Segala puji hanya untuk Allah. Hanya dengan rahmat Allah maka buku Manajemen Konstruksi ini
dapat diselesaikan. Buku ini dibuat untuk melengkapi buku materi kuliah yang telah disusun Tim
Dirjen Pendidikan Tinggi, yang karena tuntutan waktu maka perlu di perbaharui kembali. buku ini
dibuat dari telaahan atas berbagai buku manajemen konstruksi baik yang diterbitkan dalam negeri
maupun luar negeri. Buku ini lebih merupakan buku teori dasar, untuk itu maka pada kesempatan
berikutnya akan dilengkapi dengan buku latihan soal-soal manajemen konstruski. Dibandingkan
dengan materi kuliah yang disusun oleh Dikti maka pada materi kuliah ini diberi materi tambahan
yaitu pengenalan manajemen konstruksi, rencana proyek dan pengendalian proyek. Tambahan juga
dilakukan dengan perkayaan materi yang telah ada.
Kesempurnaan adalah milik Allloh. Oleh karena itu buku ini pastilah belum dan tidak sempurna,
sehingga masukan dari pembaca sangat diperlukan guna perbaikannya. Kesulitan utama dalam
penyusunan buku ini adalah usaha untuk menarik garis merah diantara berbagai pendapat atas suatu
topik tertentu, mengingat buku yang dijadikan acuan sangat banyak. Kesulitan lainnya adalah
terjemahan kedalam bahasa Indonesia yang memerlukan waktu dan ketelitian, sehingga atmosfir ide
buku asal dapat dipahami.
Harapan penyusun, bahwa materi kuliah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penyusun
Zaedar Gazalba, MT
Daftar Pustaka
PENGANTAR
Pada bab ini akan dijelaskan tentang dasar-dasar ilmu manajemen proyek seperti; lingkup
manajemen proyek, tantangan masa depan dunia konstruksi, karakteristik proyek konstruksi,
lima parameter proyek, tipe-tipe proyek konstruksi, dan daur hidup proyek konstruksi.
Walaupun terdapat begitu banyak tantangan kontruksi dimasa depan, namun bukan
berarti bahwa dunia konstruksi harus berpangku tangan dan menyerah. Tantangan dunia
konstruksi justru tercipta karena adanya tuntutan kebutuhan sarana dan prasarana sebagai
bagian dari pola perubahan dunia. Untuk itu para enjiner dan manajer proyek harus dapat
meningkatkan keterampilannya, dapat bekerja dengan peralatan yang lebih baik sehingga
dapat mengoptimalkan segi perencanaan proyek dan pengendalian sumber daya yang tersedia
guna menghadapi kenyataan dan tantangan baru dimasa depan. Selain itu, walaupun terdapat
besarnya tantangan dimasa depan, akan tetapi kebutuhan konstruksi akan semakin meningkat
terutama dari segi ragam dan skala pekerjaan.
Terdapat dua tipe kualitas dalam proyek yaitu pertama; kualitas produk yang harus
dicapai oleh proyek. Yang kedua adalah kualitas proses, yang merupakan kualitas dari
manajemen proyek itu sendiri. Dalam kaitan ini, program manajemen kualitas dalam proses
Buku Ajar Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Mataram 6
proyek harus ditempatkan sebagai alat untuk memonitor pelaksanaan pekerjaan. Program
kualitas proyek diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap kepuasan
pelanggan, membantu organisasi dalam menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
dengan mereduksi material sisa dan perbaikan pekerjaan.
Biaya merupakan pertimbangan utama dan pertama dalam seluruh daur hidup (life
cycle) proyek mulai dari inisiasi (ide) hingga tahap terminasi (pengakhiran) proyek. Pemilik
biasanya telah menentukan berapa biaya yang telah tersedia bagi pelaksanaan proyek yang
dapat bersifat tetap ataupun fleksibel, akan tetapi perubahan terhadap jumlah tersebut tidak
akan terpaut jauh dari biaya yang tersedia dari awal.
Pemilik telah menentukan kerangka waktu atau batas waktu penyelesaian proyek.
Waktu dan biaya biasanya merupakan faktor yang saling terbalik (inverse). Pemendekan
waktu penyelesaian akan mengakibatkan peningkatan biaya, atau sebaliknya. Waktu
merupakan sumber daya yang sangat penting. Tidak dapat disimpan, akan tetapi akan habis
jika digunakan atau tidak.
Yang dimaksud dengan sumber daya adalah aset seperti sumber daya manusia,
peralatan, fasilitas fisik, atau inventori yang kesemuanya tersedia dalam jumlah yang terbatas.
Proyek merupakan sistim yang dinamis dan harus terjaga dalam keseimbangan
tertentu, sehingga untuk menggambarkan kelima hal diatas, maka dalam manajemen proyek
dikenal segitiga waktu-biaya-sumber daya seperti pada gambar dibawah ini:
time cost
Scope and
quality
Resource availability
Sebuah rencana proyek harus dapat mengidentifikasi kebutuhan atas waktu, biaya dan
ketersediaan sumber daya guna mencapai lingkup dan kualitas proyek. Dengan kata lain
keseimbangan penyelesaian (waktu) pada tahap perencanaan akan berakibat terhadap
ketersediaan sumber daya dan biaya.
Proyek konstruksi lebih bersifat jasa dibandingkan dengan industri, hal ini terkait
karena kuatnya interaksi dengan konsumen dalam tujuannya bagi penyediaan sarana-dan
prasaran fisik yang lebih baik. Sangat sulit untuk mengklasifikasi tipe proyek konstruksi
terutama pada proyek skala besar dan kompleks karena keterkaitan antara tiap jenis
pekerjaan. Akan tetapi umumnya terdapat 4 tipe proyek konstruksi (Barrie, 1995) antara lain
konstruksi pemukiman, gedung, rekayasa berat, dan industri.
Hingga hari ini tidak terdapat definisi yang terinci tentang life cycle project, akan tetapi
beberapa konsep dari berbagai sumber dapat diketengahkan sebagai berikut:
1. Kerzner, Harold, 1997
Definisi life-cycles diadopsi dari Cleland dan King sbb:
- Konseptual (conceptual)
- Definisi (definition)
- Produksi (production)
- Operasional (operation)
- Divesment (pelepasan)
2. Barrie, Donald S, 1995
- Konsep dan studi kelayakan
- Rekayasa dan desain
- Pengadaan
- Konstruksi
- Memulai dan penerapan
- Operasi dan Pemanfaatan
3. Project management life cycle (Joseph W Weiss; Robert K Wysoki, 1992)
Planning Implementation
IDENTIFIKASI RENCANA ORGANISASI KENDALI CLOSING
Tentukan Identifikasi Tentukan Tentukan Pencapaian
permasalahan kegiatan kebutuhan model penerimaaan
SDM manajemen
Tentukan goal Hitung waktu Rekruitmen Tentukan alat Commisioning
proyek dan biaya proyek pengendalian
manajer
Buat daftar Pembagian Rekrut Tim Persiapkan Buat
pekerjaan kegiatan Proyek laporan status dokumentasi
proyek
Tentukan sumber Identifikasi Buat Review Buat item utama
daya awal kegiatan kritis organisasi tim penjadwalan untuk laporan
proyek proyek akhir
Identifikasi Buat proposal Tentukan Buat item Arahan audit
asumsi proyek paket perubahan post serah terima
pekerjaan
DELIVERABLES
Untuk lebih jelasnya penjelasan tentang life cycle project dijelaskan oleh Kerzner (1997)
sebagai berikut:
a. Fase Konsepsual (Conceptual phase)
- Menetapkan kebutuhan yang utama atau kelemahan potensial dari sistim yang
telah ada
- Menetapkan konsep sistim yang akan diterapkan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
- Menguji alternatif penyelesaian masalah
- Menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti dibawah ini:
i. Bagaimana sistim pembiayaannya ?
ii. Kapan sistim akan tersedia ?
iii. Bagaimana sistim pengerjaannya ?
iv. Apakah sistim yang ditawarkan dapat terintegrasi dengan sistim yang
telah ada.
- Identifikasi faktor sumber daya manusia dan non manusia yang dapat tersedia
untuk mendukung sistim
- Memutuskan sistim utama yang akan digunakan
- Membentuk struktur organisasi proyek.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan bagian yang sangat diperlukan, bukan hanya bagimana
pekerjaan harus diselesaikan tetapi juga merupakan alat untuk membuat keputusan,
menjelaskan alternatif pendekatan, skejul, dan ketersediaan sumber daya.
Perencanaan proyek merupakan proses dinamis. Perencanaan yang baik akan
menegaskan tugas akan dilaksanakan, mengapa mereka menjadi penting, kapan harus
dilaksanakan, apa sumber daya yang dibutuhkan dan apa kriteria yang digunakan
untuk menilai apakah proyek telah selesai dan sukses.
Terdapat tiga keuntungan dari rencana proyek antara lain bahwa
- Perencanaan mengurangi ketidak pastian.
- Perencanaan meningkatkan pemahaman
- Perencanaan mengembangkan efisiensi.
b. Pelaksanaan (Executing)
Pelaksanaan rencana proyek ekuivalen dengan mempercayakan pekerjaan pada staff
sesuai dengan tanggung jawabnya. Setiap staf harus menyadari bagaimana harapan
yang diletakkan kepadanya, bagaimana menjalankannya, dan kapan harus
dilaksanakan. Pelaksanaan sebuah rencana proyek dilaksanakan dalam empat tahap:
- Identifikasi sumber daya spesifik (kekuatan manusia, material, dan uang) yang
dibutuhkan guna menyelesaiakan pekerjaan.
- Penugasan personil sesuai aktivitas
- Skejul aktivitas dengan tanggal mulai dan akhir yang spesifik.
- Mengajukan perencanaan.
c. Pengendalian (Controlling)
Manajer proyek harus mempunyai sistim yang tetap untuk dapat memonitor progres
proyek. Sistim monitor ini harus mengembangkan perangkat pengukuran kinerja
proyek yang dibandingkan terhadap perencanaan yang telah disusun. Sistim monitor
ini dapat digunakan untuk melihat potensi permasalahan yang mungkin timbul dimasa
depan.
d. Selesai (closing)
Pengakhiran proyek yang baik harus dapat menjawab persoalan seperti dibawah ini:
- Apakah selesainya proyek dapat memenuhi harapan pemberi tugas?
- Apakah selesainya proyek dapat memenuhi harapan manajer proyek?
- Apakah tim proyek telah menyelesaikan proyek sesuai rencana?
- Apakah informasi telah terkumpul dengan baik guna membantu perencanaan
proyek selanjutnya?
- Bagaimana metodologi manajemen proyeknya dan bagaimana tim proyek
mengikutinya?
- Apa pelajaran yang dapat dipetik dari proyek yang telah selesai?.
Secara lebih spesifik Badiru (1995), mengemukakan outline yang harus dilakukan untuk
proyek kontruksi pada tahap perencanaan, pengorganisasian, skejuling, tracking, sebagai
berikut:
1. Planning
1.1. Latar belakang proyek
Buku Ajar Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Mataram 14
1.2. Penjelasan situasi dan proses sekarang
Pemahaman terhadap proses
Identifikasi variabel penting
Variabel kuantitatif
1.3. Identifikasi area yang akan dikembangkan
Daftar dan diskusi tentang area yang dikembangkan
Studi strategi potensial yang digunakan sebagai solusi.
1.4. Menentukan terminologi yang lelevan terhadap proyek
Terminologi spesifik industri
Terminologi spesifik perusahaan
Terminologi spesifik proyek
1.5. Menentukan tujuan dan sasaran proyek
Tentukan statemen misi yang akan diemban
Kumpulkan ide dan masukan dari personel.
1.6. Menetapkan stándar performa
Skejul
Performa
Biaya
1.7. Sertakan kelayakan proyek
Menentukan dampak terhadap biaya
Menentukan dampak terhadap organisasi
Menentukan waktu penyelesaikan proyek
1.8. Memastikan dukungan manajemen terhadap proyek
2. Organisasi
2.1. Identifikasi tim manajemen proyek
2.1.1. Struktur organisasi proyek yang spesifik
Struktur matrik
Struktur formal dan informal
Justifikasi struktur
2.1.2. Tentukan bagian-bagian (departements) dan personel kuncinya
Pengadaan material
Manajemen material
Enjinering, desain, manufaktur, dan lain-lain
2.1.3. Tentukan manajemen tanggung jawab
memilih manajer proyek
piagam penetapan proyek secara resmi
menetapkan kebijakan dan prosedur dalam proyek
3. Implentasi triple C model
3.1. Komunikasi
memutuskan bentuk metode komunikasi
pengembangan matrik komunikasi
3.2. Kerjasama
Outline persyaratan kerjasama
3.3. Koordinasi
pengembangan work breakdown structure
menetapkan penanggung jawab kegiatan
mengembangkan grafik tanggung jawab
4. Skejuling dan alokasi sumber daya
4.1. pengembangan skejul induk
4.1.1. Estimasi durasi kegiatan
Buku Ajar Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Mataram 15
4.1.2. identifikasi persyaratan urutan kegiatan
Urutan keteknikan
Urutan penentuan penggunaan sumber daya
prosedure urutan kegiatan
4.1.3. Penggunaan model analisa
CPM
PERT
Diagram Balok
Model optimasi
5. Tracking, pelaporan dan pengawasan
5.1. Tentukan garis pedoman utuk tracking, pelaporan dan pengendalian
5.1.1. menetapkan persyaratan data
kategori data
karakteristik data
skala pengukuran
5.1.2. pengembangan dokumentasi data
update persyaratan data
pengontrolan kualitas data
membentuk pengukuran keamanan data
5.2. Katagorisasi titik-titik pengendalian
5.2.1. audit skejul
network aktivitas dan diagram balok
milestone
skejul penyelesaian
5.2.2. audit performa
performa tenaga kerja
kualias produk
5.2.3. audit biaya
pengukuran biaya
persen komplit dihadapkan dengan jumlah biaya
5.3. Identifikasi implementasi proses
perbandingan dengan skejul target
tindakan koreksi
reskeduiling
realokasi sumber daya
5.4. terminasi proyek
review performa
stategi tindak lanjut proyek
pembubaran personel
5.5. Dokumentasi proyek dan pembuatan laporan akhir
RANGKUMAN
1. Lingkup manajemen konstruksi antara lain: lingkup proyek (perencanaan,
pengarahan dan pengendalian), kualitas, biaya, resiko, sumber daya manusia, kontrak
dan pengadaan, dan komunikasi.
2. Tantangan perkembangan bidang konstruksi dimasa depan adalah semakin
besarnya ukuran. organisasinya, rumitnya teknologi, kompleksnya saling
ketergantungan satu dengan lainnya, serta variasi-variasi dalam hubungan organisasi
dan lembaga, serta disisi lainnya makin ketat dan beragamnya peraturan yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan konstruksi. Dalam pelaksanaan konstruksi, manajemen
Buku Ajar Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Mataram 16
proyek harus mampu memadukan tuntutan akan gagasan, desain, pengadaan barang
dan konstruksi menjadi satu kesatuan proses yang menyeluruh. Krisis sumber daya,
terutama sumber daya material, peralatan, tenaga terampil, staf teknis dan lain-lain
menuntut pengaturan yang sangat ketat terutama kaitannya dengan peraturan
pemerintah dalam kebijakan ketenagakerjaan dan ketatnya peraturan lingkungan.
Manajemen juga harus mampu mengantisipasi persoalan ekonomi dan budaya sebagai
akibat dari inflasi, krisis budaya, kekurangan ekonomi, perubahan pola permintaan
dan lain-lain.
3. Karakteristik proyek adalah (a) dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan)
dan diakhiri dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan) serta mempunyai jangka
waktu yang umumnya terbatas. (b) Rangkaian kegiatan tersebut hanya satu kali
sehingga menghasilkan produk yang unik. Jadi tidak ada proyek yang identik, yang
ada adalah proyek sejenis.
4. Dalam setiap proyek terdapat lima konstrain/pembatas yang umum dijumpai yaitu,
lingkup (scope), kualitas (quality), biaya (cost), waktu (time), dan sumber daya
(resources)
5. Terdapat 4 tipe proyek konstruksi antara lain konstruksi pemukiman, gedung,
rekayasa berat, dan industri.
6. Daur proyek terdiri dari tahap konsepsual, mengembangkan definisi proyek,
produksi, operasi dan pelepasan.
7. Manajemen proyek adalah metode atau teknik yang didasarkan atas prinsip-prinsip
manajemen yang dapat diterima yang digunakan untuk perencanaan, estimasi dan
pengendalianing aktivitas pekerjaan, guna memperoleh hasil akhir, dengan biaya dan
spesifikasi tertentu
Dalam bab ini akan dibahas tentang dasar-dasar rencana proyek antara lain; tujuan rencana
proyek, pemilihan proyek, komponen rencana proyek, pemahaman partisipasi masing-masing
pihak dalam penyusunan rencana proyek, kelayakan proyek, proposal proyek, perencanaan
biaya, work breakdown structure, dan spesifikasi proyek.
Ketika proyek telah dinilai layak, maka tahap selanjutnya adalah penyusunan proposal
proyek (Request For Proposal (RFP). Bentuk tipikal dari RFP (Badiru, 1995) harus memuat:
a. Latar belakang proyek. Menyangkut kebutuhan, cakupan, studi pendahuluan dan
hasilnya.
b. Hasil proyek dan batas waktu. Apa produk yang dihasilkan proyek dan kapan waktu
terbaik untuk dilaksanakan. Bagaimana produk dihasilkan juga harus dijelaskan.
c. Spesifikasi performa proyek: analisa yang menunjukkan bahwa performa proyek
merupakan yang terbaru dan dari segi biaya paling efektif.
d. Tingkat dana (funding level), biasanya tidak spesifik diperlukan
e. Persyaratan laporan; bagaimana review proyek, formatnya, jumlah dan frekwensi
komunikasi, komunikasi oral, pengungkapan modal, dan persyaratan lainnya yang
diperlukan.
Rp. 10.941.391.200
PERINCIAN PENGGUNAAN
ANGGARAN
Rp
1 KONSTRUKSI FISIK . 10.284.907.728
Rp
2 PERENCANAAN (3%) . 328.241.736
Rp
3 PENGAWASAN (2,5%) . 273.534.780
Rp
4 Pengelola Teknis Proyek (0,5%) . 54.706.956
JUMLA
H 10.941.391.200
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
3.052.500,00
1 Uitzet dan Bouwplank 310,50 m¹ ls 5.000,00 1.552.500,00
BANGUNAN BERLANTAI II
3 Pasang dinding bata camp. 1pc: 6psr 382,04 m³ G.33.G 254.979,95 97.412.997,15
5 Pipa Saluran air dari talang kesaluran 3" 23,00 bh LS 70.000,00 1.610.000,00
3 Lantai keramik Lantai Kamar mandi 20/20 30,00 m² SP.III.14 53.839,97 1.615.199,03
2 Cat tembok mutu tinggi untuk fasade 676,04 m² Sup.IX.b 14.575,00 9.853.283,00
3 Cat Kusen, Pintu, jendela sistim duco 30,80 m² Sup.IX.a 27.662,25 851.997,30
Lebih lanjut Kerzner (2001) menjelaskan enam hirarki struktur dari WBS antara lain:
Level Description
Managerial level 1 Total program
2 Project
3 Kegiatan (task)
Technical level 4 Subkegiatan
5 Paket pekerjaan
Menyusun suatu WBS bukan merupakan proses yang mudah. Untuk itu diperlukan
kemampuan dan pengalaman untuk mengenali komponen/elemen kegiatan yang menyusun
suatu sasaran tertentu. Menurut Wysocki (2000) terdapat beberapa kriteria untuk menilai
WBS:
- Status penyelesaian yang terukur. Contoh penyelesaian yang terukur antara
lain:, jika pekerjaan pondasi dengan volume 10 m3 dapat diselesaikan dalam
waktu 2 minggu, maka 50% pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 1
minggu.
- Awal dan akhir setiap kegiatan harus terdefinisi dengan jelas. Definisi dapat
dilakukan dengan waktu atau juga kondisi yang menjadi persyaratannya.
Misalnya pekerjaan pondasi dapat dilakukan setelah pekerjaan gali pondasi
selesai dilaksanakan dan hal berlangsung dari tanggal hingga tanggal tertentu.
- Aktivitas harus dapat dilaksanakan.
- Waktu dan biaya dapat diestimasikan.
- Terdapat durasi aktivitas dengan waktu yang dapat diterima.
- Setiap kegiatan/penugasan adalah independen.
Terdapat tiga pendekatan untuk membuat WBS antara lain:
d. Tipe pendekatan dengan”kata benda”; penyelesaian pekerjaan proyek merupakan
komponen fisik atau fungsi tertentu. Contoh komponen fisik antara lain pada
proyek pembangunan gedung; tembok, pondasi, atap, pintu, jendela, dan lain-lain.
Contoh fungsi tertentu antara lain; sistim kelistrikan, sistim air bersih, sistim
pemadam kebakaran, dan lain-lain. Sistim biasanya merujuk pada kesatuan fungsi
komponen sebagai sebuah sistim.
e. Pendekatan dengan ”kata kerja”; didefinisikan sebagai tujuan (objective) dan
tindakan/aktivitas yang harus diselesaikan untuk memproduksi sesuatu mulai dari
desain, implementasi.
f. Pendekatan lain seperti pendekatan beradasarkan geografis, departemen, fuingsi
organisasi, dan lain-lain.
Dibawah ini diberikan contoh WBS untuk bangunan berlantai banyak yang adopsi dari dari
Wysocki (2000) :
4. UTILITAS
4.1. Listrik
4.2. Plumbing Air kotor dan air bersih
4.3. Drainage
5. DINDING DAN KUSEN
5.1. Dinding dan kusen lt I
5.2. Dinding dan kusen lt II
5.3. Dinding dan kusen lt III
6. PLAFOND
6.1. Plafond lt I
6.2. Plafond lt II
6.3. Plafond lt III
7. PEKERJAAN AKHIR
7.1. Perabot
Buku Ajar Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Mataram 31
7.2. karpet
7.3. cat
7.4. Walpaper
7.5. Partisi
8. LANDSCAPE
Dibawah ini beberapa ketentuan dalam penyusunan SOW yang diambil dari publikasi
NASA (Kerzner, 2001) sbb:
- Manajer proyek atau perencananya harus mereview dokumen yang terotorisasi
bagi proyek, dan menyusun tujuan proyek, demikian juga harus mereview kontrak
dan studi terbaru yang telah dikembangkan. Yang terbaik adalah bibliography
studi yang berhubungan harus disiapkan dengan contoh SOW yang sejenis.
- Copi dari WBS harus didapatkan. Pada poin ini koordinasi antara WBS dan SOW
harus dimulai. Setiap kegiatan (task) dalam WBS harus dijelaskan dalam SOW
dan kode-kode yang berhubungan antar keduanya harus dikembangkan.
- Manajer proyek harus membentuk sebuah team penyusunan SOW dengan
pertimbangan project office yang memiliki keahlian teknik, wakil dari pengadaan,
manajemen keuangan, fabrikasi, test, logistik, configuration management,
operatsi, safety, reliability, pengendalian kualitas, dan area lainnya yang
dibutuhkan dalam pengadaan.
- Sebelum penyusunan SOW, manajer proyek harus dapat menjelaskan program
sebagai sebuah struktur awal dari WBS dan merupakan adasar dari SOW.
- Manajer proyek harus mengidentifikasi kegiatan/tugas dari setiap anggota team
dan mengidentifikasi spesifikasi, kriteria desain, dan persyaratan dokumen lainnya
Manual persiapan dalam penyusunan SOW juga mengandung petunjuk untuk editor
dan penyusunnya sbb:
- Setiap SOW setidaknya harus dapat dijelaskan dalam dua bagian, yaitu dalam
tabel dan dikonfirmasi dalam struktur kode WBS.
- Adalah esensial untuk mendeskripsikan setiap kegiatan (task) dengan jernih dan
tepat. Penulis SOW harus sadar akan bahaya akan timbul akibat cara baca dan
interpretasi dari berbagai pembaca (seperti pengacara, pembeli, engineer,
estimator biaya, akuntan, dan specialis produksi, transportasi, sekuriti, audit,
kualitas, keuangan, dan manajemen kontrak). Sebuah SOW yang baik harus dapat
mengambarkan secara tepat layanan yang diinginkan. Kejernihan, kemurnian,
kejelasan dari SOW akan berimpikasi pada administrasi kontrak, begitu kegiatasn
tersebut merupakan skope dari pekerjaan yang harus dilakukan. Setiap kegiatan
yang tidak memenuhi syarat akan mengakibatkan peningkatan biaya akibat
pengadaan barang yang baru.
- Yang paling penting ditanamkan dalam ingatan ketika menulis SOW adalah akibat
dari tulisan yang timbul dari sisi pembaca. Oleh sebab itu setiap upaya agar
diusahakan meniadakan pengertian ambigu. Setiap kewajiban dari pemerintah
harus dengan hati-hati dijelaskan. Jika diperlukan ijin pelaksanaan dari
pemerintah, harus dibatasi waktunya. Jika terdapat peralatan / layanan yang harus
disediakan oleh pemerintah, tetapkan persyaratannya, kondisi dan waktu
penghantaran jika memungkinkan.
- Ingat berbagai ketentuan yang membutuhkan pengendalian atas kegiatan yang
tidak dilakukan oleh kontraktor, walaupun bersifat temporer, yang hasilnya
merupakan tanggung jawab kontraktor.
- Dalam persyaratan spesifikasi, lebih baik menggunakan terminologi aktif
dibandingkan pasif. Lebih baik mengatakan kepada kontraktor ”harus melakukan
test” dari pada mengatakan test merupkan bagian didalamnya.
- Batasi penggunaan singkatan untuk sesuatu yang umum digunakan. Sediakan
daftar dari seluruh singkatan dan akronim pada awal SOW. Ketika
menggunakannya pertama kali, eja dengan baik dan perlihatkan singkatan atau
akronim jelaskan arti dengan baik kata-demi kata.
- Sangat penting untun mendefinisikan tanggung jawab antara kontraktor, agen
lainnya, dan lain-lain dalam bagian yang terpisah dari SOW (bagian tertentu) yang
harus inklusif menggambarkan tangungjawabnya.
Buku Ajar Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Mataram 33
- Setakan prosedure. Ketika keputusan segera tidak dapat dibuat, sangat penting
untuk mengembangkan prosedure untuk memecahkan masalah.
- Jangan membuat spesifikasi yang berlebihan.
- Deskripsikan persyaratan dengan detail untuk menjamin kemurnian, tidak hanya
karena pertimbangan legal, tetapi juga karena pertimbangan aplikasi praktisnya.
- Abaikan persyaratan yang tidak ada hubungannya dengan material dan peralatan,
yang meungkinkan pertambahan biaya.
- Jangan mengulang dengan detai persyaratan atau spesifikasi yang telah disebutkan
sebelumnya dalam suatu dokumen. Masukkan sebagai referensi, Jika terdapat
perbedaan, modifikasi atau persayaratan yang diharapkan, maka sertakan
porsi/bagian yang spesifik beribah.
O = Optimistic
P = Pessimistic
M = Most Likely
E = (O + 4M + P)/6
O M P
f. Metode delphi yang diperluas. Metode Delphi dapat digabungkan dengan metode
lainnya misalnya dengan metode tiga titik, ataupun metode lainnya.
Beberapa metode penjadwalan yang banyak digunakan antara lain diagram panah,
diagram preseden, diagram batang, keseimbangan garis dan penjadwalan probabilistik.
Kegiatan I II III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Menggali tanah pondasi
2 Pondasi batu kali
3 Sloof beton
4 Kolom
5 Pasangan bata
Pekerjaan selesai
Pekerjaan mulai
Waktu evaluasi
Waktu evaluasi
Beberapa bentuk gabungan antara rencana kerja dan kemajuan pekerjaan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Januari Pebruari maret April
Tanggal laporan
Januari Pebruari maret April
20% 40% 60% 80% 100%
Tanggal laporan
Tanggal laporan
Volume
100%
acuan
Penulangan Cor beton
beton Bongkar acuan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 waktu
Jarak waktu kritis mencerminkan suatu tenggang waktu yang harus diamankan
untuk mencegah aktivitas yang tumpang tindih. Sedangkan untuk pekerjaan yang
berulang (repetitive) diselesaikan dengan line of balance method dengan
menggunakan diagram yang sama (diagram garis). Manfaat diagram garis dapat
disebutkan antara lain:
- Hubungan antara waktu (lamanya aktivitas dan volume terlihat jelas.
- Hubungan antara 2 aktivitas dapat diatur secara:
o Hubungan akhir-awal (Finish-start/FS)
o Hubungan Awal-awal (start-start/SS)
o Hubungan akhir-akhir (FF)
o Hubungan awal-akhir (SF)
o Hubungan pendekatan kritis (critical Approach relation)
- Kecendrungan kegiatan dapat dilihat dengan segera (actual vs plan),
dimana dalam jangka waktu tertentu dapat segera dilihat, apakah kegiatan
pekerjaan lambat atau sebaliknya.
Lokasi Asphal
mixing plan
Km 8.600
Km 13.000 Km 23.600
Km 17.000
11.00 m
11.60
Lapisan aus 4 cm
Lapisan halus 3 cm
Lapisan kasar 5 cm
Lapisan sub base 18 cm
10 10 10
DETAIL LAPISAN
Diminta :
a. penyelesaian paling awal (earliest finish) untuk penyerahan dapat
dfipakai bagian jalur km 8600 – km 13100.
b. Penyelesaian paling awal (earliest finish) untuk seluruh bagian proyek.
c. Penyajian proses konstruksi dengan diagram garis.
Batuan A Batuan B
1370 m 1030 m
PENDAHULUAN
Metode jaringan kerja pertama-tama berkembang pada saat yang hampir
bersamaan pada wal tahun 1957 di Amerika Serikat (Critical Path Method, CPM) dan
padatahun 1958 di Prancis (Metra Potential Method, MPM). Metode ini tercipta
setelah ada kebutuhan yang mendesak yaitu bagaimana mengorganisir suatu proyek
yang melibatkan ribuan aktivitas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Mulai Akhir
3
Waktu aktivitas
- Aktivitas palsu
- Aktivitas palsu: disebut juga dummy activity. Aktivitas ini digambarkan
sebagai anak panah yang terputus dan fungsinya adalah untuk
menunjukkan ketergantungan antar aktivitas. Aktivitas palsu ini tidak
mempunyai waktu pengerjaan (zero time duration).
Dummny activity
Mulai Akhir
- Event (kejadian ) merupakan titik pangkal dan titik akhir suatu aktivitas.
Suatu event memerlukan waktu dan sumber daya. Secara grafis dapat
digambarkan sebagai lingkaran dengan diberi nomor didalamnya.
A B C
- Bila beberapa aktivitas harus selesai ulu, sebelum aktivitas selanjutnya dapat
dimulai, atau akhir aktivitas-aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan awal
aktivitas berikutnya.
-
-
Tembok pondasi
A C
Tembok pondasi
-
Galian 2
B
A
Galian 1 C
Plat pondasi 3
- Apabila dua aktivitas harus selesai ulu sebagai syarat untuk pelaksanaan dua
kativitas berikutnya).
A C
Aktivitas dummy
B D
Dummy merupakan kelemahan dari diagram anah panah, sebab bila terlupa
memberi dummy, maka akan terjadi tidak adanya ketentuan yang jelas terhadap
aktivitas satu dengan lainnya atau meruibah logika (log of network). Bila terlalu
banyak menggunakan dummy maka jaringan kerja akan menjadi sulit dibaca terutama
dalam memperhitungkan waktunya. Kelemahan lainnya adalah sebuah aktivitas harus
selesai 100% dulu, baru dapat disambung dengan aktivitas yang lain. Padahal
kenyataannya dalam praktek tidaklah demikian. Sering pekerjaan berikutnya dapat
tanpa harus menunggu pekerjaan sebelumnya harus selesai 100%. Sebagai
pemecahannya aktivitas tadi dipecah menjadi dua aktivitas yang memiliki nama yang
sama dengan kode indeks, misalnya aktivitas A dipecah menjadi A1 dan A2.
A B
Galian pondasi Plat pondasi
Dikenal perumusan untuk menghitung total ploat S dan Free slack SF sebagai
berikut:
S = LS – EF
SA = TE – EF
BA1=20
SA=ES=26
BA2=26
BA3 = 19
Perhitungan mundur
Sesudah langkah cara perhitungan maju selesai dilakukan sampai event terakhir,
maka pengecekan perlu dilakukan perhitungan mundur. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya:
- Saat paling lambat yang diijinkan pada event terakhir dari
jaringan kerja disamakan dengan saat paling awal untuk event trsebut
yang didapat dari cara perhitungan maju (SL = SA)
- Saat paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas adalah
(ML) sama dengan saat berakhir paling lambat (SL) yang diijinkan untuk
kejadian berikutnya dikurangi waktu pelaksanaan aktivitas (d). ML = Sl -
d
- Untuk burst event, saat paling lambat yang dijinkan untuk
terjadinya suatu event sama dengan harga terkecil dari saat mulai paling
lambat yang diijinkan. Dipilih ML paling terkecil yaitu ML1 = 31
ML2=35
SL=31
ML3 = 40
- Perhitungan float
Kata slack atau float diartikan sebagai skala waktu yang longgar bagi
pelaksanaan suatu aktivitas atau beberapa aktivitas, sehingga aktivitas tersebut
pelaksanaannya dapat diperlambat secara maksimum sesuai dengan besarnya
slack/float tadi agar jadwal pelaksanaan proyek tidak terganggu. Total Float
adalah jangka waktu saat paling lambat peristiwa akhir kegiatan yang
bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan
tersebu dimulai saat paling awal peristiwa awal.Free float adalah jangka waktu
antara saat paling awal peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan dengan
saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai
pada saat paling awal peristiwa awal. Independent Float adalah jangka waktu
antara saat paling awal peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan dengan saat
selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada
saat paling lambat peristiwa awal.
X
21
5 10 9
12 L=7 25
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
X
IF
L=7
X
L=7 FF
TF
ES5 LS 5 EF 9 LF 9
MA ID BA MA BA
ID DUR
LABEL
LABEL
ML DUR BL ML BL/S
Keterangan :
MA = ES = Mulai paling awal (earliest start)
BA = EF = berakhir paling awal (earliest finish)
ML = LS = mulai paling lambat (Latest start)
BL = LF = Berakhir paling lambat (latest finish)
ID = Identifikasi
LABEL = Nama aktivitas
Dur = durasi
PENGGAMBARAN
Diagram precedence dapat diperoleh dengan mudah dengan mengubah dari diagram
panah dengan menempatkan aktivitas kedalam node atau kotak, kemudian baru
digambarkan hubungan logikanya dengan garis penghubung yang arah membacanya
selalu dari kiri kekanan dan tidak boleh kembali kekiri. Penggunaan anak panah juga
diperkenankan tetapi hanya berfungsi sebagai penghubung.
A B
A B
A
A C C
B B
A C
A B
C D
B D
C
A C A F
B D F AWAL AKHIR
D
E G
B G
E
A B D A B D
C
C
C
A C A
Aktivitas dummy
B B D
D
C
E
C E
Sebuah sistim pelaporan yang baik harus mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Menyatakan waktu, tingkat penyelesaian dan status informasi yang akurat
Tidak membutuhkan waktu tambahan untuk membuat dan membacanya yang
justru kontra produktif terhadap penyelesaian proyek.
Dapat diterima oleh manajemen lapis atas maupun bawah
Dapat mendeteksi awal permasalahan sehingga ada waktu untuk mengatasinya
Mudah dimengerti bagi siapa saja yang membutuhkan informasi.
pengend resiko
alian
waktu
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah laporan antara lain:
1. menentukan waktu periodik laporan, misalnya mingguan, bulanan,
tahunan, dll. Dalam kaitan ini seluruh tim proyek harus sepakat menyerahkan
laporan setiap periode tertentu.
2. Laporan penyelesaian pekerjaan aktual selama periode diatas. Apa yang
direncanakan pasti berbeda dengan kondisi aktual pelaksanaan. Untuk itu maka
majajer proyek harus selalu melakukan verifikasi data yang ditemuai hingga
ketaraf yang akurat (bukan diterima begitu saja) melalui proses cek yang dapat
dilakukan secara random.
3. Rekaman dan estimasi kembali. Bagi manajer proyek data dapat
diartikan sebagai (1) rekaman historis, yang memuat seluruh pekerjaan yang
direncanakan dan yang telah diselesaikan. (2) data masa depan; yang memuat
analisa estimasi kembali biaya dan waktu penyelesaian proyek.
4. Data mulai dan akhir pekerjaan.
5. Rekaman hari yang telah dilalui dan yang akan dijalankan. Data
memuat informasi jumlah hari yang telah dilalui dan analisa jumlah hari yang
akan digunakan kembali untuk penyelesaian pekerjaan.
6. Data penggunaan sumber daya, baik tenaga kerja maupun material.
7. Kondisi cuaca dan keadaan lapangan lainnya.
8. kejadian penting lainnya yang dapat mempengaruhi kelancaran proyek
seperti huru hara, demo, kecelakaan, dll.
Varian adalah perbedaan antara rencana pelaksanaan dan hasil aktual pekerjaan
dilapangan. Varian dapat berarti positif atau negatif. Varian positif jika kondisi aktual
melebihi rencana. Kondisi ini tentu diharapkan oleh manajer proyek karena setidaknya
akan menggambarkan keberhasilan manajer proyek yang telah bekerja diatas rata-rata
rencana dan juga menggambarkan adanya optimisme bahwa proyek akan terselesaikan
dalam waktu yang lebih cepat dan biaya yang lebih murah. Akan tetapi kondisi ini
Proses pengendalian proyek dapat ditangani dalam suatu hirarki yang diawali
dengan pandangan menyeluruh dari proyek dan diahiri dengan performa unit pada
level elemen seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Proyek
Integrasi proyek
input Produk Output
Proses
Unit
Step 1 : Tentukan kriteria pengendalian. Ini berarti bahwa terdapat aspek yang
sfesifik untuk mengukur hal yang sfesifik. Kriteria pengendalian harus
menjelaskan apa, bagaimana dan siapa yang akan melakukan
pengendalian.
Step 2 : Seting stándar performa. stándar dapat berasal dari praktik industri,
kesepakatan proyek yang berlaku, analisa kerja, dll
Step 3 : Pengukuran performa aktual. Skala pengukuran harus ditetapkan
sebelumnya. Pendekatan pengukuran harus dikablirasi dan diverifikasi
agar akurat. Faktor kuantitatif dan nonkuantitatif membutuhkan
pendekatan pengukuran yang berbeda. Pada tahap ini juga harus
dikembangkan alat-alat yang reliabel dalam tracking dan pelaporan
proyek. Status proyek bagaimanapun tidak menguntungkannya harus
dilaporkan.
Step 4 : Bandingkan performa aktual proyek dengan standar performa yang
sfesifik. Perbandingan harus dilaksanakan dengan obyektif dan
konsisten dengan kriteria pengendalian yang sfesifik. Secara periodik
rapat harus dilakukan untuk menjelaskan: apa yang telah dicapai dan apa
yang akan dilaksanakan.
Step 5 : identifikasi varian yang tidak diterima atau tidak sesuai harapan.
Step 6 : Tentukan dampak yang diharapkan dari varian pada seluruh performa
proyek.
Step 7 : Investigasi sumber-sumber buruknya performa
Step 9 : Implementasi aksi pengendalian dengan dedikasi yang penuh.
Step 10 : Pastikan bahwa performa yang buruk tidak akan mengakibatkan
pekerjaan berulang-ulang.
Feedback
Gant chart yang dikembangkan pada tahap skejuling dapat digunakan sebagai
benchmarking dalam pengukuran progres proyek. Status proyek harus dimonitor
berkali-kali. Simbol-simbol dapat digunakan untuk menandai posisi aktivitas aktual
dalam gant chart. Sebuah dokumen harus disiapkan guna mengetahui perbedaan antara
staus aktual aktivitas dengan status yang diharapkan. Informasi ini harus disampaikan
kepada personel yang terlibat dengan petunjuk yang jelas guna melakukan tindakan
pengendalian. Lebih banyak milestone pengendalian maka akan lebih mudah
melaksanakan fungsi pengendalian. Permasalahan akan teridentifikasi lebih awal
sebelum terakumulasi kedalam persoalan yang serius. Akan tetapi yang mesti diingat
bahwa pengendalian yang lebih banyak akan mengabatkan biaya pengendalian yang
besar.
Berikut ini beberapa contoh evaluasi proyek yang umum diginakan pada proyek antara
lain:
105 1.000 75
B. GANT CHART
Dibawah ini contoh pelaporan dengan gant chart dimana rencana proyek
diselesaikan pada tengah maret, akan tetapi ketika laporan pertama dibuat pada
minggu ketiga pebruasi proyek baru selesai 60%, bahkan hingga minggu pertama
April, pelaksanaan baru 90%.
Januari Pebruari maret April
20% 40% 60% 80% 100%
Tanggal laporan
Tanggal laporan
Grafik dibawah ini menunjukkan bahwa performa aktual lebih baik dibandingkan
dengan performa rencana.
RENCANA
AKTUAL
TEKNIK SAMPEL
Sampel adalah salah satu teknik dalam statistik untuk menarik kesimpulan
berdasarkan observasi terhadap contoh/unit yang diambil secara random dari populasi.
ENVIRONMENT
METHOD size
Work Culture
Schedule Supervision
Teams Tolls
Training
PROJECT
PERFORMANCE
Scale Vendor Cost
Automation
Cycle Inventory
Maintenance
MEASUREMENT
MATERIAL MACHINE
BAB V
ORGANISASI PROYEK
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dasar-dasar
organisasi dalam proyek kontruksi.
GENERAL MANAJER
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Tradisional
Basic research
project
Applied research
project
New technologi
Project
VP VP VP VP
Manufacturin Marketing Operation Engineering
g
GENERAL
MANAJER
desig manufacturi
n ng
Gambar 5.3
Struktur organisasi Produk
Pada struktur organisasi matrik, terdapat dua garis komando yaitu horisontal
yang vertikal. Garis horisontal berkaitan dengan responsilitas terhadap proyek dan
garis pvertikal berkaitan dengan responsibilitas fungsional. Manajer proyek
mempunyai tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap kesuksesan proyek.
Manajer proyek mempunyai tanggung jawab mencapai dan memelihara unjuk
kerja tenaga teknis dari personel proyek. Bentuk dari struktur matrik dapat dilihat pada
gambar .5.4.dibawah ini:
Project responsibility
Project
A
Project
B
Project
C
Project
D
Gambar 5.4
Struktur Organisasi Matrik
Beberapa aturan dasar dalam penggunaan organisasi matrik (Kerzner, 2001) antara
lain:
a. Partisipan harus total menyediakan waktunya untuk proyek; guna memastikan
loyalitas yang terfokus pada proyek.
b. Komitmen horisontal harus sama kuatnya dengan komitmen vertikal.
c. Harus terdapat metode resolusi konflik yang cepat dan efektif.
d. Harus tercipta komunikasi yang baik dengan akses yang bebas antar manajer.
e. Seluruh manajer harus memberikan input dalam proses perencanaan.
f. Manajer horisontal dan vertikal harus menegosiasikan ketersediaan sumber
daya.
g. Harus terdapat ijin resmi untuk mengoperasikan proyek sebagai entitas
tersendiri kecuali dalam urusan administrasi.
1. BUBBLE ORGANIZATION
Bentuk ini adalah kumpulan dari berbagai fungsional untuk mencapai pusat tujuan
tertentu. Biasanya bentuk ini digunakan dalam pergerakan masyarakat untuk
mencapai tujuan nasional tertentu. Bentuk dari bubble organization ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
Funtion Team
3 PROJECT B
GOAL
Objective Team A
1
Objective
2
Gambar 5.5
Bubble Organization
2. MARKET ORGANIZATION
Marketing
manajer
Market A Market B
Gambar 5.6
MARKET ORGANIZATION
Gambar 5.7
CHRONOLOGICAL ORGANIZATION
4. SEQUENTIAL ORGANZATION.
Stage 2
Task 1
Gambar 5.8
SEQUENTIAL ORGANZATION
Task 2
Task 3
Task 5
BAB VI
Sementara itu Badiru (1997) mengatakan bahwa kontrak merupakan titik kritis guna
meminimalisasi area resiko proyek. Beberapa hal yang harus dibahas dalam pengajuan
proposal dan kontrak antara lain: lingkup pelayanan dan deskripsi proyek, administrasi
kontrak, cara pembayaran, ketersediaan pembiayaan klien, jaminan dan garansi, konsekuensi
kerusakan, ganti kerugian, pajak, paten, informasi rahasia, ketentuan pengakhiran, perubahan
1. Undangan penawaran
2. Instruksi kepada penawar
3. Kondisi/Syarat-syarat umum
4. Syarat-syarat khusus
5. Sfesifikasi teknis
6. Gambar kerja
7. Adenndum
8. Proposal
9. Jaminan penawaran
10. Perjanjian
11. Jaminan pelaksanaan
12. Jaminan pembayaran tenaga kerja dan material.
Sementara itu (Kerzner, 2001) mengusulkan bentuk tipikal kelengkapan sebuah kontrak
sebagai berikut:
1. definisi kontrak
2. definisi lingkup pekerjaan
3. skope pelayanan dan pekerjaan yang harus dilaksanakan
4. fasilitas yang disediakan oleh pemilik
5. perubahan dan tambahan
6. jaminan dan garansi
7. kompensasi
8. cara pembayaran
9. definisi dasar pembayaran jasa
10. pajak
11. perlindungan asuransi
12. syarat kontraktual lainnya
13. syarat umum lainnya
Sebagai pembanding dapat dilihat bentuk tipikal dari kontrak konstruksi di Amerika Serikat
(Clough, 1994) pada lampiran bab. Selain itu juga bentuk-bentuk dokumen kontrak yang
umum dipakai di Indonesia (tandar Departemen Pekerjaan Umum) dapat dilihat pada
lampiran.
Tabel 6.1
Perbandingan keunggulan dan kerugian berbagai tipe kontrak
Tipe Kontrak Keunggulan Kelemahan
Cost Plus Fee - Menyediakan - Tidak ada
flexibilitas yang maksimum bagi owner jaminan biaya maksimal
- Meminimalisasi - Tidak terdapat
keuntungan kontraktor incentiv finacial jika terjadi minimalisasi
- Minimalisasi waktu dan biaya
negosiasi dan biaya pendahuluan lainnya - Memperbolehka
- Lebih cepat dimulai n terjadinya perubahan oleh owner
dan lebih cepat selesai yang mengakibatkan peningkatan
- Memperbolehkan waktu dan biaya
memilih kualifikasi yang terbaik,
penawaran terendah.
- S - R - P - P
trategi kontrak ancangan kontrak rosedur rogram Qa/Qs
- J - P pembayaran - I
enis kontrak rakualifikasi - K nspeksi
- K - M laim - T
elengkapan proyek enyusun panitia - C esting
- K lelang hange order - J
epentingan sfesifik - M - B aminan
embuat proposal ack charge - l
- N - P aporan
Urutan kegiatan penyusunan dan pengelolaan kontrak diatas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. penyusunan strategi dan perencanaan kontrak
b. pemilik membentuk panitia tender
c. Kriteria seleksi
d. Mengumpulkan daftar panjang rekanan
e. Prakualifikasi untuk mendapatkan daftar pendek
f. Menyusun rancangan kontrak
g. Menyusun paket lelang
h. Mengirim paket lelang kepada para peserta
i. Peserta lelang membuat proposal
j. Panitia menerima proposal, evaluasi rangking atau pemenang
k. Negosiasi dan tanda tangan kontrak.
Pasal 3 Pemilik
Definisi
Informasi dan layanan yang disediakan pemilik
Hak pemilik untuk menyetop pekerjaan
hak pemilik untuk mengambil alih pekerjaan
Pasal 4 Kontraktor
efinisi
Peninjauan kembali dokumen kontrak
supervisi dan prosedur konstruksi
tenaga kerja dan material
jaminan pelaksanaan
pajak
ijin, fee dan retribusi
Upah tenaga kerja
pengawas
skejul
dokumen dan sampel
gambar kerja, tanggal produk dan sampel
penggunaan site
pengurangan dantambahan pekerjaan
pembersihan
komunikasi
royalti dan paten
penggantian kerugian.
Pasal 5 Subkontraktor
5.1. definisi
5.2. pengetahuan subcontraktor dan kontrak lainnya sebagai bagian dari
pekerjaan
5.3. hubungan subkontraktor
Pasal 8 Waktu
8.1. Definisi
8.2. Progress dan penyelesaian pekerjaan
EXHIBIT
TYPICAL TOPIC COVERED BY SUPPLEMENTARY, OR SPECIAL OR
OTHER CONDITIONS OF CONTRACT FOR CONSTRUCTION
1. Labor standars
2. wage and our scale
3. Employment conditions
4. Unit prices, predetermined
5. Payment to the contractor
6. Time of completion
7. Partial occupancy
8. Liquidated damages
9. Partial occupancy
10. liquidate damages
11. Guarantees and affidavits
12. mutual responsibilities of contractor
13. incentive bonus
14. Substitutions of Material
Architectural Drawing
A1.1.2 etc Site plan; area location map, domolition map, excavation plan, utilities plan,
grading plan, landscaping plan, temporary work.
A2.1.2. etc Ploor plan; schedules; door room finish, hardware special equipment, key
drawing
A3.1.2. etc Exterior elevations
A4.1.2. etc Larger scale floor plans and details
A5.1.2.3 Interior elevations
A6.1.2.3 Reflected ceiling plans
A7.1.2.3 Vertical circulations, stairs (elevators, escalators).
A8.1.2.3. Exterior Details.
A9.1.2.3 Interior Details
Structural Drawing
S0.1.2.3 General notes
S1.1.2.3 Site work
S2.1.2.3 Framing plans
S3.1.2. Elevations and detail
S4.1.2. Detail and schedules
S5.1.2. Concrete
S6.1.2 Masonry
S7.1.2 Structural steel
S8.1.2 Timber
S9.1.2 Special design
Plumbing Drawing
P0.1.2 General note
P1.1.2 Site plan
P2.1.2 Floor plans
P3.1.2 Riser diagrams
Electrical Drawing
E0.1.2 General note
E1.1.2 Site plan
E2.1.2 Floor plans, lighting
E3.1.2 Floor plans power
E4.1.2. Electrical rooms
E5.1.2 Riser diagrams
P6.1.2 Fixture panel shedule
E7.1.2 Detail
7.1.1 PENDAHULUAN
Tahap pembangunan konstruksi merupakan suatu tahap yang sangat penting
dalam rangkaian proyek, karena kualitas keseluruhan proyek sangat tergantung pada
bagaimana manajemen konstruksi dilaksanakan. Disamping itu juga, tahap konstruksi
menjadi sangat penting karena sebagian besar dari seluruh dana dan waktu proyek
dicurahkan. Mengingat pentingnya tahap ini, kontraktor harus berhati-hati dalam
merencanakan, membuat jadwal, dan mengelola proyek (Oberlender, 2000 : 258).
Keberhasilan dalam memenuhi setiap sasaran proyek hanya dapat diraih
melalui suatu pengelolaan proyek yang baik. Untuk itu diperlukan suatu manajemen
proyek dalam pengelolaan, pengalokasian, dan penjadwalan sumber-sumber daya
proyek untuk meraih sasaran-sasaran yang telah ditetapkan (Badiru dan Pulat, 1995 :
2). Sumber daya yang berperan paling besar dalam pengelolaan proyek adalah sumber
daya manusia (SDM). Mengelola SDM adalah sangat penting dan paling sulit
dilakukan dalam setiap organisasi. Hal ini berkaitan erat dengan masalah hubungan
antar manusia yang dalam interaksinya dapat menimbulkan konflik. Adanya
CONFLICT
LOW INTENSITY HIGH
0 1.0
2.0
CONFLICT OVER
SCHEDULES
CONFLICT OVER
PRIORITIES
CONFLICT OVER
MANPOWER
CONFLICT OVER
TECH. ISSUES
CONFLICT OVER
ADMINISTRATION
PERSONALITY
CONFLICT
CONFLICT OVER
COST
Gambar 7.1 Profil Intensitas Konflik Rata-rata yang Terjadi Selama Siklus Proyek Konstruksi
(Thamhain dan Wilemon dalam Kerzner, 2001 : 390)
Memperkecil perbedaan-perbedaan
Smoothing dan menekankan kebersamaan demi Yield – Lose Rendah Tinggi
masalah-masalah konflik.
Mempertimbangkan berbagai
masalah, melakukan tawar-menawar,
dan mencari cara-cara penyelesaian
Compromise Compromise Sedang Sedang
atau pemecahan yang berusaha untuk
membawa kepuasan kepada pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik.
7.1.7. KESIMPULAN
Konflik akan selalu timbul dalam setiap proyek. Jika tidak ditangani secara
lebih dini konflik dapat menyebabkan gagalnya proyek secara keseluruhan. Upaya
pencegahan konflik dapat dilakukan dengan mempelajari permasalahan dan
mengumpulkan seluruh informasi yang ada, mengembangkan sebuah pendekatan
atau metode situasional, dan menciptakan suasana yang sesuai dengan
memperlihatkan suatu kemauan untuk turut ambil bagian seperti pihak-pihak lain.
Dalam Proyek pembangunan konstruksi beberapa konflik yang identifikasi
dengan intensitas tertinggi hingga terendah yaitu konflik jadwal, prioritas, sumber
Persoalan kualitas dimasa depan akan terus berkembang. Dalam dunia konstruksi
tuntutan kualitas juga makin mengemuka dalam decade ini. Kualitas tidak hanya
berarti pemenuhan sfesifikasi teknis akan tetapi telah berkembang kepada penuhan
kepuasan terhadap pelanggan.
All organisation
All departments
All suppliers
Kualitas merupakan suatu kata yang tidak mudah untuk didefinisikan. Namun
kualitas suatu bangunan dapat dinilai berdasarkan pada ketujuh daftar ukuran yang
utama diatas. Cara untuk mencapai tingkatan yang tinggi dari ukuran-ukuran utama ini
adalah melalui manajemen terhadap keseluruhan proses yang menghasilkan ukuran-
ukuran tersebut.
Deming percaya bahwa suatu sistem kualitas telah ditentukan dalam suatu sistim
gerak yang memberikan hasil berupa reaksi berantai dari suatu kualitas (Gambar
7.2).
Integrasi
Organisasi tradisional terbagi atas departemen yang menangani fungsi-fungsi
tertentu. Perusahaan dibagi berdasarkan departemen fungsional yang dapat
menimbulkan masalah antar fungsi antara lain, bangunan organisasi yang rumit
dan kaku, diversifikasi nilai, kompetisi antar departemen, konflik prioritas, dan
perbedaan keinginan. Salah satu tujuan pokok dari TQM adalah untuk mencegah
adanya pembagian organisasi dan mendorong ke arah struktur yang terintegrasi
(penyatuan struktur).
Manajemen proses
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa organisasi memiliki internal
customer, yaitu orang-orang yang menjadi pelanggan proses bisnis. Konsep mengenai
proses bisnis tersebut merupakan fokus ide TQM, karena telah dipercaya bahwa jika
semua internal customer merasa puas, maka produk maupun servis yang ditawarkan
kepada eksternal customer, atau pengguna akhir akan menjadi lebih baik. Dalam
proyek konstruksi, seringkali terdapat beberapa organisasi (sub konstraktor) yang
menyebabkan timbulnya masalah manajerial pelaksanaan TQM. Namun, ide mengenai
proses bisnis melampaui tradisi batas ini dengan mengasumsikan bahwa semua orang,
dalam perusahaan adalah customer.
Jika kontraktor utama menganggap memandang subkontraktor adalah customer, maka
dapat pula diasumsikan bahwa proses konstruksi ini akan berjalan lancar dan hal itu
memberikan pelayanan yang lebih baik, dan pada akhirnya proyek akan siap untuk
para klien dan pengguna akhir. Dalam industri manufaktur konsep kualitas produk
akhir secara keseluruhan merupakan suatu refleksi kualitas dari seluruh material dan
pegawai yang melakukan proses produksi, tanpa melihat perusahaannya.
Dalam istilah TQM customer didefinisikan sebagai seseorang yang berkepentingan
dengan kerja, aktivitas, ataupun kegiatan lainnya. Customer dapat digolongkan atas :
Internal customer yaitu pelanggan yang berlangganan proses dan berada
termasuk dalam bagian organisasi. (Departemen pemasaran)
Brainstorming
Brainstorming juga digunakan untuk menyeleseaikan suatu masalah. Cara ini
memiliki aturan-aturan tertentu. Sebelum memulai suatu sesi brainstrorming
untuk menyelesaikan masalah, seharusnya tidak ada pendefinisian masalah
dengan syarat kenetralan total, dan usulan-usulan berupa solusi seharusnya
tidak dibuat. Waktu untuk usulan suatu solusi harus dibatasi dan semua usulan
harus ditulis. Ide yang tidak umum harus tetap didukung sebagaimana suatu
usulan lainnya.
Analisa Pareto
Analisa pareto meliputi perhitungan ongkos dan frekuensi suatu permasalahan
yang terjadi dan menyajikannya dalam suatu jumlah tertentu sehingga
permasalahan ongkos tertinggi bisa diketahui dan dipilih untuk dikembangan.
production
Penilaian performance
Penilaian performance juga merupakan metode yang digunakan untuk
mendorong keterlibatan karyawan. Penilaian performance harus difokuskan
pada obyektifitas dari perusahaan dan bukan pada pendapat perorangan.
Metode-metode TQM
Metode Taguchi
Mode Kegagalan dan Analisis Dampak
Statistical Process Control (SPC)
Just-In-Time
3. Manajemen proses
Desain proses
Pengendalian proses
Peningkatan proses
4. Manajemen sumber daya
Peningkatan kesejahteraan
Kaizen
Strategi Kaizen mungkin merupakan konsep tunggal yang terpenting dalam
manajemen Jepang. Pesan strategi kaizen adalah tiada hari tanpa perbaikan di
setiap bagian perusahan. Di Jepang, manajemen dipahami dalam dua fungsi yaitu
pemeliharaan dan peningkatan. Kaizen memandang peningkatan kecil yang dibuat
pada ststus quo sebagai hasil dari usaha yang terus menerus. Ini berbeda dengan
TQM dalam operasinya dalam budaya-budaya yang ada dan jarang memerlukan
perubahan kebudayaan.
7.2.10. KESIMPULAN
TQM berdasarkan pada sikap dimana perhatian pelanggan focus utama
organisasi. Hal ini akan tercapai dalam organisasi yang terpadu dan berkomitmen
terhadap perbaikan yang kontinyu (berkelanjutan). Ini adalah tiga dasar TQM. Dengan
tiga dasar ini, banyak sistem yang sesuai dan dengan sistem-sistem tersebut akan lahir
banyak teknik.
Tidak diragukan lagi bahwa industri konstruksi adalah industri yang besar dan
kompleks dan sebagai suatu industri, konstruksi menghadapi rintangan-rintangan yang
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI
Dalam syarat-syarat umum kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan harus mempunyai arti seperti
yang dimaksudkan atau didefinisikan disini:
a) Jasa pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang perencanaan
teknis dan sfesifikasinya ditetapkan pengguna jasa dan proses serta pelaksanaannya
diawasi oleh pengguna jasa atau pengawas konstruksi yang ditugasi.
b) Pengguna jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek, pemimpin bagian
proyek sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pengadaan jasa dalam
lingkungan kantor/satuan kerja/pemimpin proyek, pemimpin bagian proyek tertentu.
Nama, jabatan, dan alamat dan pengguna jasa tercantum dalam syarat-syarat khusus
kontrak.
c) Kepala kantor/satuan kerja adalah pejabat struktural departemen yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa yang dibiayai dari dana anggaran belanja rutin
APBD.
d) Penyedia jasa adalah badan usaha yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa.
e) Sub penyedia jasa adalah penyedia jasa yang mengadakan perjanjian kerja dengan
pengedia jasa penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
setelah disetujui oleh direksi pekerjaan.
f) Panitia pengadaan adalah tim yang diangkat oleh pengguna jasa untuk melaksanakan
pemilihan penyedia jasa.
g) Kontrak adalah perikatan hukum antara pengguna jasa dengan penyedia jasa dalam
pelaksanaan pengadaan jasa.
h) Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan konstruks atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga
satuan/unsur pekerjaan dengan sfesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan atas hasil
pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia
jasa.
i) Dokumen kontrak adalah seluruh dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa untuk untuk melaksanakan dan menyediakan pekerjaan
yang terdiri dari:
1) surat perjanjian
2) surat penunjukan penyedia jasa
Ketentuan-ketentuan syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa melanggar
ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum sebagai berikut:
1) surat perjanjian
2) surat penunjukan penyedia jasa
3) surat penawaran
4) addendum dokumen lelang (bila ada)
5) syarat-syarat khusus kontrak
6) syarat-syarat umum kontrak.
7) Sfesifikasi teknis
8) Gambar-gambar
9) Daftar kuantitas dan harga
10) Dokumen lainnya yang tercantum dalam lampiran kontrak.
3. ASAL JASA
Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa dari penyedia jasa nasional yang
berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. JAMINAN
Penyedia jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna jasa selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya surat penunjukan penyedia jasa sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat
khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyerahan akhir
pekerjaan.
Pengguna jasa wajib membayar uang muka kepada penyedia jasa sejumlah tertentu sesuai dengan
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak, setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka
yang bernilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka. Masa berlakuknya jaminan uang
muka sekurang-kurangnya sejak tanggal permohonan sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak
tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
7. ASURANSI
Penyedia jasa harus menyediakan atas nama pengguna jasa dan penyedia jasa, asuransi yang mencakup
dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan, yaitu:
a) Semua barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu
kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, seta resiko lainnya yang tidak dapat diduga.
b) Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan ditempat kerja
c) besarnya asurasi ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
8. KESELAMATAN KERJA
Penyedia jasa jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja.
9. PEMBAYARAN
Cara Pembayaran:
a) Uang Muka
1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas lapangan dan mobilisasi
peralatan, personil dan bahan. Besarnya uang muka ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak dan dibayar setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka
sekurang-kurangnya sama dengan uang muka.
2) Penyedia jasa harus mengajukan permohonan uang muka secara tertulis kepada
pengguna jasa disertai dengan rencana penggunaan uang muka.
3) Pengguna jasa harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan
tersebut pada butir 2 (dua) paling lambat 7 (tujuh) hari setelah jaminan uang muka
diterima.
4) Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang harus diasuransikan sesuai
dengan ketentuan Menteri Keuangan.
5) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara professional
pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan palng lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus persen).
6) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang muka secara bertahap
dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.
b) Pembayaran
1) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna jasa,
apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan.
c) Penyerahan harga
1) Hasil perhitungan penyesuaian harga sesuai pasal 47 dituangkan dalam amandemen
kontrak yang dibuat secara berkala selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan.
2) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh pengguna jasa, apabila penyedia jasa
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.
3) Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
13. DELEGASI
Direksi pekerjaan dapat mendelegasikan sebagian tugas dan tangung jawabnya kepada direksi
teknis dan dapat membatalkan pendelegasian tersebut setelah memberitahukan penyedia
jasa.
25. RESIKO
Pengguna jasa bertanggung jawab atas resiko yang dinyatakan dalam kontrak sebagai resiko
pengguna jasa, dan penyedia jasa bertanggung jawab atas resiko yang dinyatakan dalam
kontrak sebagai resiko penyedia jasa.
Resiko penyedia jasa
a) Resiko kecelakaan, kematian, kerusakan atau kehilangan harta benda (diluar
pekerjaan, peralatan, instalasi dan bahan untuk pelaksanaan pekerjaan) yang
disebabkan oleh:
1) Pengguna atau penguasaan lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang
tidak dapat dihindari sebagai akibat pekerjaan tersebut, atau.
2) Keteledoran, pengabaian kewajiban dantangung jawab, gangguan terhadap hak
yang legal oleh pengguna jasa atau orang yang dipekerjakannya, kecuali
disebabkan oleh penyedia jasa.
3) Resiko kerusakan terhadap pekerjaan, peralatan instalasi dan bahan yang
disebabkan karena desain atau disesbabkan oleh kesalahan pengguna jasa,
keadaan kahar dan pencemaran/terkontaminasi limbah radio aktif/nuklir.
4) Resiko yang terkait dengan kerugian atau kerusakan dari pekerjaan, peralatan,
instalasi dan bahan sejak saat pekerjaan selesai sampai berakhirnya masa
pemeliharaan, kecuali bila:
Kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan
Kejadian sebelum tanggal penyerahan pertama pekerjaan yang bukan
tanggung jawab pengguna jasa
Resiko penyedia jasa kecuali resiko-resiko pengguna jasa maka penyedia jasa bertanggung jawab
atas setiap cidera atau kematian dan semua kerugian atau kerusakan atas pekerjaan,
peralatan, instalasi, bahan dan harta benda yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
kontrak.
31. PENGAWASAN
Untuk melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan dilapangan
yang sedang atau telah dilaksanakan oleh penyedia jasa, pengguna jasa diwakili oleh
direksi teknis.
Pemutusan kontrak oleh penyedia jasa sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
penyedia jasamenyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis
kepada pengguna jasa untuk kejadian tersebut dibawah ini, penyedia jasa dapat
memutuskan kontrak. Kejadian dimaksud adalah:
a) Setelah akibat keadaan kahar, penyedia jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan
sesuai pasal 37.7.c.
b) Pengguna jasa gagal memetuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
Prosedur pemutusan kontrak.
Setelah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan pemutusan kontrak,
sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut penyedia jasa harus:
a) Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
pemberitahuan pemutusan kontrak.
b) Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan. Pengalihan
hak dan penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara dan pada waktu yang
ditentukan oleh pengguna.
c) Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh pengguna jasa.
Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan pasal 41.5, pengguna jasa tetap membayar
hasil pekerjaan sampai dengan batas waktu tanggal pemutusan, dan jika terjadi pemutusan
kontrak sesuai dengan pasal 41.6 selain pembayaran tersebut diatas, pengguna jasa harus
Semua bahan, peralatan, instalasi, pekerjaan sementara, dan fasilitas milik penyedia jasa, dapat
dimanfaatkan oleh pengguna jasa bila terjadi pemutusan kontrak oleh pengguna jasa.
Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
45. PERPAJAKAN
Penyedia jasa harus mengetahui, memhami dan path terhadap semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan
penawaran harus dilakukan penyesuaian.
46. KORESPONDENSI
Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex, kawat.
Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak.
Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
Penyesuaian harga harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam syarat-syarat
khusus konrak. Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang lebih
dari 12 (dua belas) bulan.
48. DENDA DAN GANTI RUGI
Denda adalah sanksi financial yang dikenakan kepada penyedia jasa, sedangkan ganti rugi adalah
sanksi finasial uang yang dikenakan kepada pengguna jasa, karena terjadi cidera janji
terhadap ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
53. PERSONIL
Penyedia jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam personil inti ataumenugaskan
personil lainnya yang disetujui oleh direksi pekerjaan. Direksi pekerjaan hanya akan
menyetujui usulan penggantian personil inti apabila kualifikasi, kemampuan dan
pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada dalam daftar personil inti.
Apabila direksi pekerjaan meminta penyedia jasa untuk menghentikan personilnya dengan alas atas
permintaan tersebut, maka penyedia jasa harus menjamin bahwa personil tersebut sudah
harus meninggalkan lapangan dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari dan harus diganti
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
55. PERCEPATAN
Apabila pengguna jasa menginginkan agar penyedia jasa menyelesaiakan pekerjaan sebelum
rencana tanggal penyelesaian pekerjaan, maka direksi pekerjaan akan meminta usulan
biaya yang diperlukan oleh penyedia jasa untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Bila pengguna jasa dapat menerima usulan biaya tersebut, maka rencana tanggal
penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disyahkan bersama oleh direksi pekerjaan penyedia
jasa.
Apabila pengguna jasa menerima usulan biaya untuk percepatan pelaksanaan pekerjaan, maka
usulan biaya tersebut ditambahkan dalam harga kontrak dan diperlakukan sebagai perintah
perubahan untuk diproses menjadi amandemen kontrak.
56. PENEMUAN-PENEMUAN
emua benda yang memiliki nilai seharah atau kekayaan yang secara tidak sengaja ditemukan
dilapangan adalah menjadi hak milik Negara.
Penyedia jasa wajib memberitahukan kepada direksi pekerjaan dan kepada pihak yang berwenang
bila menemukan benda Pasal 56.1.
57. KONPENSASI
Konpensasi dapat diberikan kepada penyedia jasa bila dapat dibuktikan merugikan penyedia jasa
dalam hal sebagai berikut:
a) Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan, karena pengguna jasa tidak
menyerahkan seluruh/sebagian lapangan kepada penyedia jasa.
b) Pengguna jasa tidak memeberikan gambar, sfesifikasi atau instruksi sesuai jadwal
yang ditetapkan.
c) Pengguna jasa memodifikasi atau mengubah jadual yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan.
d) Pengguna jasa terlambat melakukan pembayaran.
63. INSTRUKSI
Penyedia jasa wajib melaksanakan semua instruksi direksi pekerjaan yang berkaitan dengan
kontrak.
Semua instruksi harus dilakukan secara tertulis.
Keterangan:
1) Bab ini memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan oleh paket pekerjaan
2) Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan yang merupakan perubahan penambahan
dan/atau penjelasan dari ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum kontrak.
3) Apabila terjadi perbedaan antara syarat-syarat umum kontrak dengan syarat-syarat khusus
kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat khusus kontrak.
4) Panitia pengadaan dalam menyusun syarat-sayart khusus kontrak mengikuti petunjuk
dibawah ini.
b. Direksi Pekerjaan
Nama :
Jabatan :
Alamat :
c. Masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan
2. JAMINAN
6.1 Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5% dari nilai kontrak dan berlaku selama 90
(sembilan puluh) hari kalender.
6.2 Besarnya uang muka adalah 30% dari nilai kontrak
6.3 Besarnya jaminan pemeliharaan adalah sebesar 5% dari nilai kontrak.
3. ASURANSI
4. KESELAMATAN KERJA
8.1 Peraturan tentang keselamatan kerja yang harus dipatuhi penyedia jasa sesuai
Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP196/1999 dan SK. Gubernur
Nusa Tenggara barat No. 110 tahun 2000 tanggal 6 jui 2000 tentang Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
5. PEMBAYARAN
9.1.a.1 Besaran uang muka adalah 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak
9.1.b.3 Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara angsuran berdasarkan
prestasi pekerjaan.
9.1.b.4 Bila terdapat ketidak sesuaian dalam perhtungan angsuran, besarnya tagihan yang
dapat disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh
persen) dari jumlah tagihan.
6. JADUAL PELAKSANAAN
28.1 Waktu pelaksanaan kontrak selama 90 (sembilan puluh) hari kalender.
B. KETENTUAN KHUSUS
13. KOMPENSASI
57.1.1 Kompensasi lain adalah meliputi:
a. Penggunaan peralatan kerja milik pengguna/pemerintah
b. Penggunaan peralatan laboratorium
BANK
BANK
Saksi Penjamin
BANK
Saksi Penjamin
BANK
Saksi Penjamin
SURAT PERJANJIAN
Nomor: _____________________
DAN
UNTUK
MELAKSANAKAN PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN
Surat perjanjian ini dibuat di _________________ pada hari _____________ tanggal _____ buln
_____________ tahun ________________________ (tempat, tanggal, bulan dan tahun penanda
tangan surat perjanjian) antara __________________________ (nama kepala kantor/satuan
kerja/pemimpin proyek/Bagian proyek), selanjutnya disebut PIHAK KESATU, DAN
______________________________________ (Nama pemimpin perusahaan yang mengikat
perjanjian) selanjutnya PIHAK KEDUA , termasuk semua lampiran yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan yang selanjutnya disebut KONTRAK tertanggal ____________________ 2005.
MAKA DENGAN INI kedua belak pihak menyetujui semua ketentuan yang tercantum dalam pasal-
pasal berikut:
1. Kata-kata dan ungkapan-uangkapan dalam surat perjanjian ini mempunyai arti yang sama
sebagaimana dituangkan didalam syarat-syarat perjanjian dibawah ini.
2. PIHAK KEDUA harus nelaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan, yaitu
___________________ (nama perkerjaan) sesuai dengan surat perjanjian ini dan lampirannya
(kontrak). Waktu penyelesaian pekerjan dihitung sejak tanggal mulai kerja, adalah ___________
(________) hari kalender.
3. Dokumen kontrak yang ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kontrak yaitu:
a. Surat Perjanjian
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa
c. Surat Penawaran
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada)
e. Syarat-syarat khusus kontrak
f. Syarat-syarat umum kontrak
g. Sfesifikasi teknis
h. Gambar-gambar
i. Daftar kuantitas dan harga
j. Dokumen lainnya
(________________________) (________________________)
Nama jelas Nama jelas
A. UMUM
1. Definisi
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta memenuhi
persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran.
2. Prakualifikasi
Pascakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan barang/jasa untuk pelelangan umum dan
penunjukan langsung.
3. Penilaian Kualifikasi
3.1. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap calon peserta seleksi umum/seleksi langsung dan
penunjukan langsung yang mengambil dokumen Pengadaan Barang/jasa dan dokumen
Pascakualifikasi atau perusahaan yang diundang.
3.2. Untuk efisiensi, data yang diperlukan untuk menilai kualifikasi cukup dari formulir isian
yang harus dilengkapi oleh Penyedia barang/Jasa disertai pernyataan kebenaran data yang
disampaikan. Bila ternyata data tersebut palsu atau bohong, maka penyedia barang/jasa
sanggup dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
antara lain bersedia dimasukkan kedalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun.
4. Persyaratan Penilaian Kualifikasi
4.1. Penilaian keuangan
Bobot nilai maksimum 10, nilai minimum 3,75
a. Sisa kemampuan Keuangan (SKK) bernilai 7,5 dengan syarat bila:
SKK > NP diberi nilai 100%
0,5 NP < SKK < 0,9 NP diberi nilai 50%
SKK < 0,5 NP diberi nilai 0%
b. Dukungan Bank bernilai 2,5 dengan syarat bila:
Bila DB > 0,1 NP diberi nilai 100%
Bila DB < 0,1 NP diberi nilai 0%
Bila total nilai SKK dan DB < nilai minimum yaitu 3,75 maka rekanan dinyatakan
gugur.
C. FORMAT KUALIFIKASI
Semua calon peserta Seleksi umum/Seleksi Langsung dan penunjukan Langsung wajib
mengisi format-format terlampir.
PEKERJAAN: __________________________
KEGIATAN: __________________________
KOP PERUSAHAAN
Nama :
Jabatan :
Bertindak untuk :
Dan atas nama
Alamat :
Telpon/Fax :
Email :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan dilaksanakan
oleh Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur tahun anggaran 2005, maka
dengan ini saya menyatakan minat untuk mengikuti proses pengadaan paket
pekerjaan/kegiatan ___________ sampai selesai.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.
__________, ____________2005
PT./CV _____________
Jabatan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dalam rangka pengadaan pekerjaan : ____________
pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur dengan ini menyatakan
bahwa:
a. tidak akan melakukan praktek KKN.
b. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila mengetahui ada
indikasi KKN didalam proses pengadaan ini.
c. Dalam proses pengadaan ini, berjanji akan melaksanakan tugas secara bersih, transparan,
dan prefesional dalam arti akan mengerahkan segala kemampuan dan sumberdaya secara
optimal untuk memberikan hasil kerja yang terbaik mulai dari penyiapan penawaran,
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan/kegiatan ini;
d. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta Integritas ini, saya
bersedia dikenakan sanksi moral, sanksi administrative serta dituntut ganti rugi dan pidana
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selong, ------------2005
1. Pengguna Barang/jasa :
3. Penyedia barang/jasa
Pengadaan :
Dinas : Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Timur
Tahun anggaran : 2005
A. Data Administrasi
1. Umum
1. Nama (PT/CV/Firma/ :
Koperasi)
2. Status (PT/CV/Firma/
: Pusat Cabang
Koperasi) X
3. Alamat (PT/CV/Firma/ :
Koperasi)
No. Telpon :
No. Fax :
E–Mail :
B. Ijin Usaha
No. IUJK/SIUP/SIUI/TDP* :
Masa berlaku ijin usaha :
Instansi pemberi ijin usaha :
* Pilih yang sesuai
D. Pengurus Perusahaan
Jabatan dalam
No. Nama Nomor KTP
Perusahaan
- - - -
Jabatan dalam
No. Nama Nomor KTP
Perusahaan
2. Pajak
Aktiva Pasiva
1 Aktiva lancer IV Utang jangka Pendek
Kas : Rp Utang dagang Rp.________
II Aktiva Tetap
Peralatan dan mesin Rp. Utang jangka panjang Rp. _____
________
Inventori gedung Rp. ____
Rp.________
Jumlad (b)
III Aktiva lainnya (c) Rp._____ Kekayaan bersih
(a+b+c) – (d+e) Rp. _____
____________________
1. Tenaga ahli/teknis
____________________
G. Data Peralatan/Perlengkapan
No Jenis peralatan jumlah Kapasitas atau Merk/tipe Tahun Kondisi Lokasi sekarang Bukti
output pada saat pembuatan Baik/rusak kepemilikan
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Catatan: Bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu yang diperlukan.
No. Nama Paket Pekerjaan Bidang/Sub Lokasi Pemberi Tugas/Pengguna Jasa Kontrak Tanggal Selesai Menurut 8)
Bidang Pekerjaan Alamat/ No/ BA. Serah
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab. Apabila
dikemudian hari, ditemui bahwa data/dokumen yang kami sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan,
maka kami bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam daftar hitam perusahaan
dalam jangka waktu selama 2 (dua) tahun dan sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
________________________ 2005
CV. _______________________
Meterai
Rp. 6.000,-
Tanggal
dan Cap
Perusahaan
Nama jelas
jabatan