YOGYAKARTA
II Tahap Pra-interaksi
1. Verifikasi order
2. Persiapan diri perawat
3. Siapkan alat
4. Siapkan lingkungan (jaga privasi klien)
1
10. Lakukan pemeriksaan rambut: warna, kualitas, distribusi,
higiene.
11. Lakukan pemeriksaan kepala: lingkar kepala, bentuk,
ubun-ubun (fontanela).
12. Lakukan pemeriksaan wajah: bentuk, kesimetrisan,
paralisis wajah, pembengkaan.
13. Lakukan pemeriksaan mata: palpebra, konjungtiva, bulu
mata, alis mata, sklera, kornea, pupil (reflek cahaya), iris,
lensa, strabismus, visus (bila perlu), lapang pandang.
14. Lakukan pemeriksaan telinga: daun telinga, liang telinga,
mastoid, tajam pendengaran, keluar cairan (warna, bau,
jumlah)
15. Lakukan pemeriksaan hidung: bentuk, kelainan (keluaran
cairan, darah)
16. Lakukan pemeriksaan mulut: trismus, bau mulut, bibir,
lidah, gusi, gigi, saliva, tonsil.
17. Lakukan pemeriksaan faring: hiperemia, edema, abses.
18. Lakukan pemeriksaan leher: masa, kelenjar tiroid, JVP,
kelenjar getah bening.
19. Lakukan pemeriksaan dada:
Bentuk dada
Payudara: bentuk, kelainan
Paru-paru: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Jantung: inspeksi, perkusi, auskultasi
20. Lakukan pemeriksaan abdomen
Inspeksi: bentuk, kesimetrisan, bekas luka,
kebersihan
Auskultasi: peristaltic usus, suara vaskuler
Palpasi:: hepar, lien dll
perkusi
21. Lakukan pemeriksaan genitalia (pilih salah satu jenis).
Laki-laki: ukuran, bentuk penis, testis, kelainan
Perempuan: bentuk, seks sekunder, cairan,
kelainan.
22. Lakukan pemeriksaan tulang belakang: bentuk, kelainan
(lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan, nyeri, dsb).
23. Lakukan pemeriksaan ekstremitas:
Tangan: bentuk, kelainan (clubing finger,
polydactili, syndactili), nyeri, kontraktur,
paralisis.
Kaki: bentuk, gaya berjalan, kelainan.
24. Rapikan pasien
25. Bereskan alat-alat, kembalikan ke tempatnya.
26. Perawat mencuci tangan.
IV Dokumentasi
1. Waktu pelaksanaan.
2. Respon anak.
3. Hasil pemeriksaan
2
4. Paraf dan nama terang.
V Sikap
1. Teliti
2. Empati
3. Sabar
4. Sopan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑒
Nilai akhir = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Yogyakarta, ...........................
Penguji,
(.......................................)
3
PEMERIKSAAN FISIK (PF)
PADA BAYI/ANAK
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan Fisik (PF) lebih dari suaturangkaian latihan tehnikal. Hal itu merupakan
tuntutan yang sama sensitivitasnya dengan kebutuhan fisik dan psikologik anak yang
sulit dikenaldan tidak sama dengan yang lainnya.
B. TUJUAN PF
Tujuan PF adalah untuk memperoleh informasi yang tepat/akurat tentang keadaan
fisik atau kelainan anatomis serta fisiologis dalam tubuh anak.
Karena sifat alamiah bayi dan anak, maka urutan pemeriksaan tidak harus menuruti
sistematika yang lazim pada orang dewasa.
D. PENATALAKSANAAN
1. Persiapan alat:
a. Alat tulis
b. Pengukur panjang badan/meteran (dari bahan yang tidak lentur kalau ada).
c. Timbangan bayi atau timbangan anak (berdiri)
d. Penggaris
e. Pengukur Lingkar Lengan Atas (LLA)
f. Termometer
g. Tensi meter:
1) Manset bayi: lebar 4-6 cm dengan panjang manset/kantong 5-9 cm
2) Manset anak: lebar 7,5-9 cm dan panjang manset/kantong 17-19 cm.
h. Stetoskop
i. Garpu tala
j. Sudip lidah
k. Senter
l. Snellen chart atau gambar berwarna
m. Ishihara
n. Spekulum telinga
o. Arloji berdetik
p. Bengkok
4
2. Prosedur pemeriksaan
5
8) Lakukan pemeriksaan wajah:
a) Wajah harus tampak simetris. Kadang-kadang wajah bayi tampak
asimetris karena posisi bayi dalam rahim.
b) Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti Sindrom Down, laserasi
karena trauma lahir.
6
d) Lakukan palpasi untuk mengetahui adanya pembengkaan.
14) Lakukan pemeriksaan klavikula:
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya, terutama
pada bayi yang lahir dengnan presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur klavikula.
7
b) Bayi perempuan:
1) Bayi cukup bulan labia mayor menutupi labia minor. Bayi
kurang bulan labia mayor belum menutupi labia minor.
2) Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina.
3) Kadang-kadang ada sekret yang berdarah dari vagina karena
pengaruh hormon ibu.
19) Lakukan pemeriksaan anus dan rektum:
a) Periksa adanya kelainan atresia ani
b) Periksa keluarnya mekonium umumnya keluar pada 24 jam
pertama; jika sampai 48 jam tidak keluar, kemungkinan adanya
megakolon, sumbatan (obstruksi) saluran pencernaan
20) Lakukan pemeriksaan tungkai/kaki:
a) Periksa kesimetrisan tungkai/kaki dan panjang kedua kaki dengan
meluruskannya normal simetris dan sama panjang
b) Periksa gerakan kedua tungkai harus bebas bergerak. Gerakan yang
kurang kemungkinan adanya trauma sehingga menyebabkan fraktur
atau keruskan neurologis.
c) Periksa adanya kelainan seperti polidaktili atau sindaktili pada jari-jari
kaki.
21) Lakukan pemeriksaan punggung
Periksa punggung/spina dengan menelungkupkan bayi periksa
kemungkinan adanya kelainan spina bifida, pembengkaan, lesung atau
bercak kecil berambut yang menunjukkan adanya kelainan pada
medula spinalis atau kolumna vertebralis.
8
ketika merespon pendengaran.
suara yang keras.
Refleks ini
menghilang setelah
umur 4 bulan.
Menggenggam Jari-jari bayi Letakkan jari di Fleksi yang
(Palmar melengkung di telapak tangan tidak simetris
grasp) sekitar jari yang bayi dar sisi menunjukkan
diletakkan di ulnar. Jika paralaisis.
telapak tangan bayi refleks lemah Refleks
dari sisi ulnar atau tidak ada, menggenggam
(menggenggam). berikan bayi yang menetap
refleks botol atau dot ada
karena dengan gangguan
menghisap serebral.
menguatkan
refleks.
9
arah luar bila dengan ujung yang permanen
disentuh. spatel lidah. menunjukkan
Menghilang setelah Sindrom Down.
umur 4 bulan.
Neck righting Bila bayi telentang, Letakkan bayi Tidak ada
bahu dan badan dalam posisi refleks atau
serta pelvis akan telentang. Tarik refleks menetap
berotasi/berputar ke perhatian bayi lebih dari 10
arah di mana bayi dari satu sisi bulan ada
memutar. Dijumpai sehingga bayi gangguan
selama 10 bulan memutar. sistem saraf
pertama. pusat.
10
khususnya selama tidur.
Pulsus Denyut nadi yang silih berganti antara kuat
alternans dan lemah kemungkinan menunjukkan
gagal jantung.
Pulsus Denyutan yang berpasangan berhubungan
bigeminus dengan denyutan prematur.
Pulsus Kekuatan nadi menurun dengan inpsirasi.
paradoksus
Thready pulsus Denyut nadi cepat dan lemah
menunjukkan adanya tanda syok, nadi
sukar diraba, tampak muncul dan
menghilang.
b) Tekanan darah
Atur posisi anak berbaring atau duduk, gunakan manset sesuai
ukuran.
c) Pernafasan:
1) Lakukan pengukuran dengan mengamati gerakan abdomen pada
anak kecil atau gerakan torak pada anak yang lebih besar.
2) Hitung frekuensi, irama, dan pola nafas selama 1 menit penuh.
11
abnormal, irama teratur.
Takipnea Frekuensi pernafasan cepat yang
abnormal.
Hiperpnea Pernafasan cepat dan dalam.
Apnea Tidak ada pernafasan (berhenti nafas).
Cheyne stokes Periode pernafasan yang bergantian
dengan periode apnea. Umumnya
pada bayi dan anak selama tidur
nyenyak, depresi, dan kerusakan otak.
Kusmaul Nafas dalam yang abnormal. Bisa
cepat, normal atau lambat. Umumnya
pada asidosis metabolik.
Biot Pernafasan tidak teratur, terlihat pada
kerusakan otak bagian bawah dan
depresi pernafasan.
d) Suhu tubuh
Lakukan pengukuran suhu di aksila dengan menempatkan
termometer di bawah lengan dengan ujungnya di bagian tengah
aksila, dan dekatkan dengan kulit. Minta anak untuk menjepit
termometer selama 3 menit.
12
Tabel 9. Kelembaban kulit
Cara memeriksa Kelainan
1. Amati daerah kulit Kering di daeerah bibir, tangan atau
Normal agak kering genitlia adanya dermatitis
kontak
2. Amati membran mukosa Kering menyeluruh termasuk yang
Normal lembab terpajan sinar matahari lama
mandi atau kurang gizi.
Kering di membran mukosa
dehidrasi, kedinginan yang
menunjukkan adanya syok.
13
Tabel 13. Edema kulit
Cara Patologi
Lakukan palpasi pada Lekukan telunjuk yang menetap setelah
daerah kulit dengan telunjuk diangkat menunjukkan adanya
menekan daerah kulit pitting edema.
yang kelihatan Edema area periorbital menunjukkan anak
membengkak dengan banyak menangis, alergi, baru bangun
jari telunjuk. tidur, atau penyakit ginjal.
Edema di ekstremitas bawah dan bokong
menunjukkan kelainan ginjal dan jantung.
b) Pemeriksaan kuku
Lakukan inspeksi pada kuku kemudian lakukan penilaian terhadap
warna, tekstur, kualitas, dan higiene.
c) Pemeriksaan rambut
Lakukan inspeksi pada rambut kemudian lakukan penilaian terhadap
warna, tekstur, kualitas, distribusi, dan higiene.
d) Pemeriksaan kelenjar getah bening
Lakukan palpasi dengan menggtunakan bagian distal jari, tekan
perlahan menggunakan gerakan melingkar pada:
o Daerah submaksilaris dengan sedikit menundukkan kepala.
o Servikal dengan sedikit menengadahkan kepala.
o Aksila dengan merilekskan lengnan ke samping.
o Inguinalis
Lakukan penilaian kelenjar limfe ukuran, mobilitas, suhu,
kekerasan.
7) Pemeriksaan kepala dan leher.
Lakukan inspeksi, palpasi ubun-ubun (fontanela) dan pengukuran
lingkar kepala.
Lakukan inspeksi daerah wajah, nilai kesimetrisan, adanya paralisis
fasialis, dan pembengkaan wajah.
14
8) Pemeriksaan mata
Lakukan inspeksi pada mata untuk:
- Palpebra kemiringan
- Kelopak mata posisi, warna.
- Konjungtiva warna
- Bulu mata dan alis pertumbuhan dan distribusi.
- Sklera warna.
- Kornea dengan cara memberi sinar terang pada mata.
- Pupil bandingkan ukuran, bentuk, gerakan, reaksi terhadap
sinar (beri sinar yang menjauh), akomodasi.
- Iris bentuk, warna, ukuran, kejelasan.
- Fundus dengan menggunakan oftalmoskopi.
- Warna menggunakan tes Ishihara.
9) Pemeriksaan telinga
Lakukan inspeksi daun telinga dan liang telinga kepala sedikit
miring, tarik pinna ke atas dan ke belakang pada posisi jam 10,
masukkan spekulum 0,6-1,25 cm.
Uji pendengaran:
- Uji Rinne letakkan batang vibrasi dari garpu tala pada tulang
mastoid sampai anak tidak mendengar lalu pindahkan garpu tala
ke dekat liang telinga.
- Uji Weber pegang garpu tala pada garis tengah kepala atau
dahi, kemudian lakukan penilaian laterarisasi.
10) Pemeriksaan hidung
Lakukan pemeriksaan hidung tengadahkan kepala ke belakang,
dorong ujung hidung ke atas dan arahkan sinar ke lubang hidung.
Lakukan penilaian adanya perforasi septum arahkan sinar ke salah
satu lubang hidung dan observasi adanya perforasi atau peradangan.
11) Pemeriksaan mulut dan tenggorokan
Gunakan spatel lidah (hindari refleks muntah) dengan menekan bagian
samping lidah dan gunakan lampu senter untuk melihat kondisi mulut
dan tanggorokan.
Atur posisi telentang, palpasi kelenjar tiroid dari kedua sisi dengan jari
telunjuk dan jari tengah perhatikan adanya pergerakan tiroid ke atas
saat anak menelan.
12) Pemeriksaan dada
Inspeksi bentuk dada, besar dada, kesimetrisan, gerakan dada, ada
deformitas atau tidak, adanya penonjolan, pembengkaan.
Palpasi kesimetrisan, fremitus suara dan krepitasi.
Perkusi dimulai dari atas ke bawah dan kanan atau kiri serta
membandingkannya.
Auskultasi menilai bunyui nafas dasar dan bunyi tambahan.
Dilakukan di seluruh dada dan punggung bandingkan kanan dan kiri
dari bagian atas ke bawah. Bunyi nafas akan lebih keras karena dinidng
dada masih tipis.
Bunyi nafas tanbahan
15
Tabel 15. Bunyi nafas tambahan.
Bunyi Karakteristik Penyebab
Rales
Halus Intermiten, nada tinggi, Penumonia,
bunyi gemesir halus gagal jantung
terdengar di akhir kongestif.
inspirasi ada cairan di
alveoli
Sedang Intermiten, basah, keras, Edema paru
nada sedang, terdengar
di awal atau tengah
inspirasi, hilang dengan
batuk ada cairan
dalam bronkus dan
bronkiolus.
Kasar Keras, bergelembung, Pneumonia
nada rendah, terdengar dengan gejala
saat ekspirasi, hilang paru yang
dengan batuk ada mereda,
cairan dalam brokus dan bronkitis.
bronkiolus.
Ronki (mengi) Kontinu, mendengkur, Bronkitis.
Sonor nada rendah, terdengar di
seluruh siklus
pernafasan, hilang
dengan batuk ada
keterlibatan bronkus
besar dan trakea.
Sibilant (bunyi Kontinu, musikal, nada Asma
berdesis) tinggi, terdengar di
tengah sampai akhir
ekspirasi edema dan
obstruksi jalan nafas
yang lebih kecil,
mungkin terdengar
dengan stetoskop.
Mengi yang terdengar Sonor, musikal, Obstruksi
Inspirasi terdengar saat inspirasi tinggi.
16
inspirasiatau ekspirasi.
13) Pemeriksaan jantung
Inspeksi dan palpasi di daerah apeks getaran jantuang.
Perkusi untuk menilai pembesaran jantung.
Auskultasi mulai dari apeks, para sternum kiri ke bawah, iga ke-2tepi
kiri sternum dan sela-sela iga ke-2 tepi kanan sternum atau tepi kiri
sternum bagian bawah, bergeser ke atas sepanjang tepi kiri sternum,
tepi kanan sternum, daerah intra dan supraklavikula kanan/kiri, lekuk
suprasternum daerah karotis di leher kanan ataukiri dan seluruh sisa
dada.
14) Pemeriksaan abdomen
Inspeksi ukuran dan bentuk abdomen.
Auskultasi mendengarkan bising usus.
Perkusi daerah lapang abdomen dan epigastrium.
Palpasi daerah organ abdomen.
15) Pemeriksaan genitalia
Alat kelamin laki-laki
- Inspeksi ukuran penis, adanya pembengkaan, lesi kulit,
inflamasi pada glands dan batang, lokasi meatus uretra.
- Inspeksi ukuran, lokasi, dan distribusi rambut pada skrotum
(remaja)
- Palpasi kantung skrotum dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk
menilai keadaan testis.
Alat kelamin perempuan
- Inspeksi struktur genitalia eksterna dari klitoris ke perineum pada
meatus uretra.
- Palpasi adanya masa di labia; Palapsi atau inspeksi kelenjar
skene; palapas dan inspeksi kelenjar Bartholoni.
16) Pemeriksaan tulang dan ekstremitas.
Lakukan pemeriksaaan adanya skoliosis, kifosis dan lordosis.
Lakukan uji kekuatan pada:
- Lengan minta anak mengangkat tangan sambil melawan
tekanan dari tyangan pemeriksa.
- Telapak tangan minta anak meremas jari tangan pemeriksa
sekuat mungkin.
- Kaki minta anak duduk (bila memungkinkan) dengan kaki
menggantung.
- Telapak kaki minta anak mendorong telapak kaki ke arah
lantai saat pemeriksa menekan telapak kaki).
17) Pemeriksaan neurologis.
Lakukan inspeksi kelainan umum neurologis seperti kejang, tremor,
parese, paralisis, hwemiparese, diplegia, paraplegia, tetraplegia.
Pemeriksaan refleks superfisial, tendon dan patologis:
- Refleks superfisial menggores kulit abdomen dengan 4
goresan di ataas simfisis)
- Refleks tendon dalam (profunda) mengetuk menggunakan
martil di tendon biseps, triseps, patela, dan Achilles dengan
penilaian pada biseps terjadi fleksi sendi siku, pada triseps
terjadi ekstensi sendi siku, patela terjadi ekstensi sendi lutut, pada
17
Achilles terjadi fleksi plantar kaki. Jika terjadi hiperefleksia
ada kelainan pada saraf motorik atas; jika hiporefleksia terjadi
kelainan pada saraf motorik bagian bawah.
- Refleks patologis menilai refleks Babinski dengan menggores
permukaan plantar kaki menggunakan benda agak runcing
terjadi reaksi ekstensi ibu jari.
Pemeriksaan tanda meningial seperti kaku kuduk, Brudzinski
- Kaku kuduk dengan mengatur posisi anak telentang, kemudian
leher ditekuk jika ada tahanan dagu dan tidak menempel atau
tidak mengenai bagian dada kaku kuduk (+).
- Brudzinski I posisi telentang, letakkan satu tangan di bawah
kepala anak, kemudian tangan yang lain di dada mencegah badan
terangkat, kemudian kepala difleksikan ke dada jika kedua
tungkai bawah fleksi (terangkat) pada sendi lutut rangsang
meningeal (+).
- Brudzinski II posisi telentang, fleksikan secara pasif tungkai
atas pada sendi panggul, ikuti fleksi tungkai lainnya. Jika sendi
lutut lainnya dalam keadaan ekstensi tanda meningeal (+).
- Tanda Kernig posisi telentang, fleksaikan tungkai atas tegak
lurus, kemudian luruskan tungkai bawah pada sendi lutut
normal: tungkai bawah membentuk sudut 135° terhadap tungkai
atas.
Pemeriksaan kekuatan otot dan tonus otot dengan memberi tahanan
atau mengangkat atau menggferakkan bagian otot yang akan dinilai
dengan ketentuan seperti tabel berikut.
Tabel 16.
Derajat Tanda Keterangan
0 0 Tidak ada
1 + Berkurang
2 ++ Normal
3 +++ Lebih cepat dari normal
4 ++++ Hiperaktif (klonus)
18
MATERI UJIAN PREKLINIK.
1. Pemeriksaan fisik (sesuai kasus DHF dan Diare)
2. Memberikan imunisasi (pahami jadual imunisasi sesuai usia.
3. Memandikan bayi dengan air/minyak.
4. Membuat susu (belajar menghitung kebutuhan sesuai usia dan berta badan)
5. Memasang OGT.
19