DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
1.ADIM/1.0206.18.0008
2.AFRISAL SALEH/1.0206.14.0005
3.SUKMAWATI/1.0206.18.0002
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSANTARA
INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR
Masa Depan”.
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala arahan dan kritik dari pembaca agar kami dapat
GOWA,10-OKTOBER-2018
KELOMPOK 2
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................... i
Daftar Isi.................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah .........................................................
C. Tujuan Masalah .............................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila .......................................................
B.Pancasila dalam konteks sejarah ......................................
C.Pancasila Era Pra Kemerdekaan ......................................
BAB 3 PENUTUP
1.Kesimpulan ...........................................................
2.Saran-saran ..........................................................
a. Zaman prasejarah
Zaman prasejarah di Indonesia meliputi zaman batu tua
(palaeolithikum), zaman batu muda (neolithikum), zaman batu
besar (megalithikum). Pada zaman-zaman tersebut, manusia telah
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan hidup bersama-sama
dengan manusia-manusia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
manusia pada zaman prasejarah telah mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam membentuk kesatuan yang menjalani hidupnya
bersama-sama.
Zaman batu tua (palaeolithikum) ±600.000 tahun yang lalu
hidup manusia jenis Pithecanthropus Erectus (manusia kera yang
berdiri). Kehidupan manusia pada masa ini masih nomaden dan
melengkapi hidupnya dengan peralatan yang terbuat dari batu yang
masih kasar (belum dihaluskan). Kehidupan menetap mereka mulai
pada zaman peralihan batu tua dan batu muda, yaitu mesolithikum.
Selanjutnya pada zaman batu muda (neolithikum), manusia
telah mampu membuat peralatan dari batu yang telah diasah,
membuat anyaman, berbagai jenis kapak (kapak lonjong dan kapak
persegi), dan kerajinan tangan. Mereka juga sudah mulai hidup
berdagang, berlayar, beternak dan bercocok tanam. Pada zaman
ini telah dilakukan pencarian dan pengumpulan bahan makanan.
1. Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan
ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu).
Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa
raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman ketrurunan
dari Kudungga. RajaMulawarman menurut prasasti tersebut
mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada
para Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu sebagai
tanda terimakasih raja yang dermawan (Bambang Sumadio,
dkk.,1977 : 33-32). Masyarakat kutai yang membuka zaman
sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial
politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta
sedekah kepada para Brahmana. Dalam zaman kuno (400-1500)
terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dengan
wilayah yang meliputi hampir separoh Indonesia dan seluruh
wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra
danMajapahit yang berpusat di Jawa.
2. Kerajaan sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin bahwaberdirinya negara
kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-
kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk
melalui tiga tahap yaitu : pertama, zamanSriwijaya di bawah
wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan kedatuan. Kedua,
negara kebangsaan zamanMajapahit (1293-1525) yang bercirikan
keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara
kebangsaan Indonesia lama. Kemudian ketiga, kebangsaan
modern yaitu negara bangsa Indonesia merdeka (sekarang negara
proklamasi 17 agustus 1945) (sekretariat negara RI 1995 :11).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu
kerajaanWijaya, di bawah kekuasaaan bangsaSyailendra. Hal ini
termuat dalam prasastiKedudukan Bukit di kaki bukit Sguntang
dekat Palembang yang bertarikh 605 caka atau 683 M., dalam
bahasa melayu kuno huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah
kerajaan Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-
kunci lalu-lintas laut di sebelah barat dikuasainya seperti
selat Sunda (686), kemudian selat Malaka(775).
Pada zaman itu kerjaan Sriwijaya merupakan kerajaan besar
yang cukup disegani di kawasan asia selatan. Perdagangan
dilakukan dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan
pegawai raja yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai
pengawas danpengumpul semacam koperasi sehingga rakat
mudah untuk memasarkan dagangannya (Keneth R. Hall, 1976 :
75-77). Demikian pula dalam sistem pemerintahaannya terdapat
pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan, rokhaniawan yang
menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam
menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan
nilai Ketuhanan (Suwarno, 1993, 19).
Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan suatu
universitas agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain
di Asia. Banyak musyafir dari negara lain misalnya dariCina belajar
terlebih dahulu di universitas tersebut terutama tentang
agam Budha dan bahasa Sansekerta sebelum melanjutkan
studinya ke India. Malahan banyak guru-guru besar tamu dari India
yang mengajar di Sriwijaya misalnyaDharmakitri. Cita-cita tentang
kesejahteraan bersama dalam suatu negara adalah tercemin pada
kerajaanSriwijaya tersebut yaitu berbunyi‘marvuat vanua criwijaya
dhayatra subhiksa’ (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur)
(Sulaiman, tanpa tahun : 53).
3. Zaman Kerajaan sebelum Majapahit
nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di JawaTengah
dan Jawa Timur secara silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad
ke VII, Sanjaya pada abad ke VIII yang ikut membantu
membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah wihara
untuk pendeta Budha didirikan di JawaTengah bersama dengan
dinastiSyailendra (abad ke VII dan IX). Refleksi puncak
dari Jawa Tengah dalam periode-periode kerajaan-
kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi
agama Budha pada abad ke IX), dan candi Prambanan (candi
agama Hindhu pada abad ke X).
Selain kerajaan-kerajaan di JawaTengah tersebut di Jawa Timur
muncullah kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke
IX), Darmawangsa (abad ke X) demikian juga kerajaan Airlanga
pada abad ke XI. Raja Airlangga membuat bangunan keagamaan
dan asrama, dan raja ini memiliki sikap toleransi dalam beragama.
Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha ,
agama Wisnu dan agamaSyiwa yang hidup berdampingan secara
damai (Toyyibin, 1997 : 26). Menurut prasasti Kelagen, Raja
Airlangga teelah mengadakan hubungan dagang dan bekerja sama
dengan Benggala, Chola dan Champa hal ini menunjukkan nilai-
nilai kemanusiaan. Demikian pula Airlangga mengalami
penggemblengan lahir dan batin di hutan dan tahun 1019 para
pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan
memutuskan untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja,
meneruskan tradisi istana, sebagai nilai-nilai sila keempat.
Demikian pula menurut prasasti Kelagen, pada tahun 1037, raja
Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi
kesejahteraan rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima
(Toyyibin, 1997 : 28-29). Di wilayahKediri Jawa Timur berdiri pula
kerajaan Singasari (pada abad ke XIII), yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.
4. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaanMajapahit yang mencapai
zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk
dengan Mahapatih Gajah Mada yang di bantu
oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk
menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa
jayanya itu membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia
sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu agama Hindu danBudha hidup berdampingan
dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca
menulisNegarakertagama. Dalam kitab tersebut telah terdapat
istilah “Pancasila”. Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan
didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional,
yaitu“Bhineka TunggalIka”, yang bunyi
lengkapnya“BhinekaTunggal Ika Tan Hana DharmaMangrua”,
artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak
ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda.
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada
dalam sidang ratu dan menteri-menteri di
pasebankeprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-
cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya
baru akan berhentui berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh
nusantara
bertakluk dibawah kekuasaan negara,jikalau Gurun, Seram,Tanjun
g, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,Palembang dan Tumasik
telah dikalahkan”(Yamin, 1960 : 60).
Dalam tata pemerintahan kerajaanMajapahit terdapat semacam
penasehat seperti Rakryan I Hino , I Sirikan, dan I Halu yang
bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-
nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem
pemerintahan kerajaan Majapahit.
4. Masa Pengusulan
Dalam sidang Teiku Gikoi (Parlemen Jepang) pada tanggal 7
September 1944, perdana menteri Jepang Jendral Kuniaki Koisi,
atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan
Indonesia yang akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945,
sebagai janji politik. Sebagai realisasi janji ini, pada tanggal 1 Maret
1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai). Badan ini baru terbentuk pada tanggal 29 April 1945.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan
(Kepala Pemerintahan bala tentara Jepang di Jawa), dengan
susunan sebagai berikut Ketua Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat,
ketua muda Ichibangase Yosio (anggota luar biasa, bangsa
Jepang), Ketua Muda R. Panji Soeroso (merangkap Tata Usaha),
sedangkan anggotanya berjumlah 60 orang tidak termasuk ketua
dan ketua muda.
Adanya badan ini memungkinkan bangsa Indonesia dapat
mempersiapkan kemerdekaannya secara legal, untuk merumuskan
syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara yang
merdeka. Oleh karena itu, peristiwa ini dijadikan sebagai suatu
tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
cita-citanya.
Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali.
Sidang pertama pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,
sedangkan sidang kedua pada tanggal 10 Juli sampai dengan 17
Juli 1945.
A.Kesimpulan
1. Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang
bersama dengan bangsa Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan
deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa
lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan
semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa
semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan
masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan
masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia berlalu
dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses
waktu yang panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang
merupakan tonggak sejarah perjuangan.
B.Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana
setiap warga negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan
penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak terbatas pada coretan
tinta belaka tanpa makna.
DAFTAR PUSTAKA