1 - Pendalaman Materi Ipa SD 2011
1 - Pendalaman Materi Ipa SD 2011
MATERI 1
PENDALAMAN MATERI IPA SD
A. Sistem Pengangkutan Air dan Mineral pada Tumbuhan
Tumbuhan mengabsorpsi air tanah melalui akarnya. Air yang ada di dalam tanah
terdapat 3 bentuk, yaitu air kapiler, air higroskopik dan air yang terikat secara kimia. Air
tanah yang dapat diambil tumbuhan adalah air kapiler, sedangkan air higroskopik tidak
dapat diambil oleh tumbuhan.
Daerah pemanjangan (elongation zone), sel-sel baru yang terbentuk dari meristem
membesar dan mengakibatkan akar tumbuh memanjang.
Daerah penyerapan, tumbuh rambut-rambut akar, yang merupakan modifikasi dari
sel-sel epidermis akar muda.
Daerah diferensiasi, merupakan tempat sel-sel menjadi matang, terlihat adanya
perbedaan jaringan penyusun akarnya.
angkut, bagian dalamnya berbatasan dengan floem primer dan bagian luarnya dibatasi
oleh endodermis atau dengan korteks, dan (4) jari-jari empulur, terdiri atas sederetan
sel seperti pita radier, mulai dari empulur sampai floem, dalam selnya terdapat kristal
butir amilum.
4. Fotosintesis
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air,
karbon dioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari. Karena bahan baku yang
digunakan adalah zat karbon (karbon dioksida), maka dapat juga disebut asimilasi zat
karbon.
Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis merupakan kebalikan dari pernapasan. Proses pernapasan bertujuan
memecah gula menjadi karbon dioksida, air dan energi. Sedangkan, proses fotosintesis
mereaksikan (menggabungkan) karbon dioksida dan air menjadi gula dengan
menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya berlangsung
pada tumbuhan berklorofil pada waktu siang hari.
Secara singkat, persamaan reaksi fotosintesis yang terjadi di alam dapat dituliskan
sebagai berikut.
Cahaya matahari
6CO2 + 12H2O C6H12 + 6O2 + 6H2O
klorofi
a. Mulut. Mulut berfungsi sebagai pengecap dan pencerna baik secara mekanik maupun
kimiawi. Untuk itu di dalam mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar pencernaan yaitu
kelenjar air liur.
b. Gigi
Bagian-bagian gigi:
Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar.
Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas
antara mahkota dan akar gigi.
Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, sementum dan rongga gigi.
Email: lapisan yang keras pada puncak gigi. Fungsi melindungi tulang gigi.
Tulang Gigi: terbuat dari dentin yaitu jaringan berwarna kekuningan.
Semen Gigi, teletak di lapisan luar akar gigi.
Rongga Gigi: terletak di bagian dalam gigi. Rongga gigi berisi serabut saraf dan
pembuluh darah.
Gigi manusia mulai tumbuh pada bayi berumur 6-7 bulan sampai 26 bulan. Gigi pada
anak-anak disebut gigi susu atau gigi sulung. Setelah anak berumur 6 sampai 14 tahun
gigi susu tanggal satu persatu dan digantikan dengan gigi tetap. Gigi susu berjumlah 20
buah terdiri dari gigi seri 8 buah=(2 x 4), gigi taring 4 buah=[2 x (1 + 1)], dan gigi
geraham depan 8 buah=[2 x (2 + 2)]. Gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah
yang terdiri dari gigi seri 8 buah=(2 x 4) gigi taring 4 buah=[2 x (1 + 1)], gigi geraham
depan 8 buah=[2 x (2 + 2)], dan gigi geraham belakang 12 buah = [2 x (3 + 3)]. Gigi seri
berfungsi sebagai pemotong makanan, gigi taring sebagai pengoyak makanan, dan gigi
geraham sebagai pengunyah makanan.
c. Lidah. Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan dalam mulut dan
mendorong makanan masuk ke dalam saluran selanjutnya. Selain itu lidah juga
berfungsi untuk mengecap (merasakan) makanan, yaitu rasa asin, manis, pahit, dan
masam serta peka juga terhadap dingin, panas, dan tekanan.
d. Kelenjar Ludah. Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah, dialirkan melalui
saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut. Kelenjar ludah tersebut adalah
kelenjar ludah parotid (di dekat pelipis), kelenjar ludah rahang bawah dan kelenjar
ludah bawah lidah. Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin. Enzim
ptialin berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltosa dan
glukosa.
e. Kerongkongan (Esofagus). Merupakan saluran panjang yang tipis sebagai jalan
makanan dari mulut menuju ke lambung. Panjang kurang lebih 20 cm dan lebar
kurang lebih 2 cm. Kerongkongan dapat melakukan gerakan melebar dan menyempit,
bergelombang, meremas-remas, guna mendorong makanan masuk ke lambung. Gerak
demikian disebut sebagai gerak peristaltik. Di esofagus, makanan tidak mengalami
proses pencernaan.
f. Lambung (ventrikulus). Berupa suatu kantung yang terletak di dalam rongga perut
di sebelah kiri di bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi tiga
daerah, yaitu daerah kardiak, fundus dan pilorus.
Kardiak adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan.
Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.
Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus dua belas
jari.
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung yang penuh
dengan otot-otot lambung, berkontraksi, menyebabkan gerak peristaltik. Hal yang
demikian dimaksudkan agar makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Di bagian dinding
lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung.
Getah lambung mengandung asam lambung (HCl), serta enzim-enzim lain. Asam
lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein
menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Sedikit demi sedikit makanan meninggalkan
lambung untuk masuk ke dalam usus halus. Setelah 2 sampai 5 jam, lambung menjadi
kosong.
g. Usus halus. Merupakan saluran pencernaan terpanjang yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan
(ileum).
h. Usus Dua Belas Jari (Duodenum). Disebut usus dua belas jari karena panjangnya 12
jari. Di dalam dinding usus dua belas jari terdapat muara saluran bersama dari
kantung empedu dan pankreas. Kantung empedu berisi empedu yang dihasilkan oleh
hati dan berguna untuk mengemulsikan lemak. Empedu berwarna kehijauan dan
berasa sangat pahit.
osmosis. Zat-zat yang belum teruraikan masih dapat memasuki usus melalui transpor
aktif.
i. Usus Kosong (Jejunum). Panjangnya antara 1,5 m dan 1,75 m. Di dalam usus ini
makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding
usus, sehingga terjadi pelumatan makanan secara sempurna. Getah usus yang
dihasilkan mengandung lendir dan bermacam-macam enzim yang dapat memecah
molekul makanan menjadi lebih sederhana. Di dalam usus ini makanan berupa bubur
yang lumat dan encer.
j. Usus Penyerapan (Ileum). Panjangnya antara 0,75 m sampai 3,5 m. Di dalam usus
ini terjadi penyerapan sari-sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi dengan
bagian-bagian yang disebut jonjot-jonjot usus atau vili. Hal ini menyebabkan
permukaan ileum menjadi semakin luas, sehingga penyerapannya dapat berjalan baik.
Penyerapan sari makanan oleh usus halus disebut absorbsi.
makanan harus dijaga. Beberapa makanan yang mengandung zat berbahaya dapat
merusak sel-sel hati. Makanan tersebut misalnya alkohol, makanan yang tercemar, dan
obat-obatan tertentu.
2. Sistem Rangka
Fungsi tulang:
a. Sebagai tempat pelekatan otot.
b. Bersama-sama otot membangun alat gerak tubuh
c. Melindungi organ-organ vital di tengkorak dan rongga dada
d. Menyimpan kalsium yang dapat dimobilisasi bila diperlukan oleh tubuh;
e. Merupakan tempat berlangsungnya hematopoiesis.
Macam-macam Tulang
Berdasar bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu tulang pipa, tulang
pipih dan tulang pendek.
a. Tulang Pipa: Bentuknya seperti pipa, yaitu bulat, memanjang, bagian tengahnya
berlubang. Contohnya tulang lengan, tulang paha, ruas-ruas tulang jari. Di dalamanya
berisi sumsum kuning.
b. Tulang Pipih: Bentuknya memipih, di dalamnya berisi sumsum merah, yang
berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah merah dan sel darah putih.
Contohnya: tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, tulang panggul dan tulang dahi.
c. Tulang Pendek: Bulat dan pendek, sehingga sering disebut sebagai ruas tulang. Di
dalamnya berisi sumsum merah, yang berfungsi sebagai tempat pembuatan sel darah
merah dan sel darah putih.
Berdasar zat penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan.
a. Tulang Keras: Tersusun atas sel-sel yang ruang antar selnya terisi zat kapur dan
sedikit zat perekat yaitu zat kolagen. Zat kapur itu dalam bentuk kalsium karbonat
(CaCO3) dan kalsium fosfat (Ca(PO4)2. Pada masa kanak-kanak, zat perekatnya lebih
tinggi daripada masa dewasa. Pada orang dewasa, kadar zat kapurnya tinggi, sehingga
tulang semakin keras. Karena itu pada anak-anak lebih cepat sembuh jika terjadi
patah tulang dari pada orang dewasa.
b. Tulang Rawan: Ruang antar sel tulang rawan terisi banyak perekat dan sedikit
mengandung zat kapur. Karena itu tulang rawan bersifat lentur. Pada masa
pertumbuhan, terutama masa bayi, tulang-tulangnya masih berupa tulang rawan.
Beberapa bagian misalnya di tulang ubun-ubun, masih belum menutup. Semakin
lama, ruang antar selnya terisi zat kapur, sehingga semakin bertambah keras. Pada
bagian tertentu, tulang itu tetap sebagai tulang rawan, misalnya pada daun telinga,
cuping hidung, sendi, antarruas tulang belakang, dan sebagainya.
Sendi
Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain disebut sendi. Berdasar sifat
geraknya, sendi dapat dibedakan atas sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak.
a. Sendi mati: Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain yang tidak dapat
digerakkan. Misalnya hubungan antara tulang-tulang penyusun tengkorak.
b. Sendi kaku: Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain yang hanya dapat
digerakkan secara terbatas. Misalnya, hubungan antara tulang-tulang penyusun
pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
c. Sendi gerak: Hubungan antara tulang yang satu dengan yang lain yang
memungkinkan terjadinya gerakan tulang tersebut secara lebih bebas.
Menurut arah gerakanya, sendi gerak dibedakan menjadi sendi engsel, sendi putar, sendi
peluru dan sendi pelana.
a. Sendi Engsel: Disebut sendi engsel karena arah gerakannya dua arah, seperti engsel
pintu. Misalnya hubungan antar ruas tulang jari tangan dan jari-jari kaki.
b. Sendi Putar: Disebut sendi putar karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang
yang satu dapat berputar mengitari tulang yang lain. Misal tulang hubungan antara
atals dan tulang pemutar sehingga kepala kita dapat bergerak berputar.
c. Sendi Peluru: Disebut sendi peluru karena dari hubungan dua tulang tersebut dapat
terjadi gerakan tulang ke segala arah. Hal ini disebabkan bagian bonggol sendi yang
bentuknya seperti bola/peluru masuk ke dalam cawan sendi dari tulang yang lain.
Misal hubungan antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas, hubungan
antara gelang panggul dengan tulang paha.
d. Sendi Pelana: Disebut sendi pelana karena dari hubungan dua tulang tersebut, tulang
yang satu dapat bergerak ke dua arah seperti orang yang naik kuda di atas pelana.
Contohnya hubungan antara ruas jari tangan dengan telapak tangan.
a. Polio: Disebabkan oleh virus. Karena polio, pertumbuhan tulang dan jaringan
terganggu.
b. Sifilis: Anak-anak dalam kandungan dapat menderita sifilis karena tertular oleh orang
tuanya. Akibatnya, tulang seperti tidak bertenaga, yang dikenal sebagai layuh semu.
c. Kurang minyak: Pada persendian terdapat minyak yang berfungsi melumasi sendi
sehingga tulang-tulang dapat bergerak leluasa. Karena produksi minyak menurun,
maka gerakan tulang dapat menimbulkan bunyi. Jika berlangsung terus, tulang
menjadi aus karena gesekan.
Kelainan tulang dapat disebabkan oleh kecelakaan. Misalnya, tulang menjadi patah,
ujung tulang yang lepas dari sendi, retak tulang dan remuk tulang. .
Jaringan Otot
Fungsi jaringan otot adalah untuk gerakan. Terdapat tiga jenis otot berdasarkan sifat
morfologi dan fungsinya, yaitu:
a. Otot polos, tersebar luas pada sistem kardiovaskuler, pencernaan makanan,
urogenital dan pernapasan. Berkontraksi lambat dan tidak dibawah kemauan,
sebagian besar berada dibawah pengawasan sistem syaraf autonom. Terdiri dari sel
bentuk kumparan.
b. Otot rangka, dibangun oleh berkas-berkas serabut otot yang berinti banyak dan
serabut otot tersebut menggambarkan garis-garis melintang. Kontraksinya cepat dan
kuat serta dibawah kemauan (voluntary).
c. Otot jantung, seperti halnya otot rangka sel-selnya yang panjang seperti serabut
memperlihatkan garis-garis melintang. Pada tempat pertemuan sel jantung dijumpai
keping interkalar, suatu struktur yang khas bagi otot jantung. Kontraksinya kuat,
berirama dan tidak dibawah kemauan (involuntary).
3. Sistem Pernapasan
Alat Pernapasan
Alat pernapasan terdiri atas rongga hidung, pangkal tenggorok (laring), batang tenggorok
(trakea), cabang tenggorok (bronkus) dan paru-paru (pulmo). Organ utama dari sistem
pernapasan kita adalah paru-paru.
a. Hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang
berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang masuk ke paru-paru, dan
mengatur kelembaban udara.
b. Pangkal Tenggorok (Laring). Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang
membentuk jakun. Jakun terusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang
rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorokan dapat
ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Jika udara menuju ke
tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah bertemu dengan katup pangkal
tenggorokan untuk membuka jalan ke tenggorokan. Pada waktu menelan makanan,
katup tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan waktu bernapas katup akan
membuka. Pada pangkal tenggorokan terdapat selaput suara yang akan bergetar bila
ada udara dari paru-paru, misalnya pada waktu berbicara.
c. Batang Tenggorok (Trakea). Merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang
rawan dengan panjang sekitar 10cm. Dinding dalamnya dilapisi selaput lendir, yang
sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu atau
benda-benda asing keluar.
d. Cabang Batang Tenggorok (Bronkus). Batang tenggorok bercabang menjadi dua
bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan kanan. Kedua cabang batang tenggorok
menuju ke paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus membentuk cabang-cabang lagi
disebut bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus,
sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang dua. Bronkiolus bercabang-cabang lagi
membentuk pembuluh-pembuluh yang halus. Cabang-cabang yang terhalus masuk ke
dalam gelembung paru-paru atau alveolus. Jumlah alveolus ada jutaan, luas
permukaan seluruhnya diperkirakan 80m2. Dinding alveoli mengandung kapiler
darah. Di situlah oksigen berdifusi ke dalam darah.
e. Paru-paru
Terletak di rongga dada tepat di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat
rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri dua
bagian. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sehingga berukuran lebih besar daripada
paru-paru kiri yang memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput
paru-paru atau pleura. Bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang
merupakan perluasan permukaan paru-paru yang disebut alveolus, dan jumlahnya lebih
kurang 300 juta buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan seluruh alveolus
diperkirakan 100 kali lebih luas dari pada luas permukaan tubuh.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah yaitu tempat oksigen berdifusi ke
dalam darah dan karbondioksida dilepaskan dari darah. Oksigen yang terdapat di dalam
alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah
yang mengelilingi alveolus. Setelah itu masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh
hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah, sehingga terbentuk oksihemoglobin.
Akhirnya oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga
oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen digunakan untuk oksidasi.
Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan sel diangkut oleh darah melalui
pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, karbondioksida menembus
dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan
dikeluarkan melalui saluran pernapasan saat mengeluarkan napas. Karbondioksida akan
keluar melalui hidung. Jadi, proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.
Volume paru-paru kurang lebih 5 liter. Udara yang dipernapaskan oleh tubuh
dapat bermacam-macam tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan
cara bernapas. Pada pernapasan biasa orang dewasa, udara yang keluar dan masuk
sebanyak 0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut udara pernapasan atau udara tidal. Udara
yang dapat masuk ke dalam paru-paru setelah menarik napas biasa disebut udara
komplementer, pada orang dewasa volumenya 1,5 liter. Setelah mengeluarkan napas
biasa, ternyata masih dapat mengeluarkan udara dari dalam paru-paru dengan
menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan kuat-kuat tersebut
disebut udara suplementer. Volume udara suplementer pada orang dewasa adalah 2 liter.
Apabila menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan sekuat-kuatnya, volume
yang masuk dan keluar sebanyak lebih kurang 3,8--4 liter. Volume udara ini disebut
kapasitas vital paru-paru. Jumlah volume udara dalam paru-paru sebanyak lebih kurang
5 liter, 1,2 liter tetap tinggal di dalam paru-paru. Volume udara ini disebut udara residu.
Proses Pernapasan
Rongga dada tempat paru-paru dibatasi oleh tulang rusuk dan tulang dada.
Bagian rongga dada ditutup oleh diafragma. Proses bernapas terdiri dari dua kegiatan,
yaitu menghirup udara pernapasan atau menarik napas dan menghembuskan udara
pernapasan atau mengeluarkan napas. Menghirup udara disebut inspirasi dan
menghembuskan udara disebut ekspirasi.
Pernapasan dibedakan antara pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan
pernapasan perut (pernapasan diafragma). Pernapasan dada terjadi bila otot-otot antar
rusuk berkontraksi, sehingga tulang rusuk terdorong ke muka. Akibatnya volume rongga
dada membesar, tekanan menurun, dan udara masuk. Ketika tulang-tulang rusuk turun
kembali, rongga dada menyempit, tekanan naik, dan udara keluar.
Pernapasan perut menggunakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi,
diafragma yang semula cembung menjadi agak rata, sehingga paru-paru dapat
mengembang ke arah perut, perut mengembung, rongga dada membesar, tekanan
menurun, dan udara masuk. Ketika diafragma kembali ke keadaan semula, rongga dada
menyempit, tekanan naik, dan udara keluar. Pernapasan perut terjadi terutama pada saat
tidur.
Proses pernapasan aerob disebut pula oksidasi biologi. Oksidasi biologi
sebenarnya adalah proses pemecahan zat gula agar diperoleh energi, dengan
mereaksikannya dengan oksigen. Selain gula, zat makanan yang dapat dioksidasikan
adalah lemak, dan protein. Tentu saja setelah melalui proses reaksi kimia yang berbeda-
beda. Bahan makanan tersebut merupakan sumber makanan kaya energi. Zat tersebut
berasal dari hasil fotosintesis tumbuhan. Proses oksidasi secara sederhana dapat
diikhtisarkan sebagai berikut.
4. Sistem Indera
Berfungsi untuk mengenali lingkungannya. Terdiri dari penglihatan, penciuman,
pengecap, pendengar dan peraba. Sistem indera bekerja jika ada rangsangan. Rangsangan
itu berupa rangsangan fisis (getaran) , mekanis (sentuhan) , kimia (rasa manis, asam,
bau), dan biologis (tingkah laku).
Mata
Mata berjumlah sepasang, kiri dan kanan, terletak di dalam rongga mata yang
dilindungi oleh tulang tengkorak. Agar dapat berfungsi secara sempurna, mata
dibantu oleh sejumlah alat tambahan, yaitu alat pelindung di sekitar mata dan seperangkat
otot penggerak bola mata.
Otot-otot penggerak bola mata itu dapat menggerakkan bola mata kita ke segala
arah. Apabila salah satu otot tidak befungsi, mata kita menjadi juling. Di sebelah dalam
kelopak mata terdapat kelenjar air mata, yang menghasilkan air mata. Air mata
berfungsi membunuh kuman yang masuk ke dalam mata, serta membasahi bola mata.
Bagian-bagian mata terdiri dari otot, dinding bola mata, lensa mata.
a. Otot Penggerak Bola Mata: Berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke kiri, ke
kanan, ke bawah ke atas, dan berputar. Ada tiga pasang otot penggerak bola mata.
b. Selaput (Dinding) Bola Mata: Berfungsi sebagai pelindung bola mata. Dinding
bola mata atau selaput bola mata terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan
tengah dan lapisan dalam.
1) Lapisan Luar atau Selaput Luar: Pada bagian depan, lapaisan luar bersifat
tembus cahaya (transparan). Lapisan ini disebut kornea atau selaput bening.
Fungsinya agar sinar dapat menembus ke dalam bola mata. Selaput bening ini
hanya ada di depan, bulat. Di bagian belakang, selaput bening berubah menjadi
lapisan yang berwarna putih yang membentuk bola mata yang disebut sklera.
2) Lapisan Tengah (Selaput Hitam): Di sebelah dalam dari selaput luar terdapat
selaput tengah. Warnanya hitam karena banyak mengandung pembuluh darah.
Karena itu disebut pula sebagai selaput hitam atau koroid. Di bagian depan,
yakni di belakang kornea yang bening, selaput hitam berubah menjadi selaput
pelangi atau iris. Disebut selaput pelangi karena berwarna warni. Selaput pelangi
ini berwarna warni. Selaput pelangi orang Indonesia umumnya berwarna hitam
atau kecoklatan. Di tengah selaput pelangi terdapat lubang yang disebut orang-
orangan mata atau pupil..
3) Lapisan dalam (Selaput Jala): Lapisan paling dalam disebut selaput jala atau
retina mata. Selaput jala mengandung sel-sel yang peka terhadap cahaya dan
mengandung saraf penglihatan. Fungsinya menangkap bayangan.
Retina mata tersusun atas sel batang dan sel kerucut. Sel batang terletak di
bagian tepi mata dan dapat bekerja dengan baik pada cahaya redup. Sel ini tidak dapat
membedakan warna. Jumlahnya sekitar 120 juta sel. Sel kerucut umumnya terletak di
bagian tengah belakang mata. Sel-sel ini berfungsi untuk membedakan warna benda.
Jumlahnya sekitar 7 juta sel. Jika cahaya redup, sel kerucut tidak berfungsi sehingga kita
tidak dapat membedakan warna.
Pada retina mata terdapat bintik kuning, yaitu bagian yang peka terhadap cahaya.
Bintik kuning terletak tepat di belakang garis mata yaitu di tengah belakang. Bintik
kuning mengandung banyak sel-sel kerucut. Selain bintik kuning, pada retina juga
terdapat bintik buta, yang tepat berada di tempat membeloknya saraf penglihatan. Bintik
ini tidak memiliki sel-sel reseptor, jadi tidak dapat mengenali cahaya. Jika bayangan
benda jatuh pada bintik buta maka benda tidak dapat terlihat.
Lensa Mata
Tepat di belakang selaput pelangi, yakni di belakang pupil mata, terdapat lensa
mata. Bentuknya bikoveks (cembung muka belakang), seperti lensa pada kamera. Cara
kerjanya mirip kamera. Kerja kamera meniru kerja mata.
Agar benda yang diamati dapat tampak jelas, maka bayangan benda tersebut
harus jatuh tepat pada bintik kuning. Untuk itu cahaya yang masuk diatur oleh lensa
mata dengan cara memipih atau mencembung. Proses memipih dan mencembungnya
lensa mata disebut akomodasi. Memipih dan mencembungnya lensa mata diatur oleh otot
pengikat lensa mata (otot siliaris). Agar mata dapat melihat benda yang letaknya jauh,
lensa mata memipih, sehingga bayangan tepat jatuh di bintik kuning. Untuk melihat
benda yang dekat, lensa mata mencembung.
Gangguan Penglihatan
Bagi orang yang matanya masih normal, benda jauh maupun dekat dapat
dilihat dengan jelas, karena daya akomodasi lensa mata masih normal. Mata yang
penglihatannya masih normal disebut emmetrop. Daya akomodasi mata yang tidak
normal dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan, karena bayangan benda tidak
jatuh tepat pada bintik kuning (retina).
Beberapa gangguan penglihatan yang diakibatkan oleh daya akomodasi yang
tidak normal yaitu rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi) dan mata tua
(presbiopi). Presbiopi yaitu gangguan penglihatan pada orang tua (usia lanjut)
disebabkan oleh otot penggerak lensa mata yang telah mengendur, sehingga daya
akomodasinya berkurang. Gejalanya mirip dengan penderita rabun dekat. Agar pen-
glihatannya normal kembali presbiopi harus dibantu dengan kaca mata berlensa
rangkap, yaitu lensa cekung di bagian atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung
di bagian bawah untuk melihat benda jarak dekat.
Gangguan penglihatan selain diakibatkan oleh adanya daya akomodasi yang tidak
normal juga dapat disebabkan oleh faktor lain, yaitu kekurangan vitamin A, buta warna,
mata juling dan gangguan pandangan.
Telinga
Telinga adalah alat indera pendengaran yang peka terhadap rangsang getaran bunyi. Jika
seseorang sejak lahir indera pendengarannya tidak berfungsi maka orang tersebut
selain tuli juga bisu. Hal ini disebabkan karena tidak pernah mendengar suara orang
bercakap-cakap, sehingga tidak dapat mengenal ucapan seseorang.
Bagian-bagian Telinga
Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan
telinga bagian dalam.
Proses Pendengaran
Bunyi yang dapat kita dengar ialah bunyi yang mempunyai frekuensi gelombang 20 Hz
sampai 20.000 Hz. Hz - singkatan dari hertz; 1 Hz = 1 getaran per detik. Mekanisme yang
terjadi sehingga bunyi dapat kita dengar adalah sebagai berikut:
a. Getaran ditangkap oleh daun telinga, masuk melalui liang telinga dan menyebabkan
gendang pendengar atau selaput timpani bergetar. Di liang telinga terdapat bulu-
bulu dan kelenjar yang mengeluarkan getah, seperti jeli, berwarna kecoklatan, berasa
pahit. Fungsinya untuk melindungi liang telinga dari gangguan binatang kecil.
b. Getaran pada membran timpani dilanjutkan ke telinga tengah. Telinga bagian tengah
mengandung tulang-tulang pendengaran, yaitu: tukul (martil), landasan dan
sanggurdi. Ketiga tulang itu sambung menyambung, berada di dalam rongga telinga
tengah. Getaran dirambatkan oleh ketiga tulang tersebut.
c. Getaran dilanjutkan ke telinga bagian dalam yang merupakan bagian penerima
getaran. Bagian ini tersusun atas tingkap (jendela) jorong, tingkap bundar, tiga
saluran setengah lingkaran dan rumah siput (kohlea). Kohlea yang artinya rumah
siput itu berupa kantung, berisi cairan limfe. Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf
pendengaran yang menuju ke otak. Pada pangkal kohlea terdapat dua macam jendela
(tingkap), yaitu tingkap jorong dan tingkap bundar. Tingkap jorong menerima
getaran dari telinga tengah untuk diteruskan ke rumah siput. Tingkap bundar
meneruskan getaran itu ke luar.
Antara telinga tengah dengan rongga mulut dihubungkan oleh suatu saluran yaitu
saluran Eustachius. Saluran Eustachius berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara
tekanan udara di dalam dan di luar rongga telinga. Dengan demikian gendang
pendengaran tidak mudah rusak. Apabila tekanan udara luar dan tengah tidak seimbang
akan terdengar suara mendengung. Suara demikian dapat dihilangkan dengan
menganga atau menelan ludah beberapa kali.
Kulit
Berfungsi sebagai alat pelindung, pengatur suhu tubuh, dan sebagai indera peraba. Kulit
peka terhadap rangsangan rabaan, sentuhan, tekanan dan suhu. Pada kulit terdapat
beberapa ujung saraf sensorik yang disebut reseptor raba. Reseptor raba berfungsi
sebagai penerima rangsangan dari luar. Terdapat beberapa reseptor pada kulit kita, yaitu
reseptor tekanan dan sentuhan, rabaan, dingin, dan panas.
Hidung
Indera pencium manusia terletak pada selaput lendir yang terdapat pada rongga
hidung bagian atas. Pada selaput lendir terdapat sel serabut saraf pencium atau pembau
yang berhubungan dengan otak. Serabut saraf ini peka terhadap rangsangan kimia berupa
gas.
Rangsangan berupa bau masuk hidung bersama-sama dengan udara yang dihisap.
Gas atau uap yang dihirup bersama udara pernapasan akan mengenai selaput lendir,
sehingga menimbulkan rangsangan. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf
pembau ke otak untuk diolah. Karena itu manusia dapat mengetahui bau tersebut.
Lidah
Lidah manusia mengandung bermacam-macam reseptor, yaitu reseptor sakit,
reseptor sentuhan dan reseptor rasa. Reseptor yang spesifik pada lidah adalah reseptor
rasa atau yang disebut sebagai kuncup pengecap yang peka terhadap rangsang rasa.
Kuncup pengecap berfungsi untuk mengetahui rasa suatu zat yang terlarut.
Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pada lidah yang
berkelompok. Tiap-tiap kelompok kuncup pengecap mempunyai kepekaan terhadap
rangsang rasa tertentu. Tidak semua permukaan lidah peka terhadap semua rasa.
Panjang
Standar internasional yang pertama adalah meter (m) dinyatakan sebagai standar panjang
oleh French Academy of Sciences pada tahun 1790-an. Pada tahun 1889 suatu pertemuan
internasional yang disebut General Conference on Weight and Measures dibentuk untuk
melakukan pertemuan secara periodik untuk menyempurnakan satuan pengukuran ini.
Pada tahun 1960, organisasi tersebut memutuskan untuk menamakan suatu sistem satuan
berbasis meter, kilogram, dan sekon sebagai Sistem Internasional, yang disingkat SI (dari
kata Perancis Systeme International). Tahun 1983, meter kembali didefinisikan ulang.
Dalam hubungannya dengan kecepatan cahaya, meter adalah panjang jalur yang dilalui
oleh cahaya pada ruang hampa udara selama selang waktu 1/299.792.458 sekon.
Pada dasarnya, besaran panjang dapat dinyatakan juga dalam satuan-satuan lain selain
meter, baik satuan yang lebih besar maupun satuan yang lebih kecil. Satuan-satuan
tersebut antara lain kilometer (km) dan (cm). Namun, satuan yang diakui secara
internasional untuk besaran panjang adalah meter.
Massa
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam tiap-tiap
benda dinamakan massa benda. Satuan standar massa berdasarkan SI adalah kilogram
(kg). Pada mulanya, kilogram didefinisikan sebagai massa 1 liter air di bawah kondisi
suhu dan tekanan tertentu. Namun, pada tahun 1901, satu kilogram standar didefinisikan
sebagai massa logam platinum-iridium khusus yang disimpan di Biro Internasional untuk
Berat dan Ukuran (International Bureau of Weights and Measures) di dekat kota Paris
Prancis.
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering disamakan dengan berat. Padahal,
kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi oleh gravitasi, sedangkan berat
dipengaruhi oleh gravitasi. Ketika seorang astronot berada di bulan, berat badannya akan
berkurang karena gravitasi bulan lebih kecil daripada dengan gravitasi bumi. Namun,
tidak demikian dengan massanya. Massa astronot ketika berada di bulan akan tetap sama
dengan massanya ketika berada di bumi.
Massa diukur dengan neraca lengan, sedangkan berat diukur dengan neraca
pegas. Kedua neraca tersebut digolongkan ke dalam jenis neraca mekanik. Apabila ingin
memperoleh hasil yang lebih akurat, dapat digunakan neraca elektronik. Selain kilogram
massa juga dinyatakan dalam satuan-satuan lain, misalnya untuk massa yang kecil
contohnya gram (g), miligram (mg), ons. Sementara, untuk massa yang lebih besar
digunakan satuan ton (t) atau kuintal (kw). Contoh 1 ton = 10 kw = 1000 kg, 1 kg = 1000
g = 10 ons.
Waktu
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya, waktu
malam adalah sejak matahari terbenam hingga fajar, waktu hidup adalah sejak dilahirkan
hingga meninggal dunia, dan masih banyak contoh lainnya.
Satuan standar waktu adalah detik atau sekon (s). Selama bertahun-tahun, sekon
didefinisikan sebagai 1/86.400 hari rata-rata dalam setahun. Saat ini, definisi tersebut
sudah tidak akurat lagi karena rotasi bumi berkurang sedikit demi sedikit secara tak
beraturan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1967 standar sekon didefinisikan dalam
frekuensi radiasi yang dipancarkan oleh atom Cesium ( 133Cs) ketika melewati dua
keadaan tertentu. Tepatnya, satu sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk
9.192.631.770 periode radiasi inti. Tentu saja, ada benarnya jika 60 s dalam satu menit
dan 60 menit dalam satu jam atau hour (h).
Untuk kejadian-kejadian yang selang terjadinya lama, waktu tidak lagi
dinyatakan dalam sekon, tetapi dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar,
misalnya menit, jam, hari, bulan, tahun, abad, dan seterusnya. Sementara untuk kejadian
yang sangat cepat, digunakan satuan yang lebih kecil, misalnya milisekon, mikrosekon,
dan sebagainya.
Satuan sistem internasional (SI) merupakan sistem satuan yang paling penting
dan sistem yang diterima secara luas di dunia saat ini. Namun, terdapat dua sistem lain
yang tidak lazim dipakai, yakni sistem cgs dan sistem British. Dalam kehidupan sehari-
hari kita sering mendengar istilah-istilah liter, galon, inci, ons, feet, pound, dan lain-lain.
Satuan-satuan tersebut merupakan contoh sistem British.
Pada abad ke 17, sebagian ahli menggunakan sistem ukuran yang dinamakan
sistem metrik. Pada sistem metrik, satuan yang lebih besar dan lebih kecil didefinisikan
dalam kelipatan 10 dari satuan standar. Cara ini membuat perhitungan cukup mudah.
1
Dengan demikian, 1 kilometer (km) adalah 1000 m, 1 centimeter adalah 100 m, 1
1 1
milimeter (mm) adalah 1000 m atau 10 cm, dan seterusnya. Awalan centi, kilo, dan
lainnya dapat diterapkan tidak hanya pada satuan panjang, tetapi juga pada satuan
1
volume, massa, atau satuan metrik lainnya. Misalnya, satu centiliter (cL) adalah 1000
liter (L) dan satu kilogram adalah 1000 gram (g). Pada tahun 1960, sistem metrik
digunakan dan diresmikan sebagai sistem internasional (SI). Penamaan ini berasal dari
bahasa Perancis Le Systeme Internationale d’Unites.
Upaya menuju satu sistem satuan yang berlaku secara internasional bermula dari
serangkaian pertemuan internasional para ilmuan sejak tahun 1889. Pada 1991 telah
diambil kesepakatan bahwa satuan standar untuk waktu adalah sekon (detik) dan pada
rentang tahun dari 1954 s.d. 1971 dipilih tujuh satuan standar. Satuan tersebut adalah
seperti yang terlihat pada Tabel 1
Sistem cgs berbasis centimeter, gram, dan sekon. Sistem ini adalah sistem metrik yang
diturunkan langsung dari Sistem Internasional. Centimeter, gram, dan sekon adalah
satuan standar untuk panjang, massa, dan waktu. Sementara British Engineering System
memakai standar foot untuk panjang, pound untuk gaya, dan sekon untuk waktu.
gerak. Demikian pula dengan bom, meskipun dalam keadaan diam bom berpotensi untuk
merusak benda-benda disekelilingnya. Hal ini terjadi karena bom memiliki energi yang
tersimpan dalam bentuk kimia. Energi merupakan besaran skalar dengan satuan Joule.
Selain energi gerak dan energi kimia, energi dapat pula tersimpan dalam bentuk-
bentuk yang lain, yaitu: (1) Energi potensial, (2) Energi panas, (3) Energi listrik, (4)
Energi matahari atau energi nuklir, dan (5) Energi cahaya
Dalam kehidupan sehari-hari, energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lainnya. Sebagai contoh, energi matahari yang berupa energi cahaya dan energi
panas dapat diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
Jika manusia memakan tumbuhan, maka energi akan berpindah ke tubuh manusia masih
dalam bentuk energi kimia pula. Energi kimia dalam bentuk makanan tersebut selanjutnya
dapat berubah menjadi berbagai bentuk energi misalnya energi panas atau energi kinetik.
Dengan energi inilah manusia mampu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain.
Meskipun berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, jumlah energi ini selalu tetap.
Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke
benda lainnya. Air di bendungan memiliki energi potensial dan berubah menjadi energi
kinetik ketika air jatuh. Energi kinetik ini kemudian dipindahkan ke turbin, dan akhirnya
menjadi energi listrik. Setelah menjadi energi listrik, energi akan berpindah ke berbagai
benda-benda yang lain melalui kabel-kabel transmisi.
2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Energi kinetik
dipengaruhi oleh massa dan kecepatan benda. Semakin besar kecepatan atau kelajuan
benda, semakin besar energi kinetik benda tersebut. Demikian pula semakin besar massa
benda yang bergerak makin besar pula energi kinetik yang dimilikinya.
Ek = 1/2.m.v2
Keterangan:
Ep = energi kinetik (J)
m = massa dari benda (kg)
v = kecepatan dari benda (m/s)
memiliki kemampuan merusak benda-benda yang berada dibawahnya jika batu tersebut
jatuh.
Ep = m.g.h
Keterangan
Ep = energi potensial (Joule)
m = massa dari benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi benda dari tanah (m)
Gabungan antara energi kinetik dan energi potensial gravitasi bumi sering pula disebut
dengan energi mekanik. Jadi secara matematis energi mekanik sebuah benda dapat
dinyatakan sebagai berikut.
EM = Ep + Ek
Keterangan
EM = energi mekanik (Joule)
Ep = energi kinetik (Joule)
Ek = energi kinetik (Joule)
EM=m.g.h+ (1/2)mv2
Keterangan
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi(m/s2)
h = ketinggian (m)
v = kecepatan benda (m/s)
Contoh: Sebuah benda massanya 1 kg dilemparkan dari atas rumah yang tingginya 10 m
dengan kecepatan 10 m/s. Berapakah kecepatan benda ketika jatuh di tanah?
Energi mekanik benda ketika pada ketinggian 10 meter adalah sebagai berikut.
EM=m.g.h+ (1/2)mv2
Sedangkan energi kinetik yang dimiliki benda sesaat ketika jatuh adalah sebagai berikut.
EM=m.g.h+ (1/2)mv2
Jika gaya gesekan benda dan udara serta energi yang lain dapat diabaikan, menurut
hukum kekekalan energi, energi mekanik di atas (sesaat setelah benda dilemparkan) sama
dengan energi kinetik sesaat ketika benda jatuh di atas tanah. Jadi dapat dituliskan
sebagai berikut.
EM= (1/2) 1 v2
150 J = (1/2) 1 v2
v2 = 2 x 150 = 300
v = (300)1/2
Tentu saja hal ini hanyalah angka pendekatan saja. Dalam kenyataannya beberapa
energi mekanik benda mungkin akan berubah menjadi energi kalor, energi bunyi atau
energi yang lainnya.
Hal sebaliknya terjadi jika sebuah benda dilemparkan ke atas dengan kelajuan
tertentu. Semakin tinggi kedudukan benda semakin lambat gerak benda. Hal ini terjadi
karena sebagian energi kinetik benda berubah menjadi energi potensial.
2. Inti Bumi
Inti bumi disebut barysfer, yang artinya sebagai bulatan atau bola yang berat.
Bumi mempunyai bagian yang berat dan bagian yang ringan. Material yang berat turun ke
dalam bumi, sedangkan yang ringan tetap di atas permukaan. Struktur inti bumi terdiri
dari unsur nikel, besi atau ferrum, sehingga inti bumi sering disebut Nife. Nife ini terdiri
dua bagian, bagian nife luar dan bagian nife dalam. Nife dalam bersifat padat, sedangkan
nife bagian luar berbentuk cair dan dapat meneruskan getaran-getaran. Lapisan nife ini
dikatakan bersifat latent-magmatist.
Inti bumi terdiri dari nife mempunyai jari-jari 3.470 km dengan berat jenis 10,
sedangkan nife luar berjari-jari 1350 km. Di sekitar nife terdapat lapisan pengantar.
Lapisan pengantar ini disebut juga sebagai mantel bumi atau selubung bumi yang
mempunyai ketebalan 1700 km. Terdiri tiga lapisan, yaitu. Lithosporadis, ferrosporadis,
peridotit.
3. Kerak Bumi
Litosfer merupakan lapisan kulit bumi atau lapisan kerak bumi yang terdiri dari
batuan-batuan dan terletak paling luar dan berhubungan langsung dengan air, seperti
batuan yang terdapat di dasar laut. Kerak bumi mempunyai ketebalan 1.200 km dan
terdiri dari bermacam-macam unsur dan senyawa. Yang paling banyak adalah senyawa
silikan dan magnesium. Unsur-unsur penting yang lain misalnya besi atau aluminium.
Dua lapisan yang ada dalam kerak bumi adalah lapisan sima dan lapisan sial.
Lapisan sima atau lapisan silikon magnesium yang letaknya sebelah bawah
berhubungan dengan lapisan pengantar.
Lapisan sial atau lapisan silikon aluminium letaknya di atas lapisan sima. Hal ini
disebabkan lapisan sial lebih ringan.
Kerak bumi terdiri tiga lapisan batuan, yaitu batuan beku yang berasal dari pembekuan
magma, batuan endapan yang berasal dari pengendapan batuan, dan batuan malihan yang
berasal dari proses perubahan batuan.
Pada bulan-bulan tertentu kutub bumi akan gelap saja sepanjang tiga bulan, dan
pada kutub satunya akan tampak seperti pagi saja dengan pergeseran matahari tanpa
menunjukkan adanya kenaikan matahari hingga di atas kepala pengamat yang berada di
bumi di dekat.
Pengaruh lain akibat pergeseran semu matahari ini adanya perubahan suhu di
wilayah belahan bumi yang berbeda sehingga menyebabkan perubahan arah angin yang
pada akhirnya menyebabkan terjadinya pergantian musim.
Akibat kemiringan bumi pada saat melakukan rotasi, maka pada bulan Juni kutup
utara akan menerima cahaya matahari sepanjang waktu dalam sehari semalam, tetapi
belahan kutub selatan akan mengalami malam yang berkepanjangan pada sekitar bulan
Juni.
Bahan Bacaan
Kimball, John W. 1990. Biology. Alih bahasa: Siti Soetarmi dan Nawangsari Sugiri. Edisi
V. Jilid II Jakarta: Penerbit Airlangga
Tjitrosoepmo, G. 1988. Fisiologi Tumbuhan.
Syamsuri, Istamar. Dkk., 2000. Biologi 2000. Jakarta: Erlangga.
Soetjipto. 2007. Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. Surabaya: Unesa Press.
Winatasasmita, Djamhur., 1985. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Depdikbud
Universitas Terbuka.
Tim Bahan Perkuliahan. 2007. Físika Dasar. Bandung: UPI bandung
Tim penulis. 1992. Físika SMA. Solo: Kendang Sari