Mjkahkj
Mjkahkj
OLEH
KELOMPOK 5
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur, alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Shalawat dan salam atas baginda Rasulullah Muhammad SAW, sang pejuang
revolusioner yang tidak mengenal lelah dalam memperjuangkan kebenaran dan
keadilan sampai akhir hayatnya, semoga kasih sayang Allah SWT senantiasa
tercurah kepada beliau, keluarga beliau, para sahabat dan orang-orang yang
mengaku sebagai pengikut beliau.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketika memilih sampel dari populasi auditor berusaha memperoleh sampel
yang representatif, yaitu sampel yang karakteristinya hampir sama dengan yang
dimiliki oleh populasi. Ini berarti item- item yang dipilih yang dijadikan smpel
populasi serupa dengan item- item yang dijadikan sampel.
Ketika memilih sampel dari popuasi, auditor berusaha untuk memperoleh
sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah
sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki
oleh populasi.ini berarti item item yang dijadikan sampel populasi serupa dengan
item item yang tidak dijadikan sampel. Sedangkan
Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahuai apakah suatu sampel
bersifat representative atau tidak. Salah satu cara adalah dengan melakukan audit
lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetpi auditor dapat
meningkatkan sampel dianggap representatif dengan menggunakan secara cermat
ketika merancang proses sampling, pemilihan sampel dan evaluasi sampel. Hasil
sampel dapat nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau
kesalahan sampling. Risiko dari kedua jenis kesalahan yang terjadi
tersebut disebut sebagai risiko nonsampling dan risiko sampling. Keduanya dapat
dikendalikan.
Auditor yang akan melakukan pengujian harus menentukan ukuran sampel
dan item sampel yang akan dipilih dari populasi untuk setiap sampel prosedur audit.
Banyaknya persentase dari jumlah populasi yang akan dipilh auditor bagi pengujian
untuk membuat kesimpulan mengenai populasi tersebut disebut sebagai sampling
audit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja konsep-konsep dasar sampling audit?
2. Bagaimana sampling nonstatistik untuk pengujian pengendalian?
3. Bagaimana merancang atribut sampel statistik untuk pengujian pengendalian?
4. Bagaimana membuat atribut sampel secara statistic dan mengevaluasi hasil-
hasilnya?
5. Apa saja pertimbangan-pertimbangan lainnya dalam pengujian pengendalian?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan dan memaparkan konsep-konsep dasar sampling audit.
2. Menjelaskan dan memaparkan sampling nonstatistik untuk pengujian
pengendalian.
3. Menjelaskan dan memaparkan rancangan atribut sampel statistik untuk
pengujian pengendalian.
4. Menjelaskan dan memaparkan cara membuat atribut sampel secara statistic
dan mengevaluasi hasil-hasilnya.
5. Menjelaskan dan memaparkan pertimbangan-pertimbangan lainnya dalam
pengujian pengendalian.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Risiko Nonsampling
Menurut Rahayu, 2014, Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah
risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada
dalam sampel. Dua penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor
untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau
tidak efektif.
Auditor mungkin gagal mengenali pengecualian karena kelelahan, bosan
atau tidak memahami apa yang harus dicari. Contoh di asumsikan 3
dokumen pengiriman tidak dilampirkan ke salinan faktur penjualan dalam
sampel sebanyak 100. Jika auditor menyimpulkan bahwa tidak ada
pengecualian, hal tersebut merupakan kesalahan nonsampling. Prosedur
audit yang tidak efektif untuk mendeteksi pengecualian yang diragukan
adalah dengan memeriksa sampel dokumen pengiriman dan menentukan
apakah masing-masing telah dilampirkan ke faktur penjulan, dan bukan
memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah
dokumen pengiriman telah dilampirkan. Dalam kasus ini, auditor telah
melakukan pengujian dengan arah yang salah karena memulainya dengan
dokumen pengiriman dan bukan salinan faktur penjualan. Prosedur audit
yang dirancang dengan cermat, instruksi yang tepat, pengawasan, dan review
merupakan cara untuk mengendalikan risiko nonsampling.
Risko nonsampling menunjukkan bagian risiko audit yang tidak
disebabkan oleh pengujian hanya pada sebagian data. Sumber-sumber risiko
nonsampling meliputi : (1) Kesalahan manusia; (2) Penerapan prosedur audit
yang tidak sesuai dengan tujuan audit; (3) Salah menginterpretasikan hasil
sampel; (4) Kepercayaan pada informasi yang salah diterima dari pihak lain.
2) Block Sampling
Auditor menggunakan seleksi satu atau lebih kelompok elemen
populasi secara berurut. Satu item dalam blok terpilih maka secara
berurut item-item berikutnya dalam blok terpilih dengan otomatis. (Guy
dan Carmichael, 2001).
3) Systematic Sampling
Auditor menggunakan start point yang ditentukan secara judgement
dan setelah itu memilih tiap elemen populasi ke-n. Sampel dipilih
berdasarkan interval. Interval ditentukan dari pembagian jumlah unit
dalam populasi dengan jumlah sampel.
4) Directed Sampling
Auditor menggunakan seleksi berdasarkan judgement elemen bernilai
(high value) atau elemen yang diyakini mengandung error. Pemilihan
sampel berdasarkan kriteria yang telah disusun oleh auditor. Auditor
tidak mendasarkan pada pemilihan yang mempunyai kesempatan sama
(probabilistik), namun lebih menitikberatkan pemilihan berdasarkan
kriteria. Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan bisa berkaitan dengan
representiveness bisa juga tidak. Kriteria yang biasa digunakan
umumnya adalah: (1) Item-item yang paling mungkin mengandung
salah saji. (2) Item-item yang memiliki karakteristik populasi tertentu.
(3) Item yang mempunyai nilai tinggi (large dollar coverage).
3) Systematic Sampling
Auditor menggunakan random strart point dan setelah itu memilih
tiap populasi ke-n. Kelebihan yang utama dari metode ini adalah
penggunaannya yang mudah. Namun problem utamanya adalah
kemungkinan masih timbulnya sampel yang bias.
Menentukan Tujuan
Pengujian
Semua
Item
Berapa banyak item
yang harus diuji?
Sampel
Jenis Sampling
Nonstatistik
Statistik
Dokumen kesimpulan.
5. Teknik Sampling Audit
Auditor dapat menggunakan sampling untuk memeperoleh informasi tentang
beberapa perbedaan karakteristik populasi. Namun demikian, kebanyakan sampel
audit mengarah pada estimasi :
g. Evaluasi Hasil
Penyimpangan dari prosedur pengendalian yang ditentukan harus
ditabulasi, diringkas dan di evaluasi. Pertimbangan professional diperlukan
dalam mengevaluasi hasil secara kuantitatif dan kualitatif. Pada saat
mengevaluasi hasil secara kuantitatif, auditor harus membandingkan bukti
dengan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi pada saat perencanaan
sampel nonstatistik.
Jika pengujian atas pengendalian yang terprogram gagal (misalnya,
program tersebut tidak menolak pengujian transaksi yang melebihi batas),
maka pengendalian terprogram tersebut akan menjadi tidak efektif untuk
atribut tertentu (dalam contoh ini, pengendalian melebihi peenilaian),
auditor kemudian perlu mempertimbangkan apakah ada pengendalian lain
yang berkaitan dengan atribut yang sama, atau apakah risiko pengendalian
harus dinilai pada tingkat maksimum. Jika departemen pengguna, atau
tingkat manajemen lainnya yang sesuai, tidak mendokumentasikan
perubahan program yang disetujui, auditor perlu mempertimbangkan
apakah bukti tersebut melebihi tingkat yang dapat ditoleransi, dan apakah
auditor perlu mengubah penilaian tingkat risiko pengendalian yang
direncanakan atau menilai risiko pengendalian pada tingkat maksimum.
Pengujian pengendalian umum dalam hal tertentu penting sebagaimana
dampak sistem pengendalian yang menggunakan teknologi informasi.
Akhirnya, auditor perlu menentukan apakah ada bukti kompeten yang
cukup untuk mendukung penilaian risiko pengendalian pada tujuan audit
yang relevan tersebut sebagai rendah, sedang, atau tinggi, atau apakah
risiko pengendalian perlu dinilai pada tingkat maksimum.
Disamping itu, pada saat sampling dari populasi kecil (kurang dari 5.000
unit), ukuran sampel tersebut harus diperkiran sebagaimana akan dijelaskan lebih
lanjut dalam bagian akhir.
Pertama kita akan menguji proses mekanisnya dengan menggunakn table
untuk mennetukan ukuran sampel berdasarkan tiga faktor di atas. Kemudian
mempertimbangkan bagaimana auditor menentukan nilai setiap factor tersebut,
dan mengupas bagaiamana pengubahan nialai setiap factor mempengaruhi
ukuran sampel pada saat faktor-faktor lain dianggap konstan.
Tabel 2. Risiko 10% atas Penilaian Risiko Pengendalian Yang Terlalau Rendah
Tingkat Penyimpangan
Populasi yang Diharapkan Tingkat Penyimpangan yang Dapat Ditoleransi
(%) 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%
0.00 114 76 57 45 38 32 28 25 22
0.50* 194 129 96 77 64 55 48 42 38
1.00 * 176 96 77 64 55 48 42 38
1.50 * * 132 105 64 55 48 42 38
2.00 * * 198 132 88 75 48 42 38
2.50 * * * 158 110 75 65 58 38
3.00 * * * * 132 94 65 58 52
4.00 * * * * * 149 98 73 65
5.00 * * * * * * 160 115 78
6.00 * * * * * * * 182 116
*Ukuran sampel terlalau besar untuk dibiayai / efektif dari segi biaya untuk
aplikasi audit pada umumnya.
Memilih tabel yang sesuai dengan spesifikasi risiko atas penilaian risiko
pengendalian yang terlalu rendah.
Menemukan kolom yang berisi spesifikasi tingkat penyimpangan yang
dapat ditoleransi.
Menemukan baris yang berisi tingkat penyimpangan populasi yang
diharapkan.
Membaca ukuran sampel dari perpotongan kolom dan baris yang sudah
ditentukan dalam langkah dua dan tiga.
Tabel untuk tambahan nilai pada risiko perhitungan atas risiko pengendalian
terlalu rendah telah tersedia. Banyak auditor sekarang memasukkan nilai tersebut
ke dalam kolom 1 sampai 3 ke dalam perangkat lunak computer PC untuk
menentukan ukuran sampel yang tepat daripada menggunakan tabel.
Sekarang, kita akan mempertimbangkan bagaimana auditor menspesifikasi
nilai untuk setiap faktor yang menentukan ukuran sampel.
a. Risiko atas Penilaian Risiko Pengendalian Yang Terlalu Rendah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dua jenis risiko sampling yang
berkaitan dengan pengujian pengendalian :
1) Risiko atas penilaian risiko pengendalian yang terrlalu tinggi, yang
berhubungan dengan efisiensi audit
2) Risiko atas penilaian resiko pengendalian yang terlalu rendah, yang
berhubungan dengan efektivitas audit.
Jika ukuran sampel yang digunakan tidak tmapak dalam tabel evaluasi
tersebut, auditor dapat : (a) menggunakan ukuran sampel terbesar dalam
tabel, selama tidak melebihi ukuran sampel yang digunakan, (b) melakukan
interpolasi, (c) memperolehnya dari tabel yang lebih lengkap, atau, (d)
menggunakan program komputer yang akan menghasilkan batas atas untuk
beberapa ukuran sampel. Batas penyimpangan atas yang ditentukan dari
tabel secara implisit termasuk cadangan risiko sampling.Dengan demikian,
bats penyimpangan atas dapat digunakan untuk menentukan apakah sampel
mendukung risiko pengendalian yang direncanakan. Jika batas
penyimpangan atas kurang dari atau sama dengan tingkat penyimpangan
yang dapat ditoleransi dalam merancang sampel, hasilnya mendukung
risiko pengendalian yang direncanakan; jika sebaliknya, hasilnya tidak
mendukug risiko pengendalian yang direncanakan.
Tabel 2. 10% Risiko atas Penilaian Risiko Pengendalian Yang Terlalau Rendah
Dari hal tersebut di atas, dapat dilihat bahwa tidak selalu perlu untuk
membandingkan batas penyimpangan atas dengan tingkat penyimpangan
yang dapat ditoleransi untuk mengevaluasi hasil sampel. Dasar yang
digunakan auditor untuk mengevaluasi sampel harus didokumentasikan
dalam kertas kerja.
d. Mempertimbangkan Aspek Penyimpangan Kualitatif
Kesimpulan yang salah dapat terjadi jika auditor hanya memperhatikan
frekuensi penyimpangan. Setiap penyimpangan yang terjadi pada
pengendalian harus dianalisis untuk menentukan hakikat penyimpangan
dan sebab-sebabnya. Penyimpangan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti masuknya karyawan baru, tidak adanya pengalaman,
kesalahpahaman insrruksi, ketidakmampuan, kurang perhatian, dan
pelanggaran.
Auditor juga harus mempertimbangkan apakah penyimpangan secara
langsung dapat mempengaruhi laporan keuangan. Sebagai contoh,
kasalahan harga per unit pada faktur penjualan yang sesuai dengan harga
yang diotorisasi mempunyai dampak terhadap laporan keuangan.
Sebaliknya, tidak adanya verifikasi atas ketepatan perhitungan faktur yang
secara matematis benar tidak menunjukkan salah saji dalam laporan
keuangan. Pertimbangan selanjumya adalah apakah penyimpangan tersebut
merupakan ketidaksesuaian dengan ketentuan. Penyimpangan yang tidak
sistematis umumnya hanya betsifat kebetulan dan tidak terus menerus. Pola
penyimpangan yang sistematis dapat ditunjukkan pada penjabaran
mengenai pengendalian yang mengarah pada sejumlah kesalahan, adanya
upaya untuk salah menyajikan fakta, atau menyembunyikan
ketidaksesuaian. Penyimpangm yang secara langsung mempengaruhi
laporan keuangan atau adanya ketidaksesuaian dengan ketentuan
mempunyai signifikansi audit yang kebih besar.
E. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LAINNYA
1. Sampling Penemuan
Sampling penemuan (discovery sampling) adalah bentuk dari sampling atribut
yang dirancang untuk menemukan sedikitnya satu pengecualian jika tingkat
penyimpangan dalam populasi sama atau diatas tingkat yang ditentukan. Metode
sampling ini digunakan untuk mencari penyimpangan penting yang menunjukkan
adanya ketidaksesuaian dengan ketentuan, seperti terbitnya cek pembayaran gaji
kepadaa karyawan fiktif. Sampling penemuan tepat ketika tingkat penyimpangan
yang diharapkan sangat rendah dan auditor menginginkan sebuah sampel yang
akan memberikan kemungkinan tertentu dari satu keterjadian yang diobservasi.
Sampling penemuan bermanfaat ketika auditor :
a. Sedang menguji sebuah populasi besar yang terdiri dari item-item berisi
proporsi risiko pengendalian yang sangat tinggi
b. Curiga bahwa telah terjadi ketidaksesuaian dengan ketentuan
c. Mencari bukti tambahan dalam sebuah kasus untuk menentukan apakah
ketidaksesuaian dengan ketentuan merupakan kejadian yang terisolasi
atau bagian dari pola yang berulang-ulang
A. SIMPULAN
Sampling audit (audit sampling) merupakan penerapan prosedur audit terhadap
unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus per
sen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok
transaksi tersebut.
Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit
dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan
meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan
keputusan bagaimana sampel dipilih dari populasi. Auditor baru dapat melksanakan
pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih. Pengevaluasian hasil adalah
penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.
Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode
sampling statistik maupun nonstatistik. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa
kedua metode itu diterapkan dengan hati-hati. Semua langkah dalam proses harus
diikuti dengan hati-hati.
B. SARAN
Dalam melaksanakan pengujian pengendalian dengan sampling audit hendaknya
auditor memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Sampel penelitian menyebar merata pada suatu entitas, sehingga perlu kehati-
hatian dalam menggeneralisasi hasil pengujian.
2. Kita perlu berfokus pada teknik pengambilan sampel apakah telah atau belum
mencakup evaluasi hasil sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell. 2003. Modern
Auditing. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Mranani, Muji. 2009. Penerapan Metode Sampling Audit dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Penggunaan Metode Sampling Audit oleh Auditor BI di
Yogyakarta. https://media.neliti.com/media/publications/23298-ID-penerapan-
metode-sampling-audit-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penggunaan-
m.pdf diakses pada tanggal 16 November 2019.