Anda di halaman 1dari 16

Vol. 16 No.

3, Desember 2015: 125-140

Strategi Musikal dalam Ritual Pujian dan Penyembahan


Gereja Kristen Kharismatik
Bayu Wijayanto1
Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta

G.R. Lono. L. Simatupang dan Victor Ganap


Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memahami fakta, proses, dan fungsi musikal yang digunakan
untuk mencapai tujuan pengembangan suasana ibadah dan melihat kompleksitas cara, struktur, dan
sistematisasi musikal dalam membangun suasana ibadah melalui pola dan metode tertentu dari para
pendukung ibadah. Penelitian ini menerapkan perspektif pergelaran (performance perspective) untuk
mengkaji aktivitas ritual keagamaan untuk mengungkap peran aspek-aspek teknis-artistik dalam
peribadatan. Ide pokok strategi musikal dalam proses ritual adalah suatu metode dan rekayasa musikal
tertentu yang dapat memberikan kontribusi terhadap proses ritual. Suatu strategi dan rekayasa musikal
berdampak pada kesan, intensitas, pengalaman, atau pemahaman pelaku terhadap objek, tujuan dan
aktivitas ibadah.
Kata kunci: strategi musikal, ritual pujian penyembahan, gereja kharismatik

Abstract
The Musical Strategy on the Rituals of Praise and Worship of the Charismatic Christian
Church. The purpose of this study is to understand the facts, processes, and musical functions used to achieve
the purpose of developing an atmosphere of worship. And to see the complexity of musical way, structure and
systematization in building worship atmosphere through certain patterns and methods from supporters of
worship. This research applies a performance perspective to explain religious ritual activities to reveal the role
of technical-artistic aspects of worship. The main idea of musical strategy in the ritual process is a particular
musical method and treatment that can contribute to the ritual process. A strategy and musical treatment
that impact on the impression, intensity, experience or understanding of the perpetrator against the object,
purpose and activity of worship.
Keywords: musical strategy, praise and worship ritual, church charismatic

Pendahuluan Gerakan ini dalam berbagai hal memiliki ciri-


ciri khas Pentakostalisme, khususnya dalam
Musik dalam konteks ritual jemaat gereja hal karunia-karunia Roh seperti tercatat dalam
Kristen kharismatik mempunyai fenomena yang Alkitab (bahasa lidah/bahasa roh/glossolalia,
unik. Gereja Kristen kharismatik dalam hal ini nubuat, dan lain-lain). Gerakan ini pada awalnya
dimaksudkan untuk menyebut denominasi gereja bersifat antar denominasi di dalam gereja-gereja
yang berawal dari sejarah Gerakan Kharismatik. arus utama Protestan dan Katolik. Banyak kaum

1
Alamat korespondensi: Jurusan Karawitan FSP ISI Yogyakarta. Jln. Parangtritis km.6,5. Sewon Yogyakarta.
Tlp: (0274) 375380. E-mail: byuchrist@gmail.com

Naskah diterima: 2 Juni 2015; Revisi akhir: 8 Oktober 2015 125


Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

karismatik pada akhirnya kemudian membentuk Musik dan nyanyian memiliki implikasi terhadap
denominasi terpisah dalam gereja-gereja baru pembentukan suasana antusiasme sikap ibadah
(salah satunya adalah GBI Keluarga Allah sebagai jemaat.
lokus penelitian). Kharismatik merupakan sebuah Proses dan dinamika yang terjadi dalam
istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan kaum ritual ibadah menggambarkan adanya interaksi
Kristiani yang mempercayai bahwa manifestasi diantara pendukung ibadah (musisi, worship
‘Roh Kudus’ seperti tersebut di dalam Alkitab leader, song leader, choir, dancer) dan jemaat melalui
dan sejarah Kristen awal juga bisa terjadi dan mediasi musik dan nyayian untuk membangun
seharusnya dipraktikkan sebagai ‘pengalaman suasana tertentu. Setiap aksi para pendukung
rohani’ setiap umat Kristen pada masa sekarang. ibadah berupaya menimbulkan kesan khusus
Fenomena unik musik dalam konteks ibadah dan mendorong para jemaat bereaksi dengan
dalam ini berhubungan dengan bentuk dan sifat cara khusus pula. Dengan demikian, aktivitas
peribadatannya yang khas. Genre musik pop ibadah yang melibatkan unsur musikal yang kuat
menjadi ciri khas sebagai unsur yang penting dalam dengan didukung unsur-unsur yang lain dapat
peribadatan jemaat. Bentuk dan sifat musik rohani menimbulkan pengalaman emosional atau mental
ini cenderung menunjukkan ciri-ciri dan sifat musik tertentu sehubungan dengan keperluan dan tujuan
musik pop. Cirinya bukan hanya terlihat dalam ibadah yang dianggap memiliki makna dan kesan
unsur-unsur instrumentasi, yaitu penggunaan alat tertentu bagi para pelakunya. Mencermati peristiwa
musik elektrik untuk pertunjukan panggung atau tersebut, menarik kiranya untuk memahami fakta,
combo band, tetapi unsur gramatikal musik pop proses, dan fungsi musikal yang diharapkan
juga terdapat dalam musik gereja tersebut. Ciri untuk mencapai tujuan pengembangan suasana
khasnya adalah suatu kerangka harmoni dasar yang ibadah. Penting juga untuk melihat kompleksitas
diperkaya dengan berbagai harmoni pararel yang cara, struktur dan sistematisasi musikal dalam
selalu sama. Frase-frase melodis yang sederhana membangun suasana ibadah melalui pola dan
dan unsur bahasa (teks) dengan gambaran yang metode tertentu dari para pendukung ibadah.
kuat secara emosional.
Ciri utama yang menonjol dari ritual gereja- Struktur Dramatik, Unsur Musik, dan Strategi
gereja Kristen kharismatik adalah sifat peribadatan Musikal
atau kebaktian jemaatnya yang ekspresif, dinamis
dan progresif. Suasana yang terjadi saat peribadatan Penjelasan ketiga konsep di atas perlu
tidak terlepas dari peranan berbagai unsur dalam dilakukan untuk memberikan batasan pengertian
kebaktian. Keberadaan musik dalam kebaktian secara lebih spesifik dan kerangka pemahaman yang
tersebut menjadi faktor penting, karena hampir relevan dengan permasalahan penelitian.
seluruh aktivitas peribadatan dilakukan dengan
menyanyikan lagu-lagu pujian maupun dengan a. Struktur dramatik
iringan musik instrumental. Bahkan dalam Pengertian ibadah (ritual) dalam pokok-
aktivitas doa dan akhir pembawaan Firman oleh pokok ajaran gereja diartikan sebagai cara
pengkhotbah selalu diiringi oleh musik atau ‘orang-orang percaya’ (jemaat Kristen) secara
nyanyian. Musik dan nyanyian jemaat nampak bersama-sama mengungkapkan dan menikmati
lebih dominan dalam aktivitas peribadatan. Song hubungan dengan Allah berdasarkan anugerah
leader atau worship leader mempunyai peranan penyelamatan yang telah mereka alami dalam
penting untuk memimpin, mengarahkan dan bentuk dramatis simbolis yang diwujudkan
mempengaruhi jemaat untuk terlibat menyanyikan dalam tata peribadatan atau liturgi (Tim Sinode
lagu-lagu pujian penyembahan. Keterlibatan Gereja, 1997, hal. 51). Dengan demikian dapat
singer, choir (paduan suara), dan dancer berperan dipahami bahwa kebaktian atau peribadatan
memberikan dukung-an bagi jemaat untuk lebih gereja merupakan dramatisasi tindakan atau
ekspresif dalam menyanyikan lagu-lagu pujian. aktivitas jemaat gereja melalui pola, proses,

126
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

struktur, serta suasana tertentu dengan tujuan untuk membentuk atau menciptakan ‘emosi
untuk menghayati makna dan keyakinan sebagai keagamaan’ bagi para pelakunya (Gambar 1).
bentuk pertemuan dialogis antara Tuhan dan Situasi atau kondisi dinamis jemaat yang
jemaat. terjadi dalam ibadah ‘pujian dan penyembahan’
Berdasarkan pengertian tersebut maka tidak terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan
secara praktikal proses ibadah gereja memiliki implikasi dari kesuluruhan unsur di dalamnya.
aspek kesamaan dengan prinsip-prinsip struktur Fungsi dan peran dominan dalam aktivitas ibadah
dramatik dalam pergelaran. Kesamaan prinsip ‘pujian dan penyembahan’, menjadi indikasi
yang dimaksud yaitu keduanya merupakan dan petunjuk logis bahwa penyajian musik
rangkaian unsur-unsur dan aktivitas yang merupakan faktor penting dan signifikan dalam
tersusun dari bagian-bagian atau tahapan yang membentuk struktur dramatik ibadah. Musik
berlangsung secara kesinambungan dari awal dan nyanyian jemaat tersusun dan disajikan
hingga akhir dengan melibatkan aktivitas, dalam bentuk dan cara-cara pengungkapan
pikiran, maupun perasaan untuk membentuk tertentu dengan mempertimbangkan aspek
suasana tertentu sebagai kesatuan struktur tujuan dan situasi ‘dramatik’ yang diharapkan
sesuai tujuan diharapkan oleh pelaku maupun dalam ibadah (Tabel 1). Upaya penyusunan dan
partisipan. penyajian musik ke dalam bentuk dan cara-
Dalam teater, struktur dramatik merupakan cara pengungkapan yang sistematis merupakan
bagian dari plot (alur cerita) karena di dalamnya tindakan strategis dari para pelaku untuk
merupakan satu kesatuan peristiwa yang terdiri mencapai tujuan ibadah.
dari bagian-bagian yang memuat unsur-unsur
plot. Rangkaian ini memiliki atau membentuk b. Strategi Musikal
struktur dan saling berkesinambungan dari Strategi dalam pengertian umum adalah
awal cerita sampai akhir. Fungsi dari struktur pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dramatik ini adalah sebagai perangkat untuk dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,
lebih dapat mengungkapkan pikiran pengarang dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
dan melibatkan pikiran serta perasaan penonton waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik
ke dalam laku cerita. Elemen-elemen pembentuk terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
struktur menurut teori dramatik Aristotelian mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai
terdiri dari eksposisi (Introduction), komplikasi, dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan
klimaks, resolusi (falling action), dan kesimpulan secara rasional, efisien dalam sumber daya, dan
(denoument) (Freytag’s Triangle, 2006). memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara
Adanya kesamaan prinsip struktur dramatik efektif. Hal ini seperti tersirat dalam pengertian
dalam proses pelaksanaan atau ‘penampilan’ atau definisi strategi berikut:
ibadah menjadi landasan pemikiran untuk
memahami konstruksi dan alur ‘dramatik’ yang
terjadi dalam peristiwa ibadah sebagai perangkat
untuk mendorong atau membangun suasana
tertentu yang diharapkan dapat mempengaruhi
sikap, pikiran atau perasaan jemaat melalui
unsur-unsur, sarana dan cara tertentu. Unsur-
unsur ibadah seperti ‘penyembahan’, doa,
pembacaan kitab, khotbah, musik dan nyanyian
disusun secara integratif melalui pola tindakan,
proses, dan tahapan sehingga menjadi jalinan
peristiwa atau ‘momentum’ reflektif dan Gambar 1. Bagan Lima komponen sistem religi oleh
ekspresif berdasarkan sistem keyakinan dan ritual Koentjaraningrat

127
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

No Bagian Ibadah Aktivitas Ibadah Sikap Jemaat & Suasana Deskripsi Lagu & Musik
1 Pujian Penyembahan
• Pembukaan • Salam pembuka oleh • Jemaat duduk, suasana • Illustrasi musik instrumen (improvisasi)
worship leader tenang
• Puji-pujian • Jemaat menyanyikan • Berdiri bertepuk tangan, • Tema lirik: pujian, kesaksian iman
lagu pujian dipimpin bersorak suasana • Unsur lagu/musik: tempo sedang &
oleh worship leader/song kegembiraan dan sukacita cepat
leader • Irama rancak dan bersemangat
• Penyajian; 4-5 diulang (medley)
• Contoh lagu: Kami Berkumpul Memu-
jiMu
• Penyembahan • Jemaat bernyanyi dan Berdiri dan mengangkat • Tema lirik: penyembahan, penghormat-
berdoa tangan, suasana tenang, an, kemuliaan
khusuk • Unsur lagu/musik: tempo sedang &
lambat
• Irama slowly
• Penyajian; 1-2 diulang (medley)
• Contoh lagu: Kaulah Tuhanku
2. Doa dan Pengurapan
• Doa • Jemaat berdoa dan Berdiri, meratap, suasana • Illustrasi musik & menyanyi
bernyanyi tenang
• Pengurapan • Pengudusan dan • Tema lirik: doa pengudusan
pengurapan dipimpin • Unsur lagu/musik: tempo sedang &
oleh worship leader lambat
• Irama slowly
• Penyajian; 1 diulang
• Contoh lagu: Urapan Baru
3. Persembahan
• Pengumpulan • Jemaat memberikan Duduk, suasana tenang • Tema lirik: persembahan, ucapan syukur
persembahan persembahan sambil • Unsur lagu/musik: tempo sedang
bernyanyi • Irama slowly
• Penyajian; 1 diulang (medley)
4. Firman Tuhan
• Pengantar • Jemaat menyanyikan • Jemaat duduk, suasana • Contoh lagu: Kusiapkan Hatiku Tuhan
• Pembacaan Alkitab lagu pengantar Firman tenang, kadang
• Khotbah Pendeta (khotbah) bersemangat, ada dialog
• Jemaat mendengarkan komunikatif • Akhir khotbah diiringi nyanyian ber-
dan merenungkan tema penyerahan diri, tempo sedang
Firman (khotbah) irama slow
• Contoh lagu: Aku Berserah
5. Doa dan Pengurapan
• Doa • Jemaat berdoa dan
• Pengurapan bernyanyi
• Pengudusan dan • Berdiri meratap, suasana • Iringan illustrasi musik, slow, konstan,
pengurapan dipimpin tenang, kadang riuh/ improvisasi, berulang-ulang
oleh pendeta/worship ramai oleh ratapan -jemaat
leader berdoa, meratap, sebagian
mengalami jamahan/
urapan/kehadiran Roh
Kudus- berkata-kata dengan
‘Bahasa Roh’, menangis
6. Pemberkatan &
Penutup
• Doa • Pendeta menyampaikan • Jemaat berdiri, suasana • Tema lirik: kesaksian iman, pengutusan
• Pengutusan salam pemberkatan & bersemangat • Unsur lagu/musik: tempo sedang, cepat,
pengutusan irama rampak
• Jemaat menyanyikan • Penyajian: 1 lalu diulang sampai ibadah
lagu penutup selesai
• Contoh lagu: Utuslah Aku

Tabel 1. Susunan lagu/musik dan struktur dramatik ibadah

128
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

Strategy (from Greek στρατηγία stratēgia, “art because it allows me to draw up a plan for
of troop leader; office of general, command, each piece, each concert. Going on stage
generalship) is a high level plan to achieve one without a strategy is really dangerous. As
or more goals under conditions of uncertainty. well as a good technician, a pianist has to
In the sense of the “art of the general”, which be a good strategist. Giving the final blow,
included several subsets of skills including taking the audience from the rear, we have
“tactics”, siegecraft, logistics etc., the term came to think about it, and analysis helps us to
into use in the 6th century C.E. in East Roman carry out this important work. Where is the
terminology, and was translated into Western climax, how this piece can be divided, we do
vernacular languages only in the 18th century. not leave this to chance, our sound strategy
From then until the 20th century, the word depends on it. We have to do this using various
“strategy” came to denote “a comprehensive scale levels: a movement, a work, a program
way to try to pursue political ends, including and even sometimes a whole season or career.
the threat or actual use of force, in a dialectic In piano playing, there is in fact a very little
of wills” in a military conflict, in which space for inspiration, I know this can be a
both adversaries interact. (Kamus-https:// deception for some of you, but understand
wikipedia.org/wiki/strategy) that this little space plays a really important
role at another level.
Definisi tersebut disadari tentu masih One very often hears of lack in cohesion.
terlalu luas dan memiliki keterbatasan atau Musical analysis allows us to find out how a
bahkan mungkin tidak relevan bagi kerangka composer builds his work, and to understand
pemikiran yang akan digunakan dalam the logic integrating the different movements
pembahasan permasalahan penelitian ini. Namun in a whole called his work, to finally convey
demikian, berdasarkan pengertian dasar tersebut, this logical system to the listener.
penulis merasa perlu untuk membangun atau A composer thinks in terms of structures
mengembangkan prinsip-prinsip pemikiran atau and musical forms (among others) to give
konsep ‘strategi’ dalam ranah musikal sebagai a spine to his work. The interpreter has to
upaya untuk memberikan batasan pengertian understand it in order to build a coherent
musical composition, and has to convey to the
yang lebih spesifik dan relevan untuk memahami
audience the cleverness of the structure (Guy,
permasalahan atau mendekati sasaran penelitian
2009, pp. 14-16)
sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.
Strategi dalam penelitian ini dipahami Menurut Roman Guy (2009), strategi
peneliti sebagai upaya teknis maupun artistik musikal dalam pandangan musisi dimaknai
secara simultan dan menyeluruh oleh musisi sebagai tindakan analisis (interpretasi) musikal
atau penyaji dalam pelaksanaan ide, gagasan unsur dan teknik dari seorang musisi dalam
dan penyajian musikal pada suatu momentum menyajikan musik atau memainkan instrumen
penyajian /pergelaran dengan memanfaaatkan musiknya. Analisis musikal tersebut menjadi
idiom, unsur, dan metode tertentu untuk dasar dan bahan pertimbangan yang penting
mencapai tujuan estetik atau emosi musikal bagi musisi untuk memberikan ‘pengaruh’ atau
tertentu. Selanjutnya batasan ini oleh peneliti menyampaikan ‘pesan’ musikal bagi jemaat
disebut sebagai ‘strategi musikal’. Batasan konsep dalam penyajian atau pergelaran musik.
ini juga sepaham dengan konsep ‘musikal strategy’ Sesuai permasalahan dalam tulisan ini
Roman Guy, seorang musisi dan kritikus musik maka pembahasan aspek strategi musikal lebih
yang membahas hubungan analisis musik dan diarahkan pada hubungan pada ciri-ciri, pola
strategi musikal: unsur dan praktik musikal dan ciri-ciri dan pola
Why is musical analysis so helpful for perilaku pendengar atau partisipan sehingga
musicians? Why do we often deny its necessity? dengan cara demikian akan dapat diketahui
Musical analysis: a musical strategy, I said, faktor-faktor yang dimungkinkan menjadi

129
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

alasan terjadinya perilaku euforia (kegembiraan), should be clearly bounded by time and place
tertawa, sedih, haru, dan bentuk indikasi emosi so that participants can more fully concentrate
yang lain. Hal ini secara empiris dapat menjadi on what they are doing and tune out ‘the
rujukan untuk menunjukkan pengaruh praktik every day’. The final feature that enhances
musikal terhadap situasi batin jemaat (partisipan) the potential for intense concentration and
sehingga praktik musikal yang sugestif mampu flow is clear, well established goals that are
reachable within the bounded time and place
menimbulkan daya gerak terhadap jemaat
and in relation to the skill-chalange balance
(partisipan) untuk merepresentasikan atau
(Turino, 2008, pp. 4-5).
mengekspresikan emosi dan suasana batin
melalui pola perilaku tertentu.
Pemikiran menjadi gagasan penting bagi
Berdasarkan pemikiran tersebut maka
penelitian ini untuk memahami bahwa semua
sistematisasi musik sebagai struktur dan cara
elemen penyajian musik dalam ritual ibadah
penyusunan idiom dan praktik musikal menjadi
memiliki peran dan fungsi masing-masing yang
perhatian penting untuk melihat strategi yang
saling berhubungan dan mempengaruhi satu
efektif dalam membangun dramatisasi musikal
sama lain dalam memperoleh tujuan ritual seperti
yang dapat menimbulkan daya gerak bagi
yang diharapkan. Hubungan antara tingkat skill
pendengar atau jemaat. Kemampuan teknik,
pelaku seni dengan kepekaan, kemampuannya
intuisi musikal, kerjasama tim serta kepekaan
dalam memahami ruang dan waktu dalam
terhadap ruang dan waktu seorang musisi atau
penyajian atau aktivitas seni merupakan faktor
pelaku musikal merupakan faktor penting
penting dalam menciptakan konsentrasi dan
dalam strategi musikal yang efektif. Pemikiran
keterlibatan partisipan pada kondisi atau situasi
ini sependapat dengan Mihaly Csikszentmihalyi
mental yang optimal seperti yang diharapkan
seperti dikutip oleh Turino (2008) sebagai
dalam suatu penyajian atau pergelaran seni.
berikut:
Mihaly Csikszentmihalyi (psychologist) has c. Unsur-unsur musikal
created theory of optimal experience or flow Janet Goodridge melakukan studi ekstensif
that helps explain how art and music aid – pengamatan secara cermat dan meluas atas
individuals in reaching a fuller integration of hal-hal yang terjadi dalam gerak (tanpa terbatas
the self (1988;1990). Flow refers to a state of pada pengertian batasan umum tentang ritme)
heightened concentration, when one is so inten mengenai ritme (rhythm) serta timing dalam
on the activity at hand that all other thoughts, gerakan manusia, dan sampai pada pengertian
concerns, and distractions disappear and the bahwa ritme tidak hanya dapat dimengerti sebagai
actor is fully in the present. The experience
keteraturan gerak dalam waktu sebagaiamana
actually leads to afeeling of timelessness, or
dipahami. Menurut pendapatnya. Ritme lebih
being out of normal time, and to feelings of
transcending one’s normal self. akurat digambarkan sebagai gabungan antara
Perhaps the most important condition for flow keteraturan penyaluran energi, penekanan yang
is that the activity must include the proper bervariasi dan perubahan arah, keteraturan
balance between inherent challenges and the level intensitas, kecepatan, dan durasi gerakan
skill level of the actor. A second condition for (termasuk durasi gerakan dan diam).
activities to readily produce flow states, then, is
that they have a continually expanding ceiling Rhythm may also be described as a patterned
for potential chalenges. The third key condition energy-flow of action, marked in body by
for achieving flow is that the activity must varied stress and directional change, also
contain the potential for immediate feedback marked by changes in level of intensity, speed
on how one is doing, which, again, keeps the and duration (including duration of both
maind focused on the activity at hand. As action and stillness) (Goodridge, 1999, p.
fourth condition for creating flow, activities 49)

130
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

Goodridge (1999) mendeskripsikan rhythm terhadap pendengarnya (Djohan, 2010, hal.


sebagai bentuk aliran energi dari suatu aksi, yang 11-12).
terbentuk dalam variasi tekanan dan perubahan Hal ini sepaham dengan penelitian Jansma
arah, juga ditandai dengan perubahan tingkat dan de Vries yang menyatakan bahwa elemen
intensitas, kecepatan dan durasi (termasuk tempo dalam sebuah lagu merupakan salah satu
durasi di antara aksi dan keheningan). Arti karakteristik ekspresi emosi dari musik atau
penting timing dalam rhythm, yaitu penempatan pengalaman musikal pendengarnya. Implikasinya
sebuah tindakan dalam durasi suatu peristiwa adalah bahwa pendengar yang awam (tanpa latar
yang sedang berlangsung, ritme atau tempo belakang pengetahuan musik) sekalipun akan
merupakan unsur penting untuk mencapai merespons musik yang didengarnya secara afektif
suatu hasil yang efektif. Lebih lanjut Goodridge sementara pendengar ‘terlatih’ (musisi) lebih
menyatakan peran signifikan unsur rhythm banyak merespons secara afektif (M. Jansma,
dan timing dalam pembentukan intensitas 1995, pp. 204-222). Semakin kompleks musik
pengalaman pergelaran: yang didengar, akan semakin banyak rangsang
yang dirasakan. Bila tingkat maksimal telah
for both performer and spectator, rhythm
diperoleh, maka ia akan mendekati aktivasi
(to include timing) contributes to the
berikutnya, sehingga bagi pendengar yang
intensification of experience contained in the
performance event. banyak pengalaman dan pengetahuan musik
appropriate, that is to say culturally and maka daya rangsang akan berkurang ketika
contextually correct, use of rhythm and timing mendengarkan musik yang kompleks. Hevner
may be said to bring power to the event. Misuse secara sistematis mempelajari efek parameter
is likely to weaken focus and concentration musikal yang berhubungan dengan pengalaman
and to reduce impact (Goodridge, 1999, emosi. Dengan melakukan manipulasi pada
pp. 49-50). elemen musik seperti modus (mayor-minor),
harmoni (sederhana-kompleks), irama (tegas-
Sementara itu menurut Djohan (2010), mengalir), tempo (cepat-lambat), serta melodi
elemen tempo dalam musik memiliki pengaruh (meningkat-menurun) membuktikan bahwa
yang kuat terhadap melodi, karena sebuah lagu elemen-elemen tersebut memiliki pengaruh yang
yang tersusun harus memiliki irama (tempo). kuat pada pengalaman emosi (Hevner, 1937,
Warna suara (timbre) alat musik yang digunakan pp. 621-630).
juga diperlukan dan penting untuk mendukung
suasana lagu yang dikehendaki. Serangkaian Strategi Teknis dan Musikal Worship Leader
melodi (lagu) yang diciptakan untuk suasana dan Musisi
gembira, umumnya memiliki tempo cepat,
sedangkan lagu sedih biasanya menggunakan Berdasarkan suatu fakta bahwa musik me-
tempo lambat. Melodi sebuah lagu yang miliki kedudukan dan peranan yang signifikan
diciptakan umumnya relatif tidak berubah dalam proses ibadah ‘pujian dan penyembahan’
atau tetap tetapi unsur tempo dan timbre masih maka pembahasan tentang proses resepsi musik
dimungkinkan dilakukan perubahan. Masing- dalam ibadah dapat dilihat melalui strategi dan
masing elemen memiliki kekuatan memengaruhi metode implementasi musik. Strategi dan metode
perasaan pendengar sehingga bila salah satu implementasi musik merupakan proses pertim-
mengalami modifikasi maka akan menimbulkan bangan pengambilan keputusan dan cara-cara yang
pengaruh yang berbeda. Hal ini dimungkinkan ditempuh dalam menetapkan serta menerapkan
terjadi terlepas dari bagaimanapun bentuk musik lagu-lagu dan musik dalam prosesi peribadatan.
dan lagunya. Oleh karena itu, tempo dan timbre Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
dianggap sebagai elemen terpenting dalam musik implementasi musik meliputi tiga aspek, yaitu as-
terutama karena memiliki pengaruh langsung pek musikal, aspek liturgis, dan pastoral.

131
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

Strategi dalam penelitian ini dipahami sebagai Worship Leader dan pemain musik (musisi) dapat
upaya teknis maupun artistik secara simultan dideskripsikan sebagai berikut:
dan menyeluruh oleh musisi atau penyaji dalam
pelaksanaan ide, gagasan dan penyajian musikal a. Strategi Worship Leader
pada suatu momentum penyajian/pergelaran Worship Leader (WL) atau pemimpin
dengan memanfaaatkan idiom, unsur, dan metode pujian bertanggung jawab melaksanakan tugas
tertentu untuk mencapai tujuan estetik atau emosi memimpin pujian dengan baik, sehingga puji-
musikal tertentu. pujian yang dinyanyikankan akan terdengar
Aspek musikal adalah unsur-unsur musik kompak dan harmonis. Dengan demikian,
dan lagu yang secara teknis, estetis dan bentuk seorang WL diharapkan memainkan perannya
ekspresinya dapat memberikan pengaruh atau sebagai pemimpin pujian dalam ibadah.
dukungan suasana tertentu dalam proses ibadah. Persiapan awal merupakan bagian yang
Oleh karena itu, penilaian atau pengamatan sangat penting bagi seorang WL, sebab hal ini
terhadap aspek ini didasarkan pada kompetensi dipandang mempengaruhi keberhasilan WL pada
para musisinya (pemain musik dan penyayi), yaitu saat memimpin pujian dan penyembahan dalam
kemampuan dan komitmen para musisi secara sebuah ibadah gerejawi. Adapun persiapan awal
teknis dan estetis dapat memberikan dukungan tersebut meliputi 2 (dua) hal sebagai berikut:
terhadap pembentukan suasana dan tujuan proses Persiapan diri, sebelum mengawali
ibadah. pelayanan pujian dan penyembahan, seorang
Pertimbangan aspek liturgis didasarkan pada WL hendaknya mempersiapkan diri dengan
dua bagian yaitu tuntutan struktural dan tekstual. baik, dengan cara membangun kesiapan mental
Secara struktural, sesungguhnya liturgi itu sendiri dan spiritual (rohani) melalui doa. Persiapan doa
akan memberikan gambaran terhadap pembatasan ini bisa dilakukan secara pribadi maupun dalam
terhadap jenis musik yang sesuai, serta pilihan kelompok doa yang telah diagendakan oleh
nyayian atau lagu dan penyanyi yang sesuai dengan gereja. Bagi tim Pujian Penyembahan, persiapan
bagian-bagian dalam ibadah. Pilihan bagian-bagian doa merupakan hal penting yang diyakini dapat
lagu, keseimbangan antara nyanyian dan gaya latar menjadi perkenan Tuhan serta menggerakkan
belakang musikal digunakan sebagai dasar untuk Roh Kudus untuk melawat setiap jemaat yang
merefleksikan tingkat kepentingan tiap-tiap bagian hadir dalam ibadah. Jika hal ini terjadi, maka
ibadah. Sedangkan bagian tekstual lebih didasarkan mereka meyakini bahwa pemulihan dan mujizat
pada peran musik dalam menegaskan makna yang datangnya dari Tuhan akan dinyatakan
atau mengekspresikan isi atau ide ayat-ayat yang dalam ibadah, khususnya pada saat pujian
terdapat dalam Kitab Suci dan sumber liturgis. dan penyembahan dinaikkan dengan benar di
Secara pastoral atau ‘penggembalaan’ hadapan Tuhan oleh WL dan jemaat.
(pembimbingan) jemaat, implementasi musik Setelah melakukan persiapan diri
juga mempertimbangkan aspek kultural dan sosial dengan baik, maka langkah selanjutnya
jemaat. Aspek ini dipertimbangkan untuk melihat adalah melakukan persiapan secara teknis.
relevansi musik dan ekspresi dan penghayatan Seorang WL yang baik perlu mempersiapkan
jemaat terhadap kepercayaannya sesuai ruang dan beberapa hal teknis agar mampu memimpin
waktu dalam konteks kebudayaannya. A s p e k - pujian dan penyembahan dengan tertib dan
aspek musikal, liturgis, dan pastoral merupakan mendatangkan sukacita bersama dalam ibadah.
kesatuan bentuk evaluasi. Ketiganya merupakan Berikut ini merupakan langkah-langkah yang
titik tolak untuk memberikan evaluasi terhadap penting untuk dilakukan seorang WL sebelum
implementasi musik dalam konteks ibadah. Proses memulai pelayanan pujian dan penyembahan:
dan langkah-langkahnya akan nampak dalam 1) Mempersiapkan daftar lagu/pujian yang akan
prosedur seleksi dan placementasi (penempatan) dinyanyikan untuk diserahkan kepada para
musik dalam ibadah. Strategi teknik dan musikal pemain musik dan petugas OHP/LCD projector.

132
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

2) Menentukan tema pujian dan penyembahan untuk mempertimbangkan jenis musik dan
sebelum memilih susunan lagu atau jenis musik reperotar lagu yang cocok; (3). Kapasitas ruang
yang akan dinyanyikan. 3) Mencermati dan dan sound system pendukung ibadah. Hal ini
mempertimbangkan pemilihan lagu dalam berkaitan dengan kapasitas atau volume suara
daftar pujian yang disusun berdasarkan tema, WL pada saat memberikan instruksi atau ketika
apakah WL dan jemaat menguasai lagu yang menyanyi, agar dapat didengar dengan jelas oleh
akan dinyanyikan tersebut dengan baik atau jemaat; (4) Waktu penyelenggaraan ibadah,
tidak. 4) Memastikan berapa lama pujian dan berlangsung waktu pagi, siang, ataupun malam,
penyembahan akan berlangsung serta tentukan sebab hal ini berkaitan dengan pemilihan nada
alokasi waktu, jika selama aktivitas pujian tersebut dasar yang disesuaikan dengan kondisi pita suara
memberikan ruang kesaksian atau kata sambutan WL. Proses adaptasi ini penting, terutama jika
tertentu dari jemaat yang sedang dilayani. 5) pelayanan tersebut akan dilakukan dalam sebuah
Mengikuti latihan sesuai dengan waktu dan komunitas atau kelompok jemaat yang masih
tempat yang telah ditentukan bersama dengan baru dan belum mengenal para jemaat dengan
singers (jika hendak menggunakan beberapa akrab. Hal ini berlaku juga untuk singers atau
singer sebagai pendukung vokal) dan tim tim musik yang melayani di gereja lokal maupun
musik. 6) Hadir 10-20 menit sebelum ibadah pada saat memenuhi undangan pelayanan di luar
dimulai untuk persiapan diri (doa bersama) dan gereja lokal.
persiapan teknis (check sound/microphone dengan WL saat menjalankan tugasnya bekerjasama
pemain musik). dengan pendukung ibadah yang lain yaitu
WL mempertimbangkan hal-hal berikut ini pemain musik, singer dan choir. Kerjasama dan
sebelum melayani dalam ibadah: (1) Estimasi komunikasi adalah aspek penting ketika mereka
jumlah jemaat yang biasa hadir dalam acara sedang melaksanakan pelayanan ibadah Pujian
ibadah. Pada prinsipnya jumlah memang tidak Penyembahan sehingga memerlukan cara dan
memengaruhi kualitas rohani sebuah pujian dan bentuk komunikasi tertentu yang efektif terutama
penyembahan, namun faktor ini perlu mendapat saat penyajian musik dan nyanyian berlangsung.
perhatian karena berkaitan dengan hal-hal Salah satu cara efektif yang digunakan untuk
yang bersifat teknis, misalnya dengan kondisi memberikan arahan pembawaan musik dan lagu
jumlah jemaat yang banyak, maka WL harus adalah penggunaan kode bahasa tubuh tertentu.
meningkatkan kemampuan penglihatan untuk Ada enam kode kunci yang biasa digunakan
memastikan bahwa seluruh jemaat menikmati WL dalam memimpin pujian dan nyanyian
pujian dan penyembahan dengan baik, atau sebagai berikut:
mereka hanya sekedar bernyanyi. Dengan 1. Kode dengan satu jari yaitu jari telunjuk,
memperhatikan faktor ini, WL diharapkan dapat artinya lagu dimulai dari awal lagi. Kode
membantu menciptakan atau membangkitkan ini biasa hanya berlaku bagi tim musik, agar
suasana pujian dan penyembahan yang lebih jemaat dapat mengikuti, WL harus ucapkan
semangat dan dinamis, mungkin bisa juga WL atau lagukan bait pertamanya lagu itu.
dibantu dengan para singers (jika ada) mengajak 2. Kode dengan dua jari yakni jari telunjuk
jemaat untuk melakukan gerakan tertentu dan jari tengah, artinya lagu dinyakikan dari
sesuai dengan lagu yang sedang dinyanyikan, bagian reff-nya. WL harus mengucapkan bait
agar pujian dapat berlangsung dengan meriah pertama dari bagian reffrain-nya agar jemaat
dan penuh sukacita; (2) Kondisi jemaat, dapat mengikuti.
apakah mayoritas jemaat berusia tua, muda, 3. Kode dengan tiga jari yakni jari tengah,
atau komposisinya berimbang antara usia tua manis dan kelingking, artinya lagu dimulai
dan muda, sehingga WL dapat menyesuaikan pada bagian ending-nya/akhir lagu. WL harus
lagu pujian dan ritme musik dengan kondisi mengucapkan bait lagu yang menjadi ending-
jemaat. Faktor ini menjadi penting bagi WL nya agar jemaat dapat mengikutinya.

133
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

4. Kode dengan tangan dikepal, artinya lagu melalui pembangunan suasana. Maria A.
berhenti, otomatis musik juga berhenti. Tumimbang juga menyebutkan bahwa proses
WL juga harus menggunakan dengan cara, kebaktian membutuhkan sebuah keselarasan,
maksud, dan nada yang baik. WL bisa interpretasi musikal serta sense of religious yang
mengatakan “ok’” atau “ya kita stop sebentar”, diharapkan dapat membawa suasana kebaktian
bisa juga karena menghendaki nada lagu yang diinginkan (Tumimbang, 2013, hal. 131).
dinaikan/diturunkan, WL meminta tim musik
memainkan irama lain, atau menyanyi tanpa b. Strategi Pemain Musik
musik” secara lepas, agar semuanya dapat Tugas pokok pemain musik dalam
mengikuti maksud WL. kebaktian adalah memainkan musik dan
5. Kode dengan menunjuk ibu jari ke atas, mengiringi nyanyian jemaat. Efektivitas musik
artinya nada ditinggikan satu nada. Hal ini dapat mempengaruhi suasana peribadatan,
terjadi karena nada yang diambil dirasakan sehingga penyajian musik oleh para pemain
masih rendah. Kode dengan menunjukkan diharapkan dapat berperan meningkatkan dan
ibu jari ke bawah atau jari kelingking ke membantu kualitas bernyanyi bagi para jemaat.
bawah artinya nadanya diturunkan karena Dalam melaksanakan tugasnya, para pemain
tinggi. musik selalu memperhatikan dan mengikuti
6. Kode ini berlaku khusus untuk tim musik. arahan Song Leader melalui isyarat gerak maupun
Untuk mengembangkan kemampuan atau kata-kata tertentu. Isyarat tersebut merupakan
penguasaan musikalnya WL memperkaya tanda untuk mengulang atau menghentikan
referensi musik dan lagu dengan mendengarkan suatu lagu yang sedang dinyanyikan. Meskipun
kaset, CD, MP3 lagu-lagu rohani. WL harus demikian, para pemain musik mempunyai
bisa menyanyi mengikuti segala jenis irama keleluasaan untuk berimprovisasi menyajikan
dengan benar, WL harus bisa menghafal lagu- musik dalam batas-batas tertentu sesuai dengan
lagu dengan baik. susunan dan suasana peribadatan.
Berdasarkan syarat, bekal dan kemampuan Pemain musik harus peka dalam memahami
musikal dan non musikal tersebut, tugas song konteks dan merayakan momentum atau saat
leader selanjutnya secara praktikal adalah memilih yang tepat untuk menyajikan musik sehingga
dengan teliti, menyusun, meningkatkan tujuan dapat mendukung suasanan ibadah. Hal yang
dan emosi yang diperlukan agar terciptalah penting adalah cara para musisi menggunakan
stimulus yang sedemikian kuatnya atas situasi konteks sebagai pertimbangan dalam pertunjukan
auditif dan musikal maupun emosional yang musiknya. Konteks adalah suatu bahan aktif
tersajikan dalam Kebaktian Pujian Penyembahan. yang merupakan efek dari pertunjukan. Hal yang
Tugas ini mendapat dukungan stimulatif dari terkandung dalam konteks bukan hanya hal-hal
penyajian musik dan nyanyian. Penggarapan dan yang bersifat fisikal tetapi juga juga ideologis
perubahan teknis irama atau melodi ternyata yang dapat dipergunakan sebagai stimulan ketika
memiliki potensi stimulasi respon tertentu. bermain di panggung.
Bentuk dan gaya peribadatan non Untuk itu, mereka melakukan persiapan
formal-ritual, terkesan spontan, progresif dan teknis musikal menguasai lagu-lagu pujian yang
komunikatif cenderung memberikan ruang yang akan digunakan dalam kebaktian bersama-sama
lebih leluasa bagi jemaat untuk mengekspresikan dengan Song Leader, singer, maupun choir. Hal
pengalaman emosionalnya. Sifat peribadatan ini dimaksudkan untuk mengkoordinasikan
mendorong partisipasi aktif jemaat untuk terlibat kerjasama unsur-unsur tersebut dalam
secara aktif. Musik dan interelasi unsur-unsur menyajikan musik dan nyanyian efektif.
ibadah memiliki implikasi yang signifikan dalam Pengiring (instrumentalis) harus memiliki
memberikan stimulasi emosi yang mendorong kemampuan teknis untuk menunjukkan peran
intensitas ‘pengkondisian’ psikologis jemaat mereka (baik pengiring keyboard, anggota

134
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

dari pemain ensamble) dalam menyajikan Chorus (jembatan menuju chorus), pada bagian
musik sebagai perangsang terciptanya suasana ini dinamika dibangun menuju chorus. Chorus
ibadah. Seorang pemain musik harus percaya (reffrain), pada bagian ini dinamika musikal dari
diri dan sensitif (smoot), hal ini karena pemain lagu sudah kuat. Vamp yaitu bagian pengulangan
musik berperan melancarkan perpindahan dari dari salah satu bagian lagu, atau menggunakan
satu ‘moment‘ (saat atau peristiwa) ibadah ke kata-kata dari lagu tersebut tetapi dibedakan
‘moment’ ibadah selanjutnya. Para pemain nadanya. Bridge yaitu pengulangan/penekanan
dalam mendukung atau mengiringi nyanyian kata tema yang sama. Interlude dipakai apabila
pemimpin (jemaat/pujian), harus memiliki memang dibutuhkan  sebagai jembatan untuk
kepekaan terhadap lagu, moment liturgi, dan mengulang tema lagu. Fungsinya adalah
situasi jemaat. menghindari kemonotonan, memberikan
Penampilan musik pada bagian awal atau variasi lagu, keindahan dan unjuk kebolehan
introduksi harus memberikan tanda yang jelas dari pemain musik. Unsur ini disajikan misalnya
ketika jemaat mengangkat pujian dan langkah- dengan mengulang lagu secara instrumental, bisa
langkah yang akan dinyanyikan khususnya juga dengan memainkan pattern chord/ketukan,
nada pendahuluan untuk nyanyian jemaat. dan sedangkan salah satu instrument melakukan
Selanjutnya saat lagu berakhir, permainan musik Adlib (solo), atau juga dengan membuat unison.
dapat memberikan sinyal dengan baik dan jelas, Coda yaitu bagian akhir dari lagu yang diulang-
sehingga jemaat dapat memahami saat mereka ulang. Alternatif variasi penyajian yang lain dapat
harus menghentikan nyanyian. juga dilakukan dengan mengubah progresi chord.
Ada tiga jenis aspek dalam pengolahan Ending yaitu bagian dari komposisi musik yang
atau penggarapan unsur musikal teknis Pujian menjadi penutup lagu. Pola pada bagian ending
Penyembahan yaitu: aransemen, tema, dan biasanya mengulang intro lagu menggunakan
struktur lagu. Aransemen adalah upaya kreatif pattern chord, beat, atau unison.
menata dan memperkaya sebuah melodi, lagu,
atau komposisi ke dalam format serta gaya yang Repertoar Lagu Ibadah dan Bentuk Penyajian
baru. Mediumnya dapat menggunakan instru- Musik
ment tunggal hingga sebuah orchestra. Pembuat-
an aransemen sering kali juga dipengaruhi oleh Repertoar lagu atau nyanyian jemaat terbagi
latar belakang dan jenis musik yang disukai oleh menjadi dua macam, yaitu kelompok atau jenis
masing-masing pemain. Seorang pemain berlatar lagu ibadah dan kelompok lagu berdasarkan tema.
belakang musik tentu akan membawa influence Jenis lagu ibadah disebut juga dengan nyanyian
(pengaruh) musiknya pada saat dia menciptakan liturgi, karena penyajian lagu-lagu ini berhubungan
sebuah aransemen. Tema adalah ide pokok dari dengan liturgi kebaktian atau bagian-bagian
sebuah komposisi yang nantinya dapat dikem- pelaksanaan (perayaan) ibadah jemaat. Musik
bangkan unsur musikalnya. atau nyanyian liturgi bagi gereja pada umumnya
Struktur lagu, terdiri dari: Intro, Verse, Pre- memiliki pengertian dan batasan tertentu, seperti
Chorus, Chorus, Vamp, Bridge, Interlude, Coda, diungkapkan oleh Bakok bahwa musik liturgi
Ending. Intro (Pembukaan lagu), pada bagian ini adalah musik atau nyanyian yang pantas dan
WL harus menentukan tema lagu, chord, beat, dan diijinkan dalam kegiatan-kegiatan liturgis yaitu
melodi tema untuk memberikan kesan musikal perayaan Ekaristi dan kegiatan- kegiatan ibadat,
yang kuat. Verse (bait), pada bagian ini semua sedangkan musik atau nyanyian rohani digunakan
instrument tidak dimainkan dengan suara penuh untuk keperluan-keperluan keagamaan lainnya di
dan menggunakan dinamika yang tidak melebihi luar perayaan liturgi. (Bakok, 2013, hal. 24-32)
chorus. Hal ini ditujukan agar nyanyian jemaat Konsep dan batasan musik ini berbeda
dapat terdengar lebih jelas karena pesan dapat dengan batasan musik di kalangan gereja-gereja
dieskpresikan atau dinyatakan lebih jelas. Pre- Kharismatik, karena dalam penggunaannya

135
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

dalam aktivitas ibadah jemaat tidak terdapat Berdasarkan uraian tentang tematik lirik lagu
batasan antara musik (nyanyian) ibadah dan maka dapat dapat disimpulkan bahwa unsur lirik
musik (nyanyian) rohani, sehingga idiom atau atau bahasa dalam lagu memegang peranan dalam
unsur musik rohani pun dapat digunakan untuk memanipulasi ciri-ciri etis lagu. Melalui ciri-ciri
keperluan ibadah atau kebaktian jemaat, namun metaforis konotatif, melalui aspek stilistika, pesan-
tetap mempertimbangkan aspek susunan dan pesan disampaikan sedemikian rupa sehingga
suasana ibadah (Tabel 1). jemaat saat menyanyikan memahaminya sebagai
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa semata-mata keindahan, bukan aturan dan norma
lagu dan unsur atau karakter musik disusun sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah
sedemikian rupa dengan mempertimbangkan diterima.
struktur dan alur ibadah serta efek suasana yang Selain itu, interelasi peran song leader
akan dibangun dalam ibadah jemaat . Tema dan atau worship, singer, dancer, pemain musik dan
lirik lagu menjadi unsur penting sebagai dasar pengkhotbah sebagai unsur-unsur pelaku ibadah,
mengklasifikasikan jenis nyanyian. Berdasarkan fungsi musik, instrumentasi dan media pertunjukan
analisis tema dan lirik lagu dapat ditarik hubungan musik dan repertoar lagu menjadi faktor yang
yang jelas dengan struktur bagian dari liturgi menentukan proses peribadatan dan pembentukan
kebaktian. Setiap aktivitas pelaksanaan bagian suasana ibadah. Unsur-unsur tersebut memiliki
ibadah selalu ditandai dengan nyanyian jemaat posisi yang sama dalam mendukung proses ibadah.
dengan tema-tema tertentu sehingga nyanyian Terjadinya penyimpangan atau distorsi peran dan
jemaat memiliki dimensi liturgis. fungsi unsur-unsur tersebut dapat mengganggu
Jenis lagu berdasarkan tema adalah jalannya aktivitas dan suasana ibadah, sehingga
pengelompokan lagu-lagu dilihat isi syair atau unsur-unsur ibadah tersebut merupakan suatu
teks lagu. Isi syair atau teks nyanyian jemaat, sistem yang terintegrasi.
mempunyai pesan atau makna tertentu yang Penyajian musik dilakukan oleh sejumlah
berhubungan dengan kepercayaan, pelayanan atau pemain yang tediri dari sekelompok penyanyi
ungkapan tertentu dari umat Kristen. Makna atau (song leader, singer, choir), pemain gitar melodi,
pesan tersebut tersirat dalam lirik lagunya. Jenis lagu pemain gitar rhythm, pemain gitar bass, pemain
dapat dikelompokkan sebagai berikut: Nyanyian combo organ, pemain keyboard syntesizer dan
ajakan, yaitu jenis nyanyian dengan lirik lagu pemain drum. Musik disajikan oleh empat
bertemakan atau menyiratkan suatu ajakan atau sampai delapan orang pemain musik dengan
dorongan sikap tertentu; Nyanyian kesaksian iman, berbagai formasi yang dikenal dengan istilah
yaitu jenis nyanyian dengan lirik lagu menyatakan “band kombo” (combo band). Istilah ini dalam
kesaksian atau pengakuan terhadap kekuatan, musikologi (Barat) merupakan kelompok ansambel
kekuasaan, kebaikan atau kemuliaan Tuhan; kecil dalam suatu penampilan panggung yang
Nyanyian doa, yaitu jenis nyanyian dengan lirik berperan sebagai penyaji instrumental maupun
lagu bertemakan atau menyiratkan ungkapan doa, pengiring vokalis lagu-lagu “populer” paling sedikit
permohonan atau pernyataan sembah; Nyanyian terdiri atas alat melodi, kontra melodi dan pengatur
pengakuan dosa, yaitu jenis nyanyian dengan lirik ritmik.
lagu bertemakan atau menyatakan pengakuan dosa;
Nyanyian penyerahan, yaitu jenis nyanyian dengan Ragam Irama dan Formasi Musik
lirik lagu bertemakan ungkapan penyerahan diri
umat kepada tuhan Allah; Nyanyian pelayanan, Ragam irama yang terdapat dalam alat
yaitu jenis nyanyian dengan lirik lagu bertemakan musik electrophone antara lain : balad, bossanova,
pernyataan umat untuk melayani Tuhan; Nyanyian dixie, swing, country, swing-WLtz, tango, samba,
tentang kasih, yaitu jenis nyanyian dengan lirik rumba,latin rock, march, polka, chacha, jazz rock,
lagu bertemakan pernyataan atau ungkapan soft-rock, hard-rock, disco, blues, bulegrass, latin,
tentang kasih Allah. keroncong-beat, handclap, dan lain-lain.

136
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

Ragam formasi pemain combo-band gitar, Saxophone (alat reed sejenisnya), Trumpet,
antara lain: Duo-band (duet) Combo-band Trombone, (barytone-sax dan alat sejenisnya), dan
yang dimainkan oleh dua orang, masing-masing drums-set. 2. Type-B dengan ragam kombinasi alat:
memainkan: home-organ (organ ruang) dan drums- Organ (piano dan instrumen keyboard sejenis),
set. Trio-band, Combo-band yang dimainkan oleh Gitar melodi, Bass gitar, Saxophone (tenor, alto
tiga orang pemain, dengan berbagai kemungkinan dan instrumen rees sejenis), Trumpet (instrumen
pasangan: 1. Type-A dengan ragam kombinasi brass sejenis), Trombone, dan drums-set.
alat: Gitar melodi, Gitar bass, dan Drums-set. 2. Oktet-band. Combo-band yang dimainkan
Type-B dengan ragam kombinasi: Combo-organ oleh 8 orang pemain dengan berbagai kemungkinan
(piano dan keyboard sejenis), Bass gitar dan Drums- pasangan: 1. Type-A dengan ragam kombinasi:
set. 3. Type-C dengan ragam kombinasi: Piano Keyboard (combo organ dan instrumen sejenis),
(organ dan keyboard sejenisnya) Biola (trumpet, Gitar melodi dan pengiring, Bass gitar, Flute, Biola
clarinet, instumen melodi sejenis), dan Drums-set. elektrik, Instrumen reed (saxophone dan instrumen
4. Type-D dengan ragam kombinasi alat: Piano, sejenis), Instrumen brass (trombone dan instrumen
Home-organ (combo-organ dan instrumen sejenis), sejenis), Drums-set dan Latin percussion.
dan drums-set. Formasi dengan berbagai kemungkinan
Quartet-band. Combo-band yang dimainkan kombinasi alat musik tersebut tidak mutlak.
oleh 4 orang pemain dengan berbagai kemungkinan Formasi tersebut dapat berubah sesuai dengan
pasangan: 1. Type-A dengan kombinasi alat: Piano, kebutuhan dan keadaan suatu kebaktian. Dalam
Gitar melodi (rhythm), Bass gitar, Drums-set 2. kebaktian (ibadah) raya, formasi musiknya
Type-B dengan kombinasi alat: Gitar melodi, melibatkan lima sampai tujuh pemain musik,
Gitar pengiring (rhythm), Bass gitar, Drums-set bahkan dalam kebaktian khusus ‘Kebangunan
3. Type-C dengan kombinasi alat: Piano (organ dan Rohani (KKR)’, Kebaktian Pujian Penyembahan
keyboard lain sejenis), Saxophone-alto (tumpet dan (Praise and Worship) formasi musiknya bisa
instrumen sejenis), Saxophone-tenor (trombone melibatkan delapan hingga sepuluh pemain
dan instrumen sejenis), dan drums-set. musik. Jenis kebaktian seperti itu (KKR dan Praise
Quintet-band. Combo-band yang dimainkan and Worship) leih banyak melibatkan peranan
oleh 5 orang pemain dengan berbagai kemungkinan musik dalam proses ibadatnya. Tetapi kebutuhan
pasangan: 1. Type-A dengan ragam kombinasi alat: persekutuan doa jemaat dalam kelompok kecil
Keyboard (combo-organ, piano dan alat sejenisnya), biasanya cukup melibatkan dua orang pemain
Gitar melodi Gitar pengiring, Bass gitar dan drums- keyboard synthesizer.
set. 2. Type-B dengan kombinasi alat: Gitar melodi
(rhythm), Bass gitar Trumpet (instrumen melodi Unsur, Pola Dasar Penyajian, dan Teknik
sejenis), dan drums-set. Pengolahan Musikal
Sextet-band. Combo-band yang dimainkan
oleh 6 orang pemain dengan berbagai kemungkinan Penyajian atau pembawaan lagu-lagu rohani
pasangan: 1. Type-A dengan ragam kombinasi alat: diiringi dengan instrumen musik seperti keyboard,
Combo-organ dan Bass pedal Gitar melodi, Gitar gitar, dan drum dimainkan dengan pola-pola dasar
pengiring, Bass gitar, Flute (dan instrumen sejenis), tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing
dan drums-set. 2. Type-B dengan ragam kombinasi sebagai pembawa melodi, rithm, bass maupun
alat: Combo-organ, dan Bass pedal, Soprano-Sax, pengatur ritmik. Pola-pola dasar musik tersebut
Trumpet, Trombone, Gitar melodi, dan drums- dapat dilihat sebagai berikut:
set.
Septet-band. Combo-band yang dimainkan a. Pola Dasar Pembawa Melodi Lagu
oleh 7 orang pemain dengan berbagai kemungkinan Pola dasar permainan musik yang berperan
pasangan: 1. Type-A dengan ragam kombinasi alat: sebagai pembawa melodi lagu biasanya
Combo organ, Gitar melodi dan pengiring, Bass memainkan tema atau melodi lagu pokok.

137
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

Pengolahan unsur-unsur dasar struktur musik


biasanya menggunakan teknik imitasi yaitu
pengulangan yang dimainkan dengan instrumen
musik yang berbeda. Teknik pengulangan ini
dapat dilihat dalam contoh berikut:
e. Pola Dasar Rhythm Musik
Pola dasar permainan rhythm melodi adalah
kombinasi atau gabungan pola-pola permainan
b. Pola Dasar Rhythm Musik rythm dan melodi. Pola ini biasanya dimainkan
Pola dasar permainan musik yang berperan oleh instrumen piano atau keyboard. Instrumen
sebagai pembawa rythm biasanya memainkan ini memiliki wilayah nada yang cukup luas yaitu
akord-akord dengan pola ritme tertentu. Pola sekitar 7 hingga 8 oktaf untuk piano. Wilayah
dasar rythm musik ini biasanya dimainkan oleh nada keyboard atau organ mulai dari nada f
instrumen gitar (rythm), seperti dapat dilihat hingga c untuk klavir atas (upper manual) dan
dalam contoh berikut: F hingga c untuk klavir bawah (lower manual).
Hal ini memungkinkan pengembangan teknik
permainan yang lebih luas. Wilayah nada yang
luas tersebut juga memungkinkan seorang pianis
Pola dasar rythm yang dimainkan oleh memainkan pola-pola kombinasi rythm dan
instrumen gitar (rythm) menggunakan teknik melodi secara bersama dalam sebuah instrumen.
rythm strum yaitu teknik membunyikan akord Contoh pola-pola permainannya adalah sebagai
dengan menggunkan semua ujung jari secara berikut:
bersamaan.

c. Pola Dasar Bass


Pola dasar permainan bass biasanya
memainkan nada-nada dalam wilayah contra
bass. Polanya mengikuti irama lagu atau musik
Keterangan:
dengan didasarkan pada jatuhnya ketukan- • Paranada 1 (G) merupakan wilayah permainan nada
ketukan kuat dan memperhatikan kadens atas (upper manual)
kalimat lagunya. Pola dasar bass ini dimainkan • Paranada 2 (F) merupakan wilayah permainan nada
oleh instrumen bass gitar. Di bawah ini contoh bawah (lower manual)
pola dasar permainan bass.
Setelah mencermati dan menganalisis unsur
musikal, maka dapat ditarik keseimpulan tentang
karakter musik dan pemakaiannya dalam rangkaian
d. Pola Dasar Pengatur Ritmik liturgi adalah sebagai berikut;
Instrumen yang berperan sebagai pengatur Rhytmical; menekankan rhytm, kepadatan
ritmik yaitu drum set. Pola dasar yang dimainkan dan variasi dalam 1 ketukan. Kepadatan dan variasi
oleh drum set mempertegas pola ritme pokok rhytm dalam tempo tempo dapat menstimulasi
dar sebuah irama musik atau lagu. Pola-pola aktivitas yang menekankan sinkronis, ritme dan
yang dimainkanjuga berfungsi sebagai tanda urutan dari pergerakan. Dengan bergerak ini juga
perubahan pembawaan bagian lagu (misalnya meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan
dari intro menuju bagian pokok, atau bagian kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan
pokok menuju reffrain). Salah satu contoh pola yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu.
dasar permainan pengatur ritmik adalah sebagai Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar
berikut: dari berfungsinya efisiensi pada area lain, seperti

138
Vol. 16 No. 3, Desember 2015

kemampuan visual, auditif dan sentuhan. Musik Interelasi musik pada bagian ini merupakan
jenis ini cenderung dipakai sebagai lagu-lagu untuk hubungan yang saling mendukung dan menyatu
kebersamaan, pujian di pra ibadah, dll. Umumnya antara unsur-unsur musikal dan non musikal (teks;
kombinasi rhytm dan tempo mempengaruhi gerak: baca lirik) dalam suatu struktur tertentu. Unsur
musikal terdiri dari elemen-elemen musik baik
a. Musik 1/8 untuk run/marathon ♪♪ ♪♪ ♪♪ ♪♪ aspek melodis dan aspek ritmis yang membentuk
b. Musik ¼ untuk walk ● ● ● ● suatu form musik tertentu. Ciri-ciri musikal
c. Musik ½ untuk santai/Stride (langkah slow) tersebut menunjukkan karekateristik dari musik
populer. Salah satu ciri musik populer yang
○○○○ menonjol yaitu easy listening. Gathut Bintarto
Melodik; berfokus pada syair/peresapan kata mengungkapkan bahwa pada prinsipnya musik
yang di nyanyikan. Dalam ibadah, umumnya populer bertolak dari kebiasaan orang, bahkan
menggunakan kata-kata seperti: ku, aku, saya. Musik para musisinya ingin mernenuhi kebutuhan
jenis ini menekankan ketenangan, penghayatan banyak orang. Dengan demikian, musik ini
sehingga cenderung lamban; komposisi notasinya tidak boleh membebani imajinasi musikal
tidak terlalu rapat dan membutuhkan pernafasan mereka karena harus mendengar nuansa
panjang; dan umumnya dinyanyikan dalam musikal di luar kebiasaan mereka (Bintarto,
pengakuan dosa, permohonan-kyrie, syukur. 2014, hal. 44-56).
Kombinasi lirik dan pernafasan panjang membantu
jemaat dalam peresapan makna. Frase-frase melodi Penutup
dalam bentuk Lagu Pop (Rohani) berbentuk
sederhana artinya dalam alur melodinya tidak Berdasarkan analisis terhadap aspek
terdapat interval nada-nada yang sangat kontras penggarapan dan unsur musik dalam struktur
(perjalanan dari nada satu ke nada lain tidak terlalu ibadah maka dapat disimpulkan bahwa strategi
mencolok). Bangunan acord yang bersifat dominan musikal dalam kebaktian dilakukan melalui proses
selalu dijembatani oleh variasi acord subdominan seleksi dan penyusunan serta penyajian musik dan
untuk menolong pada tujuan akhir acord tonika. lagu didukung kombinasi kelengkapan ibadah
Unsur-unsur di atas sesunguhnya lebih secara terintegrasi. Kerangka acuan strategis nya
cenderung membangun nuansa auditif yang tidak meliputi aspek liturgis dengan mempertimbangkan
terlalu kompleks untuk mendukung penyajian struktur ibadah yaitu susunan dan hubungan
melodi pokok (kadang dinyatakan dalam lirik pola bagian ibadah (dari pujian penyembahan
lagu yang dinyanyikan dengan suara vokal). Hal hingga penutup ibadah), bentuk aktivitas ibadah
ini bermuara untuk menegaskan pesan dari lagu (menyanyi pujian, berdoa, menyatakan votum
itu sendiri. Tempo lagu nampak tersusun secara salam), dan suasana ibadah (suasana ketenangan,
progresif, artinya mempunyai alur tertentu yang kegembiraan, keheningan, khusuk). Unsur-unsur
tersusun sesuai karakteristik dan konteks sajian liturgis menjadi kerangka pokok dalam menyusun
lagu dalam peribadatan seperti tampak susunan gagasan pemilihan lagu dan kesesuaian musik pada
dan penempatan lagu pada tahapan penyajian lagu aktivitas, makna, dan suasana ibadah.
dalam kebaktian (Tabel 1). Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
Harmonik; berpokus pada harmonisasi lagu, dalam penggarapan unsur musikal dan lagu antara
standar gramatik musik dengan struktur harmoni lain yaitu kesesuaian tema lirik lagu dengan pesan
sederhana kadang variatif (harmoni dasar I-V-V, atau makna setiap bagian ibadah, pengaturan
harmoni tingkat I-VI-IV-V). Teknik pengolahan tempo, pola ritme atau irama, pemilihan timbre atau
biasanya repetitif (pengulangan pola yang sama), warna suara musik, pembawaan volume, progresi
bentuk lagu pendek, unsur ritmik kuat dengan chord, dinamika, serta alur dan frekwensi penyajian
variasi pola irama musik yang menghasilkan style musik. Unsur-unsur musik membutuhkan
musik pop. penggarapan teknis dan kerja sama yang sinergis

139
Bayu Wijayanto, Pujian dan Penyembahan Gereja Kristen

antar pemain atau musisi yang membawakannya Ucapan Terima Kasih


dengan mempertimbangkan suasana yang akan
dibangun dalam proses peribadatan. Ucapan terimakasih disampaikan kepada para
Dengan demikian, penggabungan dan nara sumber dan institusi Gereja Bethel Indonesia
konfigurasi faktor-faktor liturgis dan musikal Keluarga Allah Surakarta yang telah menjadi subjek
tersebut merupakan acuan bagi para pemain utama dan ijin yang diberikan sehingga penelitian
dan penyanyi dalam pemilihan, pembawaan dan ini dapat terlaksana.
pengarapan teknis musik yang sesuai dengan
konteks suasana dan tujuan ibadah. Dalam Kepustakaan
pelaksanaannya, musik berperan mengintegrasikan
proses-proses yang kompleks dalam aktivitas ibadah Bakok, Y. D. (2013). Musik Liturgi Inkulturatif
tersebut. di Gereja Ganjuran Yogyakarta. Resital Jurnal
Dalam proses strategi musikal dalam Seni Pertunjukan Volume 14, No 1 Juni 2013,
Kebaktian Pujian Penyembahan terjadi proses 24-32.
interaksi dan negosisasi musikal antara para Bintarto, G. (2014). Aspek Olah Vokal Musik
pelaku ibadah yaitu Pendeta, Worship Leader (WL), Klasik Barat pada Musik Populer. Journal of
pemain musik, singer, tim teknis dan jemaat. Proses Urban Society’s Arts Vol 1, No 1 April 2014.
interaksi ini terjadi dalam dua tahapan; Pertama Djohan. (2010). Respon Emosi Musikal. Bandung:
adalah tahap struktural yaitu proses interaksi yang Lubuk Agung.
terjadi pada kondisi statis atau pra ibadah. Tahap Freytag’s Triangle. (2006). Dramatic Structure.
ini terjadi saat proses seleksi dan sistematisasi lagu/ Illinois: University of Illinois.
musik dalam ibadah oleh WL ketika merespon Goodridge, J. (1999). Ryhthm an Timing of
mandat dari Gembala jemaat/pendeta. Tahap Movement in Performance. London: Jessica
struktural merupakan tahapan bagi WL melakukan Kingsley Publisher.
perencanaan materi musikal yang disesuaikan Guy, R. (2009). Interpretation Theory. Netherlands:
dengan struktur ibadah atau aspek liturgis. Proses Institute o Sonology, Utrecht State University.
ini dtandai dengan seleksi dan penyusunan Hevner, K. (1937). The Affective Value of Pitc
daftar repertoar atau lagu yang akan dibawakan and Tempo in Music. American Journal of
saat ibadah. Tiga aspek penting sebagai bahan Psychology, 621-630.
pertimbangan WL dalam menyusun rancangan M. Jansma, B. D. (1995). Muziek en Emotive:
implementasi musikal dalam proses kebaktian In: Evers, Jasma, Mak De Vries (Eds.)
Pujian Penyembahan yaitu aspek musikal, aspek Muziekpsychologie. Assen: Van Gorcum.
liturgis dan aspek pastoral. Tim Sinode Gereja. (1997). Pokok-pokok ajaran
Kedua adalah tahap praktikal, yaitu situasi Gereja. Salatiga: Sinode.
dinamis yang terjadi saat proses ibadah atau Tumimbang, M. A. (2013). Musik Pujian
kebaktian berlangsung. Proses interaksi dan Penyembahan dalam kebaktian raya Minggu
negoisasi musikal terjadi antara WL, musisi, tim Kelompok Grand Pelita di Gereja Keluarga
teknis dan jemaat saat terjadi aktivitas ibadah. Allah Yogyakarta. Resital Jurnal Seni
Proses interaksi yang dinamis dapat menyebabkan Pertunjukan Volume 1 No.2 Desember 2013.
artikulasi atau variasi situasi musikal yang tidak Turino, T. (2008). Music as Sosical Life The Politics
harus sama dengan tahap struktural namun masih off Partisipation. Chicago: University of
mengikuti alur dramatik struktur ibadah. Chicago Press.

140

Anda mungkin juga menyukai