Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia kedokteran dan kedokteran gigi Indonesia setiap tahunnya
menuntut peningkatan profesionalisme dan kompetensi bagi dokter gigi
Indonesia untuk dapat memberikan pelayanan prima dan peningkatan mutu
pelayanan kepada masyarakat. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013
menunjukan angka DMF-T sebesar 4,6 sementara kemampuan untuk
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi hanya sebesar 8,1%.
Masalah kesehatan gigi di Indonesia, terutama pada anak masih sangat
memprihatinkan. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi yang paling
sering terjadi. Prevalensi yang terus meningkat, tidak hanya terjadi di daerah
pedesaan, namun juga di perkotaan. Pemahaman yang salah dari orang tua,
bahwa pergantian gigi sulung ke permanen tidak perlu dirawat jika anak tidak
mengeluh sakit. Padahal banyak akibat yang ditimbulkan akibat gigi sulung
yang tidak dirawat dengan baik.
Tingkat kesehatan masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor seperti
penduduk, lingkungan, perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan. Dalam
mengatasi masalah kesehatan faktor tersebut perlu mendapat perhatian serta
penanganan sebagai satu kesatuan. Untuk menunjang upaya kesehatan agar
mencapai derajat kesehatan optimal hidup sehat, upaya di bidang kesehatan
lingkungan dan gigi juga perlu mendapat perhatian (Suwelo, 1992).
Hal yang sangat mempengaruhi masalah tersebut, faktor pendidikan
merupakan faktor kedua terbesar dari faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi terhadap pengetahuan sikap, dan perilaku seseorang untuk
hidup sehat, sehingga diharapkan seseorang yang mempunyai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi mampu memiliki pengetahuan dan sikap yang
baik tentang kesehatan. Dan alangkah baiknya berbagi dengan masyarakat
yang tingkat pendidikanya rendah, dan membutuhkan lebih banyak lagi
informasi.

1
Pengembangan pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, seta peningkatan pengetahuan dimana dapat
melakukan dengan targetnya adalah siswa-siswi Sekolah Dasar sebagai
penerus bangsa yang perlu digali dan dikembangkan potensinya. Karena
mereka juga masih dalam tumbuh kembang, maka pengetahuan mereka
tentang kesehatan jasmani khususnya kegiatan gigi dan mulut perlu mendapat
perhatian (Tarigan, 1995).
Untuk mewujudkan tercapainya tingkat kesehatan umum secara
optimal, khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, maka
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Entjang,
2000).
Kurangnya perhatian terhadap gigi sulung usia prasekolah ini
disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu dirawat
karena akan diganti dengan gigi tetap. Keadaan gigi sulung yang dijumpai di
klinik biasanya sudah parah, sehingga anak menderita sakit gigi dengan
segala macam akibat yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak (Suwelo, 1992).
Dengan mengerti pentingnya kesehatan lingkungan dan kesehatan gigi
dan mulut bagi keberadaan masyarakat, maka usaha perawatan kesehatan gigi
dan mulut perlu dilakukan sejak dini. Untuk meningkatkan program
pencegahan penyakit gigi dan mulut anak, diperlukan berbagai program baik
di sekolah, lingkungan sekitar maupun lingkungan keluarga yang merupakan
lingkup terkecil dari masyarakat. Salah satu program tersebut adalah usaha
penyuluhan yang merupakan bagian dari usaha kesehatan gigi dan mulut
untuk peningkatan kualitas kesehatan setiap individu (Houwink .,et al, 1993).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan
pertumbuhan gigi pada anak, salah satunya yaitu melakukan perawatan ke
dokter gigi atau ke puskesmas setiap 6 bulan sekali. Mengingat besarnya

2
peran orang tua dalam peningkatan pengetahuan terhadap pencegahan
kesehatan gigi pada anak, maka perlu melakukan pendekatan khusus terhadap
orang tua tentang kesehatan gigi pada anak. Pendidikan kesehatan gigi pada
orang tua yang mempunyai anak usia 5-9 tahun sangat penting karena pada
usia tersebut adalah masa kritis. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan,
khususnya masa pertumbuhan gigi permanen perlu dilakukan upaya-upaya
pencegahan agar karies gigi pada anak tidak terjdi.
Karies gigi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konsumsi
makanan manis dan lengket, pemeliharaan gigi yang kurang baik, dan
keadaan gigi itu sendiri. Secara umum karies gigi disebabkan adanya interaksi
empat faktor utama yang ada di rongga mulut, yaitu : host (gigi dan saliva),
mikroorganisme (Plak), substrat (diet) dan waktu. Selain itu faktor lain
sebagai faktor predisposisi terjadinya karies gigi adalah jenis kelamin, tingkat
pendidikan, tingkat ekonomi dan perilaku. Karies gigi merupakan penyakit
yang kronis dan bersifat irreversible, artinya kerusakan yang terjadi pada gigi
tidak dapat sembuh seperti luka jaringan. Bila kondisi ini dibiarkan dan tidak
dilakukan perawatan, maka kerusakan lebih parah dapat terjadi yang pada
akhirnya gigi akan dicabut. Kehilangan gigi dapat mempengaruhi proses
pengunyahan, fungsi bicara dan estetika.
Pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan untuk menekan
prevalensi karies gigi pada anak adalah dengan usaha promotif dan preventif.
Tujuan pencegahan karies gigi pada hakikatnya adalah mempertahankan gigi
geligi asli seumur hidup agar kesehatan gigi dengan fungsi optimal dapat
dinikmati. Berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
berkunjung ke dokter gigi secara periodik, pembersihan plak dengan
menyikat gigi secara teratur dan menghindari makanan yang tinggi gula.
Upaya pencegahan kerusakan gigi anak dititik beratkan pada anak kelompok
umur < 14 tahun (usia SD) karena anak-anak seusia tersebut mulai tumbuh
gigi tetap sehingga rentan terhadap penyakit karies gigi pada gigi permanen.
Berdasarkan kunjungan langsung di SDN 172 Arma Jaya Bengkulu
Utara, sebagai bentuk balasan dari surat yang ditujukan kepada Mahasiswa

3
KKN, dimana SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara meminta dilakukan
kegiatan skrining tumbuh kembang dan pendidikan kesehatan kesehatan pada
anak pra sekolah di SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara. Didapatkan
informasi proses skrining dini dan stimulasi tumbuh kembang pernah
dilakukan namun tidak rutin, masalah lainnya adalah banyak orangtua yang
kurang memahami proses stimulasi tumbuh kembang pada anak, dan gizi
seimbang yang baik dikonsumsi oleh anak menjadi alasan kuat bagi dosen di
lingkup FIKES UMB untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut siswa serta keterampilan mengenai cara pencegahan penyakit gigi dan
mulut sejak dini di SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai kesehatan gigi dan mulut serta keterampilan mengenai cara
pencegahan penyakit gigi dan mulut sejak dini melalui pendidikan
kesehatan gigi dan mulut pada siswa di SDN 172 Arma Jaya Bengkulu
Utara.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada
anak sekolah dasar, diharapkan siswa mampu:
a. Meningkatkan pengetahuan tentang Dental Health Education and
hygine at live education.
b. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut
c. Mengaplikasikan pengetahuan yang telah diterima guna meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut dan pola hidup bersih sehat
d. Menginformasikan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut
dan pola hidup bersih sehat kepada orang lain

4
D. Manfaat
Untuk itu Pendidikan Kesehatan di Sekolah apabila dilakukan secara
kontinyu dan berkesinambungan akan sangat bermanfaat dalam rangka
merubah perilaku anak-anak Sekolah Dasar dari yang kurang baik kepada
yang lebih baik. Satu hal lagi anak sekolah adalah sebagai agent of change
(agen perubahan) yang diharapkan dapat memberikan motivasi terhadap para
orang tua serta anggota keluarga yang lainnya, cepat atau lambat maka
program kesehatan ini akan dapat dipahami oleh masyarakat luas,
sebagaimana tujuan penyuluhan kesehatan adalah Knowledge, Attitude,
Practice agar Tahu, Mau dan Mampu melaksanakan program kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari.

5
BAB II
TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran dari kegiatan Pengabdian Masyarakat pendidikan


kesehatan gigi dan mulut pada anak pra sekolah di SDN 172 Arma Jaya Bengkulu
Utara adalah sebagai berikut:
1. Hasil skreening pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di SDN 172 Arma Jaya
Bengkulu Utara didapatkan 30 anak sebagai responden, 5 orang anak dengan
Gigi yang sehat, 25 orang anak perlu segera mendapatkan perawatan seperti
pencabutan sederhana, penumpatan dan proteksi gigi (fissure sealant)
diantaranya Gigi yang berkarang berjumlah : 10 orang dan Gigi yang
berlubang berjumlah : 15 orang.
2. Peningkatan pengetahuan tentang oral hygiene pada anak kelas 3 terutama
dalam waktu yang tepat dan cara yang benar dalam menggosok gigi.

Target luaran Program Pengabdian Masyarakat ini dapat dilihat pada skema 2.1
berikut

Pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
Dasar

Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut


pada anak sekolah Dasar

Manfaat (2)
Manfaat (1)
Mengaplikasikan pengetahuan
Meningkatkan pengetahuan tentang yang telah diterima guna
Dental Health Education and hygine at meningkatkan kesehatan gigi dan
live education. mulut dan pola hidup bersih sehat

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 65 Tahun 2013 tentang


pedoman pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan. Arah pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan mengacu pada
tujuan pembangunan jangka panjang bidang kesehatan, yaitu :
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan
3. Peningkatan status gizi masyarakat
4. Pengurangan kesakitan (mobiditas) dan kematian (mortalitas), serta;
5. Pengembangan keluarga berkualitas
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilaksankan upaya antara lain;
1. Pengembangan peningkatan swadaya masyarakat dalam pembangunan
kesehatan dengan pendekatan edukatif
2. Pembinaan peran serta masyarakat termasuk swasta dalam upaya
kesehatan
Metode pelaksanaan pada kegiatan ini adalah:
1. Metode pelaksanaan pada kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
adalah dengan cara pemeriksaan klinis menggunakan alat diagnostic.
2. Perawatan gigi yang dilakukan menggunakan beberapa alat spesifik seperti
alat cabut dan alat tambal serta beberapa material dental yang diperlukan.
3. Interaksi langsung (tanya jawab) mengenai cara dan waktu menggosok gigi
yang baik dan benar.
Mekanisme bimbingan dan pembinaan oleh tim Pengabdian Masyarakat pada
pelaksanaan pendidikan kesehatan kesehatan ini dapat dilihat pada skema 3.1:

7
TIM PENGABDIAN MASYARAKAT

MENGHUBUNGKAN PIHAK LAHAN

MEMPERSIAPKAN MATERI MENYIAPKAN MEDIA


PENDIDIKAN KESEHATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

MELAKSANAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

MEMBUAT DRAF LAPORAN

MEMBUAT LAPORAN HASIL KEGIATAN

8
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

A. Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Kegiatan


PPM
Universitas Muhammadiyah Bengkulu adalah salah satu perguruan tinggi
swasta yang terbesar di Provinsi Bengkulu. Sejak berdiri tahun 1991
universitas ini terus maju dan berkembang. Kegiatan penelitian dan
pengabdian masyarakat telah banyak dilaksanakan secara terorganisasi,
terjadwal maupun bersifat incidental. Kinerja Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) dalam satu tahun terakhir diantaranya:
1. LPPM rutin melaksanakan kegiatan pengabdian bersama dengan
mahasiswa yang terlaksana dalam kegiatan KKN-PM diseluruh wilayah
kabupaten yang ada di Bengkulu
2. LPPM melakukan kerjasama dengan beberapa sector terkait
3. LPPM sebagai konsultan jaringan CSR perusahaan-perusahaan

9
B. Kelayakan Tim Pelaksana
Tabel 4.1 kualifikasi dan sinergiseme tim pelaksanaan pengabdian masyarakat.

No Nama Jabatan Kualifikasi Relevansi dan Sinergisme Pengalaman kerja


skill
1 Ns.Harsismanto J, S.kep. Ketua S2 Keperawatan Bidang ilmu yang ditekuni berbasis ilmu dasar 2014-2018 Dosen di
M.kep anak dan keperawatan,termasuk biologi, fisiologi, patologi. FIKES Universitas
tumbuh Pelayanan kesehatan Muhammadiyah
kembang anak terdiri dari promotif, preventif, kuratif dan Bengkulu
rehabilitatif. Pendidikan kesehatan dan sosialisasi
kesehatan merupakan jenis pelayanan
promotif dan preventif
2 Ns. Liza Fitri Anggota S2 Keperawatan Bidang ilmu yang ditekuni berbasis ilmu dasar 2011-2018 Dosen di
Lina.,S.Kep., M.Kep Medikal Bedah keperawatan,termasuk biologi, fisiologi, patologi. Fikes Universitas
Pelayanan kesehatan Muhammadiyah
terdiri dari promotif, preventif, kuratif dan Bengkulu
rehabilitatif. Pendidikan kesehatan dan sosialisasi
kesehatan merupakan jenis pelayanan
promotif dan preventif
3 Ns. Padila, S.Kep., Anggota S2 Keperawatan Bidang ilmu yang ditekuni berbasis ilmu dasar 2015-2018 Dosen di
M.Kep anak dan keperawatan,termasuk biologi, fisiologi, patologi. Fikes Universitas
tumbuh Pelayanan kesehatan Muhammadiyah
kembang anak terdiri dari promotif, preventif, kuratif dan Bengkulu
rehabilitatif. Pendidikan kesehatan dan sosialisasi
kesehatan merupakan jenis pelayanan
promotif dan preventif

10
Alokasi Uraian Tugas
No Nama/NIDN Institusi Asal Bidang Ilmu
Waktu
1 Ns.Harsismanto J, Fikes Universitas Keperawatan Anak Agustus 1. Menyusun proposal
S.kep. M.kep Muhammadiyah 2019 2. Mengumpulkan data
Bengkulu 3. Mengembangkan FGD saat pelatihan pembuatan traping
nyamuk
4. Menyusun hasil
5. Melaporkan hasil PKM.
6. Monitoring dan mengevaluasi Pelatihan dalam Pembuatan
perangkap nyamuk sederhana.
2 Ns. Liza Fitri Fikes Universitas Keperawatan Agustus 1. Menyusun proposal
Lina.,S.Kep., M.Kep Muhammadiyah Medikal Bedah 2019 2. Mengurus perizinan dan administrasi lainnya
Bengkulu 3. Mengumpulkan data
4. Menyususn dan mensosialisasi workplan PKM
5. Membantu pelatihan dalam pembuatan perangkap
nyamuk
6. Menyusun bahan-bahan pembuatan perangkap nyamuk
7. Melakukan Pendampingan PKM kepada mitra
8. Menyusun hasil PKM
9. Evaluasi hasil setelah satu bulan PKM
3 Ns. Padila, S.Kep., Fikes Universitas Keperawatan Anak Agustus 1. Menyusun proposal
M.Kep Muhammadiyah 2019 2. Mengumpulkan data
Bengkulu 3. Menyusun bahan-bahan pembuatan perangkap nyamuk
4. Menyusun hasil PKM
5. Monitoring dan mengevaluasi Pelatihan kepada Siswa/i

11
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Rincian Biaya
Rencana anggaran untuk program pengabdian masyrakat dalam rangka
pendidikan kesehatan kesehatan tentang meningkatkan perkembangan
kognitif dan pertumbuhan dengan gizi seimbang pada anak prasekolah di
SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara dipilih menjadi 3 komponen yaitu:
perlengkapan, konsumsi dan lain-lain, lebih rinci dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1 anggaran biaya biaya program pengabdian masyarakat.

NO Komponen Biaya yang dikeluarkan

1 Perlengkapan(cetak leaflet, mikrofon, penyewaan Rp. 720.000,-


LCD,Print SAP dan media edukasi, dan print
kertas gambar).
2 Konsumsi anak-anak, guru dan fasilitator Rp. 630.000,-
Hadiah untuk anak-anak dan lain-lain Rp. 270.000,-
3 Jumlah Rp 1.810.000,-

B. Jadwal Kegiatan

No KEGIATAN Tanggal & Waktu

OPERASIONALISASI Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


1 Pengurusan izin dan surat
tugas Pengabdian Masyarakt
2 Menyusun rencana kegiatan
yang akan dilakukan
3 Persiapan perlengkapan
kegiatan
4 Mengadakan Kegiatan
Pengabdian Masyarakat
Berupa skrining
perkembangan dan
pemeriksaan antropometri
pada anak-anak SD dan
Menyimpulkan hasil skrining
dan antropometri, Kegiatan
untuk menstimulasi
perkembangan kognitif dan
motorik, Melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan tentang
gizi seimbang, kegiatan
pendidikan kesehatan
dilakukan dipantai berkas.
5 Melakukan evaluasi

12
pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat
6 a. Menyusun dan membuat
draf laporan pengabdian
b. Revisi dan pencetakan
laporan pengabdian

13
BAB VI
HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan di SDN 172 Arma
Jaya Bengkulu Utara. Materi-materi yang diberikan dapat diterima dengan
baik, hal ini dapat dilihat dari adanya tanya jawab pada akhir penyuluhan
menunjukkan hasil yang memuaskan, indikator ini menunjukkan bahwa
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dan pola hidup bersih sehat
siswa-siswi SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara baik.
Melalui kegiatan ini siswa yang berani menjawab pertanyaan serta
mendemonstrasikan bagaimana cara menggosok gigi dan cuci tangan yang
benar mendapatkan hadiah. Dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ini
mendapatkan respon yang positif dari kepala sekolah serta siswa-siswinya.
Adapun tujuan penyuluhan dari menyikat gigi,yaitu
1. Meningkatkan kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut
2. Agar anak-anak mengetahui bagaimanamenyikat gigi yang baik dan benar
dengan cara demonstrasi atau simulasi menggunakan alat dan bahan
berupa phantom,sikat gigi dan pasta gigi.
3. Setelah melaksanakan demonstrasi menyikat gigi tersebut, anak-
anakterpicu untuk melakukan menyikat gigi yang baik dan benar, karena
mengetahui dampak buruk akibat mempunyai kebiasaan menyikat tidak
benar.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program ini, diharapkan
anak-anak di desa Dayah Muara dapat mengembangkan kebiasaan menyikat
gigi yang baik benar dan agar lebih terbiasa untuk melakukan kegiatan atau
aktivitas yang memberikan dampak baik bagi kesehatan mereka.

14
B. Pembahasan
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini disampaikan kepada siswa
siswi SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara. Kegiatan ini dilaksanakan di satu
tempat, yaitu SDN 172 Arma Jaya Bengkulu Utara. Sebelum diberikan
pertanyaan atau quiz, siswa-siswi diberikan penjelasan baik dari makanan
bergizi, penyebab gigi berlubang, pengobatan dan pencegahan gigi berlubang,
cara menyikat gigi dan cuci tangan dengan benar. Kemudian para siswa
diminta menjawab pertanyaan yang diajukan dan meminta untuk
mendemonstrasikan bagaimana cara menyikat gigi dengan benar.Dari kegiatan
ini diharapkan peserta dapat berperan sebagai mediator informasi tentang
kesehatan gigi dan mulut bagi lingkungannya.
Dari program pendidikan kesehatan gigi dan mulut didapatkan hasil
yang cukup memuaskan. Dari siswa-siwi yang mengikuti penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut hasilnya didapatkan adanya peningkatan
pengetahuan. Banyak siswa yang antusias untuk mengerti tentang kesehatan
gigi dan mulut dan pola hidup bersih sehat. Dari penyuluhan yang diberikan,
siswa-siswi diberikan pertanyaan sehingga siswa yang berani serta mengerti
akan menjawab pertanyaan dan diberi hadiah.

15
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini yaitu:
1. Adanya peningkatan pengetahuan siswa-siswi Sekolah Dasar tentang pola
hidup bersih sehat dan kesehatan gigi dan mulut
2. Didapatkan siswa yang berperan sebagai mediator informasi tentang pola
hidup bersih sehat dan kesehatan gigi dan mulut bagi lingkungannya

B. Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan tentang pola hidup bersih sehat dan kesehatan
gigi dan mulut secara kontinyu dan berkesinambungan oleh tenaga
kesehatan gigi dan mulut.
2. Pencapaian kesehatan gigi dan mulut yang optimal dapat tercapai jika
dilakukan pencegahan penyakit gigi dan mulut sejak usia dini.
3. Pengawasan secara kontinyu oleh lembaga kesehatan sangat diperlukan
terutama dalam kegiatan yang diutamakan pada upaya peningkatan
kesehatan gigi dan mulut antara lain penyuluhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1992. Buku Pegangan Materi Kesehatan Gigi Mulut untuk Kegiatan
KIA di Posyandu (UKGMD). Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 1997. Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). Jakarta:
Depkes RI.

Depkes RI. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Forrest, J.O. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut. Judul asli: Preventive Dentistry.
Alih bahasa: Lilian Yuwono. Jakarta: Hipokrates.

Manson, J.D, dan Fley, B.M. 1993. Buku Ajar Periodonti. Judul asli: Outline of
Periodontics. Alih bahasa: Anastasia S. Jakarta: Hipokrates.

Suwelo, Ismu Suharso.1990. Pemberian Tablet Flour untuk Pencegahan Karies


Gigi. Jakarta: EGC.

Tarigan, R. 1995. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai