Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Evidence Based

Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Nifas” ini dengan lancar.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,

dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Evidence Based Teknologi Tepat Guna

dalam Pelayanan Nifas, khususnya bagi penulis.

Makassar, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..…….1

1.2 TujuanPenulisan ………………..............…………………………………….1

1.3 Manfaat……………………………………………………………….……….1

PEMBAHASAN

2.1 Masa Nifas…………………………………………………………………2

2.2 Evidence Based……………………………………………………………4

2.3 Evidence based Teknologi tepat guna dalam pelayanan Nifas.....................7

PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………..………………..…….10

3.2 Saran…………………………………………………………..…………….....10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan
adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan kala nifas sertapemerian ASI dengan
selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi
dalam keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu
Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, merupakan Negara yang angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan segera untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat
professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi akademis. EBM secara
resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi
tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003. Itu dirancang untuk membantu bidan dalam
mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2. Untuk mengetahui Informasi Eviden Based teknologi tepat guna pada masa nifas.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.
2. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based Teknologi tepat
guna pada masa nifas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MASA NIFAS


2.1.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik
secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak
dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan
terjadi keadaan patologis.

Konsep dasar masa nifas

1. Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung
kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari
(Prawirohardjo, 2002).
2. Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat –
alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu
(Mochtar, 1998).
3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000:122).
4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak
hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi
 Pencegahan diagnosa
 Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
 Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.

2
 Imunisasi ibu terhadap tetanus
 Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

2.1.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

 Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan


kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
 Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
 Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
 Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi.
 Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
 Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman.
 Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.
 Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
 Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya sebagai orang
tua.

2.1.4 Tahapan Masa Nifas


Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial dan remote
puerperium.
1. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial
Peurperium intermedial merupakn masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang
lamanya sekitar 6-8minggu.

3
3. Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . waktu untuk
sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

2.2 EVIDENCE BASED


2.2.1 Pengertian evidence based
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka evidence
adalah bukti atau fakta dan based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan
bukti.
Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorientasi
akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni
bukti pada konferensi tahunan di RSCM Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu
dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan
dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.

2.2.2 Manfaat Evidence Based


Manaat Evidence Based sebagai berikut:
 Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
 Meningkatkan kompetensi (kognitif)
 Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan yang
bermutu.
 Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

2.2.3 Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care


Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai sekarang
kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak bermanfaat dan bahkan
merugikan pasien.

4
NO Tindakan yang dilakukan Sebelum EBM Setelah EBM
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat
Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah (ibu Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
dan bayi) selama 2 jam pertama. bounding
attachment.
3. Pemakaian Gurita atau Gurita untuk Gurita mempersulit
sejenisnya memperbaiki bentuk pemantauan
tubuh ibu involusio rahim dan
dapat menyebabkan
infeksi.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat
dikasih alkohol dan sekarang hanya
betadine. menggunakan kasa
steril.

Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat dikategorikan aman untuk
asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil penelitiannya:
A. Penggunaan Tampon Vagina
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan pendarahan
tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.
B. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada
menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan
ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua terhadap anaknya dan memberikan
dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci
dari insting primata. Bayi memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan
pengalaman dan benda yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan
dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari
kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat

5
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment


a. Dilakukan segera
b. Sentuhan orangtua pertama kali
c. Kesehatan emosional orangtua
d. Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
e. Adaptasi
f. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa nyaman.
h. Penekanan pada hal-hal positif.
i. Libatkan anggota keluarga
j. Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment

C. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya


Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti semula/ langsing.
Maka darti itu kebanyakan orang inigin memakai gurita/stagen.
Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk memakai
stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada saat memakai stagen atau gurita perut
memang terasa kencang, namun setelah dilepas perut akan kendur seperti semula.
Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah perut paling
tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini untuk memberi waktu agar
jahitan bekas operasi kering. Karna jika memakai gurita pada jahitan masih basahakan membuat
jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar panggul.
Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan senam atau berolahraga yang
dapat kembali mengencangkan otot dinding perut.
Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel. Senam kegel berfungsi
untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan saluran kemih yang mampu mencegah mengompol
ketika persalinan berlangsung. Dan juga bisa melakukan dengan senam nifas yang dilakukan

6
seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk mengembalikan kekencangan perut usai
melahitkan, dengan cara yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat

D. Perawatan Tali Pusat


Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan
beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan kejadian
infeksi pada laka tali pusat dibiarkan dan tidak melakukan apapun selain membersihkan tali pusat
dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis, penggunaain
alkohol yang populer dan terbukti ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan menjadi
openurunan aktifitasnya,
Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana kelembapan
tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat meningkatkan infeksi,
kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat
dari penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk
sementara agar ibu nifas membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian
tersebut diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering sendiri dan hanya
membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost effektive untuk perawatan
tali pusat.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali pusat
karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban (akibat
penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk
tumbuhnya bakteri. Penting untuk dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan
hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa kering.

2.3 Evidence Based Teknologi tepat guna dalam pelayanan Nifas


2.3.1 Pengertian teknologi tepat guna
Teknologi Tepat Guna adalah sebuah teknologi yang ditemukan atau diciptakan dengan
tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuat pekerjaan manusia semakin mudah, cepat dan
lancar. Hal ini kemudian bisa meningkatkan nilai ekonomi juga. Teknologi tersebut tidak hanya
asal dibuat namun dibuat dengan tepat sesuai dengan kebutuhan manusia. Adanya teknologi juga
bisa dikatakan mampu meningkatkan perekonomian lebih banyak orang.

2.3.2 Jenis Teknologi tepat guna dalam pelayanan nifas


A. Senam Nifas Pasca Persalinan

7
Senam nifas adalah latihan gerakan yang dilakukan setelah melahirkan dengan tujuan dapat
memberikan kenyamanan pada otot-otot tubuh Anda. Pada umumnya senam nifas dimulai enam
jam setelah melahirkan dengan pelaksanaan yang bertahap dan berkelanjutan. Senam nifas tidak
saja untuk memberikan kenyamanan dalam bentuk fisik, akan tetapi juga dapat memberikan
kelancaran dalam proses pengembalian rahim dalam bentuk semula (sebelum melahirkan). Senam
nifas juga membantu dalam mempercepat kondisi tubuh setelah melahirkan yang biasanya sering
kali dialami dengan rasa yang lelah, kurang berenergi, kemudiaan untuk mencegah terjadinya
beberapa kemungkinan komplikasi yang timbul pada masa nifas.
Hal yang tidak kalah penting adalah senam nifas dapat membantu dalam memperbaiki
sirkulasi darah pasca persalinan. Meskipun senam nifas dapat membantu Anda dalam
memulihkan kondisi pasca persalinan, akan tetapi senam nifas memiliki ketentuan. Diantara
ketentuan itu, dapat dilakukan pada ibu hamil yang sehat dan tidak mengalami kelainan pada
masa kehamilan ataupun persalinan.

B. kapsul vitamin A untuk ibu nifas


Manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas:
a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI)
b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi
c. Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan.
Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A karna:
a) Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.
b) kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya
tahan tubuh.
c) Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup
untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
d) Pemberian 2 kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah di harapkan dapat menambah
kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Pemberian kapsul vitamin A 200.000IU sebanyak dua kali,pertama segera setelah
melahirkan,kedua di berikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama(Departemen
Kesehatan Ri 2009).

C. Alat Breast Pump


Pada Umumya, karena tuntutan rutinitas harian, misalnya jika ibu bekerja, ibu menyusui yang
ingin memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hati harus memerah air susunya, agar dapat
diberikan kepada sang bayi melalui medium lain, misalnya botol susu. Kebutuhan memerah air
susu juga bisa saja dilakukan guna menghindari peradangan kelenjar payudara,serta tersumbatnya

8
saluran ASI Pada payudara ibu. Memerah ASI dapat dilakukan secara manual atau dengan
menggunakan tangan, serta secara elektrik melalui bantuan breast pump atau yang lebih dikenal
masyarakat dengan istilah “pompa ASI” ini diciptakan untuk membantu ibu memerah ASI untuk
kemudian disimpan sebagai persediaan. Pemerahan ini bisa dilakukan di mana saja, dan kapan
saja, termasuk di kantor yang menyediakan ruangan dan fasilitas nursing room.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian besar
negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting untuk
dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah
dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan
diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan pelayanan
yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan
angka kematian perinatal.

3.2 Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan
pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKIdan AKB.

10
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC : Jakarta..

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.

Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.

https://bipolpa.blogspot.com/2016/09/evidence-based-dalam-askeb-nifas-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai