DI RSUD SOLOK
OLEH :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.1.1 Instalasi Farmasi ........................................................................ 56
4.1.2 Bangsal Penyakit Dalam ............................................................ 73
4.1.3 Bangsal Anak ............................................................................. 77
4.1.4 Bangsal Neurologi ..................................................................... 80
BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 82
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 82
5.2 Saran ...................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84
LAMPIRAN .......................................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
Tahun 1945 ( UU RI No 36, 2009). Salah satu pelayanan kesehatan adalah rumah
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus
1
dapat memenuhi hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan
dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan
tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan peralatan. Negara
Solok baik dari segi manajemen farmasi maupun pelayanan farmasi klinik serta
dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan ruang rawat inap (bangsal
2
d. Mengerti dan menghargai latar belakang sosial budaya pasien dan
e. Menerapkan dan menjunjung tinggi etika farmasi sebagai suatu tata nilai
dikemudian hari.
sepanjang hayat.
3
e. Mampu mendokumentasikan secara baik aktivitas asuhan kefarmasian
perbekalan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan standar yang telah
RSUD Solok baik dari segi manajemen farmasi maupun pelayanan farmasi
kegiatan dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan ruang rawat
inap. IFRS terbagi atas gudang obat dan alat kesehatan, apotek, produksi non
steril, ruang konsultasi dan pelayanan informasi obat, dan depo farmasi untuk
ruang OK dan ICU. Sedangkan untuk rawat inap terdiri atas ruang rawat inap
4
BAB II
Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Gawat darurat
adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna
Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
5
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
unit pelaksana teknis dari instansi Pemerintah yang tugas pokok dan
c. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang
6
a. Rumah Sakit menetap merupakan rumah sakit yang didirikan secara
b. Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna dan bersifat
sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu
2.3.3 Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas A paling sedikit meliputi:
7
kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan
kedokteran forensik.
mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit
dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah
f. Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut meliputi pelayanan bedah mulut,
penyakit mulut.
untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik.
8
Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas A terdiri atas:
h. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
jalan.
3. Tenaga keperawatan dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap.
9
4. Tenaga kesehatan lain
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit meliputi:
pelayanan.
kebidanan.
untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik.
10
5. Pelayanan penunjang nonklinik; pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur,
g. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
11
f. 1 orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat
3. Tenaga keperawatan dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap.
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit meliputi:
b. Pelayanan medik umum meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
pelayanan.
kebidanan.
12
4. Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif
untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik.
penunjang.
e. 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
13
c. 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang
rawat jalan.
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D paling sedikit meliputi:
b. Pelayanan medik umum meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi mulut,
laboratorium.
kebidanan.
untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik.
14
5. Pelayanan penunjang nonklinik. Pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur,
rawat jalan.
4. Tenaga nonkesehatan.
15
Rumah Sakit Khusus
2. Mata.
3. Otak.
5. Kanker.
7. Jiwa.
8. Infeksi.
9. Paru.
10. Telinga-Hidung-Tenggorokan.
11. Bedah.
13. Ginjal.
Rumah Sakit Khusus harus mempunyai fasilitas dan kemampuan, paling sedikit
meliputi:
1. Pelayanan medik:
16
2. Pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan keperawatan.
Organisasi Rumah Sakit, organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
3. Unsur Keperawatan
di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur
17
5. Unsur Administrasi Umum dan Keuangan
keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit
a. Ketatausahaan.
b. Kerumahtanggaan.
d. Pemasaran.
e. Kehumasan.
kinerja internal rumah sakit. Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
18
Bagan 1. Contoh Struktur Organisasi Rumah Sakit
2.5 TenagaKesehatanRumahSakit
Tenagakesehatan di rumahsakitdibagimenjadi :
1. Tenagamedismeliputidokterdandoktergigi
2. Tenagakeperawatanmeliputiperawatdanbidan
3. Tenagakefarmasianmeliputiapoteker, analisfarmasidanasistenapoteker
5. Tenagagizimeliputinutrisionis, dietisian
6. Tenagaketerampilanfisikmeliputifisioterapi, okupasiterapisdanterapiwicara
19
7. Tenagateknismedismeliputi radiographer, radioterapis, teknisgigi,
transfusi danperekammedis.
Terapi yang merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan
anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah
Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan.
Komite/Tim Farmasi dan Terapi harus dapat membina hubungan kerja dengan
Obat.
Komite/Tim Farmasi dan Terapi dapat diketuai oleh seorang dokter atau
seorang Apoteker, apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker,
Komite/Tim Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2
(dua) bulan sekali dan untuk Rumah Sakit besar rapat diadakan sekali dalam satu
bulan. Rapat Komite/Tim Farmasi dan Terapi dapat mengundang pakar dari dalam
maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat memberikan masukan bagi pengelolaan
atau pendapat tertentu yang bermanfaat bagi Komite/Tim Farmasi dan Terapi.
20
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit.
2. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam formularium
Rumah Sakit.
Sakit.
Susunan anggota pada Tim Farmasi dan Terapi di berbagai rumah sakit
1. Kebijakan
Anggota Tim Farmasi dan Terapi yang mempunyai hak suara harus terdiri
1. Dokter
2. Apoteker
3. Perawat
4. Unsur pimpinan
21
5. Koordinator jaminan mutu
Ketua Tim Farmasi dan Terapi adalah dokter praktisi senior yang dihormati
dan disegani karena pengabdian, prestasi ilmiah, bersikap objektif, dan berprilaku
yang menjadi panutan. Sekretaris panitia adalah kepala instalasi farmasi rumah sakit
atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh kepala instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Atau jika bukan dokter yang sebagai ketua, Apoteker yang menjadi ketua dengan
Susunan anggota Tim Farmasi dan Terapi (TFT) harus mencakup dari setiap
1. Penyakit dalam
2. Penyakit bedah
4. Penyakit kebidanan
5. Penyakit kandungan
6. Penyakit saraf
22
Pelaksanaan TFT
4. Notulen rapat harus diambil oleh sekretaris dan harus dipelihara sebagai
5. Rekomendasi panitia harus disajikan kepada staf medik atau panitia lain yang
9. Pengkajian obat yang sedang dievaluasi untuk masuk ke atau dihapus dari
formularium.
Struktur Organisasi
perwakilan luas di rumah sakit, tetapi cukup kecil dan dapat dikendalikan untuk
23
melaksanakan tugas/fungsi panitia secara efisien. Keanggotaan terdiri atas 8 sampai
Di Rumah Sakit Umum besar misalnya kelas A dan B terutama Rumah Sakit
Pendidikan, perlu diadakan suatu struktur organisasi TFT/ KFT yang terdiri dari
keanggotaan inti yang mempunyai hak suara, sebagai suatu tim pengarah dan
pengambilan keputusan.
1. Berfungsi dalam suatu kapasitas evaluatif, edukasi, dan penasehat bagi staf
medik dan pimpinan rumah sakit, dalam semua hal yang berkaitan dengan
24
5. Menetapkan atau merencanakan program edukasi yang sesuai bagi staf
penggunaan obat.
tidak terbatas pada biologic, dan vaksin) dalam rumah sakit dan membuat
pengkajian hasil dari kegiatan tersebut dan membuat rekomendasi yang tepat
10. TFT mempunyai tanggung jawab pada pengadaan edukasi bagi staf
dan peraturan berkaitan dengan penggunaan obat dalam rumah sakit sesuai
13. Menetapkan kategori obat yang digunakan dalam rumah sakit dan
25
14. Mengkaji penggunaan obat dalam rumah sakit dan meningkatkan standar
15. Membuat rekomendasi tentang obat yang disediakan dalam daerah perawatan
penderita.
diganti, informasi ini disampaikan kepada staf medik yang berkaitan. Semua obat
yang ditarik, jika ada dalam persediaan akan dikarantina di IFRS, sampai petunjuk
TFT harus mengembangkan suatu daftar perbekalan dan obat untuk kotak
tanggungjawab bersama agar kotak tersebut segera tersedia untuk digunakan pada
26
Kewenangan Tim Farmasi dan Terapi
kebijakan, ketetapan, prosedur, aturan yang berkaitan dengan obat. Panitia ini
formularium. Formulir yang telah diisi dapat diajukan setiap anggota staf
2. Kategori obat :
a. Obat Formularium
27
Adalah obat yang telah tersedia secara komersial, direkomendasikan
Adalah obat yang telah tersedia secara komersial yang akan dievaluasi
dikhususkan.
d. Obat investigasi
Adalah obat yang tidak tersedia secara komersial tetapi lebih disetujui
3. Blanko resep
b. Kewenangan Dispensing
28
IFRS adalah satu-satunya unit di rumah sakit yang diberi wewenang
diganti, informasi ini disampaikan kepada staf medik yang berkaitan. Semua obat
yang ditarik, jika ada dalam persediaan akan dikarantina di IFRS, sampai petunjuk
TFT harus mengembangkan suatu ketentuan atau prosedur agar obat berbahaya
diberikan secara tepat di bawah kendali staf medik. Di bawah ini ada dua contoh
29
1. Semua order obat narkotik, sedative, hipnotik, antikoagulan, dan antibiotic
yang diberikan secara oral dan parenteral harus secara otomatis dihentikan
2. Semua order untuk narkotik sedative, dan hipnotik wajib ditulis kembali
setiap 24 jam dan order tetap untuk semua obat harus berakhir pada pukul
TFT harus mengembangkan suatu daftar perbekalan dan obat untuk kotak
tanggungjawab bersama agar kotak tersebut segera tersedia untuk digunakan pada
30
Contoh Struktur Organisasi Tim Farmasi dan Terapi
Direktur Rumah
Sakit
Komite Medik
Panitia Farmasi
Dan Terapi
Panitia Inti
31
2.7 Peran Apoteker dalam Komite / Tim Farmasi dan Terapi
h. Transplantasi
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang
dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
32
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai:
1. Pemilihan
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan:
Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah
ditetapkan
Pola penyakit
Mutu
Harga
Ketersediaan di pasaran
2. Perencanaan Kebutuhan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
33
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat
metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
b. penetapan prioritas;
c. sisa persediaan;
f. rencana pengembangan.
3. Pengadaan
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
34
a. Bahan baku Obat harus disertai Sertifikat Analisa.
(MSDS).
c. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
a. Pembelian
dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan
1. Kriteria Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai,
2. Persyaratan pemasok.
35
b. Produksi Sediaan Farmasi
(recenter paratus).
c. Sumbangan/Dropping/Hibah
penerimaan dan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
administrasi yang lengkap dan jelas. Agar penyediaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat membantu pelayanan kesehatan,
maka jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
sesuai dengan kebutuhan pasien di Rumah Sakit. Instalasi Farmasi dapat memberikan
Habis Pakai yang tidak bermanfaat bagi kepentingan pasien Rumah Sakit.
36
4. Penerimaan
bertanggung jawab. Petugas yang dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih baik
dalam tanggung jawab dan tugas mereka, serta harus mengerti sifat penting dari
perbekalan farmasi. Dalam tim penerimaan farmasi harus ada tenaga farmasi. Tujuan
penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak
dengan spesifikasi pada order pembelian rumah sakit. Semua perbekalan farmasi
farmasi harus segera disimpan di dalam lemaru besi atau tempat lain yang aman.
Perbekalan farmasi yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah
ditetapkan.
berbahaya.
37
dilakukan di logistik farmasi. Penerimaan perbekalan farmasi harus sesuai dengan
surat pesanan dan memperhatikan kualitas dan kuatintas perbekalan farmasi yang
farmasi meliputi:
c. Jumlah
5. Penyimpanan
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
c) Menjaga ketersediaan
bentuk sediaan dan alfabetis dengan menerapkan prinsip FEFO (First Expired First
Out) dan FIFO (First In First Out), dan disertai sistem informasi yang selalu
38
penyimpanan obat-obatan hendaklah berdasarkan susunan alphabet agar
gudang dan pemakai dengan cara ini maka secara tidak langsung terjadi efisiensi.
6. Pendistribusian
menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari
tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/ pasien dengan tetap menjamin
mutu, stabilitas, jenis, jumlah dan ketepatan waktu. Rumah sakit harus menentukan
di unit pelayanan.
7. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin
edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada kepala BPOM
8. Pengendalian
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat
39
dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim Farmasi dan
9. Administrasi
merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka
karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup
Rekonsiliasi obat
Konseling
Visite
40
2.9 Kompetensi Apoteker di Rumah Sakit
(Konseling Farmasi)
41
C. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan
khusus
42
G. Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai standar yang
berlaku
alkes
alkes
43
I. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kemajuan profesi.
44
BAB III
klinik pengobatan Korem 033 Wirayuda dan Rumah Sakit Pemerintah. Rumah Sakit
Pemerintah tersebut merupakan cikal bakal Rumah Sakit Umum Daerah Solok yang
berdiri sekitar tahun 40–an dan pada awalnya berlokasi di Jl. Sudirman Solok yang
Rumah Sakit Umum Daerah Solok LAKIP RSUD SOLOK TAHUN 2016 3
berdekatan dengan komplek Pasar Raya Solok dengan jumlah tempat tidur sebanyak
40 tempat tidur. Pada saat tersebut Rumah Sakit banyak membantu masyarakat yang
anak dan kebidanan. Dengan layanan Rawat Inap pada awalnya hanya terdiri dari
bangsal umum dan kebidanan dengan ± 60 tempat tidur. Sedangkan layanan Rawat
Jalan hanya dilayani oleh satu Poli Umum. Pada tahun 1984 lokasi Rumah Sakit
Sumatera Barat pada saat itu Ir.Azwar Anas pada tanggal 7 April 1984. Sedangkan
layanan rawat inap telah berkembang dengan tambahan layanan rawat inap Anak,
Penyakit Dalam dan Kebidanan. Pada saat tersebut pelayanan rawat inap juga
dilakukan oleh Klinik Pengobatan Korem 033 Wirayuda berubah status menjadi
Rumah Sakit Tentara (RST). Dengan pindahnya Rumah Sakit Umum ke jalan
45
Simpang Rumbio yang lokasinya jauh dari pusat kota, menyebabkan pasien
Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Solok menjadi rumah sakit rujukan
regional. Hal ini utamanya disebabkan oleh pengembangan dari tahun ke tahun yang
dilakukan oleh manajemen. Hal ini dapat dilihat dengan bertambahnya sarana dan
prasarana serta SDM baik tenaga Spesialis, maupun tenaga kesehatan lainnya,
sehingga tahun 2011 RSUD Solok diusulkan perubahan status menjadi Kelas B, dan
dan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor : 440 – 343 / 2011. Upaya
meningkatkan status akreditasi rumah sakit. Dan pada Tahun 2016 ini RSUD Solok
telah lulus Akreditasi versi 2012 dengan Predikat Utama. Pada tahun 2017 ini RSUD
Solok sedang berusaha untuk mempertahankan akreditasi Paripurna dari rumah sakit.
RSUD Solok baru menjalani visitasi akreditasi pada tanggal 13 Oktober 2017 dan
hasilnya Paripurna.
2012 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Solok, pada Pasal
4 dan Pasal 5 dinyatakan bahwa tugas pokok RSUD Solok yaitu melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya
46
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, RSUD Solok
a. Motto
b. Visi
Visi RSUD Solok adalah “Rumah Sakit Terbaik Di Provinsi Sumatera Barat” .
Terbaik yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dimana pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik serta berkualitas, baik dari sisi
c. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut di atas maka ditetapkan misi sebagai berikut
47
Misi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan paripurna
merupakan pelayanan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,
Hal ini merupakan faktor pendukung dalam pengembangan rumah sakit. Misi untuk
Untuk menunjang pelaksanaan Visi dan Misi Rumah Sakit, disusun nilai –
a. Ikhlas
b. Berguna
c. Menghormati
d. Musyawarah
e. Sabar
f. Kesederhanaan
3.4.1 Fasilitas
Luas gedung dan bangunan RSUD Solok 2,88 Ha dengan luas lahan 3,06 Ha.
Sebagian besar gedung dan bangunan serta tataruangnya telah direnovasi secara
RSUD Solok :
a. Gedung Poliklinik II
c. Gedung Laboratorium
48
d. Gedung Administrasi
g. Gedung IPSRS
s. Gedung Inserator
t. Kamar Jenazah
v. Gedung Generator
Sarana dan prasarana lain yang juga dimiliki RSUD Solok adalah :
TempatJemurankain
Bakpengelolaairlimbah
49
GedungMushalla
Selasar
Arealparkir
JalanLingkar
WCUmum
SaranaKebersihandanpengendalianlingkungan.
- SampahMedis
- SampahNonMedis
o PengelolaanSampah.
o PengelolaanLimbah.
LimbahPadatPemakaianIncenerator
LimbahCairPemakaianIPAL
SaranaAirBersih
- Air PDAM
- SumurBor
Penerangan(Listrik)
- PerusahaanListrikNegara(PLN)
- Genset(Diesel)
Poliklinik Bedah
Poliklinik Anak
Poliklinik Kebidanan
50
Poliklinik Paru
Poliklinik THT
Poliklinik Mata
Poliklinik Neurologi
Poliklinik Jiwa
Poliklinik Jantung
Poliklinik Gigi
ICU
51
3) Pelayanan Penunjang
Instalasi Radiologi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Gizi
Instalasi Fisioterapi
Instalasi Farmasi
Pemulasaran Jenazah
Loundry
Instalasi Farmasiadalah salah satu bagian dari rumah sakit yang bertujuan
untuk melengkapi kebutuhan rumah sakit dalam melayani pasien berupa obat-obatan
serta bahan medis habis pakai. Tugas pokok dari Instalasi Farmasi adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
pelayanan obat-obatan serta Bahan medis habis pakai untuk menunjang proses
penyembuhan, baik pasien yang berasal dari unit rawatan dan unit rawat jalan RSUD
Solok, maupun pasien atau masyarakat yang membutuhkan obat – obatan dari rumah
sakit lain.
52
Instalasi Farmasi RSUD Solok berada dibawah bagian penunjang. Saat ini,
instalasi farmasi dikepalai oleh Adrizal, S.Farm.,Apt serta dibantu oleh 8 orang
Apoteker dan kurang lebih 24tenaga kefarmasian serta 4 orang tenaga non-
3.5.1 Apotek
sentral kecuali pelayanan pasien Ok, pasien ICU pengambilan obatnya di Depo
Farmasi Ruang Operasi dan pasien IGD di Apotek IGD. Pelayanan apotek RSUD
Solok melayani permintaan resep setiap hari selama 24 jam. Apotek melayani resep
didistribusikan ke depo dan ruangan yang ada di Rumah Sakit. Gudang obat dan alkes
dipimpin oleh seorang apoteker penanggung jawab yaitu Evriyandra, S.Si., Apt dan
dibantu oleh petugas pengelola persediaan obat yaitu Hidayati, A.Md.Far dan
pengelola persediaan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yaitu Monalisa,
menggunakan anggaran dana BLUD. Sedangkan untuk obat-obat HIV, obat TBMDR,
dan vaksin mendapat bantuan dari provinsi. Kegiatan pelaporan dan permintaan obat
TB-MDR setiap 3 bulan sekali. Pihak rumah sakit akan mengirimkan laporan
sekaligus permintaan kepada provinsi, dari provinsi akan dikirimkan ke pusat. Pusat
53
akan memberikan obat TB-MDR, dikirimkan kembali ke rumah sakit melalui
provinsi. Alat kesehatan RSUD Solok terbagi menjadi bahan habis pakai, alat
Distribusi.
3.5.3 Produksi
Proses produksi yang dilakukan hanya terbatas pada sediaan yang akan
54
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RSUD SOLOK
Monalisa A.Md.Far Ainul Mardiah A.Md.Far Ermadanis S.Farm Ririn Delfika A.Md.Far Devi Adriani S.Farm, Apt
Hidayati A.Md.Far Desmifirdanora A.Md.Far Sriwati Anggraini Rita Zurmiati A.Md.Far Yanti Elka Fitri S.Farm
Ridwan Jasman Sri Suhami Nelvi Natalia Nuraini Ade Putra
Nining Rahman A.Md.Far
Ita Novita Dewi A.Md.Far
Deliana A.Md.Far
Mirza Ade Yunita A.Md.Far
Safdal Rifai A.Md.Far
Zulkifli A.Md.Far
Hartati A.Md.Far 55
Nofri Yeni A.Md.Far
BAB IV
PELAKSANAAN PKPA
RSUD Solok digolongkan sebagai rumah sakit umum tipe B pendidikan, yaitu
rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik
Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam
pelayanan medis di RSUD Solok. Berdasarkan Permenkes No. 72 tahun 2016 tentang
standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Peranan apoteker yaitu dalam hal
managerial dan klinis untuk menjamin mutu serta melindungi pasien dan masyarakat
dari penggunaan obat yang tidak rasional. Hal ini merupakan tantangan apoteker
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di RSUD Solok dilaksanakan selama delapan minggu
sebagai berikut:
56
4.1.1 Instalasi Farmasi
Instalasi farmasi RSUD Solok dibagi menjadi beberapa fungsi bagian, yaitu
a. Perencanaan
mendapatkan jumlah dan jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan, menghindari
tahapan dalam perencanaan pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit mulai dari
pengadaan perlu dilakukan pemilihan terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan serta
bahan medis habis pakai yang akan dipesan. Pemilihan dapat didasarkan pada
formularium dan standar pengobatan, standar sediaan farmasi, alkes dan bahan medis
habis pakai yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, pola penyakit, efektifitas dan
memudahkan pemilihan ini bagian pengadaan rumah sakit dapat melihat formularium
57
Dalam proes perencanaan harus mempertimbangkan anggaran yang tersedia,
prioritas, sisa stock, pemakaian periode lalu, waktu tunggu barang. Dalam hal ini
Untuk perhitungan kebutuhan rumah sakit terhadap sediaan farmasi, alkes dan
Pertama yaitu metoda konsumsi, metoda ini didasarkan pada data riel konsumsi
perbekalan farmasi periode sebelumnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan data periode sebelumnya yang akurat, analisa data yang benar,
perhitungan perkiraan kebutuhan periode yang akan datang serta penyesuain terhadap
kebutuhan yang akan datang didasarkan kepada pola penyakit, perkiraan kenaikan
kunjungan dan waktu tunggu. Proses penyusunan perencanaan mirip dengan metoda
konsumsi tetapi lebih difokuskan pada jumlah kunjungan pasien dan kasus yang ada
di rumah sakit. Terakhir adalah metoda gabungan antara konsumsi dan epidemiologi.
Setelah diperoleh perbekalan farmasi yang akan dipesan, maka perlu dilakukan
evaluasi terhadap pemilihan ini. Evaluasi dapat dilakukan dengan analisa ABC,
kriteria VEN maupun kombinasinya. Analisa ABC ini akan mengkaji alokasi
anggaran yang diperlukan untuk pengadaan perbekalan farmasi. Analisa ini akan
Selanjutnya analisa VEN, analisa ini lebih terfokus pada penentuan prioritas
58
vital (harus tersedia), esensial (perlu tersedia) dan non esensial (tidak prioritas untuk
kebutuhan rumah sakit. untuk pengadaan di RSUD Solok telah dilakukan dengan
sistem satu pintu. Sistem satu pintu dapat memudahkan untuk pengawasan dan
data terutama untuk perencanaan, meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah
Sistem E-Catalogue pertama kali diresmikan pada 15 April 2013. Sistem katalog
catalogue kualitas dan harga barang sudah tertera dengan jelas. Rumah Sakit Umum
59
Daerah Solok merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan
kesehatan rumah sakit umum daerah Solok. Pola pengelolaan keuangan di RSUD
RSUD Solok diberi keleluasan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk
informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi, teknis, harga berbagai
catalogue ini dikenal dengan nama e-purchasing. E-purchasing merupakan tata cara
catalogue. Alur pengadaan barang dengan e-purchasing adalah dimulai dari instalasi
farmasi rumah sakit membuat rencana kebutuhan obat. selanjutnya pejabat pembuat
mengisi beberapa informasi seperti nama provinsi, nama obat, kemasan, harga,
distributor. Setelah itu PPK menetapkan daftar obat yang akan diadakan disesuaikan
dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Daftar pengadaan yang telah dibuat
akan dipesan berdasarkan e-catalogue. Selanjutnya PPK akan meneruskan daftar obat
yang akan dibeli ke pejabat pengadaan. Ini yang akan dibeli secara e-purchasing. Jika
pembelian disetujui oleh penyedia dalam hal ini industri farmasi, maka pejabat
pengadaan akan membuat persetujuan dan dikirim ke PPK untuk dibuatkan perjanjian
60
pembelian dan baru dilaksanakan pengadaan. Untuk perjanjian pembelian juga akan
diunggah ke sistem e-catalogue ini. Jika sistem e-catalogue tidak dalam keadaan
Pada awalnya sistem e-catalogue ini hanya menyediakan 326 item obat generik,
namun sekarang sudah tersedia banyak item obat termasuk obat dengan merek
dagang. Begitupun penyedia obat awalnya hanya ada 29 industri farmasi dan
sekarang telah lebih dari 100 industri farmasi. Pengguna sistem e-catalogue ini antara
2010 tentang pengadaan barang/ jasa pemerintah dijelaskan bahwa semua instalasi
dimuat dalam sistem katalog sesuai dengan kebutuhan instalasi yang bersangkutan.
Ada beberapa kendala dalam sistem e-catalogue antara lain tidak semua obat
yang masuk dalam fornas ada didalam e-catalogue. Pemesanan tidak direspon oleh
Kadang ada penyedia yang telah menyetujui pemesanan tapi obat baru tersedia
beberapa bulan kemudian atau waktu pengiriman yang terlalu lama. Ada penyedia
obat yang menolak permintaan karena stok obat tidak tersedia. Atau penyedia
dikenakan sanksi administrasi karena terjadi pelanggaran. Solusi dari kendala ini
yang sesuai dengan perpres pengadaan barang/jasa pemerintah. Jika terjadi kendala
61
operasional dalam e-purchasingnya maka dapat dilakukan pembelian secara manual
atau offline. Dalam hal mengatasi kendala terkait pembayaran maka RSUD Solok
kefarmasian yang melakukan pengadaan ini, RSUD Solok menunjuk staf khusus
b. Penerimaan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penerimaan antara lain :
Nama obat, dosis, jumlah obat sudah sesuai dengan surat pesanan
Kesepakatan kerja
pengiriman, mencocokkan item dan jumlah obat atau alkes yang datang dengan
tertulis difaktur dan surat pesanan, memeriksa kondisi fisik obat atau alkes,
memeriksa tanggal kadaluarsa, mencocokkan no.batch obat atau alkes dengan yang
tertulis di faktur. Jika obat atau alkes telah sesuai, menandatangani dan menuliskan
nama terang dan tanggal diterima dan menstempel faktur, setelah itu meminta dua
lembar copy faktur untuk arsip gudang dan dilaporkan kepenanggung jawab atau
62
dibuku penerimaan barang dilanjutkan dengan proses penyimpanan, barang
dimasukkan kedalam gudang dan mengisi kartu stok sesuai dengan nama obat.
c. Penyimpanan (Gudang)
RSUD Solok memiliki dua gudang farmasi yaitu gudang alkes dan gudang obat-
obatan yang letaknya terpisah. Gudang obat digunakan untuk menyimpan obat BPJS
dan obat umum, sedangkan untuk gudang alkes digunakan untuk penyimpanan bahan
Proses penyimpanan dimulai dari pencatatan kartu stok terhadap barang yang
baru masuk. Ruang penyimpanan di gudang farmasi Rumah Sakit Daerah Solok
dilengkapi dengan AC, rak, pallet, lemari pendingin (kulkas), termometer ruangan
dan termometer dilemari pendingin.Kartu kontrol suhu ruangan dan lemari pendingin
yang dicatat setiap hari, untuk obat narkotika disimpan dalam lemari yang memiliki
Suhu ruangan penyimpanan sediaan farmasi yang ideal adalah 15-25oC, suhu ini
sudah diterapkan di gudang farmasi (rentang suhu kamar penyimpanan obat yaitu
15oC – 25oC dengan AC) yang dapat dilihat dari termometer ruangan.Jadi jika suhu
ruangannya tidak sesuai dengan suhu standar penyimpanan, maka dapat diatur ulang
jenisnya, suhu penyimpanan, stabilitas, sifat bahan dan ketahanan terhadap cahaya.
Lalu disusun secara alfabetis sesuai dengan prinsip FIFO (First In First Out) dan
63
FEFO (First Expire First Out), penyimpanan FIFO berdasarkan pada obat yang
pertama masuk, sedangkan sistem FEFO berdasarkan pada obat dengan expire date
penyimpanan ini sangat ideal karena dapat mencegah menumpuknya barang akibat
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Solok metode penyimpanannya sudah sesuai
bentuk sediaan dan jenisnya, suhu penyimpanan, stabilitas, sifat bahan dan ketahanan
diantaranya :
sitostatik dan obat berbahaya harus dibuat secara khusus untuk menjamin
Beberapa obat perlu disimpan pada kondisi dan tempat yang khusus untuk
64
a) Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-masing disimpan dalam
c) Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol disimpan
dalam lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar dan
a. Persyaratan gudang
- Luas minimal 3 m x 4 m
- Cahaya cukup
danpsikotropika
65
- Menggunakan almari khusus untuk perbekalan farmasi yangmemerlukan
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak memungkinkan
b. Susun obat yang berjumlah besar di atas palet atau diganjal dengan kayu
d. Susun obat yang dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan kontaminasi
e. Susunan obat dalam rak, dan pisahkan antara obat dalam dengan obat luar
f. Barang-barang yang memakan tempat seperti kapas dapat disimpan dalam dus
g. Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat dalam box masing-
masing, ambil seperlunya. Pada bagian luar dus dapat dibuat daftar obat yang
66
h. Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian maka perlu dilakukan
rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada dibelakang yang dapat
kartu stok berfungsi untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang,
rusak, kadaluarsa), tiap lembar kartu stok hanya diperuntukan mencatat data mutasi 1
(satu) jenis obat yang berasal dari 1 (satu) sumber dana. Tiap baris data hanya
Adapun informasi yang didapat dari kartu stok yaitu Jumlah obat yang tersedia
(sisa stok), jumlah obat yang diterima, jumlah obat yang keluar, jumlah obat yang
pengeluaran, sisa stok, bagian judul pada kartu stok diisi dengan nama obat, kemasan,
isi kemasan.
kususyaitu hanya terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat (tidak boleh terbuat dari
kaca), harus mempunyai kunci yang kuat, kunci lemari harus dikuasai oleh
penanggung jawab atau pengawai yang dikuasakan, memiliki dua pintu dengan
masing-masing kunci yang berlainan, apabila lemari memiliki ukuran kurang dari 40
cm x 80 cm x 100 cm, maka dibuat pada tembok/ lantai/ lemari khusus, tidak boleh
67
peraturan. Kemudian pada tempat penyimpanan B3 terdapat penandaan peringatan
khusus seperti BERBAHAYA! bahan mudah terbakar, hal ini penting dilakukan agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan penyimpanan B3 haruslah ditempat yang
khusus pada tempat yang tidak mudah terbakar. Setelah itu hal yang perlu diperbaiki
adalah kebersihan pada rak dan pallet yang masih banyak debu baik itu di gudang
farmasi maupun di apotek. Kebersihan dari rak dan pallet obat sangat penting karena
dari penyalahgunaan dan pencurian. Pada rumah sakit umum daerah solok ini
penyimpanan obat emergensi diletakkan pada troli emergensi dan terdapat pada
beberapa ruang rawatan. Obat-obatan pada troli emergensi tergantung pada dimana
troli itu berada, misal troli emergensi interne hanya memuat obat-obatan emergensi
pada bangsal interne. Obat-obatan pada troli emergensi ini hanya digunakan pada saat
gawat darurat dan digunakan dengan alasan yang jelas sehingga pengamanan troli
emergensi menggunakan kunci yang hanya sekali pakai dan apabila digunakan harus
dilaporkan secara detail untuk dan siapa yang menggunakan obat tersebut. Obat-obat
yang ada di troli emergensiapabila digunakan maka harus di isi kembali secepatnya
dan dilakukan pemeriksaan agar tidak terjadi kadaluarsa obat pada troli emergensi.
Penyimpanan sediaan High Alert diletakkan di tempat yang terpisah dari obat
lain dan diberikan selotip warna merah pada seluruh bingkai lemari penyimpanan
obat High alert. Setiap obat-obatan yang termasuk kategori High alert ditempelkan
68
stiker merah bertuliskan “High Alert” yang tidak menutupi etiket obat. Penyimpanan
high alert disini sudah sesuai dengan yang seharusmya, dimana, penyimpanan sediaan
insulin (lantus, novorapid, humalog, humulin, levemir, dll), epinefrin, dan beberapa
sediaan high alert lainnya yang memerlukan suhu penyimpanan dingin dimasukkan
Untuk sediaan High alert berupa elektrolit pekat, disimpan pada tempat terpisah
Selanjutnya, sediaan High alert yang termasuk kategori LASA (Look Alike Sound
Alike) diberikan stiker berwarna kuning dengan tulisan “LASA” pada kotak obatnya.
Stiker LASA digunakan untuk penandaan sediaan yang tampak mirip (nama obat,
rupa dan ucapan mirip). Obat-obat LASA ini tidak boleh ditempatkan berdekatan
Penyimpanan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) disimpan di dalam ruangan dan
rak terpisah dan disusun berdasarkan alfabetis.Contoh BMHP yang ada di RSUD
Solok adalah NGT, guedel, kasa, masker, handscoon, spuit, kapas, dll.Penyimpanan
gas medis di rumah sakit yaitu disimpan di ruang khusus IPSRS (Instalasi PraSarana
ini disimpan di dalam lemari tertutup dan terkunci, dimana pada sisi luar pintu lemari
penyimpanan dipasang label yang berisi nama bahan, tanda berbahaya, tanda
peringatan, dan bobot/volume bahan. Bahan B3 adalah bahan kimia dan biologic baik
dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan
69
lingkungan hidup secara langsung maupun tidak langsung yang mempunyai sifat
adalah, alkohol 70%, hydrogen peroksida 50%, dan lain-lain.Beberapa evaluasi yang
kekosongan obat.
Dengan demikian nilai TOR akan berpengaruh pada ketersediaan obat. TOR
minimal 3 bulan.
70
5.) Persentasi Nilai Stok Akhir
Nilai stok akhir adalah Nilai yang menunjukkan berapa besar persentase
jumlah barang yang tersisa pada periode waktu tertentu.Nilai persentase stok
d. Produksi
diperdagangkan secara komersial dan bila sediaan akan lebih menguntungkan jika
diproduksi sendiri.
penderita/ profesional kesehatan. Oleh karena itu, IFRS perlu menerapkan standar
sistem mutu ISO 9001 dan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Bagian produksi RSUD solok dilakukan mahasiswa apoteker pada instalasi lebih
pada mengelola produk jadi. Sedangkan produk yang diproduksi hanya satu jenis
yaitu sediaan non steril. Proses produksi yang dilakukan hanya terbatas pada sediaan
yang akan didistribusikan pada lingkungan Rumah Sakit. Produksi non steril meliputi
berdasarkan pemesanan dari gudang obat. Pembuatan H2O2 tidak kurang dari 29,0%
b/v dan tidak lebih dari 31,0% b/v H2O2. H2O2 3% dibuat/diencerkan dari H2O2
71
50%. Sebelum melakukan pengenceran terlebih dahulu diketahui volume akhir dari
e. Konsultasi obat
informasi obat dan konseling terkait obat-obat yang sedang digunakan maupun yang
pernah digunakan pasien (bisa juga pertanyaan lain seputar obat-obatan). Seharusnya
ruang konsultasi obat ini sudah berjalan, namun karena beberapa hal konsultasi obat
pasien menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien, sehingga tercapai tujuan
pemberian informasi dan konseling tersebut. Informasi yang diberikan kepada pasien
meliputi indikasi obat, cara pakai obat, efek samping obat, termasuk hal-hal yang
harus dihindari pasien. Juga diberikan informasi mengenai terapi non farmakologi
f. Apotek
adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu tempat
yaitu instalasi farmasi. Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap
unit pemakai baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan
disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Resep orisinil oleh dokter
72
dikirim ke IFRS, kemudian resep itu diproses sesuai dengan kaidah ”cara dispensing
yang baik dan obat disiapkan untuk didistribusikan kepada penderita tertentu.”
a. Semua resep dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi
pasien,
Permasalahan yang terjadi pada penerapan tunggal metode ini di suatu rumah sakit
a) Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan distribusi
c) Farmasis kurang dapat melihat data riwayat pasien (patient records) dengan
cepat,
penyiapan komunikasi.
Apotek RSUD Solok hanya mempunyai satu depo yaitu di kamar operasi, namun
untuk persediaan dan penanggung jawaban dari depo tersebut tetap berada dari
73
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama praktek apotek adalah :
pasien.
Obat disusun berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan dan stabilitas obat
Untuk obat stok, disusun berdasarkan alfabetis, bentuk sediaan dan stabilitas.
Penerapan sistem pendistribusian obat secara FEFO (First expire date First
Out)
diperuntukkan bagi pasien yang menderita penyakit yang menyerang organ bagian
dalam tubuh seperti: penyakit pada ginjal, hati, usus, lambung, diabetes melitus,
hipertensi, leukimia, dan lain-lain, tanpa melalui proses tindakan bedah. Bangsal
interne memiliki 5 orang dokter penanggung jawab. Bangsal interne di RSUD Solok
74
terbagi menjadi interne pria dengan 18 tempat tidur, interne wanita dengan 26 tempat
tidur dan HCU yaitu ruang perawatan untuk pasien yang dianggap sudah
tempat tidur.
adalah :
a. Mengikuti kegiatan visite bersama dokter, perawat dan ahli gizi guna
c. Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan konseling obat, mulai dari
waktu pemakaian obat, cara pakai, hingga efek terapi yang diharapkan
sentralisasi atau terpusat (Unit Dose Dispensing/UDD) yaitu distribusi dilakukan oleh
IFRS ke semua bangsal rawat inap yang terdapat di RSUD Solok.Oleh karena itu, di
RSUD Solok tidak memiliki depo-depo farmasi yang berguna sebagai ruangan
penyiapan obat untuk pasien.Di bangsal interne, untuk ruangan penyiapan obat
interne, penyiapan obat tidak hanya dilakukan oleh apoteker saja, tetapi juga dibantu
75
oleh perawat dalam hal mendistribusikannya kepada pasien.Apoteker juga bertugas
memonitoring terkait penggunaan obat, interaksi antar obat, kesesuaian obat dan
dosis yang diberikan, serta efek yang diberikan oleh obat terhadap pasien.
Peresepan obat oleh dokter untuk pasien rawatan di bangsal interne biasanya
dilakukan perhari. Hal ini dilakukan karena sistem distribusi di RSUD Solok yang
kesalahan pemberian obat pada pasien dan kesalahan lain yang berpotensi untuk
terjadi. Obat dosis unit adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pasien, terdiri
dari satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis tunggal
dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu. UDD disiapkan
dengan cara dipisahkan per unit pemakaian obat berdasarkan waktu pemberian obat
yaitu pagi, siang dan malam. Obat yang disiapkan biasanya untuk dikonsumsi dari
siang hari sampai besok paginya.Selain itu, obat yang disiapkan juga sudah dalam
Penyiapan obat dilakukan setelah visite bersama dokter, perawat dan ahli
dikarenakan jadwal visite dokter yang masih belum terjadwal dengan baik, sehingga
distribusi obat ke pasien juga akan mempengaruhi keefektifan terapi obat dan
menimbulkan efek obat yang tidak diinginkan, terutama pada obat-obatan dengan
76
Bangsal interne juga memiliki troli emergensi (Emergency Trolley) pada
ruangan HCU.Troli emergensi adalah troli yang berisi peralatan dan obat-obatan
untuk keadaan gawat darurat, dimana terjadi perburukan keadaan klinis pasien secara
segera atau tindakan resusitasi.Berikut ini daftar obat-obat dalam troli emergensi di
77
16. Vitamin K injeksi Ampul 5
Bangsal anak merupakan ruangan rawatan inap bagi pasien yang masih
berusia 0-18 tahun.Bangsal anak tediri dari bagian perinatologi dan anak.Bangsal
kelas terapi seperti VIP terdiri dari 1 tempat tidur, kelas I terdiri dari 2 tempat tidur,
kelas II terdiri dari 3 tempat tidur, kelas III terdiri dari 4 tempat tidur. Selain itu juga
terdapat ruangan tindakan, ruang isolasi, ruangan Neonatus Intensif Care Unit
(NICU), ruangan Pediatric Intensif Care Unit (PICU) serta ruangan High Care Unit
(HCU). Penyakit yang sering dirawat pada bangsal anak yaitu demam tifoid, demam
78
a. Melakukan visite bersama dokter, perawat ruangan serta ahli gizi guna
mengkonsumsi obat) dan efek samping obat yang terjadi pada pasien
harian
d. Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan konseling obat, mulai dari
waktu pemakaian obat, cara pakai, hingga efek terapi yang diharapkan setelah
mengkonsumsi obat
pasien pulang.
f. Melakuan case report study atas kasus yang diberikan oleh preseptor
apoteker.
Untuk peresepan obat di bangsal anak sama dengan interne, yaitu peresepan
obat oleh dokter dilakukan perharinya setelah dilakukannya visite bersama dokter. Di
bangsal anak, untuk obat oral biasanya obat dipegang oleh keluarga pasien dan
yang berbentuk injeksi akan disiapkan oleh perawat saat akan diinjeksikan ke pasien.
Selain itu, sewaktu peresepan obat apoteker juga bertugas mengamati kesesuaian
obat, dosis, indikasi, pasien untuk menghindari kesalahan dalam peresepan obat.
79
Selain dibangsal interne, dibangsal anak juga terdapat troli emergensi
(Emergency Trolley) di ruangan HCU, NICU dan PICU. Berikut ini daftar obat-obat
2. Ampicilin Ampul 2
6. Combivent Ampul 5
80
20. Stesolid Ampul 21
Bangsal neurologi RSUD Solok merupakan ruang rawat inap bagi pasien
yang menderita penyakit yang menyerang bagian saraf seperti stroke, vertigo, cedera
kepala, meningitis, low back pain, dan gangguan pada saraf lainnya. Bangsal
neurologi memiliki tiga dokter spesialis saraf yaitu dr. Yulson Rasyid, Sp. S, dr.
Asrizal Asril, Sp. S, M. Biomed, dr. Reno Sari Chaniago, Sp. S, M. Biomed, dan satu
orang dokter jaga yaitu dr. Azizah. Selain itu, bangsal neurologi juga memiliki 1
Bangsal neurologi memiliki beberapa ruangan kelas terapi (VIP, I, II, dan
III), ruangan intensif (HCU), ruang dokter, ruang perawat, dan gudang.Bangsal
neurologi memiliki 26 tempat tidur (bed). Bangsal neurologi tidak memiliki depo
farmasi namun memiliki ruangan khusus yang digunakan untuk penyiapan obat dan
penyimpanan obat pasien yang akan diberikan tiap waktu penggunaan obat. Maka
salah satu tugas mahasiswa apoteker selain visite bersama dokter adalah membagi
obat-obatan tersebut sesuai jadwal makan obat dan menyerahkannya ke pasien yang
Pada bangsal neurologi tersedia satu unit trolley emergency yang digunakan
untuk menyimpan obat-obatan yang hanya boleh digunakan dalam keadaan darurat
saja.
81
Adapun daftar obat trolley emergency di bangsal neurologi yaitu:
8. Lidocain inj.2%. 2 mL
16. Stesolid 10 mg
82
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
83
2. Sebaiknya pihak apotek menyediakan waktu dan tempat yang benar-benar
84
DAFTAR PUSTAKA
85
Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Solok
86
Lampiran 3.Etiket Obat
87
Lampiran 5. Resep Rawat Inap dan Poli Rawat Jalan
88
b) Resep Pasien Umum (Non BPJS)
89
Lampiran 7. Form Amprah Pengambilan Barang
90
Lampiran 8. Gas medis
91
Lampiran 9. Faktur Pembelian obat
92
Lampiran 10. Faktur Pembelian Alat Kesehatan
93
Lampiran 12. Contoh penyusunan obat berdasarkan bentuk sediaan
Sediaan Obat Injeksi
94
a. Contoh penyusunan obat berdasarkan abjad
95
OBAT LASA
96
Lampiran 13. Catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) rawat inap
97
Lampiran 13. Meja racik obat
98
Lampiran 13. Lemari pendingin
99
Lampiran 14. Gudang
100
Lampiran 14. Ruang Tunggu Pasien
101
Lampiran 15. Penyimpanan Obat di masing-masing Bangsal
Bangsal Neuro
102
Bangsal Anak
103
Bangsal Interne
104