Anda di halaman 1dari 11

♦ KelahiranNabi Muhammad SAW

Rasulullah Saw dilahirkan pada hari Senin, malam 12 Rabiul Awwal di Makkah bertepatan dengan awal Tahun
Gajah. Pada tahun ini datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk
merobohkan Ka’bah.Maksud jahat mereka ini berhasil digagalkan dengan pertolongan Allah SWT yang
mengirimkan burung-burung Ababil, yang menjatuhkan batu-batu yang mengandung wabah penyakit dan
menimpakannya atas pasukan Abrahah.Perisitiwa ini terjadi pada pertengahan abad ke 6 Masehi.

Jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan kelahiran Nabi Isa As adalah 571 tahun, antara Nabi Isa as
hingga wafatnya Nabi Musa As adalah 1716 tahun, antara Nabi Musa As dan Nabi Ibrahim As adalah 545 tahun,
antara Nabi Ibrahim As dan air bah yang terjadi pada masa Nabi Nuh As adalah 1080 tahun, antara air bah Nabi
Nuh As dan Nabi Adam As adalah 2242 tahun.Sehingga jarak antara kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Nabi
Adam As adalah 6155 tahun, berdasarkan riwayat yang masyhur dari para ahli sejarah.

Nabi Muhammad Saw dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah wafat di Madinah
dua bulan sebelum Beliau lahir.Pada waktu itu ayahnya sedang berdagang di Syam dan singgah di Madinah
dalam keadaan sakit, hingga wafat di rumah pamannya dari bani Najjar.Ayahnya tidak meninggalkan apa-apa
kecuali 5 ekor unta dan sahaya perempuan.

♦ Masa Persusuan Nabi Muhammad SAW

Pada waktu itu bangsa Arab mempunyai kebiasaan untuk menitipkan penyusuan anak-anak mereka kepada
perempuan lain di dusun dengan harapan agar anak tersebut di kemudian hari mempunyai tubuh yang kuat
dan omongan yang fasih.Berdasarkan kebiasaan inilah kakeknya Abdul Muthalib menyerahkan cucunya
Muhammad Saw kepada Halimah binti Dzuaib As-Sa’diyah salah seorang perempuan dari Bani Sa’ad untuk
menyusui Beliau.

Pada saat itu, Bani Sa’ad sedang dilanda paceklik, kemarau panjang melanda daerah tempat tinggal
mereka.Tapi ketika Muhammad kecil tiba di kediaman halimah dan menetap di sana untuk disusui, lambat laun
tanah di sekitar kediaman Halimah kembali subur.Ketika Rasulullah Saw tinggal di kediaman Halimah sering
terjadi hal-hal luar biasa pada diri Nabi Muhammad Saw termasuk peristiwa “pembelahan dada”.Setelah
disapih, Nabi Muhammad pun dikembalikan kepada ibundanya Aminah. Saat itu, Rasulullah Saw baru berusia
lima tahun.

♦ Wafatnya Ibu Nabi Muhammad Saw

Pada tahun keenam dari umur beliau SAW, ibunya membawanya pergi ke Madinah untuk menemui paman-
pamannya di sana.Namun ketika baru sampai ke desa Abwa, yakni suatu desa yang terletak antara kota
Mekkah dan Madinah, Ibunya, Aminah meninggal dunia.Maka beliau Saw diasuh oleh Ummu Aiman dibawah
tanggungan kakek beliau Abdul Muthalib, dan ini berlangsung selama dua tahun.

♦ Wafatnya Kakek Nabi Muhammad Saw

Pada tahun kedelapan dari umur beliau, Abdul Muthalib kakek beliau meninggal dunia, maka beliau selanjutnya
diasuh oleh paman beliau Abu Thalib.Abu Thalib ini adalah seorang yang dermawan namun kehidupannya fakir
yang tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

♦ Perjalanan Pertama Nabi Muhammad Saw ke Syam

Tatkala Nabi Muhammad Saw mencapai usia 12 tahun, Beliau dibawa berniaga oleh pamannya, Abu Thalib ke
negeri Syam, dan ini merupakan perjalanan beliau yang pertama.Para kafilah dagang ini berkumpul di dekat
kota Basrah dan di sana bertemu dengan seorang pendeta Yahudi bernama Buhaira dan ada pula yang
mengatakan pendeta Nasrani.Pendeta ini memahami adanya keistimewaan pada diri Nabi Muhammad Saw
dan berkata kepada Abu Thalib: “Sesungguhnya anak saudara ini akan mendapatkan kedudukan yang tinggi,
maka jagalah dia baik-baik.”Kemudian pulanglah Abu Thalib bersama Nabi Muhammad Saw ke Mekkah.
♦ Berperan Dalam Perang Fijar

Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam peperangan Fijar yang terjadi di suatu tempat antara Nahlah
dan Thaif.Peperangan ini sebenarnya akan dimenangkan oleh kelompok dimana beliau SAW berada di
dalamnya, namun akhirnya terjadi suatu perdamaian diantara dua kelompok yang berperang itu.

♦ Perjalanan Kedua Nabi Muhammad Saw ke Syam

Ketika Nabi Muhammad Saw mencapai usia 25 tahun, Beliau pun pergi ke Syam untuk kedua kalinya dengan
membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita ternama dan kaya yang
dipercayakan kepada Beliau.Dalam perjalanan itu Nabi Muhammad Saw disertai seorang sahaya Khadijah yang
bernama Maisaroh,beliau bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami adanya
keistimewaan-keistemewaan pada diri Nabi Muhammad Saw sebagaimana yang pernah dilihat oleh Buhaira.

♦ Nabi Muhammad Saw Menikah Dengan Siti Khadijah

Setibanya di Mekkah dari perjalanan dagang ini, Beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, yaitu dua
bulan sesudah kedatangannya.Setelah itu Nabi Muhammad Saw pindah ke rumah Khadijah untuk memulai
lembaran baru dari kehidupannya, umur Khadijah pada waktu itu 40 tahun.

Dari pernikahan itu lahir 3 orang putera yaitu Al Qasim, Abdullah dan Thayyib, yang semuanya meninggal di
waktu kecil, serta 4 orang puteri yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.Keempat puteri itu hidup
sampai mereka besar. Yang tertua dari mereka menikah dengan Abil Aash ibnu Rabi’ bin Abdus Syam.Ruqayyah
menikah dengan Utbah bin abi Lahab, sedang Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi
Lahab.Ruqayyah dan Ummu Kultsum kemudian menikah lagi dengan Usman bin Affan. Adapun yang termuda
yaitu Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali bin Abi Thalib ra.

♦ Partisipasi Nabi Muhammad Saw Dalam Perbaikan Ka’bah

Ka’bah adalah bangunan pertama yang didirikan atas nama Allah Swt untuk beribadah dan menauhidkan-
Nya.Bangunan ini didirikan oleh Abul Anbiya, Nabi Ibrahim As setelah berhasil menghancurkan berhala-berhala
yang disembah kaumnya sekaligus kuil tempat pemujaannya.

Setelah masa Nabi Ibrahim As, ka’bah beberapa kali dilanda bencana yang melemahkan dinding dan
fondasinya. Banjir besar menggoyahkan bangunan Ka’bah beberapa tahun sebelum nubuwwah.

Nabi Muhammad Saw ikut aktif dalam perbaikan Ka’bah. Beliau ikut memanggul batu di atas pundaknya
dengan beralaskan sehelai kain. Menurut pendapat yang sahih, peristiwa itu terjadi ketika Nabi Muhammad
Saw menginjak usia 35 tahun.Nabi Muhammad Saw juga memainkan peranan penting dalam memecahkan
masalah pelik yang menyebabkan semua kabilah bertengkar sengit.

Tak kunjung ada keputusan siapa yang paling berhak untuk mendapatkan kehormatan mengembalikan Hajar
Aswad di tempat semula.Nabi Muhammad Saw berhasil memecahkan masalah itu dengan sangat brilian.Beliau
memutuskan untuk meletakkan Hajar Aswad di atas surbannya dan masing-masing kabilah memilih memilih
seorang wakil yang memegang ujung sorban dan mengangkatnya bersama-sama, hingga tiba di tempatnya lalu
Nabi Muhammad Saw mengambil Hajar Aswad dan menaruhnya di tempatnya, maka bereslah persoalannya.

♦ Pengangkatan Muhammad Saw Sebagai Nabi dan Rasul

Pada tahun keempat puluh, Allah Swt memuliakan beliau SAW dengan ditetapkannya sebagai Nabi dan Rasul
dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyendiri beruzlah dan beribadah
dengan memilih tempat di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur.Dan pertama kali yang beliau rasakan dan
diperlihatkan kepada beliau adalah adanya mimpi yang benar.
♦ Turunnya Wahyu Pertama

Ketika Nabi Muhammad Saw menyendiri di Gua Hira, turunlah wahyu pertama dibawa oleh Jibril yang
merupakan wahyu dari Allah SWT, ialah firman Allah yang berbunyi :

ْ‫سانَْ َخ َلقَْ – َخ َلقَْ الَّذِي َر ِبِّكَْ ِباس ِْْم ا ْق َرْأ‬ ِْ ‫ن‬


َ ‫اْلن‬ َ – ْ‫علَّ َْم الَّذِي – ْاْل َ ْك َرمْ َو َربُّكَْ ا ْق َرْأ‬
ْْ ِ‫علَقْ م‬ َ ‫ِب ْالقَلَ ِْم‬

Yang artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-‘Alaq, 1-4)

Adalah Waraqah bin Nauval anak paman Khadijah binti Khuwailid, seorang yang masyhur di Makkah karena
keluasan ilmunya dalam hal ihwal agama-agama samawi.Tatkala Jibril turun membawa wahyu kepada Nabi
Muhammad Saw, Khadijah pergi menemuinya dan memberitahukan kepadanya tentang peristiwa tersebut.
Waraqah berkata: “Demi Tuhan yang nyawa Waraqah berada ditangan-Nya, jika engakau percaya hai Khadijah,
telah datang malaikat agung yang pernah datang kepada Musa dan sesungguhnya ia (Nabi Muhammad Saw)
adalah nabi dari umat ini.”

♦ Dakwah Secara Rahasia

Dan diantara orang yang pertama kali beriman dari kalangan laki-laki adalah Abu Bakar bin Kuhafah, dan dari
kalangan wanita adalah istri beliau, Khadijah dan dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib, dimana Ali
belum pernah melakukan sujud sama sekali terhadap suatu patung, sehingga dengan demikian kepada beliau
diberi tambahan (sesudah menyebut namanya) dengan sebutan Karramallahu Wajhah (Allah telah memuliakan
pribadinya).

♦ Perintah Dakwah Secara Terang-terangan

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terang-terangan, dengan
firmanNya,

ْ ‫ن َوأَع ِْرضْْ تؤْ َمرْ بِ َما فَا‬


ْ ‫ص َد‬
ْ‫ع‬ َ َْ‫ْالم ْش ِركِين‬
ِْ ‫ع‬

Yang artinya :
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 94)

Maka beliau respon dan sambut perintah Allah SWT ini dengan baik, maka beliau melakukan dakwah kepada
manusia untuk mengesakan Allah dan meninggalkan perbuatan syirik dan kekufuran. Sebagian mereka ada
yang beriman dan sebagian ada yang kafir.

Rasulullah Saw mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan dan selanjutnya
bertemu garis keterunan beliau dengan Nabi Ismail as.Adapun garis keturunan beliau dari sisi Ibunya
adalah Muhammad bin Aminahbinti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Dengan demikian, garis
keturunan beliau dari sisi ayah dan ibu bertemu pada kakek beliau, Kilab.

♦ Nabi Muhammad Saw Disakiti Oleh Kaumnya

Nabi Muhammad Saw pernah disakiti oleh kaumnya secara keji, antara lain beliau dilempari dengan batu atau
dengan kotoran di pintu rumahnya. Namun beliau senantiasa bersikap sabar dan sabar, sehingga akhirnya yang
hak mengalahkan yang batil, karena sebenarnya yang batil itu akan kalah dan hancur.
♦ Hijrah Pertama ke Negeri Habasyah

Pada tahun ini, Nabi Muhammad Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke negeri
Habasyah (Ethiopia), setelah mengetahui bahwa Kaum Quraisy selalu melakukan tindakan-tindakan yang
menyakitkan kepada mereka, padahal tidak ada kaum kerabat yang akan menolong dan menghalang-halangi
tindakan kaum Quraisy tersebut.

Maka sebagian sahabat berhijrah untuk menyelamatkan agama mereka, dan ini adalah hijrah pertama dari
Mekkah, dimana jumlah mereka yang berhijrah adalah 80 orang sahabat. Mereka kembali lagi ke Mekkah dari
Habasyah setelah berdiam di sana selama tiga bulan.

♦ Hijrah Kedua ke Negeri Habasyah

Pada tahun ketujuh ini, Nabi bersama-sama pamannya, Abu Thalib dan Bani Hasyim serta Bani Muthalib, baik
yang muslim maupun yang masih kafir, memasuki Syi’ib. Maka pada kesempatan ini kalangan Quraisy
memboikot dengan memutus jalur suplai makanan dan kegiatan berniaga di pasar kepada mereka, kecuali
apabila mereka menyerahkan Nabi Muhammad Saw kepada kalangan Quraisy untuk dibunuh.

Kaum Quraisy menulis isi boikot di lembaran kulit yang digantungkan di Kabah. Maka Nabi Muhammad
Saw memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melakukan hijrah ke Habasyah, yakni hijrah untuk kedua
kalinya.

♦ Tahun Kesedihan (‘Amul Huzni)

Pada tahun kesepuluh, Khadijah istri Nabi Muhammad Saw wafat dan dua bulan kemudian wafat pula paman
Nabi Muhammad Saw, Abu Thalib, pada usia delapan puluh tujuh tahun.Setelah wafat Abu Thalib ini, tindakan
menyakiti Nabi Muhammad Saw dari kalangan Quraisy semakin bertambah keras, karena mereka beranggapan
bahwa apa yang telah mereka usahakan dan capai dari Rasulullah SAW tidak seperti apa yang telah mereka
peroleh ketika Abu Thalib masih hidup.

♦ Hijrah ke Thaif

Pada tahun kesepuluh ini, Rasulullah melakukan hijrah ke Thaif, dan beliau berdiam di sana selama satu bulan,
melakukan dakwah kepada penduduk Thaif. Namun dakwah beliau di sana tidak mendapat respon dari mereka,
bahkan justru menolaknya dengan suatu penolakan dan tindakan yang buruk.Mereka melakukan pelemparan
batu kepada beliau, sehingga mengenai kepala beliau dan menyebabkan luka-luka di kepalanya. Setelah
dakwah di sana gagal, beliau kembali lagi ke Mekkah.

♦ Isra dan Mi’raj

Pada tahun kesebelas ini, terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj. Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw di waktu
malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjdiil Aqsha di Baitul Maqdis di Palestina, dan beliau pulang
kembali pada malam itu juga ke Mekkah. Al-Qur’an telah menjelaskan peristiwa ini dengan firman Allah Swt :

ْ ً ‫ام ْال َمس ِْج ِْد ِِّمنَْ لَي‬


َْ‫ْل ِب َع ْب ِدِْه أَس َْرىْ الَّذِي س ْب َحان‬ ِْ ‫صى ْال َمس ِْج ِْد ِإلَى ْال َح َر‬
َ ‫ار ْكنَا َّالذِي ْاْل َ ْق‬
َ ‫ن لِن ِر َيهْ َح ْولَهْ َب‬ ِ ‫ْال َب‬
ْْ ِ‫صيرْ السَّمِ يعْ ه َْو ِإ َّنهْ ۚ آ َيا ِتنَا م‬

Yang artinya :
”Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” (Al-Isra, 1)

Sedangkan Mi’raj adalah naiknya beliau pada malam itu juga ke alam tinggi dan di sana diwajibkannya ibadah
shalat yang lima waktu.
♦ Tersebarnya Islam di Madinah

Dan Rasulullah SAW melakukan kegiatan keluar ke kabilah-kabilah Arab untuk melakukan dakwah
memperkenalkan ajaran islam kepada mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian ada yang
tetap kafir.Diantara mereka yang beriman, ada enam orang dari penduduk Madinah, yang antara lain karena
telah tersebarnya Islam di sana.

Pada tahun 12 kenabian, dua belas orang laki-laki dari Madinah menemui Rasulullah SAW. Diantaranya sepuluh
orang dari suku Aus dan dua orang dari suku Khazraj dan kemudian mereka semua beriman. Dan dari yang dua
belas orang ini, lima orang diantaranya adalah dari kelompok mereka yang enam orang yang telah beriman
sebelumnya.

Mereka keseluruhan melakukan baiat dihadapan Nabi untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun, tidak melakukan pencurian dan tidak akan melakukan perbuatan zina, kemudian mereka kembali ke
Madinah. Mereka di sana dengan pertolongan Allah mendakwahkan Islam kepada penduduk Madinah.

Pada tahun 13 kenabian, datang kepada Rasulullah SAW tujuh puluh orang laki-laki dan dua perempuan dari
penduduk Arab Madinah, dan mereka masuk Islam semuanya serta melakukan baiat dihadapan Nabi sebagai
baiat yang kedua.

Kemudian mereka pulang kembali ke Madinah, dan dengan perantaraan mereka maka tersebarlah Islam
diantara penduduk Madinah secara luas.

♦ Hijrah ke Madinah

Dan ketika tindakan menyakiti Nabi dan para sahabat serta kaum muslimin bertambah keras dari kalangan
Quraisy, maka Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan hijrah ke Madinah dan selanjutnya beliau
pun bersama-sama dengan Abu Bakar juga melakukan hijrah dengan berjalan kaki cepat-cepat hingga beliau
berdua sampai ke Gua Tsur.

Nabi Muhammad Saw di Gua Tsur


Di dalam Gua Tsur ini, turun wahyu dari Allah SWT berupa ayat,

ْ‫صاحِ ِب ِْه َيقولْ ِإ ْذ‬ َّْ ‫َم َعنَا اللَّـ ْهَ ِإ‬
ْْ َ‫ن ت َحْ ز‬
َْ ‫ن‬
َ ‫ل ِل‬

Yang artinya,
”… di waktu dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta
kita’.” (At-Taubah, 40)

Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW akan tidur di dalam Gua itu, Abu Bakar meletakan kepala beliau di
atas dua lututnya dan sewaktu beliau sedang tidur, Abu Bakar melihat suatu lubang di dinding gua itu, maka ia
meletakkan mata kakinya untuk menutupi lubang tersebut, khawatir di dalam lubang itu ada sesuatu yang
menyakiti Nabi.

Maka pada saat itu mata kaki Abu Bakar disengat oleh kalajengking yang ada di dalam lubang itu, tetapi Abu
Bakar meskipun merasa kesakitan oleh sengatan itu, tidak menggerakkan kakinya, dan ketika rasa sakitnya
memuncak, air mata Abu Bakar berjatuhan mengenai pipi Rasulullah SAW.

Maka beliau terbangun dan menanyakan kepada Abu Bakar kenapa ia menangis? Ia menjawab bahwa ia
disengat kalajengking di kakinya, maka beliau mengusap dengan tangan beliau di tempat yang sakit itu, dan
seketika rasa sakit itu hilang dengan pertolongan Allah SWT.
♦ Masjid Pertama Quba

Setelah tiga malam beliau dan Abu Bakar berdiam di Gua Tsur, seorang petunjuk jalan datang menemui beliau
berdua dengan membawa dua ekor unta tunggangan. Maka kemudian mereka bertiga pergi berjalan menuju
kota Madinah.

Mereka tiba di kota Quba pada hari Senin tanggal dua belas Rabi’ul Awwal. Itulah tanggal hijrahnya Rasulullah
SAW ke Madinah, yang kelak dijadikan awal penanggalan Islam yang dimulai dari bulan Muharram, yaitu awal
Tahun Hijriyah yang disandarkan kepada hijrah beliau ke Madinah.

Di kota Quba ini, Rasulullah SAW mendirikan sebuah masjid yang oleh Allah SWT diberikan sifat sebagai masjid
yang dibangun atas dasar taqwa (kepada Allah) dari semenjak pertama hari dibangunnya. Di dalamnya terdapat
orang-orang yang cinta untuk bersuci, dan Rasulullah SAW melakukan shalat di dalam masjid ini bersama-sama
empat puluh orang sahabatnya.

♦ Keluar Menuju Kota Madinah

Setelah melakukan shalat Jum’at pertama yang Rasulullah SAW lakukan di desa Bani Salim bin ‘Auf, beliau
kemudian menaiki untanya menuju kota Madinah.

Di sana para kaum Anshar menyambut beliau dengan suka cita penuh kegembiraan, setaya mengelilingi beliau,
sementara para wanita dan anak-anak keluar dari rumah mereka ingin menemui beliau seraya mendendangkan
nasyid :

Thala’al badru ‘alaina, min tsaniyatil wada’i


Wajabasy syukru’alaina, ma da’a lillahi da’i
Ayyuhal mab’utsu fina, ji ta bil amri mutha’i

Yang artinya,
“Di atas kita telah muncul bulan purnama. Muncul dari Tsaniyah al-Wada. Kita wajib bersyukur kepadaNya,
Seorang Da’I menyeru kita ke jalanNya. Wahai orang yang diutus kepada kami, Kau datang membawa perintah
yang harus ditaati.”

♦ Tahun Pertama Hijriah

Di kota Madinah Nabi Muhammad SAW, mendirikan masjidnya yang mulia. Beliau secara pribadi ikut serta
membangun masjid tersebut, sebagai bentuk dorongan kepada kaum muslimin untuk cinta bekerja dan
beramal.Di tahun ini telah pula disyari’atkan adzan, sebagai suatu cara dan saran untuk memanggil kaum
muslimin untuk berkumpul, di kala telah masuk waktu shalat.

♦ Tahun Kedua Hijriah

Di tahun ini terjadi perang Waddan, yaitu suatu desa yang terletak diantara kota Mekkah dan kota Madinah,
juga perang Buwath, yaitu suatu pegunungan dari pegunungan Juhainah, dan perang Al-‘Asyirah yaitu suatu
tempat antara Yanbu’ dan Dzil Marwah, yang kesemua itu semata-mata untuk menghambat perjalanan kaum
Quraisy, bukan untuk membinasakannya.

♦ Perubahan Arah Kiblat dan Puasa Ramadhan

Pada tahun kedua hijrah ini, arah kiblat dirubah, yang semula menghadap ke arah Baitul Maqdis di Palestina,
kini ke arah Ka’bah yang ada di Mekkah.Juga pada tahun ini, diwajibkannya puasa Ramadhan, dimana
Rasulullah SAW sebelumnya berpuasa sebanyak tiga hari setiap bulannya.
♦ Perang Badar Kubra

Pada tahun kedua hijriah juga terjadi Perang Badar Kubra, yaitu ketika Nabi Muhammad Saw keluar kota
Madinah dengan membawa pasukan sebanyak 313 personil. Ketika kaum kafir Quraisy mengetahui hal
tersebut, maka mereka mengumpulkan pasukannya yang berjumlah 1000 personil.

Dan kedua pasukan ini, bertemu di Badar, maka terjadilah pertempuran antara keduanya, dan Allah SWT dalam
pertempuran ini menolong pasukan Islam dengan mendatangkan para malaikat yang ikut bertempur bersama
mereka.

Dalam jarak waktu yang tidak lebih dari satu jam, pasukan Quraisy dapat dikalahkan, mereka lari dengan
meinggalkan korban mati dari pihak mereka sebanyak 70 orang dan tertawan sebanyak 70 orang juga. Firman
Allah SWT,

ْ‫ص َركمْ َولَقَ ْد‬ َّ ْ‫تَ ْشكرونَْ لَعَلَّك ْْم اللَّـ ْهَ فَاتَّقواۚ أَذِلَّةْ َوأَنت ْْم بِبَدْر‬
َ َ‫اللـهْ ن‬

Yang artinya :
”Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang
yang lemah.” (Ali Imran, 123)

♦ Perang Ghathafan

Perang Ghathafan terjadi pada tahun 3 hijriah. Peperangan ini sebenarnya tidak begitu penting, akan tetapi
dalam perang ini terjadi suatu peristiwa besar. Pada waktu itu keluar 450 orang dari Bani Tsa’labah dan
Muharib di bawah pimpinan Du’tsur bin Harits Al Muharibi yang ingin menyerbu Madinah. Maka keluarlah Nabi
Muhammad Saw dengan pasukannya dan larilah musuh ke gunung-gunung.

♦ Perang Uhud

Pada tahun 3 hijriah terjadi peperangan Uhud, 3000 personil pasukan Quraisy yang terdiri dari pasukan
berkuda dan perbekalan perang yang cukup banyak, berangkat menuju kota Madinah untuk melaksanakan
balas dendam atas terbunuhnya para bangsawan mereka di peperangan Badar.Dan ini merupakan hari-hari
yang cukup menyedihkan bagi kaum muslimin karena pada perang ini telah mati syahid Hamzah, paman
Rasulullah SAW. Jumlah pasukan Islam yang terbunuh secara syahid sebanyak 70 lebih personil diantaranya 6
orang dari kaum Muhajirin dan selebihnya dari kaum Anshar. Sementara dari pihak kaum Musyrikin yang tewas
ada sebanyak 23 orang.

Pada tahun ini dilahirkannya Hasan bin Ali r.a dan Usman bin Affan menikah dengan Ummi Kulsum putrid
Rasulullah SAW, setelah wafatnya Ruqoyah, saudara Ummi Kulsum. Oleh karena itulah Usman bin Affan
dijuluki Dzun Nurain(yang mempunyai dua cahaya). Pada tahun ini juga Rasulullah SAW menikahi Hafsah binti
Umar bin Khattab r.a.

Pada tahun ini Allah SWT mengharamkan khamar secara mutlak, karena bahayanya yang demikian besar
terhadap akal, harta benda dan fisik manusia. Allah SWT berfirman,

‫صابْ َو ْال َم ْيسِرْ ْالخ َْمرْ ِإنَّ َما آ َمنوا الَّذِينَْ أَيُّ َها يَا‬
َ ‫ن ِرجْ سْ َو ْاْل َ ْز َلمْ َو ْاْلَن‬
ْْ ‫ل ِِّم‬
ِْ ‫ع َم‬
َ ‫ان‬
ِْ ‫ط‬ َّ ‫ت ْفلِحونَْ لَعَلَّك ْْم فَاجْ تَنِبوهْ ال‬
َ ‫ش ْي‬

Yang artinya,
”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khammar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah pebuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah, 90)
♦ Tahun Keempat Hijriah

Pada tahun ini Rasulullah SAW memerintahkan kaum Yahudi untuk pergi meninggalkan kota Madinah.
Sebelumnya diantara mereka dengan Rasulullah SAW telah diadakan suatu perjanjian, dimana diantara kedua
belah pihak harus saling memelihara dan menjaga keamanan masing-masing dan tidak saling mengkhianati
terhadap perjanjian itu.

Namun pihak Yahudi berkhianat terhadap Rasul dan berusaha membunuh beliau, karena terbujuk oleh rayuan
syaithan.

Oleh karena itulah mereka diperintahkan untuk keluar atau diusir oleh Rasulullah SAW dari Madinah. Namun
mereka enggan mematuhi perintah beliau, dan mereka tetap tidak mau pergi. Maka kaum muslimin
mengepung mereka dan melakukan pemboikotan terhadap mereka serta memaksa mereka untuk pergi
meninggalkan Madinah, dan akhirnya mereka pergi.

Pada tahun ini disyariatkannya shalat Khauf, shalat karena takut dan diturunkannya wahyu tentang tayammum.
Juga di tahun ini, Rasulullah SAW memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mempelajari tulisan orang Yahudi agar
Zaid bias menuliskan untuk Nabi surat kepada orang Yahudi, dan membacakan kepada beliau surat-surat yang
datang dari mereka. Pada tahun ini pula, Husein bin Ali r.a dilahirkan.

♦ Perang Khandaq atau Ahzab (Persekutuan Musuh)

Pada tahun 5 hijriah terjadi perang Khandaq, dimana orang Musyrik dan orang-orang Yahudi bergabung untuk
memerangi kaum Muslimin. Jumlah mereka sebanyak 10.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, dan
mereka mengepung kota Madinah serta mengadakan penekanan-penekanan ketat kepada kaum Muslimin, dan
mempersempit ruang gerak mereka.

Rasulullah SAW beserta segenap kaum Muslimin, tidak keluar sama sekali dari kota Madinah, tetapi atas saran
Salman Al-Farisi beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk menggali parit, sebagai bentuk strategi untuk
menghindari serbuan mereka.

Selama dalam pengepungan terhadap kaum Muslimin itu, Nabi berdoa kepada Allah SWT untuk kehancuran
musuh, beliau mengucapkan doa, yang artinya,

”Ya Allah Tuhan yang menurunkan Kitab, Tuhan yang cepat perhitunganNya, hancurkanlah kaum sekutu
(musyrik dan yahudi). Ya Allah hancurkanlah mereka sehancur-hancurnya, dan porak-porandakan mereka.”

Doa Nabi Muhammad Saw didengan Allah SWT, Tuhan mengirim angin putting beliung yang memporak-
porandakan pasukan sekutu, dan mereka lari pontang panting meninggalkan kota Madinah pada malam itu
juga.

♦ Nabi Muhammad Saw Kembali ke Madinah

Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya kembali ke Madinah setelah sebelumnya berdiam di Ji’ranah
selama tiga belas malam.

Dari Ji’ranah ini beliau berihram untuk melaksanakan umrah, kemudian memasuki kota Mekkah di waktu
malam hari, maka beliau bertawaf dan bersa’i memberi isyarat dengan tangan beliau ke arah Hajar Aswad.
Rasulullah Saw telah meninggalkan kota Madinah selama dua bulan enam belas hari.
♦ Ekspedisi Tabuk

Pada tahun 9 hijriah terjadi Perang Tabuk yang dinamakan Perang ‘Usrah yakni perang di masa susah dan sulit,
karena peperangan ini terjadi ketika kaum muslimin sedang mengalami kesulitan hidup, karena paceklik dan
udara pun sangat panas.

Ketika itu Nabi Muhammad Saw mengumpulkan sejumlah pasukan dari Mekkah dan Madinah serta dari
beberapa kabilah Arab, setelah mendengar berita bahwa orang-orang kafir mengerahkan pasukannya di daerah
Syam untuk melakukan penyerangan terhadap kaum muslimin di negeri mereka, yakni Madinah.

Maka datanglah Abu Bakar memberikan sumbangan dengan seluruh harta kekayaannya, Umar bin Khattab
dengan separuh kekayaannya, Usman bin Affan dengan sepuluh ribu dinar, sementara para ibu-ibu muslimat
menyumbangkan perhiasan-perhiasan mereka sekedar kemampuan mereka.

Kemudian Nabi Muhammad Saw beserta prajurit tentaranya yang berjumlah 30000 personil berangkat menuju
Tabuk. Namun sesampai di sana Beliau beserta prajuritnya sama sekali tak melihat pasukan musuh
sebagaimana yang Beliau dengar itu. Maka akhirnya Rasulullah Saw memutuskan untuk kembali ke Madinah,
setelah berdiam di Tabuk selama dua puluh malam dan dalam perjalanan pulang kembali itu, sempat
membangun beberapa masjid.

♦ Tahun Kesepuluh Hijrah

Pada tahun 10 hijriah Nabi Muhammad Saw mengutus Ali bin Abi Thalib ke Bani Madzij dari penduduk Yaman.
Maka beliau berangkat ke sana dan sesampainya di sana beliau menemui mereka dan mengajak mereka untuk
memeluk agama Islam.

Mereka menolak ajakan Ali ini dan melempari kaum Muslimin dengan bongkahan batu-batu, maka oleh kaum
Muslimin tindakan mereka itu dibalesnya dan akhirnya mereka kalah dan minta damai, dan oleh Ali permintaan
mereka ini dipenuhi.

Dan Ali menemui mereka dan mengajak mereka untuk memeluk Islam, maka mereka mengikuti ajakan Ali dan
masuk Islam semuanya.

Dan pada tahun ini juga Rasulullah Saw mengutus Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al-Asy’ari untuk
mengajarkan ajaran-ajaran syariat islam. Mu’adz diutus ke penduduk Kurah al-‘Ulya dari arah ‘Adn, sementara
Abu Musa diutus ke Kurah as-Sufla.

♦ Haji Wada’

Nabi Muhammad Saw beserta seluruh sahabatnya pada tahun 10 hijriah berangkat menunaikan ibadah haji
tepatnya pada hari Sabtu tanggal 25 Dzulqo’dah menuju kota Mekkah. Sesudah sampai di kota Mekkah, maka
pada tanggal 8 Dzulqo’dah Beliau berangkat menuju Mina dan bermalam di sana.

Dan pada tanggal 9 Dzulhijjah Beliau menuju Arafah dan di sana Beliau berkhutbah yang dikenal dengan nama
Khutbatul Wada’, dimana Beliau dalam khutbah itu menjelaskan tentang hal-hal terpenting dari pokok-pokok
dan cabang-cabang Agama Islam.Dan pada hari itu turun wahyu Allah Swt yang berbunyi:

Yang terjemahannya sebagai berikut:

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu ni’mat Ku, dan
telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Al-Maidah, 3).

Setelah selesai menunaikan ibadah haji, Nabi Muhammad Saw pulang ke Madinah dengan selamat.Dan dengan
berakhirnya tahun kesepuluh dari hijrahnya Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah, maka telah sempurna
misi Beliau di Madinah selama sepuluh tahun kurang dua bulan dan sebelas hari.
♦ Sakitnya Nabi Muhammad Saw

Pada tahun 11 hijriah Nabi Muhammad Saw mulai sakit-sakitan. Dan ketika sakit Beliau semakin parah, Beliau
meminta ijin kepada seluruh isterinya, agar Beliau bisa dirawat di kediaman Aisyah saja.Ketika Beliau merasa
udzur untuk melaksanakan shalat berjamaah dengan kaum Muslimin para sahabatnya, beliau menyuruh Abu
Bakar agar shalat mengimami mereka.Beliau sendiri kemudian pergi keluar masjid, berjalan dipapah oleh Ali
dan Fadhal, sementara Abbas mendahului berjalan di depan.

Nabi Muhammad Saw dibebat kepalanya sambil berjalan tertatih-tatih dengan kedua kakinya, hingga sampai di
undakan terbawah dari mimbar.Maka para sahabat mengerumuni Beliau berebutan, Beliau mengucapkan
hamdalah seraya memuji dan memuja Allah Swt, kemudian bersabda: Wahai manusia, sampai berita kepadaku
bahwa engkau semua takut kematian nabimu. Apakah ada Nabi sebelum aku ini yang kekal, sehingga aku juga
akan kekal (tidak mati)? Ketauhilah, bahwa Aku akan menemui Rabbku, dan kamu akan menemuiku kelak.
Maka aku wasiatkan kepadamu agar berbuat paik terhadap para Muhajirin Pertama, dan juga Aku wasiatkan
kepadamu agar sesama kamu semua berbuat kebajikan. Kemudian berkata di akhir khutbahnya: Ketauhilah
bahwa Aku adalah pendahulu bagimu dan kamu akan menyusul menemuiku. Ketauhilah bahwa sesungguhnya
janjimu nanti ketemu di Haudh (Telaga). Ketauhilah, bahwa barangsiapa yang senang untuk bisa datang ke
telaga itu dan bertemu denganku, maka hendaklah tangan dan lidahnya dijaga dari berbuat dan berkata yang
tidak pada tempatnya, kecuali yang pantas untuk dikerjakan.

♦ Wafatnya Nabi Muhammad Saw

Usia Nabi Muhammad Saw adalah 63 tahun. Empat puluh tahun dijalani sebelum ditetapkannya sebagai Nabi di
Mekkah, tiga belas tahun sesudah beliau menjadi Nabi di Mekkah juga, dan sepuluh tahun beliau jalani di
Madinah sesudah hijrah.Ketika Nabi Muhammad Saw wafat, sahabat Abu Bakar sedang tidak ada di Madinah.
Sewaktu diberi tahu bahwa Nabi Muhammad Saw wafat, maka beliau segera datang ke rumah Aisyah dan
masuk ke dalam seraya membuka kain penutup wajah jenazah Rasulullah Saw dan kemudian menciumnya dan
terus menangis.

Selanjutnya beliau keluar dan mengucapkan pidato, maka beliau memuji Allah dan menyanjungnya.
Selanjutnya berkata: “Ketauhilah, barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya
Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah tetap senantiasa
hidup tidak akan pernah mati. Kemudian beliau membaca firman Allah Swt:

Yang terjemahannya sebagai berikut:

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (Az-Zumar, 30).

Dan firman Allah Swt:

Yang terjemahannya sebagai berikut:

“Muhammad, itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi
balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Ali Imran, 144)

♦ Jenazah Nabi Muhammad Saw Dimakamkan

Jenazah Nabi Muhammad Saw baru dimakamkan setelah selesai ditetapkan dan dibai’atnya Abu Bakar menjadi
Khalifah pengganti Beliau, menjadi pemimpin kaum Muslimin.Jasad Rasulullah Saw dimandikan kemudian
dikafani dengan tiga helai kain, tidak ada padanya baju, dan tidak adanya pula surban.Kemudian jamaah kaum
Muslimin menshalati jenazah Beliau satu persatu tanpa imam, secara bergantian. Pertama kaum lelaki,
kemudian wanita dan selanjutnya anak-anak.Jenazah Beliau dimakamkan di rumah Aisyah, tempat dimana
Beliau wafat.Dimakamkan pada malam rabu tengah malam, dan di atas makamnya dipercikkan air oleh Bilal,
sementara letaknya agak ditinggikan sekedar satu jengkal dari permukaan bumi
KISAH HIDUP
PERJALANAN NABI
MUHAMMAD SAW DARI
LAHIR HINGGA WAFAT

DIBUAT OLEH:

TALITA PUTRI NABILA

Anda mungkin juga menyukai