Anda di halaman 1dari 18

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh asisten pembimbing

praktikum Kimia Anorganik “Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap”

yang dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Oktober 2018

Waktu : 13.00 WITA sampai selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, November 2018


Menyetujui,
Asisten Pembimbing

KOMANG DIANA PUTRA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang

mempunyai sifat karakteristik hidroskopis yang mudah menyerap air, tingkat

kepadatan sebesar 0,8 – 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801 0C (Subiyantoro

dalam Herman, 2015). Garam merupakan salah satu bahan kimiawi untuk

stabilitasi tanah lempung yang merupakan unsur esensial bagi kehidupan manusia

dengan kegunaan dalam industri pertanian, pengolahan makanan, serta digunakan

dalam produksi obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Struktur garam (NaCl)

meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga octahedral dengan

kumpulan senyawa yang sebagian besar terdiri dari Natrium Chlorida (>80%),

serta senyawa-senyawa lain seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat,

Calsium Chlorida.

Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan

perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam, yaitu penguapan

dengan tenaga sinar matahari di ladang pembuatan garam, penguapan dengan

tenaga panas bahan bakar dalam suatu evaporator dan kristalisasi garamnya dalam

suatu crystallizer, pemisahan elektrokimia larutan garam dengan proses

elektrolisa kemudian kristalisasi dengan crystallizer. Untuk mendapatkan garam

murni harus dilakukan tahap pemurnian atau rekristalisasi.


Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau

pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut

setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa

syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu

memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan

dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah

dipisahkan dari kristalnya. Beberapa garam dapat mengkristal dari larutannya

dengan mengikat sejumlah molekul air sebagai hidrat. Selain itu banyak pula

dijumpai ion-ion kompleks stabil yang dibentuk oleh ion logam transisi dengan

molekul atau ion yang terikat lebih kuat daripada molekul air.

Garam-garam yang mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa

koordinasi atau garam kompleks. Garam kompleks berbeda dengan garam

rangkap. Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama

dalam perbandingan molekul tertentu. Dalam percobaaan ini dilakukan

pembuatan garam kompleks dan garam rangkap yaitu garam rangkap kupri

ammonium sulfat heksahidrat dan garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat

monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan praktikum ini yaitu memahami dan mempelajari pembuatan garam

rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat dan garam kompleks tetraammin

tembaga (II) sulfat monohidrat.


1.3 Prinsip Dasar Praktikum

Percobaan ini didasarkan pada pembentukan garam rangkap dan garam

kompleks dari larutannya dengan mengikat sebagian molekul air sebagai hidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Garam

Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang

merupakan kumpulan senyawa dengan sebahagian besar terdiri dari Natrium

Chlorida (>80%), serta senyawa-senyawa lain seperti Magnesium Chlorida,

Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida. Garam mempunyai sifat karakteristik

hidroskopis yang mudah menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8 – 0,9 dan

titik lebur pada tingkat suhu 801 0C (Subiyantoro dalam Herman, 2015). Garam

merupakan salah satu bahan kimiawi untuk stabilitasi tanah lempung, struktur

garam (NaCl) meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga

octahedral. Larutan garam juga merupakan suatu elektrolit yang mempunyai

gerakan brown dipermukaan yang lebih besar dari gerakan brown pada air murni

sehingga bisa menurunkan air dan larutan, ini menambah gaya kohesi antar

partikel sehingga ikatan antar partikel lebih rapat (Bowles dalam Herman, 2015).

Garam NaCl merupakan unsur esensial bagi kehidupan manusia. Garam

memiliki banyak kegunaan dalam industri, pertanian, pengolahan makanan, serta

digunakan dalam produksi obat-obatan dan bahan kimia lainnya. Kualitas garam

produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah dan belum semua

produksi garam di Indonesia memenuhi SII, sehingga untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri khususnya garam industri, Indonesia masih harus mengimpor

garam. Garam NaCl merupakan komoditas utama yang dibutuhkan sebagai bahan
baku dalam industri klor alkali untuk menghasilkan klor (Cl2), dan larutan kaustik

(natrium hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida (KOH)), yang diproduksi

dengan cara elektrolisis maupun dekomposisi larutan garam (Gemati, 2013).

2.2 Pembuatan Garam

Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan

perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur utama garam, yaitu penguapan

dengan tenaga sinar matahari di ladang pembuatan garam, penguapan dengan

tenaga panas bahan bakar dalam suatu evaporator dan kristalisasi garamnya dalam

suatu crystallizer, pemisahan elektrokimia larutan garam dengan proses

elektrolisa kemudian kristalisasi dengan crystallizer (Rositawati, 2013).

2.3 Kristalisasi

Kristalisasi adalah teknik pemisahan kimia padat-cair. Dalam hal ini,

transfer massa zat terlarut dari larutan cair ke fase kristal padat murni terjadi.

Untuk kristalisasi, supersaturasi dan suhu adalah dua faktor penting. Kristalisasi

menemukan aplikasi utama dalam makanan dan farmasi industri. Produksi water

kristal, garam bubuk untuk makanan, produksi sukrosa dari bit gula beberapa

aplikasi industri (Kulkarni, 2015).

Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau

pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut

setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa

syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu

memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah

dipisahkan dari kristalnya (Rositawati, 2013).

2.4 Amonia

Amonia merupakan senyawa yang sangat volatil. Amonia larut dalam air

dan membentuk larutan yang bersifat basa. Di dalam air, nitrogen amonia berada

dalam 2 bentuk, yaitu amonia (NH3) dan amonium (NH4+). Amonia dalam bentuk

NH3 bersifat lebih beracun terhadap ikan daripada dalam bentuk ion NH4+.

Apabila larutan amonia dalam air mengalami elektrolisis, maka akan terjadi reaksi

oksidasi di anoda (Ratnawati, 2010).

2.5 Etanol (Etil Alkohol)

Etanol adalah alkohol biasa dan merupakan alkohol terpenting. Pada suhu

kamar etanol berupa zat cair bening, mudah menguap, dan berbau khas. Dalam

kehidupan sehari-hari, alkohol dapat kita temukan dalam spiritus, dalam alkohol

rumah tangga (alkohol 70% yang digunakan sebagai pembersih luka), dalam

minuman beralkohol atau dalam air tape, dan lain-lain

(Fessenden dalam Moeksin, 2010).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan dengan judul “Pembuatan Garam Rangkap dan Garam

Kompleks” dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 27-28 Oktober 2018 pada

pukul 13.30 WITA bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Peralatan yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas kimia 50 mL,

pipet volume 50 mL, filler, corong buchner, batang pengaduk, spatula, botol

timbang, hot plate, dan botol semprot.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kertas saring,

alumunium foil, CuSO4.5H2O, (NH4)2SO4, ammonia cair, etanol, dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Garam Rangkap Cupri Ammonium Sulfat Heksahidrat

Larutan 2,495 g CuSO4.5H2O dimasukkan ke dalam gelas kimia dan

ditambahkan 1,32 g ammonium sulfat dan 10 mL aquades. Dipanaskan secara

perlahan hingga garam larut kemudian didiamkan selama semalaman. Dipisahkan


kristal menggunakan corong buchner dan dikeringkan. Ditimbang kristal yang

terbentuk.

3.3.2 Pembuatan Garam Kompleks TetraamminCupri (II) Sulfat

Disiapkan 4 mL ammonia cair yang telah diencerkan dengan 2,5 mL

aquades ke dalam gelas kimia 50 mL, kemudian ditambahkan 2,495 g

CuSO4.5H2O dan diaduk hingga larut. Selanjutnya ditambahkan etanol pada

dinding gelas dan didiamkan selama semalaman. Setelah didiamkan, diaduk

secara perlahan lalu dipisahkan kristal dengan bantuan corong buchner. Kristal

dicuci dengan menggunakan campuran 5 mL etanol dan 5 mL ammonia cair.

Kemudian di cuci lagi dengan 5 mL etanol. Setelah itu kristal dikeringkan dan

ditimbang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Tabel 1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat


No Perlakuan Pengamatan
1. 2.495 gram CuSO4.5H2O + 1.32 gram Larutan berwarna biru
(NH4)2SO4 + 10 mL aquades. (dipanaskan)
2. Dibiarkan larutam selama semalam pada Terbentuk Kristal warna
temperatur kamar biru
3. Kristal disaring menggunakan corong -
Buchner
4. Kristal dikeringkan dalam pemanas -
5. Kristal ditimbang 0,4258 gram

Tabel 2. Pembuatan garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat


Cu(NH3)4 SO4.H2O
No. Perlakuan Pengamatan
1. 4 mL NH3 15 M + 2.5 mL aquades Larutan ammonia
berwarna bening
2. Larutan ammonia+ 2.495 gramCuSO4.5H2O Larutan berwarna biru
tua
3. Ditambahkan 8mL etil alcohol Terbentuk 2 lapisan
4. Didiamkan selama semalam Terbentuk kristal biru
tua
5. Kristal disaring -
6. Kristal + 5 mL etil alkohol + 5 mL ammonia -
15 M
7. Krital dicuci lagi dengan 5 mL etil alkohol -
8. Kristal dikeringkan diatas hot plate -
9. Kristal ditimbang 2,628 g
4.2 Reaksi Kimia

CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O → (NH4)2Cu(SO4) 2.6 H2O

CuSO4.5H2O + 4 NH4CH → Cu(NH4OH) SO4 + H2O

CuSO4.5H2O + 2 (NH4) 2SO4 → Cu(NH3)4 + (SO4) 3

CuSO4 + 4 H2O → (Cu(OH)4)2+ + SO42-

Cu(NH3)4(SO4) 3 → Cu2+ + 3 SO42- + 4 NH3

(NH4)2Cu(SO4) 2 → 2 NH4+ + Cu2+ + 2 SO42-

Cu(NH3)4 SO4. H2O → [Cu(NH3)4] 2+ + SO42- + H2O

[Cu(H2O)5] SO4 + 4 NH3 → [Cu(NH3)4] SO4 + 5 H2O

4.3 Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk membuat garam rangkap kupri ammonium

sulfat heksahidrat dengan melarutkan CuSO4.5H2O dan (NH4)SO4 dengan

aquades dan membuat garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat

dengan mereaksikan garam CuSO4.5H2O dengan larutan NH3 yang telah

diencerkan. Percobaan ini bertujuan untuk memperlajari pembuatan garam

rangkap dan garam kompleks itu sendiri.

Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat heksahidrat diawali

dengan melarutkan CuSO4.5H2O dan (NH4)SO4 dengan aquades. Penggunaan

aquades (air) ini dikarenakan air mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik

baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya

tersebut maka digunakan pelarut air karena kedua garam yang bereaksi dapat larut

dalam air dan tetap berupa spesies ion. Larutan lalu dipanaskan secara perlahan-

lahan yang bertujuan untuk mempercepat proses pelarutan garam. Larutan


kemudian dibiarkan menjadi dingin pada temperatur kamar selama semalam agar

diperoleh kristal dalam jumlah banyak. Kristal yang diperoleh berwarna biru yang

berasal dari warna ion Cu2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam

rangkap tersebut. Larutan kemudian didekantir untuk memisahkan kristal dari

larutan, lalu dikeringkan karena masih adanya air yang menempel dan ditimbang.

Kristal yang diperoleh yaitu sebesar 0,4258 gram dengan % rendemen sebesar

10,66 %.

Pembuatan garam kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat

diawali dengan mengencerkan ammonia dan ditambahkan dengan kristal

CuSO4.H2O yang berwarna biru. Reaksi antara senyawa-senyawa ini

menyebabkan timbulnya gas yang menyengat. Bau menyengat tersebut berasal

dari larutan amoniak pekat. Larutan kemudian ditambahkan dengan etanol secara

perlahan-lahan melalui dinding gelas kimia. Penambahan etanol melalui dinding

gelas kimia secara perlahan-lahan ini dimaksudkan agar etanol tersebut benar-

benar berada pada permukaan dan tidak menyebabkan terjadinya pengadukan

pada campuran. Penggunaan etanol ini dilakukan karena merupakan pelarutyang

baik untuk senyawa ionik karena tetapan dielektrik rendah dan mengurangi energi

solvasi ion-ion.

Etanol merupakan zat yang mudah menguap, sehingga setelah

penambahan etanol, larutan langsung ditutup untuk mengurangi penguapan.

Larutan ini juga didiamkan semalaman agar pembentukan kristal dapat terjadi

secara lebih sempurna. Endapan berbentuk kristal kemudian disaring lalu dicuci

dengan ammonia 15 dengan etanol dengan perbandingan yang sama. Pencucian


ini dilakukan sebanyak dua kali, dimana pencucian keduanya yaitu pencucian

kristal dalam corong dengan 5 mL etil alkohol. Pencucian ini bertujuan untuk

memurnikannya dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan yang mungkin

masih terdapat dalam garam yang terbentuk. Kristal dalam corong Kristal

kemudian dikeringkan karena masih adaya molekul air yang menempel pada

kristal. Kristal kering kemudian ditimbang dan diperoleh massa kristal sebesar

2,628 gram dan % rendemen sebesar 107%.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu pembuatan garam rangkap kupri

ammonium sulfat heksahidrat dilakukan dengan melarutkan CuSO4.5H2O dan

(NH4)SO4 dengan aquades dan pembuatan garam kompleks tetraamin copper (II)

sulfat monohidrat dilakukan dengan mereaksikan garam CuSO4.5H2O dengan

larutan NH3 yang telah diencerkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan

perhitungan diperoleh massa kristal untuk garam rangkap diperoleh sebesar

0,4258 gram dengan % rendemen sebesar 10,66 % dan kristal untuk garam

kompleks tetraamin copper (II) sulfat monohidrat sebesar 2,628 gram dan %

rendemen sebesar 107%.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan dalam percobaan ini yaitu sebaiknya setiap

perlakuan dalam praktikum ini diperhatikan secara teliti agar tidak adanya

kesalahan-kesalahan sehingga hasil yang diperoleh adalah hasil yang sebaik-

baiknya.
Analisis Data

GaramRangkap

CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 + H2O (NH4)2Cu(SO4)2.6H2O

Berat CuSO4.5H2O yang ditimbang = 2,495 gram

Berat (NH4)SO4 yang ditimbang = 1,32 gram

Berat kertas saring = 1,192 gram

Berat (NH4)2Cu(SO4)2.6H2O + kertas saring = 1,6178 gram

Berat (NH4)2Cu(SO4)2.6H2O = 1,6178 gram – 1,192 gram

= 0,4258 gram

Berat garam rangkap secara teoritis

gram CuSO4.5H2O
Mol CuSO4.5H2O =
Mr CuSO4.5H2O

2,495 gram
=
249,5 gram/mol

= 0,01 mol

Massa teoritis = mol (NH4)2Cu(SO4)2.6H2O x Mr (NH4)2Cu(SO4)2.6H2O

= 0,01 mol x 399,5 gram/mol

= 3,995 gram

berat kristal hasil praktek


Rendemen = berat kristal teoritas
x 100%

0,4258 gram
= x 100%
3,995

= 0,1066 x 100 %

= 10,66 %
Garam Kompleks

CuSO4.5H2O + NH4OH Cu(NH3)4SO4.H2O

Berat CuSO4.5H2O yang ditimbang = 2,495 gram

BeratNH4OH yangdipakai = 4 mL

Beratkertassaring = 1,192 gram

Beratkristal + kertassaring = 3,82 gram

Berat Kristal garamrangkap = 3,82 gram – 1,192 gram

= 2,628 g

Beratgaramkomplekssecarateoritis

2,495 gram
Mol CuSO4.5H2O =
249,5 gram/mol

= 0,01mol

Massa teoritis = molCu(NH3)4SO4.H2O Mr Cu(NH3)4SO4.H2O

= 0,01mol x 245,5 gram/mol

= 2,455 gram

beratkristalhasilpraktek
Rendemen = beratkristalteoritas
x 100 %

2,628
= x 100 %
2,455

= 1,0705 x 100 %

= 107 %
ProsuderKerja (Diagram Alir)

A. PEMBUATAN GARAM RANGKAP KUPRI AMMONIUM SULFAT


HEKSAHIDRAT

2,495 gr CuSO4.5H2O 1,32 gr (NH)SO4 10 mL Aquades

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL


- Dipanaskan hingga semua garam larut sempurna
- Dibiarkan larutan menjadi dingin pada temperatur
kamar selama semalaman
- Didinginkan dengan water bath.
- Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan corong
buchner
- Dicuci dengan 5 mL campuran larutan amonia
dengan etil alkohol yang perbandingan volumenya
sama
- Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL
etil alkohol dan disaring dengan corong buchner
- Ditimbang kristal yang dihasilkan
- Dihitung persen hasil kristal

Berat Kristal = 0,4258 g


B. PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRAAMIN COPPER (II)
SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH3)4SO4.H2O

2,495 gr CuSO4.5H2O

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi 4 mL


larutan amonia 15 M dan diencerkan dengan 2,5 mL
aquades
- Diaduk sampai semua kristal larut sempurna
- Ditambahkan 8 mL etil alkohol secara perlahan-lahan
melalui dinding gelas kimia sehingga larutan tertutupi
alkohol
- Dibiarkan selama semalam
- Diaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara
sempurna
- Dipisahkan kristal yang terbentuk dengan corong buchner
- Dicuci dengan 5 mL campuran larutan amonia dengan etil
alkohol yang perbandingan volumenya sama
- Dicuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 mL etil
alkohol dan disaring dengan corong buchner
- Ditimbang kristal yang dihasilkan
- Ditentukan berapa mol amonia
- Dihitungpersenhasilkristal

Berat Kristal = 2,628 g

Anda mungkin juga menyukai