perasaan, keahlian serta
pengalaman seseorang. Oleh karenanya, setiap prakarsa atau inisiaif yang
datang dari karyawan harus selalu di hargai.
14. Semangat Kesatuan (Semangat Krop)
Rasa kesatuan disi berarti senasib sepenanggungan. Jika karyawan
memiliki rasa kesatuan akan menimbulkan semangat kerja sama yang baik
antar karyawan. Semangat kesatuan akan tercipta apabila setiap karyawan
sadar bahwa setiap karyawan sangat berarti bagi karyawan lainnya.
Manajer yang memiliki kepemimpinan yang baik akan mampu
menciptakan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang
suka bertindak yang suka bertindak semena-mena akan melahirkan
perpecahan dalam korp dan pada akhirnya akan membawa kepada
kehancuran.
BAB 3
24
Hubungan Manusiawi (1930 – 1940)
Kalau ‘manajemen manusia’ mendorong kerja yang lebih baik dan lebih
keras, itu berarti hubungan antar manusia dalam organisasi itu baik. Hawthorn
studies mengatakan yang penting diperhatikan untuk meningkatkan produktifitas
adalah faktor perilaku manusia dan sosial. Pekerja akan bekerja lebih keras kalau
mereka yakin bahwa supervisor memberi perhatian kepada mereka.
Hugo Munsterberg
25
Munsterberg menyarankan 3 (tiga) cara untuk meningkatkan produktivitas yaitu :
Elton Mayo
26
Hasil percobaan Mayo dengan Roethlisberger dan Dickson ialah
rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Yang justru
mampu meningkatkan produktivitas itu adalah satu sikap yang dimiliki karyawan
yang merasa manajer dan atasanya memberkan perhatian yang cukup terhadap
kesejahteraan mereka.
27
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku
berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori
organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain
memeriksa sifat sistem koperasi. Menurut Barnard,
efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan
efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai
sistem terpadu yang menjadikan kerja sama, tujuan
bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal,
sementara itu pada organisasi informal, komunikasi,
kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri
lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang
didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan
menerima otoritasnya.
28
Pada tahun 1937, Roethlisberger dan WJ Dickson menerbitkan temuan
komprehensif pertama dari percobaan Hawthorne . Dia juga menulis Management
and the Worker pada tahun 1939. Buku itu sebagai buku manajemen paling
berpengaruh sepersepuluh dari abad ke-20 dalam jajak pendapat dari Fellows dari
Akademi Manajemen .
29
sebelumnya. Pelatihan-pelatihan yang kemudian banyak yang
memfokuskan pada upaya memperbaiki hubungan kerja antar manajer dengan
karyawan. Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang dinamika kelompok,
dimana perhatian ditunjukan tidak hanya pada individu, tetapi juga pada proses
dan dinamika kelompok.
Metoda dan analisis penelitian yang dilakukan oleh Mayo sampai saat ini
masih menjadi kontroversi. Konsep manusia sosial yang dikembangkan ternyata
tidak menjelaskan sepenuhnya perilaku manusia. Usaha perbaikan-perbaikan
kondisi kerja ternyata tidak mampu menaikkan prestasi kerja. Sebagai contoh,
perbaikan kondisi kerja disuatu perkebunan, tidak menaikan prestasi kerja, malah
cenderung menurunkan prestasi kerja karena pekerja cenderung menjadi lebih
santai dalam kerja. Tidak ada tekanan untuk bekerja keras seperti
sebelumnyaTentunya ada faktor lain, selain faktor sosial, yang mendorong
prestasi kerja. Faktor ekonomi (gaji), kemampuan kerja karyawan, budaya, dan
struktur organisasi, serta banyak faktor lain mempengaruhi prestasi kerja
karyawan. Aliran hubungan manusia belum mampu melakukan prediksi perilaku
manusia dengan akurat. Suatu hal yang dapat dimengerti karena faktor sosial
merupakan hasil emosi manusia yang lebih sulit diukur. Contoh lain, kepuasan
kerja sering dikatakan sebagai pendorong prestasi kerja. Tetapi hubungan tersebut
diragukan bahkan logika sebaliknya tampaknya lebih kuat : prestasi kerja akan
menyebabkan kepuasan kerja.
30
Pendekatan Hubungan Manusia Baru
Planning
Doing
Controlling
Action
Atau di singkat dengan (PDCA). PDCA ini sangat populer di dunia bisnis.
Pendekatan ini mulai berkembang pada tahun 1982, ketika itu, Peter dan
Waterman menerbitkan hasil penelitiannya terhadap 43 perusahaan Amerika yang
dikelola dengan baik, diantaranya IBM, Kodak, 3M, Boeing, Bechel, Procter &
Gamble, dan McDonald yang telah meraih keuntungan selama 20 tahun.
Penelitiannya menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah
memiliki dasar keunggulan yang dijadikan landasan organisasi dalam
menjalankan tugasnya. Perusahaan jika ingin bertahan maka harus selalu luwes
dan kompetitif secara internasional.
31
BAB 4
MANAJEMEN MODERN
kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan
material;
(3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga;
32
TEORI ORGANISASI MODERN
b. Ilmu Sosial / Non Eksakta,yaitu ilmu yang mempelajari seluruh gejala manusia
dan eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Misal ekonomi,psikologi,hukum dan lain-lain.
33
Operasi). Perkembangan aliran Perilaku Organisasi ditandai dengan pandangan
dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Tokoh-tokoh aliran
Perilaku Organisasi antara lain :
34
3) Karyawan akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan
menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
35
dalam organisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapat dikatakan sebagai
“manager tim” yang riel (the real team manager). Dia mampu untuk memadukan
kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan=kebutuhan orang-orang di
organisasinya.
3) Grid 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahíla mempunyai rasa tanggung
jawab yang tinggi untuk selalu memikirkan orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Manager
semacam ini sering dinamakan pemimpin club (the Country club management),
Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias
bekerja rilek, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam
suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yangmau memikirkan tentang usaha-
usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi.
5) Grid 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yang médium baik pada
produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha mencoba menciptakan
danmembina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang di
pimpinnya, dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok.
Dia tidak menciptakan target terlampau tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik
hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
36
Aliran Kuantitatif
1. Perumusan masalah.
1. Pendekatan Sistem
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang
sama untuk mencapai sauatu tujuan. Yang di tekankan para pakar teori modern
adalah suatu organisasi harus adaptif terhadap lingkungannya dan adanya
interaksi yang dinamis antara bagian-bagian organisasi.
2. Pendekatan Kontijensi
Konsep ini hampir sama dengan konsep sistem, tetapi lebih memperhatikan
hubungan antara sub sistem dengan lingkungan organisasi, antar sub sistem, serta
berusaha memahami cara organisasi beroprasi dalam kondisi lingkungan yang
berbeda dallam keadaan tertentu.
40
berjalan dengan baik dalam situasi-situasi lainnya.Menurut pendekatan
kontingensi, tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi
tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu
pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan
aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula, karena tidak ada teknik, prinsip
dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Sebagai
contoh :
41
variable) dan "maka" adalah variabel bergantung (dependent variable). Dalam
manajemen kontingensi, lingkungan merupakan variabel bebas, sedangkan
berbagai konsep dan teknik manajemen yang mengarahkan organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuannya, berfungsi sebagai variabel bergantung.
1. Organisasi stabil-mekanistik.
2. Organisasi adaptif-organik.
42
yang mengasumsi bahwa setiap situasi kehidupan nyata memerlukan suatu
pendekatan yang sangat berbeda telah dinyatakan orang sebagai hal yang
terlampau spesifik.
Kritik dari berbgai kesulitan dan batsan pendekatan kontingensi pada umumnya
bertumpu pada tujuh masalah pokok, yaitu :
44
3. Multi level dan multi dimensiional, yaitu organisasi terdiri banyak
level, dimana setiap bagian memiliki kemauan yang berbeda
dengan organisasi.
4. Tujuan organisasi modern berbeda dengan tujuan organisasi klasik
dan neo klasik.
5. Probalistik, yaitu semua hal yang terjadi dalam organisasi masih
bersifat kemungkinan belaka, tidak ada yang pasti.
6. Multi disiplin, yaitu dalam menganalisa segala sesuatu akan
memanfaatkan ilmu dari berbagai disiplin ilmu.
7. Deskriptif, yaitu teori ini berusaha menggambarkan karakteristik
organisasi dan manajemen.
8. Multi variabel, yaitu teori ini menganggap bahwa setiap kejadian
dalam organisasi disebabkan oleh faktor yang saling terkait dan
saling tergantung.dengan kata lain, suatu peristiwa tidak mungkin
disebabkan oleh satu hal saja.
45
BAB III
PENUTUP
46
tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya
teori tertentu cocok terhadap keadaan yang berbeda.
Dominan. Salah satu dari aliran utama dapat muncul yang paling berguna
- Manajemen Klasik
- Hubungan Manusia
- Manajemen Modern
1. Organisasi stabil-mekanik
2. Organisasi adaptif-organik
48
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_manajemen
https://en.wikipedia.org/wiki/Harrington_Emerson
http://www.belonomi.com/2015/06/pengertian-dan-sejarah-perkembangan.html
http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/07/14-prinsip-prinsip-manajemen.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2015/05/sejarah-perkembangan-
manajemen_17.html
http://www.pendidikanekonomi.com/2015/05/tokoh-manajemen-henry-fayol-
1841-1925.html
https://www.scribd.com/document/342427184/Manajemen-Pendekatan-
Hubungan-Manusia
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd.,M.T. 2010. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan.
Jakarta Timur: PT Bmi Aksara
Prof. Dr. Laurence A. Manullang, DA. 2014. Teori Dan Aplikasi Manajemen
Komprehensif Integralistik. Jakarta: Mitra Wacana Media.
49