Anda di halaman 1dari 6

BAB III

HASIL PKL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan tentang Strategi Peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali dapat kita

amati bahawa Pendapatan Asli Daerah yaitu penerimaan yang diperoleh daerah

dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku

(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004). Dengan demikian Pendapatan

Asli Daerah merupakan sumber pendapatan yang asli berasal dari potensi daerah.

Pemerintah daerah dapat menggali sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut

secara optimal.

Dinas Pendapatan Daerah Atau Pasedahan Agung Kabupaten Buleleng

merupakan organisasi perangkat daerah yang memiliki tujuan pokok dan fungsi

mengelola Pendapatan Daerah sebagai sumber pembiayaan daerah dalam

melaksanakan Pembangunan Daerah. Namun, setiap organisasi mengahadapi

keterbatasan kemampuan menyediakan dan memperoleh sumber-sumber yang

diperlukannya dalam mencapai tujuan organisasi, seperti dana, sarana prasarana,

waktu dan aparatur. Menghadapi hal ini perlu melakukan analisa yang obyektif

agar dapat ditentukan kemampuan organisasi berdasarkan sumber yang sudah

dimiliki. Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pemberian

pelayanan kepada masyrakat serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian di


daerah, maka diperlukan penyediaan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang

hasilnya memadai. Srategi peningkatan penyediaan pembiayaan dari sumber

tersebut, anatara lain dilakukan dengan peningkatan kinerja pemungutan,

penyempurnaan dan penambahan jenis pajak serta pemberian keleluasaan bagi

daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan khususnya dari sektor Pajak

Daerah.

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Buleleng tidak hanya dikelola

untuk membangun Kabupaten Buleleng melainkan dimanfaatkan juga untuk

membangun Provinsi Bali mengingat Kabupaten Buleleng setiap tahun

diwajibkan oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk menyumbangkan Pendapatan

Asli Daerah-nya yang bersumber dari Pajak Hotel dan Restoran yang besarannya

berkisar antara 15% sampai dengan 22% (nominalnya selalu mengalami

peningkatan setiap tahun).

Dengan demikian Dinas Pendapatan Daerah / Pasedahan Agung berusaha

untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, hal ini dikarenakan

dengan membangun kinerja pelayanan publik yang baik, Pemerintah dapat

membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dengan cara memperluas

legitimasi di mata publik.

3.2 Pembahasan

Menurut Johnson dan Scholes, yang dimaksud strategi ialah arah dan

ruang lingkup dari sebuah organisasi atau lembaga dalam jangka panjang, yang
mencapai keuntungan melalui konfigurasi dari sumber daya dalam lingkungan

yang menantang, demi memenuhi kebutuhan pasar dan suatu kepentingan.

Sedangkan menurut Siagaan strategi merupakan serangkaian keputusan

dan tindakan yang mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak dan diterapkan

seluruh jajaran dalam suatu organisasi demi pencapaian tujuan organisasi

tersebut.

Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut beberapa para ahli sebagai

berikut :

Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah Pendapatan asli

daerah (PAD) adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh

pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari pajak daerah, restribusi daerah, laba

dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang

sah.

Sedangkan menurut Herlina Rahman (2005:38) Pendapatan Asli Daerah

merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah ,hasil

distribusi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan

otoda sebagai perwujudan asas desentralisasi.

3.2.1 Kebijakan-Kebijakan yang Dilakukan Pemerintah Kabupaten

Buleleng dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dalam rangka optimalisasi potensi Pendapatan Daerah, serta guna

menghadapi berbagai kendala dan permasalahan yang terkait Pendapatan Daerah


maka kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng

sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Buleleng periode tahun 2010-2015 antara lain sebagai berikut :

a. Sumber-sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah serta lain-lain pendapatan tetap dipertahankan serta diperluas

dan diintensifkan pemungutannya dengan tetap menjaga iklim yang kondusif

bagi kegiatan dunia usaha dan untuk mendorong pelaksanaan Otonomi Daerah

guna mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

b. Pengelolaan PAD diarahkan dengan melakukan intesifikasi Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dengan fokus pada peningkatan pelayanan dan

meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat untuk membayar Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah.

c. Mengoptimalkan peran Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah

sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.

d. Pengelolaan keuangan daerah yang mengarah pada asas efisiensi dan

efektivitas.

e. Mendayagunakan aset-aset daerah yang potensional menjadi sumber

Pendapatan Daerah.

f. Pembangunan prasarana dan sarana yang secara langsung dapat mendukung

upaya peningkatan Pendapatan Daerah.

g. Meningkatkan profesionalisme, transparansi dan obyektifitas dalam

pelaksanaan perundang-undangan yang berlaku.


3.2.2 Strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Menerapkan sistem pendapatan yang sistematis, kuantitatif, dan formulatif

untuk dapat membari bahan-bahan yang akurat dan obyektif dalam

menentukan potensi Pajak.

b. Menerapkan mekanisme pembayaran Pajak secara transparan, mudah dan

cepat, seperti melalui kerja sama dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Bali

tentang penerimaan pembayaran Pajak Daerah dan pemindah bukuan

penerimaan Pajak Daerah ke kas daerah secara elektronik dan penerapan

Sistem Online Pajak Daerah.

c. Penerapan Teknologi Informasi dalam proses pemungutan Pajak Daerah

sehingga menghasilkan data dan informasi yang akurat dan akuntabel, seperti

penggunaan alat dan sistem aplikasi bercode untuk pembacaan meter air Pajak

air tanah, penggunaan aplikasi Sistem Informasi dalam penatausahaan

perpajakan daerah (SISMIOP, SIMPAD).

d. Memberikan Pendidikan dan Pelatihan kepada pegawai mengenai

pemeriksaan pembukuan sesuai standar Akuntasi Indonesia, pemeriksaan

Pajak Daerah, pendataan, dan penilaian PBB-P2 pelatihan Teknologi

Komputerisasi/Sistem Informasi Manajemen Pajak Daerah.

e. Melaksanakan penyuluhan/sosialisasi produk hukum kepada masyarakat

melalui media cetak dan elektronik untuk meningkatkan kesadaran dan

kepatuhan untuk membayar Pajak.


f. Penyempurnaan kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah yang berwujud

Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan juklak lainnya.

g. Peningkatan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait,

sebagai upaya memaksimalkan potensi penggalian sumber-sumber Pendapata

Kemandirian Pemerintah Kabupaten sangat ditentukan oleh sejauh mana

sumber-sumber Pendapatan Daerah memberikan kontribusi terhadap total

penerimaan sebagai sumber keuangan dalam pembangunan.

Untuk dapat meningkatkan hal tersebut maka sangat diperlukan upaya-upaya

meningkatkan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Mengingat pengelolaannya

selama ini belum mencapai titik optimal.

Pengelolaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah hendaknya diupayakan

melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui upaya

pemutakhiran data potensi Pajak, penggunaan Teknologi Informasi dalam

pendataan, dan penerapan Pajak Online dalam pelaporan dan pembayaran Pajak

Daerah. Sedangkan upaya ekstensifikasi adalah setiap kegiatan untuk

menigkatkan penerimaan melalui perluasan obyek dan subyek pajak, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karena itu Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah sangat mungkin untuk ditingkatkan dimasa mendatang sebagai

upaya meningkatkan pelaksanaan Otonomi Daerah.

Anda mungkin juga menyukai