Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

GEOKIMIA PANAS BUMI

“ANALISIS KIMIA AIR”

DISUSUN OLEH :

BELLA BERLIANA N. RAKHMA

410017045

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

DEPARTEMEN TEKNIK

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

2019
PEMBAHASAN

Sistem panas bumi (geothermal system) adalah perpindahan panas yang


terjadi secara alamiah di dalam kerak bumi dengan volume tertentu, dimana panas
tersebut ditransfer dari sumber panas (heat source) ke tempat penampungan panas
(heat sink), permukaan bumi (Hochstein and Browne, 2000). Komponen dalam
sistem panas bumi meliputi sumber panas, fluida, reservoar, discharge area.
Fluida dalam sistem panas bumi memiliki beberapa sumber air, menurut
Nicholson (1993), sumber air panas bumi dibedakan menjadi meteoric water,
formation/connate water, metamorphic water, serta magmatic/juvenile water.
Adapun dalam menentuan tipe air panas bumi didasarkan atas kandungan unsur
kimianya seperti chloride, sulphate, bicarbonate, sulphate‐chloride, serta dillute
Chloride‐(bicarbonate) (Nicholson, 1993). Selain penentuan tipe air, dalam
sistem panas bumi kita dapat menentukan suhu reservoar dengan menggunakan
geothermometer baik geothermometer air maupun mineral. Geothermometer air
dapat diterapkan pada manifestasi berupa mata air alami maupun sumur pemboran.
Geothermometer air dapat dihitung berdasarkan solubilitas mineral (silika) dan
reaksi pertukaran ion (Nicholson, 1993).

Gambar 1. Struktur konseptual dari sistem panas bumi yang didominasi fluida
pada daerah yang berelief tinggi (daerah pegunungan)
HASIL DAN PEMBAHASAN

TIPE FLUIDA, ASAL FLUIDA, KARAKTERISTIK MANIFESTASI


Dari data geokimia yang telah dianalisa, dapat diketahui bahwa suhu air di
daerah penelitian memiliki nilai 36,2 – 70˚C yang merupakan jenis air hangat,
dengan pH yang berkisar dari 6,4 – 7,98 (netral – basa) namun ada 2 sampel (K5
dan T3) yang memiliki pH 2,65 dan 2,86 (asam). Secara umum tipe air panas
terdiri atas air klorida (Cl), sulfat (SO4), dan bikarbonat (HCO3). Tipe air panas di
daerah penelitian sangat bervariasi dimana ditemukan air klorida dalam sampel
1,2,6,7,15,21,dan 23, kemudian air sulfat dalam sampel 5,11,13,14,20, dan 22
serta air bikarbonat dalam sampel 3,4,8,9,10,16,17,18, dan 19.

Untuk karakteristik manifestasi permukaan biasanya juga tergantung dari


tipe fluida yang ada. Untuk tipe air klorida biasanya berasal langsung dari
reservoar, merupakan daerah luahan (discharge) yang dijumpai endapan silika
atau sinter silika. Pada tipe air sulfat berasosiasi dengan fumarol yang kompleks,
pada daerah yang banyak dikelilingi oleh endapan sulfat, atau daerah yang
berasosiasi dengan gunung api. sedangkan untuk tipe air bikarbonat, berasal dari
deep reservoar, dikelilingi oleh endapan kalsit (traventine).
Konsentrasi silika dikontrol oleh kelarutan berbagai mineral silikat dalam
batuan, dalam sampel yang ada dijumpai kelarutan silika Beta Cristobalite
mengontrol sampel 4 dan 12, Alpha Cristobalite mengontrol sampel 7,8,9,10,11,
dan 20, Chalcedony mengontrol sampel 5,13,14, dan 15, serta Quartz pada sampel
1,2,6,21,22, dan 23.

GEOTHERMOMETER

Geothermometer merupakan cara memperkirakan temperatur reservoar


panasbumi yang didasarkan pada keberadaan zat-zat terlarut pada fluida
panasbumi, dimana konsentrasi fluida tersebut sangat tergantung pada temperatur.
Namun pada kenyataannya fluida dapat mengalami perubahan dalam perjalanan
dari reservoar ke permukaan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya proses
mixing, dilution, boiling, dan juga pelarutan batuan samping, sehingga dalam
perhitungan geotermometer harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, dan
diusahakan memilih unsur/senyawa yang tepat.
Dari sampel yang telah didapat tidak semuanya memenuhi kriteria untuk
dilakukan perhitungan geothermometer. Kriteria yang dimaksud adalah bahwa
fluida yang dipakai adalah fluida yang berasal dari reservoar (tipe air klorida) dan
hasil analisis kimianya harus baik (ion balance kurang dari 5%) serta mature
waters.
Untuk sampel yang dapat dilakukan perhitungan geothermometer adalah 1 2
serta 21. Geothermometer yang cocok untuk digunakan adalah Na-K, Na-K-Ca,
dan Na-K-Mg.
1. Geothermometer Na-K

Geothermometer ini punya keunggulan yaitu tidak banyak


terpengaruh oleh dilution maupun steam loss. Dari perhitungan Na-K
oleh Giggenbach (1988) diperoleh suhu reservoar dalam sampel 1 yaitu
203,77˚C, 2 yaitu 204,18˚C, dan pada 21 adalah 124.11˚C.
Geothermometer Na-K dapat diterapkan untuk reservoar air klorida
dengan T > 180˚C. Jadi, geothermometer Na-K lebih cocok diterapkan
untuk sampel 1 dan 2 karena memiliki suhu > 180˚C.
2. Geothermometer Na-K-Ca

Geotermometer ini diterapkan untuk air yang memiliki konsentrasi


Ca tinggi. Geotermometer ini bersifat empiris dengan landasan teori yang
belum dipahami secara sempurna (Giggenbach, 1988). Kisaran
temperatur yang bagus untuk geotermometer Na-K-Ca adalah 120-200˚C,
selebihnya tidak terlalu bagus. Keterbatasan lainnya adalah temperatur
sangat dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi karena boiling dan
dilution. Boiling menyebabkan hilangnya CO2, terjadi pengendapan kalsit,
Ca keluar dari larutan, sehingga T hasil perhitungan terlalu tinggi.

Ketiga sampel yang telah dihitung memiliki nilai R adalah minus,


sehingga tidak perlu adanya koreksi Mg.
3. Geothermometer Na-K-Mg

Dari diagram Na/10K/1000Mg1/2 diinterpretasikan bahwa sampel


yang dapat digunakan dalam perhitungan adalah mature waters yaitu
sampel 1,2,6,13,14,15,20,21,22, dan 23. Namun sampel tersebut tidak
semuanya memiliki nilai ion balance < 5%.
PROSES YANG TERJADI DIBAWAH PERMUKAAN
Proses yang terjadi di bawah permukaan dapat dilihat dari tipe fluida panas
bumi yang ada. Tipe air klorida diindikasikan jenis air yang berasal langsung dari
reservoar dan biasanya tanpa atau sedikit terjadi mixing, adapun terjadi boiling di
permukaan apabila konsentrasi Cl besar. Air sulfat adanya kondensasi di bawah
permukaan, dan terjadi reaksi dengan O2 baik di dekat permukaan ataupun di
bawah permukaan. Untuk tipe air bikarbonat sendiri, konsentrasi dalam HCO3
dipengaruhi oleh PCO2 dan pH yang ada dibawah permukaan, dapat juga terjadi
boiling menghasilkan uap, sehingga menyebabkan pH air meningkat.
KESIMPULAN
Dari total 23 sampel memiliki tipe air panas sangat bervariasi dimana
ditemukan air klorida dalam sampel 1,2,6,7,15,21,dan 23, kemudian air sulfat
dalam sampel 5,11,13,14,20, dan 22 serta air bikarbonat dalam sampel
3,4,8,9,10,16,17,18, dan 19. Namun, dalam pengukuran geothermometer hanya
sampel nomor 1, 2 dan 21 saja yang memenuhi syarat, dimana syaratnya adalah
nilai ion balance yang < 5%, mature waters, dan harus bertipe air klorida.
Dari perhitungan geothermometer Na-K (berlaku atau cocok untuk suhu >
180˚) didapat suhu resevoar dari sampel 1 adalah 203,77˚C, 2 yaitu 204,18˚C,
dan pada 21 adalah 124.11˚C. Untuk geothermometer Na-K-Ca, diperoleh hasil
perhitungan R negatif, sehingga perhitungan geothermometer tidak perlu
dilakukan koreksi (Mg).
Lampiran
Tabel Data
Ca Na K Mg Cl HCO3 SO4 SiO2
SAMPEL Temp (˚C) pH
mg/kg
K1 56.8 7.98 233.93 2366.81 161.69 44.67 3323.8 1306.53 47.4 42.37
K2 53.8 7.72 346.36 2871 197.27 29.27 4224.4 1413.52 189 51.03
K3 38.5 6.82 82.1 58.32 5.51 53.89 4.2 650.63 3.28 144.72
K4 37.5 7.72 36.12 114.78 6.89 22.68 5.58 520.45 0 127.4
K5 34.1 2.65 15.76 13.32 4.9 2.29 2 0 192 58.9
P 43 7.4 330.4 813.64 12.8 0.49 3347.5 132.09 985 66
C1 47.4 7 151 1412 55 115 2627 182 0.5 182
C2 36.2 6.4 122.4 1250 136 612 834.89 1056 4.05 148
T1 - 6.74 50.2 310 65 43.4 229 791 82.9 198
T2 - 6.53 131 1340 91.4 63.1 1560 1730 0.2 149
T3 - 2.86 71.2 48.8 37.2 21.4 230 2 291 114
T4 - 6.36 145 118 28.3 91.8 59.6 1130 0.2 187
N1 40.9 7.4 240 265 4.29 2.2 213 60.02 778.83 63.51
N2 56.6 7.9 270.2 265 5.61 1.34 177.5 45.02 912.63 64.18
N3 53.5 6.8 75.74 1000 61.43 8.2 1213.6 257.6 402.03 156.76
J1 38.2 7.56 22.84 76.33 0.54 6.31 27.83 179.9 65.4 54.5
J2 42.3 7.65 24.47 87.85 0.8 6.28 43.74 141.3 118 65.1
J3 42.1 7.77 28.56 87.15 0.92 3.32 45.72 124.5 118 78.8
J4 38.4 7.65 26.1 75 0.79 12.97 36.27 127.8 68.8 78.8
T1 70 7.56 321.58 698.31 17.38 8.66 874.47 101.66 954.68 92.05
T2 38.7 6.8 503.61 980.9 17.43 4.71 1606.09 24.64 1012.29 29.9
T3 66.6 6.75 374.48 455.5 8.72 1.06 608.71 17.25 1008.99 44.07
T4 52.7 7.42 56.6 227.3 5.09 0.09 320.92 24.69 248.55 87.98
Tabel Ion Balance
SAMPEL Jumlah Kation Jumlah Anion Ion Balance (%)
K1 122.44 116.17 3%
K2 149.62 146.27 1%
K3 11.21 10.85 2%
K4 8.84 8.69 1%
K5 3.90 4.05 -2%
P 52.25 117.11 -38%
C1 79.82 77.10 2%
C2 114.30 40.94 47%
T1 21.22 21.15 0%
T2 72.35 72.37 0%
T3 9.76 12.58 -13%
T4 20.64 20.21 1%
N1 23.79 23.21 1%
N2 25.26 24.75 1%
N3 49.52 46.83 3%
J1 4.99 5.10 -1%
J2 5.58 6.01 -4%
J3 5.51 5.79 -2%
J4 5.65 4.55 11%
T1 47.58 46.21 1%
T2 68.63 66.79 1%
T3 38.81 38.46 0%
T4 12.85 14.63 -6%
Tabel Perhitungan
Diagram 10Mg/(10Mg+Ca)/10K(10K+Na)

Diagram Piper
Diagram log(K2/Mg)/log(K2/Ca)

Anda mungkin juga menyukai