Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Evidence Based
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Evidence Based Teknologi Tepat Guna
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat……………………………………………………………….……….1
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………..………………..…….10
3.2 Saran…………………………………………………………..…………….....10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari
(Prawirohardjo, 2002).
2. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat –
alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu
(Mochtar, 1998).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122).
4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak
hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
2
Imunisasi ibu terhadap tetanus
Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
3
3. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . waktu untuk
sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
4
NO Tindakan yang dilakukan Sebelum EBM Setelah EBM
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat
Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah (ibu Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
dan bayi) selama 2 jam pertama. bounding
attachment.
3. Pemakaian Gurita atau Gurita untuk Gurita mempersulit
sejenisnya memperbaiki bentuk pemantauan
tubuh ibu involusio rahim dan
dapat menyebabkan
infeksi.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat
dikasih alkohol dan sekarang hanya
betadine. menggunakan kasa
steril.
Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat dikategorikan aman untuk
asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil penelitiannya:
A. Penggunaan Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan pendarahan
tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.
B. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada
menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan
ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua terhadap anaknya dan memberikan
dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci
dari insting primata. Bayi memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan
pengalaman dan benda yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan
dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari
kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat
5
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak
6
seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk mengembalikan kekencangan perut usai
melahitkan, dengan cara yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat
7
Senam nifas adalah latihan gerakan yang dilakukan setelah melahirkan dengan tujuan dapat
memberikan kenyamanan pada otot-otot tubuh Anda. Pada umumnya senam nifas dimulai enam
jam setelah melahirkan dengan pelaksanaan yang bertahap dan berkelanjutan. Senam nifas tidak
saja untuk memberikan kenyamanan dalam bentuk fisik, akan tetapi juga dapat memberikan
kelancaran dalam proses pengembalian rahim dalam bentuk semula (sebelum melahirkan). Senam
nifas juga membantu dalam mempercepat kondisi tubuh setelah melahirkan yang biasanya sering
kali dialami dengan rasa yang lelah, kurang berenergi, kemudiaan untuk mencegah terjadinya
beberapa kemungkinan komplikasi yang timbul pada masa nifas.
Hal yang tidak kalah penting adalah senam nifas dapat membantu dalam memperbaiki
sirkulasi darah pasca persalinan. Meskipun senam nifas dapat membantu Anda dalam
memulihkan kondisi pasca persalinan, akan tetapi senam nifas memiliki ketentuan. Diantara
ketentuan itu, dapat dilakukan pada ibu hamil yang sehat dan tidak mengalami kelainan pada
masa kehamilan ataupun persalinan.
8
saluran ASI Pada payudara ibu. Memerah ASI dapat dilakukan secara manual atau dengan
menggunakan tangan, serta secara elektrik melalui bantuan breast pump atau yang lebih dikenal
masyarakat dengan istilah “pompa ASI” ini diciptakan untuk membantu ibu memerah ASI untuk
kemudian disimpan sebagai persediaan. Pemerahan ini bisa dilakukan di mana saja, dan kapan
saja, termasuk di kantor yang menyediakan ruangan dan fasilitas nursing room.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah
dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan
yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal.
3.2 Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan
pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKIdan AKB.
10
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC : Jakarta..
Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.
https://bipolpa.blogspot.com/2016/09/evidence-based-dalam-askeb-nifas-dan.html
11