Beterang maksudnya sama dengan sunat (sunat rasul) tapi
kalau beterang untuk anak perempuan yang memasuki masa gadis kecil (Dihamri, 2016:90) . Acara beterang dimulai anak perempuan (gadis kecil) dibawah oleh Ibu tua setempat (desa) dan ibu-ibu lain serta temanteman gadis kecil ke sungai terdekat untuk mandi. Mandi ini maksudnya anak perempuan dibersihkan dari segala kotoran dari masa anak-anak untuk memasuki masa gadis. Kemudian setelah mandi dihiasi dengan menggunakan pakaian adat pengantin wanita suku Serawai yang dirancang khusus ukuran gadis kecil. Kemudian setelah dihiasi dibawah kembali kehalaman rumah. Dihalaman rumah disiapkan dua tikar yang dibuat tanda tambah (+) (maksudnya bertambah atau berubah memasuki masa gadis) satu buah bibit kelapa yang telah tumbuh ukuran sekitar setengah sampai satu meter. Kemudian kalau sekarang bagi anak perempuan yang beragama Islam mengucapkan Syahadad, kemudian anak nari bersama-sama teman-teman sebaya dan ibu-ibu kerabat dekat mengelilingi bibit kelapa seperti arah putaran jam kemudian akan berbalik berputar kearah sebaliknya sekitar lima enam putaran, diiringi bunyi Kelintang (gamelan kecil yang jumlahnya enam buah yang memiliki tiga nada) yang ditabuh dua orang serta diiringi bunyi redap (rebana) yang ditabuh satu orang. Kemudian setelah menari gadis kecil beserta teman-teman sebayanya disiapkan hidangan kue- kue dan minuman ditikar tempat menari. Setelah menikmati hidangan gadis kecil akan di bawah Dihamri Vol : 2, No : 2, Desember 2017 | 67 | keruang khusus yang dihias seperti kamar mempelai atau tarup atau tempat acara, disiapkan pelaminan kecil dan gadis kecil akan duduk di pelaminan selama acara berlangsung. Namun ada juga yang tidak menyiapkan pelaminan, setelah menari dan menikmati hidangan gadis kecil di bawah kedalam rumah kemudian pakaian gadis kecil akan diganti dengan pakian biasa. Kalau dulu disebut bertambah kain basahan (kain mandi) maksudnya gadis kecil kalau mandi harus menggunakan kain karena sudah dianggap sudah memasuki masa gadis kecil.