Anda di halaman 1dari 16

Tugas MID :

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI MI/SD

Dosen :

Muhammad Ilham, S.Pd. M.Pd

NAMA : IIS SUGIARTI

NIM : 17010104076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FATIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah bahasa Indonesia tentang ‘Implementasi Pendekatan saintifik’ ini bisa selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-
rekan siswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang Pendekatan Saintifik yang
merupakan salah satu bagian dari mata kuliah Bahasa Indonesia.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil penulis susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap
adanya masukan serta kritikan yang membangun dari pembaca demi terciptanya makalah yang
lebih baik lagi.

Kendari, Oktober 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.3 Tujuan .........................................................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Model Pembelajaran ...................................................................................

2.2 Model Pembelajaran Saintifik.....................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian............................................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Pendekatan Saintifik ..................................................................

4.2 Persepsi Guru Tentang Pendekatan Saintifik ..............................................

4.3 Kendala Penerapan Pendekatan Saintifik ...................................................

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi model pembelajaran dari Susan Ellis (1979: 275) akan melengkapi bahasan ini.
Model pembelajaran merupakan strategi-strategi yang berdasar pada teori-teori dan penelitian
yang terdiri dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang dilakukan guru dan
siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode evaluasi atau sistem penilaian perkembangan
belajar siswa. Model pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam
pembelajaran dari mulai awal, pada saat, maupun akhir pembelajaran pada tidak hanya guru
namun juga siswa. Scientific pertama kali diperkenalkan melalui ilmu pendidikan Amerika pada
akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada
fakta-fakta ilmiah (Rohandi, 2005). Dengan adanya pergantian kurikulum 2013, istilah
pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik p pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan
pembahasan yang memarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini.

Pendekatan scientific learning ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran


yang dilakukan melalui proses ilmiah. Dalam artian, apa yang dipelajari dan diperoleh peserta
didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri, sehingga mereka secara langsung dalam
proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan pendekatan tersebut, peserta didik mampu
menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik (Fadlillah, 2014).

Pengertian secara Istilah pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang


dirancang sedemikian rupa yang mana tujuannya agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui beberapa tahapan seperti, mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
kemudian menarik kesimpulan serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang telah
ditemukan (Sufairoh, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
b. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran saintifik ?
c. Bagaimana penerapan pendekatan saintifik ?
d. Bagaimana persepsi guru tentang pendekatan saintifik ?
e. Apa kendala guru dalam penerapan pendekatan saintifik ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran.
b. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan pembelajaran saintifik
c. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan pendekatan saintifik
d. Untuk mengetahui Bagaimana persepsi guru tentang pendekatan saintifik
e. Untuk mengetahui Apa kendala guru dalam penerapan pendekatan saintifik
1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang metode pendekatan
saintifik dan penerapannya dalam pembelajaran, serta bias dijadikan modal kita saat sudah
mengajar nanti.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran


Definisi model pembelajaran dari Susan Ellis (1979: 275) akan melengkapi bahasan ini.
Model pembelajaran merupakan strategi-strategi yang berdasar pada teori-teori dan penelitian
yang terdiri dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang dilakukan guru dan
siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode evaluasi atau sistem penilaian perkembangan
belajar siswa. Model pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam
pembelajaran dari mulai awal, pada saat, maupun akhir pembelajaran pada tidak hanya guru
namun juga siswa.
Model pembelajaran juga dilandasi oleh berbagai prinsip dan teori pengetahuan,
diantaranya prinsipprinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori
lain yang membantu (dalam Rusman, 2014:132). Sehubungan dengan itu, model pembelajaran
merupakan seperangkat materi dan prosedur pembelajaran atas dasar landasan teoretis tertentu
untuk tujuan pembelajaran tertentu.1

2.2 Model Pembelajaran Saintifik

Scientific pertama kali diperkenalkan melalui ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad
ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta
ilmiah (Rohandi, 2005).

Pendekatan scientific learning ialah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran


yang dilakukan melalui proses ilmiah. Dalam artian, apa yang dipelajari dan diperoleh peserta
didik dilakukan dengan indra dan akal pikiran sendiri, sehingga mereka secara langsung dalam
proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan pendekatan tersebut, peserta didik mampu
menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan baik (Fadlillah, 2014).

Pengertian secara Istilah pendekatan scientific merupakan proses pembelajaran yang


dirancang sedemikian rupa yang mana tujuannya agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui beberapa tahapan seperti, mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
kemudian menarik kesimpulan serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang telah
ditemukan (Sufairoh, 2016).

Pendekatan scientific memiliki karakteristik “doing science”. Metode ini memudahkan


guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan

1
Sundari, hanna.2015.Model-Model Pembelajaran Dan Pemerolehan Bahasa Kedua/Asing.Jurnal Pujangga,Volume
1 Nomor 2, (hlm 109-110).
membagi proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat
instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pendekatan scientific atau lebih
umum dikatakan pendekatan ilmiah merupakan pendekatan kurikulum 2013. Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Beberapa
ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologi) yang berbeda. Sikap
diperoleh melalui sebuah aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Sedangkan pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kemudian, keterampilan diperoleh
melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Proses pembelajaran dengan menggunakaan pendekatan scientific jauh berbeda dengan
pembelajaran konvensional di mana guru merupakan sumber informasi siswa dan guru selalu
aktif menjelaskan, menuntun siswa hingga siswa mengerti. Dengan cara ini waktu yang
dibutuhkan dalam proses siswa dari tidak mengerti menjadi paham membutuhkan waktu yang
lama, sehingga kurang efisien. Dalam pendekatan ilmiah masalah yang diberikan guru selalu
berdasarkan dengan fenomena yang selama ini terjadi di kehidupan para siswa, lalu siswa
mencoba mencari jawaban dari masalah yang diberikan secara mandiri (Nurul Hidayati, 2014).

Dengan menerapkan pendekatan ini, proses pembelajaran akan lebih berkesan dan
bermakna bagi siswa, karena mengajak siswa untuk memperoleh pengetahuan dan informasi
baru secara mandiri yang bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian (Efriana, 2014).2

2
Ghozali, imam.2017. Pendekatan Sciantific Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.Jurnal
Pedagogik, Volume 04 Nomor 01(hlm 1-13)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Menurut
Suharsimi (2008: 104), penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang akar masalahnya
muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Sedangkan menurut
Kunandar (2008: 44) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi).

Penelitian dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan


secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di
kelas melalui suatu tindakan dalam suatu siklus.
Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif karena
pendekatan kualitatif merupakan: 1) data yang akan dipaparkan berupa kata-kata dan bersifat
deskriptif, 2) dilakukan pada latar alami, 3) peneliti sebagai instrumen utama, dan 4) penekanan
penelitian pada hasil dan proses. Sedangkan alasan penggunaan pendekatan kuantitatif adalah
karena berhubungan dengan hasil belajar peserta didik yang berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistic.

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 016 Bangkinang Kota. Peneliti memilih SD
Negeri 016 Bangkinang Kota sebagai tempat penelitian karena, di sekolah tersebut belum pernah
dilakukan penelitian matematika yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematik dan
belum pernah diimplementasikan pendekatan saintifik dalam pembelajarannya. Dan alasan
lainnya adalah peneliti melihat bahwa kemampuan komunikasi matematik peserta didik masih
tergolong rendah. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada peserta didik kelas V semester II
SDN 016 Bangkinang Kota. Jumlah peserta didiknya yaitu 32 orang, terdiri dari 20 orang
perempuan dan 12 orang laki-laki.

Alur penelitian PTK yang dilakukan mengikuti alur yang dikemukakan oleh Kemmis dan
Taggart (dalam Ritawati dan Yetti, 2008: 69) menyatakan ”Proses penelitian tindakan kelas
merupakan daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek mengembangkan perencanaan,
melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan observasi terhadap perencanaan tindakan dan
melakukan refleksi yang berupa perenungan terhadap perencanaan kegiatan, tindakan dan hasil
yang diperoleh”. Kegiatan penelitian dimulai dengan refleksi awal untuk melakukan tindakan
pendahuluan tentang kondisi objektif yang terjadi di lapangan. Langkah ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang kesulitan-kesulitan yang harus segera diatasi. Setelah itu
dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan ini
mungkin diikuti perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan berupa observasi
awal terhadap kemampuan komunikasi matematis di kelas V SD semester II. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan peserta didik berkaitan dengan
kemampuan komunikasi matematik. Selanjutnya, dilakukan tahap-tahap yang akan dilakukan
dalam penelitian ini mencakup: a) tahap perencanaan; b) tahap pelaksanaan; c) tahap
pengamatan; d) tahap refleksi.

Teknik pengumpulan data ini meliputi a) observasi, b) tes, dan c) dokumentasi. Observasi
dilakukan untuk mengamati latar belakang tempat berlangsungnya pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan saintifik. Dengan berpedoman kepada lembaran observasi, peneliti juga
mengamati apa yang terjadi selama proses pembelajaran. Tes berfungsi untuk melihat hasil
kemampuan komunikasi matematik peserta didik setelah diberi tindakan berupa pembelajaran
dengan pendekatan saintifik. Dokumentasi berupa pengambilan foto dilakukan oleh teman
sejawat peneliti saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini bertujuan untuk melihat
kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik terutama pada kegiatan-kegiatan pokok dari
pendekatan saintifik. Dokumentasi digunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan penting
dari pendekatan saintifik sehingga dapat melengkapi data lapangan yang terjadi bila ada hal yang
terlepas dari pengamatan peneliti. Ada beberapa instrumen atau alat pengumpul data dalam
penelitian ini yaitu: a) Lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui
kegiatan belajar peserta didik selama proses pendekatan saintifik berlangsung, b) Lembar
Tes.Tes berfungsi untuk melihat hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik setelah
diberi tindakan berupa pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan c) Alat perekam/kamera
Alat perekam digunakan untuk mengambil gambar sebagai dokumentasi nantinya bertujuan
untuk melihat kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik terutama pada kegiatan-kegiatan
pokok dari pendekatan saintifik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
data kualitatif dan kuantitatif. Model data kualitatif oleh Miles dan Huberman (dalam Akhmad,
2009: 8) yakni analisa data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh
data terkumpul. Tahap analisis dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan,
perekaman, maupun dokumentasi. Kegiatan penelaahan ini diawali dengan transkripsi data hasil
pengamatan, kemudian menganalisis, mensintesis, memaknai, dan menyimpulkan. Penelaahan
ini dilakukan secara menyeluruh sejak awal data dikumpulkan hingga semua data terkumpul.
Kedua, reduksi data, meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang
telah terkumpul diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai dengan masalah penelitian. Data
yang telah diklasifikasikan tersebut kemudian diseleksi mana yang relevan dan mana yang tidak
relevan. Data yang relevan selanjutnya dianalisis dan data yang tidak relevan dibuang.

Ketiga, menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah
direduksi. Data tersebut dipaparkan menurut jenisnya sesuai dengan masalah penelitian.
Keempat, menyimpulkan hasil penelitian. Kegiatan penyimpulan hasil penelitian dilakukan
dengan menafsirkan makna sesuatu fenomena yang terjadi selama tindakan berlangsung.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penerapan Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Majid (2014:
193) mengungkapkan bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah
dari guru. Daryanto (2014: 51) mengungkap-kan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan.
Dari penjabaran masalah diatas, peneliti memberikan salah satu alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik ini yakni dengan menerapkan Pendekatan
Saintifik. Pendekatan saintifik ini sudah ada sejak dikeluarkannya Kurikulum 2013. Namun
implementasinya tidak diterapkan oleh seluruh sekolah terutama di sekolah dasar. Di sekolah
tempat penelitian ini masih menggunakan KTSP 2006, sehingga Pendekatan saintifik baru
pertama kali diterapkan disana.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintik pada siklus I ini


masih ada beberapa deskriptor pembelajaaran yang belum terlaksana dengan baik. Pada
pelaksanaan tahap menanya, belum semua peserta didik yang mau memberikan pertanyaan. Pada
tahap menalar juga demikian, belum semua peserta didik yang mau menyampaikan hasil
pemikirannya. Namun ketika tahap menyimpulkan hasil peserta didik yang diberikan amanah
untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mampu untuk menyampaikannya dengan baik.
Berdasarkan refleksi guru memberikan waktu untuk mencatat yang telah dipelajari. Dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan bagian materi yang tidak
dimengerti peserta didik. Pada kegiatan ini peserta didik sudah serius dalam memberikan
pertanyaan atau mengajukan pertanyaan. Diakhir pembelajaran, peserta didik menyimpulkan
pembelajaran dengan bimbingan guru. Pada kegiatan ini peserta didik sudah antusias dalam
menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
pertemuan I pelaksanaan dapat dilihat dari aspek guru dan peserta didik dimana pada aspek guru
didapatkan persentase 78,56 (termasuk kategori baik) dan aspek peserta didik didapatkan
persentase 67,28 (termasuk kategori cukup). Pada pertemuan 2 aspek guru didapatkan persentase
89,54 dan aspek peserta didik 83,53%. Hal ini menunjukkan bahwa pada pelaksanaan siklus 1
belum terlaksana sesuai dengan langkah-langkah pendekatan saintifik. Berdasarkan diskusi
peneliti dengan observer penyebab belum terlaksananya pendekatan saintifik pada siklus I adalah
guru kurang meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya (apersepsi),
kurang memberikan motivasi, pengkondisian kelas kurang, sedangkan dari peserta didik, kurang
aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran karena peserta didik baru mempelajari materi
ini, beberapa peserta didik tidak serius mendengarkan penjelasan guru,dan ketika peserta didik
diminta untuk menjawab pertanyaan guru namun hanya beberapa peserta didik yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar, dan sewaktu kegiatan kelompok ada beberapa peserta didik
yang tidak terlibat secara aktif .

Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang diperoleh, maka direncanakan untuk


melakukan siklus II. Peneliti harus meningkatkan pembelajaran dan pengorganisasian waktu
dengan tetap memperhatikan perbedaaan yang ada pada setiap peserta didik karena masing-
masing individu memiliki karakteristik dan potensi yang berbeda.
Pelaksanaan pembelajaran menerapkan pendekatan saintifik pada siklus II sudah berlangsung
dengan sangat baik. Pada langkah menanya, pertanyaan dan kegiatan yang diberikan guru sudah
mengaktifkan pengetahuan peserta didik.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini pelaksanaan pembelajaran sudah


menujukkan peningkatan yang sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada pertemuan 1 pelaksanaan dapat dilihat dari aspek guru dan peserta didik dimana pada aspek
guru didapatkan persentase 97,20 (termasuk kategori sangat baik) dan aspek peserta didik
didapatkan persentase 97% (termasuk kategori sangat baik). Pada pertemuan 2 aspek guru
didapatkan persentase 97,54%, dan aspek peserta didik 98,65%. Hal ini menunjukkan bahwa
pada pelaksanaan siklus II sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah
pendekatan saintifik. Berdasarkan diskusi peneliti dengan observer sudah terlaksananya
pendekatan saintik pada siklus II adalah guru sudah memberikan motivasi, pengkondisian kelas
sudah sangat baik, sedangkan dari peserta didik,sudah aktifnya peserta didik dalam proses
pembelajaran karena peserta didik sudah mempelajari materi ini beberapa kali, hanya satu
sampai tiga orang peserta didik yang tidak serius mendengarkan penjelasan guru,dan ketika
peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan guru hampir semua peserta didik yang dapat
menjawab pertanyaan dengan benar, dan sewaktu kegiatan kelompok sudah banyak peserta didik
yang terlihat aktif.3

4.2 Persepsi guru tentang pendekatan saintifik

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Persepsi Guru tentang pendekatan saintifik
pada kurikulum 2013, sejak awal perubahan kurikulum menjadi beban tambahan bagi guru.
Adanya waktu yang harus digunakan untuk adaptasi kurikulum menjadi bagian dalam
mempelajari agar dapat melaksanakan kurikulum 2013 tersebut. Perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dimana RPP
merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Dalam

3
Fdhilaturrahmi.2017.Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik
Peserta Didik Di Sekolah.Jurnal Pendidikan Dasar,volume 9 Nomor 2(hlm113-116).
Permendikbud No 81A Tahun 2013 menjelaskan bahwa RPP mencakup: (1) data sekolah, mata
pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD
dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media,
alat dan sumber belajar; (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (8) penilaian. Data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu Giyatni selaku wali kelas 1 SD Negeri 03
Sewurejo Mojogedang menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan guru sebelum pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 tema 3 yakni dengan membuat RPP,
namun hal itu dilakukan setelah pihak sekolah menerima buku guru dan buku siswa pada minggu
tengah bulan januari. Data hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam RPP memuat 5
keterampilan 5M dalam kegiatan inti, meskipun sebenarnya untuk keruntutan kerampilan 5M
(Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Membuat jejaring) tidak harus namun guru
selalu mencoba untuk membuat keterampilan 5M. Selain menyiapkan RPP guru juga
meyiapakan silabus dan media pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran. Selvira (2016)
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan guru membuat silabus dan
RPP serta menyiapkan materi yang akan diajarkan pada siswa. Selain silabus, RPP, dan materi
pembelajaran guru juga menyiapkan media yang akan digunakan untuk proses pembelajaran
karena dalam penerapan pendekatan saintifik penggunaan media sangat penting untuk membantu
siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Dari pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa hampir semua persiapan yang
dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013
mempersiapkan silabus, membuat RPP, dan media pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 dengan menggunakan pembelajaran tematik,
Akbar (2016: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke
dalam satu tema dalam proses pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan perkembangan
peserta didik. Sedangkan menurut Majid dan Rochman (2015: 108) menjelaskan bahwa
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dirancang dengan tema-tema tertentu,
pembahasannya tema dilihat dari berbagai mata pelajaran.
Selain itu dalam pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 dengan
menngunakan pendekatan saintifik, menurut Majid & Rochman (2015: 3) “Pembelajaran
saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun
pengetahuan melalui metode ilmiah” (Majid & Rochman, 2015: 3).4

4.3 Kendala Penerapan Pendekatan Saintifik

Hosnan (2014:2) mengemukakan bahwa kurikulum 2013 menganut pandangan dasar


bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik
adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Dari hasil kutipan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa, pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru itu belum dapat langsung
diterima oleh peserta didik, seorang guru harus bisa menggunakan berbagai strategi, model dan
pendekatan dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat menerima, mengolah dan

4
Mirnawati, agustina.2017.Persepsi Guru Terhadap Penerapan Pendekatan Saintifik Di Kelas Rendah di SDN 03
Suwurejo Kecamatan Mojogedang.Naskah Publikasi, (hlm 4-5).
menggunakan pengetahuan yang telah diberikan oleh guru tersebut. Dan jika seorang guru
menggunakan berbagai pendekatan dalam pembelajaran maka akan mencegah terjadi kejenuhan
pada peserta didik. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di SDN Teupin Pukat
Meureudu Pidie Jaya. Diketahui bahwa sebagian guru di SD tersebut kurang menguasai cara
mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013, terutama pada pendekatan saintifik. Hal ini
membuat guru bingung dalam melaksanakan pendekatan saintifik.
Vaulina (2015:2) mengatakan, Pendekatan Saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran
yang meliputitindakan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
danmengkomunikasikan (5M). Dalam melaksanakan proses-proses tersebut bantuan gurusangat
diperlukan, karena pembelajarannya menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuirisiswa berperan
secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggalikonsep dan
prinsip.Namun masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan pendekatan
saintifik untuk mengajar dalam kelas. Kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam menggunakan
pendekatan ini dapat timbul karena kurangnya persiapan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian melalui pemberian angket kepada para guru di SD Negeri
Teupin pukat Meureudu Pidie Jaya, diketahui bahwa Sebanyak 3 orang guru atau 75%
menyatakan sering mengikuti pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pendekatan
saintifik baik dari pemerintah maupun lembaga swasta lainnya. Sebanyak 2 orang guru atau 50%
menyatakan sering menerapkan pendekatan saintifik pada saat mengajar. Sebanyak 2 orang guru
atau 50% menyatakan sering merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan saintifik dan 1
orang guru atau 25% menyatakan selalu merasa kesulitan dalam menerapkan pendekatan
saintifik dan sebanyak 1 orang guru atau 25% menyatakan jarang merasa kesulitan dalam
menerapakan pendekatan saintifik. Manyoritas guru di SD Negeri Teupin Pukat sering
melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan, menyimpulkan, dan
mengkomunikasi pada saat mengajar. Adapun banyak guru yang menyatakan sering melakukan
kegiatan mengamati adalah 3 orang guru atau setara dengan 75% , sebanyak 3 orang guru atau
75% menyatakan selalu melakukan kegiatan menanya,sebanyak 3 orang guru atau 75%
menyatakan sering melakukan kegiatan menyimpulkan pembelajaran yang telah peserta didik
kumpulkan, sebanyak 3 orang guru atau 75% menyatakan sering melakukan kegiatan
mengkomunikasikan tentang apa yang telah peserta didik kumpulkan, sebanyak 2 orang guru
atau 50% dan sebanyak 2 orang guru atau 50% menyatakan sering dan selalu melakukan
kegiatan mengumpulkan informasi, dan sebanyak 2 orang guru atau 50% menyatakan jarang
merasa kesulitan, 1 orang guru atau 25% menyatakan sering merasa kesulitan, sebanyak 1 orang
guru atau 25% menyatakan tidak pernah merasa kesulitan pada saat menerapkan kegiatan
menanya, mengamati, mengumpulkan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi di dalam kelas pada saat guru sedang
mengajar terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik sangat baik
diterapkan pada proses pembelajaran. Karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah
memudahkan peserta didik dalam belajar, proses pembelajaran lebih aktif, peserta didik lebih
mudah mengerti karena pada saat memecahkan masalah peserta didik berusaha untuk mencari
jalan keluar sendiri tanpa berharap banyak bantuan dari guru, serta dapat mempermudah guru
dalam mengajar.
Selain banyak terdapat kelebihan juga terdapat kendala pada saat pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Pada saat penulis melakukan observasi, penulis juga melihat
peserta didik dominan kurang aktif pada saat pembelajaran, guru susah dalam membangkitkan
semangat peserta didik untuk bertanya, pada saat pembelajaran hanya guru saja yang banyak
bertanya kepada peserta didik, guru hanya menekankan transfer pengetahuan (memberi tahu).
Mungkin guru masih belum terbiasa dengan menekankan pentingnya mendorong peserta didik
terlibat dalam proses mencari tau sendiri, sampai peserta didik dapat menemukan pengetahuan
dari apa yang sedang mereka pelajari. Selain itu guru juga jarang mengajak peserta didik untuk
menyimpulkan apa yang telah mereka kumpulkan, guru disini langsung menyuruh peserta didik
untuk mengkomunikasikan. Dengan adanyan guru menyuruh peserta didik untuk menyimpulkan
dulu sebelum mengkomunikasikan, peserta didik lebih terlatih untuk terbiasa menarik
kesimpulan dari hal-hal yang sedang mereka pelajari. Dengan demikian dapat menambah
wawasan serta peserta didik untuk lebih aktif pada saat belajar. Pada kegiatan wawancara
terhadap guru kelas di SD Negari Teupin Pukat Meureudu Pidie Jaya, guru berpendapat bahwa
pendekatan saintifik sangat bagus di gunakan pada saat pembelajaran dan guru juga telah
berusaha menerapkanpendekatan saintifik samampunya. Walaupun demikian banyak guru
mengalami kendala dalam menerapkan pendekatan saitifik pada saat pembelajaran.
Adapun kendala yang dialami oleh guru saat menerapkan pendekatan saintifik adalah
pada kegiatan menanya, guru merasa kesulitan untuk memotifasi peserta didik agar mau bertanya
tentang permasalahan yang belum peserta didik mengerti dan guru juga kewalahan dalam
menumbuhkan motifasi siswa untuk mau mengeluarkan pendapat agar pembelajaran dapat
berlangsung dengan aktif. Selain itu kendala yang dihadapi oleh guru adalah bahasa, peserta
didik di SD Negeri Teupin Pukat dominan menggunakan bahasa Aceh, sehingga guru pada saat
mengajar harus sering-sering menerjemahkan isi dari pembahasa yang sedang dipelajari kedalam
bahasa aceh, oleh sebab itu bahasa juga yang menjadi suatu kendala terhadap peserta didik untuk
bisa membiasakan diri dalam bertanya, mereka lebih memilih diam dan mendengar penjelasan
dari guru saja. Kendala lain yang menyebabkan belum sempurnanya pendekatan saintifik adalah
sebagian guru masih teringat dengan pendekatan yang lama yang biasa digunakan pada saat
masih berlaku kurikulum KTSP, guru mengatakan pada saat mengajar masih sering tercampur
campur antara pendekatan yang lama dengan pendekatan saintifik yang digunakan sekarang.5

5
Muliantina.2016.Kendala Guru Dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 Di SDN Teupin
Pukat Meureudu Pidie Jaya.Jurnal Ilmiah Mahasiswa PGSD,Volume 1,Nomor 2,(hlm 129-136).
BAB V

KESIMPULAN

Definisi model pembelajaran dari Susan Ellis (1979: 275) akan melengkapi bahasan ini.
Model pembelajaran merupakan strategi-strategi yang berdasar pada teori-teori dan penelitian
yang terdiri dari rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang dilakukan guru dan
siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode evaluasi atau sistem penilaian perkembangan
belajar siswa. Model pembelajaran hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam
pembelajaran dari mulai awal, pada saat, maupun akhir pembelajaran pada tidak hanya guru
namun juga siswa. Pada kurikulum 2013 ini model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran saintifik. Scientific merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa yang mana tujuannya agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui beberapa tahapan seperti, mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data kemudian menarik kesimpulan serta
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang telah ditemukan. penerapan pendekatan
saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai
materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Kemudian,Persepsi Guru tentang
pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, sejak awal perubahan kurikulum menjadi beban
tambahan bagi guru. Adanya waktu yang harus digunakan untuk adaptasi kurikulum menjadi
bagian dalam mempelajari agar dapat melaksanakan kurikulum 2013 tersebut. Perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dimana RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus. Selain banyak terdapat kelebihan juga terdapat kendala pada saat pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Pada saat penulis melakukan observasi, penulis juga melihat
peserta didik dominan kurang aktif pada saat pembelajaran, guru susah dalam membangkitkan
semangat peserta didik untuk bertanya, pada saat pembelajaran hanya guru saja yang banyak
bertanya kepada peserta didik, guru hanya menekankan transfer pengetahuan (memberi tahu).
Adapun kendala yang dialami oleh guru saat menerapkan pendekatan saintifik adalah pada
kegiatan menanya, guru merasa kesulitan untuk memotifasi peserta didik agar mau bertanya
tentang permasalahan yang belum peserta didik mengerti dan guru juga kewalahan dalam
menumbuhkan motifasi siswa untuk mau mengeluarkan pendapat agar pembelajaran dapat
berlangsung dengan aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Fdhilaturrahmi.2017.Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kemampuan


Komunikasi Matematik Peserta Didik Di Sekolah.Jurnal Pendidikan
Dasar,volume 9 Nomor 2(hlm113-116).

Ghozali, imam.2017. Pendekatan Sciantific Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar


Siswa.Jurnal Pedagogik, Volume 04 Nomor 01(hlm 1-13)

Muliantina.2016.Kendala Guru Dalam Menerapkan Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013


Di SDN Teupin Pukat Meureudu Pidie Jaya.Jurnal Ilmiah Mahasiswa
PGSD,Volume 1,Nomor 2,(hlm 129-136).

Mirnawati, agustina.2017.Persepsi Guru Terhadap Penerapan Pendekatan Saintifik Di Kelas


Rendah di SDN 03 Suwurejo Kecamatan Mojogedang.Naskah Publikasi, (hlm 1-
10).

Sundari, hanna.2015.Model-Model Pembelajaran Dan Pemerolehan Bahasa Kedua/Asing.Jurnal


Pujangga,Volume 1 Nomor 2, (hlm 106-117)

Anda mungkin juga menyukai