Anda di halaman 1dari 22

BABIII

TEORI DASAR

3.1 INVERTER

Inverter merupakan alat untuk mengatur kecepatan putaran motor dengan cara
mengubah frekuensi listrik sesuai dengan kecepatan motor yang diinginkan. Secara
sederhana prinsip dasar dari Inverter (Variabel Frequency Drive) adalah mengubah
input motor(Listrik AC) menjadi DC dan kemudian dijadikan AC lagi dengan
frekuensi yang dikehendaki sehingga motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan
yang diinginkan. Variable speed drive atau variable frequency drive atau singkatnya
disebut dengan inverter adalah solusi aplikasi yang membutuhkan kemampuan
pengaturan motor lebih lanjut, misal: pengaturan putaran motor sesuai bebannya
atau sesuai nilai yang kita inginkan. Penggunaan inverter bisa untuk aplikasi
motor AC maupun DC. Istilah inverter sering digunakan untuk aplikasi AC.

Gambar 3.1 Bagian Utama Inverter


Inverter ini sendiri terdiri dari beberapa sirkuit penting yaitu sirkuit converter
(yang berfungsi untuk mengubahnya daya komersial menjadi DC serta
menghilangkan ripple atau kerut yang terjadi pada arus ini) serta sirkuit inverter
frekuensi yang dapat diatur-atur). Inverter juga memiliki sebuah sirkuit pengontrol.
3.1.2 PENGGUNAAN SISTEM KONTROL VSD
Berbagai aplikasi industri memerlukan kontrol gerak mesin dengan bantuan
motor-motor AC diantaranya jenis motor induksi. Motor induksi merupakan salah
satu peralatan yang banyak digunakan di Industri untuk keperluan penggerak
berbagai proses yang ada di industri diantaranya adalah Pompa, Kompresor, Fan,
Blower, Konveyor, dan penggerak proses produksi lainnya. Hal ini disebabkan karena
motor induksi memiliki banyak keunggulan dibanding motor sinkron atau motor DC
yaitu konstruksi sederhana, tahan lama, perawatan mudah dan efisiensinya tinggi.
Dibalik keunggulannya terdapat juga kelemahan yaitu dalam hal pengaturan
kecepatan dan torsi awal yang rendah.Untuk mengatasi kelemahan tersebut dapat
digunakan sistem kontrol dengan mengatur tegangan input dan frekuensinya untuk
mendapatkan pengaturan kecepatan dan torsi sesuai dengan kebutuhan proses
produksi di Industri, yaitu perangkat elektronik yang dinamakan VSD. VSD memberi
batasan kontrol kontinu atas kecepatan motor listrik. Beberapa aplikasi, seperti pabrik
kertas, rolling mill,pompa, dan alat-alat mesin tidak dapat berjalan tanpa VSD ini,
sedangkan yang lainnya seperti pompa sentrifugal bisa mendapat manfaat dari
penghematan energy atas penggunaan VSD. Pada umumnya VSD digunakan untuk
melakukan pekerjaan dengan tujuan sebagai berikut :
- Menyesuaikan kecepatan drive dengan keperluan kecepatan proses,
- Menyesuaikan torque (torsi/kopel) drive dengan keperluan kopel proses,
- Menghemat energi dan meningkatkan efisiensi motor listrik.
- Mengatur akselerasi dan deakselerasi motor listrik.
- Mempermudah proses monitoring atau pengecekan motor listrik.
- Memproteksi motor listrik dengan sangat baik.
- Mengurangi arus dan memperhalus starting motor listrik.
Pemilihan VSD yang benar tentunya dengan memperhatikan spesifikasi dari motor
serta keperluan dalam pemakaian VSD itu sendiri, seperti dengan memperhatikan
daya motor, tegangan motor,frekuensi motor. Contohnya, jika kita mengendalikan
motor 3 fasa 3 KW, maka kita perlu menggunakan VSD dengan spesifikasi daya
diatas 3 KW seperti 3,2 KW atau 3,3 KW dan tentunya tegangan keluaran dari
inverter harus sama dengan tegangan motor listrik. Sebenarnya kita juga bisa
menggunakan VSD dengan daya 3 KW untuk motor 3 fase 3 KW tersebut, tapi
dengan syarat motor listrik tersebut tidak dibebani dengan daya maksimal. Jadi
penting untuk mengetahui arus pada motor saat dijalankan dengan beban, dengan
tujuan untuk setting ampere pada VSD sebagai proteksi motor dan untuk menghitung
daya beban yang berguna dalam pemilihan spesifikasi VSD. Pemilihan kapasitas
VSD mendekati daya motor listrik dengan tolernsi sekitar 10% dari daya motor listrik
akan lebih efisien

3.1.3 SISTIM DASAR PENGONTROLAN VSD


Kelistrikan VSD dasar terdiri dari sebuah motor, unit kontrol drive, unit sensing, dan
sebuah input operator. Diagram blok dasar dari sebuah kelistrikan VSD ditunjukkan
seperti pada gambar berikut ini:

BUAT GAMBAR
Unit kontrol drive adalah sebuah perangkat yang memodulasi energi dari sumber
ke motor. Melalui panel operator, seseorang dapat meningkatkan atau menurunkan
setpoint drive. Sebuah unit feedback memberi umpan balik kecepatan aktual pada
drive. Kemudian modulator power atau unit kontrol drive mengontrol kecepatan,
kopel, dan power, bersama dengan arah motor dan mesin. Modulator power bisa
digunakan sebagai satu alat untuk pengontrolan motor, tetapi mungkin juga harus
digunakan dalam tipe gabungan untuk tipe-tipe aplikasi tertentu lainnya. Berikut ini
adalah tipe-tipe modulator konverter bersama yang dilengkapi dengan uraian
singkat dari masing-masing tipe
1. Konverter
Konverter berfungsi untuk mengkonversi satu bentuk energi ke bentuk lainnya, yang
cocok untuk sebuah motor. Mereka dapat didefinisikan sebagai perakitan komponen-
komponen elektronika daya, yang mengkonversi satu atau lebih karakteristik dari
sebuah sistem tenaga listrik. Untuk pengontrolan motor DC, tegangan DC variabel
sangat diperlukan. Untuk motor AC, sebuah frekuensi tetap, tegangan AC variabel,
atau sebuah frekuensi variabel juga diperlukan. Untuk memenuhi persyaratan itu,
peralatan konverter dengan berbagai tipe dan kombinasinya umum digunakan. Di
bawah ini diuraikan berbagai tipe konverter dan kombinasinya.
a. Konverter AC ke DC (Rectifier)
Konverter Ini dikelompokkan sebagai dioda penyearah tak terkontrol,penyearah
setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, penyearah dengan self-commuted
devices. Dalam sebuah penyearah tak terkontrol,tegangan DC konstan pada output
berbeda dari suplai AC pada input.

Gambar 3.3 Konverter AC ke DC


Dalam sebuah penyearah setengah gelombang, tegangan DC variabel pada output
dengan arus dan tegangan positif dinamakan drive kuadran satu (single quadrant
drive). Dalam penyearah gelombang penuh, tegangan DC berpolaritas positif / negatif
dan arus dalam arah positif dinamakan drive kuadran dua (double quadrant drive).
Penyearah gelombang penuh mempunyai komponen komutasi seperti GTO (gate
turn-off thyristor) dan power transistor. Komponen tersebut bisa merupakan drive
kuadran satu atau drive kuadran dua. Jika digunakan dengan sebuah penyearah
gelombang penuh, komponen tersebut dapat memberi empat fungsionalitas
kuadran, yakni tegangan dan juga arus dalam kedua arah.
b. Konverter DC ke DC
Konverter DC ke DC juga dikenal sebagai choppers, hal ini memungkinkan tegangan
DC variabel pada output, dari tegangan DC tetap yang diberi pada input. Chopper
menggunakan komponen-komponen seperti GTO, thyristor daya, MOSFET daya, dan
IGBT (insulated gate bipolar transistor).

Gambar 3.4 Konverter DC ke DC


c. Konverter DC ke AC (Inverter)
Penggunaan konverter DC ke AC atau yang dikenal dengan inverter adalah untuk
menjamin tegangan AC berfrekuensi variabel pada output dari tegangan DC tetap
yang diberi pada input

Gambar 3.5 Konverter DC ke AC


Inverter ini adalah tipe sumber tegangan atau tipe sumber arus. Arus atau tegangan
output dapat diubah bersama dengan frekuensi melalui tegangan input DC yang
bervariasi. Hal ini terjadi dengan memberi tegangan DC ke inverter melalui sebuah
penyearah. Tegangan variabel, frekuensi AC variabel bisa diperoleh dengan
menggunakan PWM (pulse width modulation) sebagai pengendalian inverter.
Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi
lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan
DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat
diatur. Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah (konverter
AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali (dioda rectifier)
namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier). Setelah
tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC
dengan menggunakan filter kapasitor sebagai perata tegangan. Kemudian tegangan
DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter dengan teknik PWM (Pulse
Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan amplitudo dan
frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu teknik PWM juga menghasilkan
harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik yang lain serta menghasilkan
gelombang sinusoida, dimana kita tahu bahwa harmonisa ini akan menimbulkan rugi-
rugi pada motor listrik yaitu cepat panas. Maka dari itu teknik PWM inilah yang
biasanya dipakai dalam mengubah tegangan DC menjadi AC (Inverter).

Gambar 3.6 Skema Prinsip Dasar Inverter


d. Konverter AC ke AC (CycloConverter)
Penggunaan cycloconverter menjamin sebuah tegangan variabel, tegangan AC
berfrekuensi variabel pada output dari sebuah tegangan tetap, dan frekuensi tegangan
AC yang diberi pada input

Gambar 3.7 Konverter AC ke AC (Cyclo converter)


Cyclo converter ini dibangun dengan menggunakan thyristor, yang sudut konduknya
dikontrol dengan sebuah unit kontrol, dan dilengkapi dengan berbagai komponen
dasar elektronika daya yang merupakan satu bagian dasar dari semua rangkaian.

e. Komponen Elektronika Daya


Komponen-komponen elektronika daya merupakan komponen semikonduktor yang
digunakan dalam rangkaian daya (power) dari sebuah konverter. Dalam elektronika
daya, komponen-komponen tersebut digunakan dalam mode switching non-linier
(mode on/off) dan bukan sebagai amplifier linier. Dengan kata lain, komponen-
komponen tersebut berperilaku seperti sebuah saklar (switch) elektronik. Sebuah
saklar elektronik menghubungkan atau memutuskan secara elektronik sebuah
rangkaian AC atau DC dan biasanya bisa di-switch ON dan/atau OFF.
Konduksi biasanya dibolehkan dalam satu arah saja.

Gambar 3.8 Switch elektronik


Komponen-komponen semikonduktor seperti Dioda power, thyristor power, GTO,
MOS-controlled thyristor (MCT), Bipolar junction transistors(BJT) power, Field
effect transistors (FET, MOSFET), Insulated gate bipolar transistor (IGBT), dan
komponen pasif sepperti Resistor (memberiresistansi), Reactor atau induktor
(memberi induktansi)dan Kapasitor (memberi kapasitansi) adalah komponen
komponen yang umumnya digunakan sebagai saklar elektronik dalam konverter
elektronika daya.Perkembangan dalam teknologi semikonduktor telah membuat
komponenkomponen elektronika daya ini lebih kecil, lebih handal, lebih efisien
(rugirugi lebih rendah), lebih murah, dan mampu beroperasi pada tegangan, arus,
dan frekuensi yang jauh lebih tinggi. Prinsip-prinsip operasi ideal dari komponen-
komponen ini bisa digambarkan dalam ekspressi matematik sederhana.

3.1.4 JENIS-JENIS INVERTER


3.1.4.1 Variable voltage inverter (VVI)
Jenis inverter ini menggunakan konverter jembatan SCR untuk mengubah tegangan
input AC ke DC. SCR adalah komponen elektronika daya yang memiliki kemampuan
untuk mengatur nilai tegangan DC mulai dari 0 hingga mendekati 600 VDC. Induktor
L1 sebagai choke dengan kapasitor C1 membentuk bagian dengan istilah DC-link
yang membantu memperhalus kualitas tegangan DC hasil konversi. Bagian inverter
sendiri terdiri dari kumpulan divais penyaklaran seperti: thyristor, transistor bipolar,
MOSFET, atau IGBT. Gambaran berikut menunjukkan inverter yang menggunakan
transistor bipolar. Pengatur logika,biasanya dalam bentuk kartu elektronik, yang
memiliki komponen utama sebuah mikroprosesor akan mengatur kapan waktu
transistor-transistor inverter hidup atau mati untuk menghasilkan tegangan dan
frekuensi yang bervariasi untuk dilanjutkan ke motor sesuai bebannya.
Gambar 3.9 Tegangan Variabel Inverter Sirkuit
Tipe inverter ini menggunakan enam langkah untuk menyelesaikan satu putaran
360°(6 langkah masing-masing 60°). Oleh karena hanya enam langkah,inverter jenis
ini memiliki kekurangan yaitu torsi yang pulsatif (peningkatan/penurunan nilai yang
mendadak) setiap penyaklaran terjadi. Dan ini dapat ditemui pada operasi kecepatan
rendah seiring variasi putaran motor. Istilah teknis dari putaran yang bervariasi ini
adalah cogging. Selain itu, bentuk gelombang sinyal keluaran yang tidak sinusoidal
sempurna mengakibatkan pemanasan berlebih di motor yang mengakibatkan motor
mesti dijalankan di bawah nilai rating-nya

3.1.4.2 Current source inverter (CSI)


Jenis inverter satu ini menggunakan SCR untuk menghasilkan tegangan DClink yang
bervariasi untuk suplai ke bagian inverter yang juga terdiri dari SCR untuk
menyaklarkan keluaran ke motor. Beda dengan VVI yang mengontrol tegangan, CSI
justru mengontrol arus yang akan disuplai ke motor. Karena inilah pemilihan motor
haruslah hati-hati agar cocok dengan drive. Berikut gambaran sederhana inverter
sumber arus.
Gambar 3.10 Sumber Arus Inverter
Percikan arus akibat proses penyaklaran dapat dilihat pada keluaran jika kita
mengukurnya menggunakan osciloscope. Pada kecepatan rendah sifat arus yang
pulsatif dapat mengakibatkan motor tersendat.

3.1.4.3 Pulse width modulation (PWM)


Teknik penyaklaran satu ini memberikan output yang lebih sinusoidal dibandingkan
dua jenis inverter sebelumnya. Drive yang menggunakan PWM terbukti lebih efisien
dan memberikan tingkat performa yang lebih tinggi. Sama seperti VVI, sebuah PWM
juga terdiri atas rangkaian konverter, DC link, control logic, dan sebuah inverter.
Biasanya konverter yang digunakan adalah tipe tidak terkontrol (dioda biasa) namun
juga ada yang menggunakan setengah terkontrol atau kontrol penuh. Perhatikan
gambar sebuah PWM berikut ini.
Gambar 3.11 Skema Dasar PWM

Untuk bagian inverter, rangkaian PWM di atas menggunakan divais elektronika daya
“Insulated Gate Bipolar Transistor” (IGBT ). IGBT memiliki kemampuan
penyaklaran yang sangat tinggi hingga ribuan kali per detik dimana dapat aktif
kurang dari 400 nano detik dan mati dalam waktu 500 nano detik. IGBT dibangun
oleh sebuah gate, kolektor, dan emiter. Saat gate diberikan tegangan positif (biasanya
+15VDC), arus akan mengalir melalui kolektor dan emiter. IGBT akan mati saat
tegangan positif dihilangkan dari gate. Selama kondisi mati, tegangan gate IGBT
akan ditahan pada nilai tegangan negatif yang kecil sekitar -15V VDC untuk
mencegah agar tidak hidup dengan sendirinya.

Gambar 3.12 Gerbang Transistor Bipolar


3.1.5 PRINSIP KERJA INVERTER

Gambar 3.13 Prinsip Kerja Sederhana Inverter

Dari gambar di atas terdapat Rectifier yang berfungsi sebagai penyerah untuk
menghilangkan ripple current (arus riak) akibat proses penyerahan yang masih
terdapat arus AC digunakan Filter. Filter ini mampu membentuk gelombang
tegangan keluarnya bisa menjadi rata.Prinsip kerja inverter dari gambar di atas adalah
sebagai berikut :
1. Tegangan yang masuk dari jala-jala 50 Hz dialirkan ke board
Rectifier/penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC ke di
jadikan DC.
2. Tegangan DC kemudian diumpamakan ke board inverter untuk dijadikan AC
kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang
komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT. Dengan
menggunakan frekuensi carrier ( bisa sampai 20 kHz ), tegangan DC dicacah
dan dimodulasi sehingga keluar tengangan dan frekuensi yang diinginkan.
3.1.6 PENGERTIAN MOTOR LISTRIK

Motor Listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Prinsip kerjanya berdasarkan hukum gaya lorenz dan kaidah tangan kiri
fleming, yang menyatakan bahwa: Apabila sebatang konduktor yang dialiri arus
listrik ditempatkan didalam medan magnit maka konduktor tersebut akan mengalami
gaya. Motor yang paling banyak digunakan dalam industri adalah jenis motor
induksi.Komponen dalam motor listrik sangatlah banyak, akan tetapi komponen-
komponen tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu bagian
komponen utama dan bagian komponen pelengkap.Komponen utama terdiri dari
stator dan rotor, sedangkan komponen pelengkap terdiri dari celah udara, terminal,
bearing, badan motor, slip ring, kipas atau baling-baling, dan tutup motor atau cover
motor.
1. KOMPONEN UTAMA MOTOR LISTRIK
A. Stator
Pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat
(konduktor) dari tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing-masing
kumparan mendapatkan sumber arus tiga fasa. Stator terdiri dari pelat - pelat
besi yang disusun sama besar dengan rotor dan pada bagian dalam
mempunyai banyak alur yang diberi kumparan kawat tembaga yang
berisolasi. Lalu akan timbul fluks medan putar, karena adanya fluks medan
putar pada kumparan stator, mengakibatkan rotor berputar karena adanya
induksi magnet dengan kecepatan putar sinkron dengan kecepatan putar
stator.Stator merupakan bagian dari motor induksi yang tidak dapat berputar
B. Rotor
Berdasarkan hukum faraday tentang imbas magnet, maka medan putar yang
secara relatif merupakan medan magnet yang bergerak terhadap penghantar
rotor akan mengimbaskan gaya gerak listrik (ggl). Frekuensi imbas ggl ini
sama dengan frekuensi jala-jala (sumber).Dalam hal ini arus rotor ditimbulkan
karena adanya perbedaan kecepatan yang berada diantara fluksi atau medan
putar stator dengan penghantar yang diam. Rotor akan berputar dalam arah
yang sama dengan arah medan putar stator.

Berdaarkan bentuknya,rotor terbagi menjadi 2 katagori,yaitu :

a) Rotor Sangkar Tupai


rotor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sangat sederhana, dimana
rotornya dari inti berlapis dengan konduktor dipasang paralel atau kira-
kira paralel dengan poros yang mengelilingi permukaan inti.
Konduktornya tidak terisolasi dari inti, karena arus rotor secara ilmiah
akan mengalir melalui tahanan yang paling kecil dari konduktor rotor.
Batang rotor dan cincin ujung sangkar yang lebih kecil adalah tembaga
atau alumunium dalam satu lempeng dengan inti rotor. Dalam motor yang
lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan dalam alur
kemudian dilas dan ditempatkan parallel

b) Rotor Lilit
3.1.2 SISTEM KERJA SEBUAH MOTOR
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet
akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.dalam memahami
sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam
tiga kelompok (BEE India, 2004):
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi.
Contoh beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah
pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang
berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
3.1.3 JENIS-JENIS MOTOR LISTRIK

Menurut Kadir (2000 : 192) terdapat berbagai jenis motor listrik, yang dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mesin arus searah dan mesin arus
bolak-balik. Motor arus bolak-balik, terutama motor induksi terbanyak dipakai
dalam industri, sedangkan motor arus searah dipergunakan untuk tujuan-tujuan
khusus.
1. MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH (MOTOR DC)

Menurut Kadir (2000 : 192) Motor arus searah merupakan salah satu mesin
listrik yang mengubah energy listrik searah menjadi energy gerak. Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi
atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.

Gambar 1. Motor Arus Searah (DC)


(Direct Industry, 2005)

jenis- jenis motor arus searah (motor DC) terdiri atas :


a. Motor shunt
b. Motor seri
c. Motor kompon
a. Motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo.Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan
penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Berikut karakter kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997) :
 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga
torque tertentu setelah kecepatannya berkurang,dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan
seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan
pada arus medan (kecepatan bertambah).
b. Motor seri
Pada motor seri,gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo.Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.Berikut
tentang kecepatan motor seri.

Berikut karakter kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997;L.M.


Photonics Ltd, 2002) :
 Kecepatan dibatasi pada 1500 RPM
 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali
Karena kumparan medan terhubung seri dengan kumparan armature,maka motor DC
membutuhkan jumlah arus yang sama dengan arus yang mengalir melalui kumparan
armature.Motor akan mengambil arus yang besar dari sumber tegangan dikarenakan
pada saat motor diberikan sumber tegangan,arus akan mengalir ke kumparan
armature.Pada saat tegangan pertama kali diberikan kumparan armature tidak akan
berputar dikarenakan adanya hambatan pada sirkuit yang berasal dari konduktor yang
digunakan pada armature dan kumparan peguat medan,karena konduktor ini sangat
besar maka konduktor ini memiliki hambatan yang kecil.
Ketika arus yang besar sudah mengalir kekumparan penguat medan kekumparan
armature,maka akan terbentuk medan magnetic yang cukup kuat sehingga kumparan
armature akan berputar
c. Motor kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dynamo, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan
medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang
dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,penggabungan 40-50% menjadikan motor ini
cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek,sedangkan motor kompon yang standar
(12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Motor DC memiliki komponen utama yaitu:


 Kutub medan
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan
yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara
kutub medan.Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan:
kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi
bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih
elektromagnet.Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar
sebagai penyedia struktur medan.
 Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.
beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan
magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan
magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah
kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
 Commutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga
membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya

2. MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK (MOTOR AC)


Menurut Sumanto (1993 : 1) motor arus bolak balik (motor AC) ialah suatu mesin
yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik arus bolak balik (listrik AC) menjadi
tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada
rotor.
jenis- jenis motor arus bolak-balik (motor AC) terdiri atas :
a. Motor sinkron ( motor serempak)
b. Motor asinkron ( motor tidak erempak)
a. Motor sinkron ( motor serempak)
Disebut motor sinkron karena putaran motor sama dengan putaran fluks magnet
stator.Pada motor sinkron, motor tidak dapat berputar sendiri walaupun lilitanlilitan
stator telah dihubungkan dengan tegangan luar (dialiri arus). Agar motor sinkron
dapat berputar, diperlukan penggerak permulaan. Sebagai pengerak permulaan
umumnya dikerjakan oleh mesin lain. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor
sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor
udara, perubahan frekuensi dan generator motor
b. Motor asinkron ( motor tidak erempak)
Disebut motor asinkron karena putaran motor tidak sama dengan putaran fluks
magnet stator,dikarenakan antara rotor dan fluks magnet motor terdapat selisih
peputaran yang disebut dengan slip
3.1.4 KLASIFIKASI MOTOR INDUKSI
Menurut Sumanto (1993 : 3) ditinjau dari jumlah fase tegangan yang digunakan dapat
dikenal 2 jenis motor, yaitu :

a. Motor satu fasa


Disebut motor satu fasa karena untuk menghasilkan tenaga mekanik,pada motor
tersebut dimasukkan tegangan satu fasa. Motor satu fasa lilitan statornya terdiri dari 2
jenis lilitan, yaitu lilitan pokok dan lilitan bantu. Atau dengan kata lain, bahwa arus
yang yang mengalir pada lilitan pokok dan lilitan bantu tidak sefasa. Motor satu fase
seperti itu disebut motor fasa belah.
Motor satu fase dikenal bermacam-macam, yaitu:

a) Motor kapasitor
b) Motor kutub bayangan
c) Motor repulse
d) Motor seri

b. Motor tiga phasa

Menurut Kadir (2000 : 202) disebut motor 3 fasa karena untuk menghasilkan tenaga
mekanik tegangan yang dimasukkan pada rotor tersebut adalah tegangan 3 fasa.
Ditinjau dari jenis rotor yang digunakan, dikenal 3 jenis motor, yaitu :

a) Motor dengan rotor lilit


b) Motor dengan rotor sangkar tupai
c) Motor kolektor
Setiap motor listrik sudah mempunyai klasifikasi tertentu sesuai dengan maksud
penggunaannya sebagai alat penggerak yang diperlukan menurut kebutuhan yang
diinginkan. Klasifikasi tiap motor listrik bisa dibaca pada name plate yang dipasang
padanya sehingga untuk berbagai keperluan penggerakan bisa dipilih motor yang
sesuai
3.1.5 Motor induksi tiga phasa

Menurut Linsley (2004 : 146) jika suatu suplai tiga fasa diberikan pada belitan stator
suatu motor induksi,akan dibangkitkan suatu fluks magnetik putar. Fluks magnetik
putar ini akan memotong kawat-kawat penghantar dari belitan rotor sehingga sesuai
dengan hukum faraday akan dibangkitkan ggl induksi pada kawat-kawat penghantar
belitan rotor ini. Ggl induksi ini akan mengakitkan terjadinya aliran arus pada
kawat-kawat penghantar dari belitan rotor yang selanjutnya akan membangkitkan
fluks magnetik yang berinteraksi dengan fluks stator. Interaksi kedua fluks megnetik
ini mengakibatkan terjadinya gaya pada kawat-kawat penghantar rotor.
Gaya terjadinya putaran, dikenal juga sebagai torsi, yang dialami oleh rotor
dibangkitkan dengan menginduksikan ggl pada kawat-kawat penghantar belitan
rotor sebagi akibat dari adanya pergerakan relative antara kawat-kawat penghantar
ini dan fluks magnetik putar. Torsi ini akan menghasilkan putaran rotor dengan
arah yang sama arah putaran fluks magnetik. Pada saat motor dijalankan,kecepatan
putaran rotor akan terus meningkat sampai mendekati kecepatan putaran fluks
magnetic atau kecepatan sinkronnya. Semakin cepat putaran rotor maka akan semakin
kecil selisih kecepatan di antara rotor dan fluks magnetic putar. Sesuai hukum
Faraday, kondisi ini akan mengakibatkan ggl induksi yang lebih kecil, arus rotor yang
lebih kecil dan torsi yang lebih kecil pula.Rotor tidak akan pernah berputar pada
kecepatan sinkron karena jika hal ini terjadi, maka tidak akan terjadi pembangkitan
ggl induksi, arus, dan torsi.Motor induksi oleh karena itu dikenal pula sebagai motor
asinkron. Dalam kenyataan sehari-hari, rotor motor induksi akan berputar kurang
lebih antara 2% sampai dengan 5% dibawah putaran sinkronnya sehingga tetap akan
dibangkitkan torsi untuk mengatasi rugi-rugi rotor dan beban motor. Selisih antar
kecepatan putaran rotor dan kecepatan sinkron dikenal sebagai slip per unit motor
3.1.6 PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA
Prinsip kerja motor induksi tiga fasa didasarkan pada hukum Faraday (tegangan
induksi akan ditimbulkan oleh perubahan induksi magnetik pada suatu lilitan) dan hukum
Lorentz. (perubahan magnetik akan menimbulkan gaya). Prinsip dasar dapat dijelaskan
sebagai berikut :
 Tegangan induksi akan timbul pada setiap konduktor diakibatkan oleh medan magnet
yang memotong konduktor (hukum Faraday)
 Karena konduktor dihubungkan menjadi satu, membuat tegangan induksi
menghasilkan arus yang mengalir dari konduktor ke konduktor lain
 Karena terjadi arus diantara medan magnet maka akan timbulah gaya (hukum
Lorentz).
 Gaya akan selalu menarik konduktor untuk bergerak sepanjang medan magnetik.

Sumber arus bolak-balik 3 fasa dihubungkan dengan belitan stator motor induksi tiga
fasa yang terhubung bintang atau delta , maka pada kumparan akan timbul arus listrik yang
menyebabkan terjadinya medan putar pada stator dengan persamaan:
120𝑓
ns= 𝑝
(rpm) …………………………… (1)

ns = Kecepatan putar
f = Frekuensi Sumber
p = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya
pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena kumparan rotor
merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I)
di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang
dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan
berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul,
diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan berputar rotor (nr).

Anda mungkin juga menyukai