Anda di halaman 1dari 2

28.

Independensi tidak sepenting kompetensi dalam auditing karena kualitas audit dapat dicapai
jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi
yaitu pengalaman dan pengetahuan. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit
memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan
pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal
tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki. Pengalaman
dan pengetahuan merupakan faktor penting yang berkaitan dengan pemberian opini audit, hal
tersebut termasuk dalam risiko audit sebagai indikator pada kualitas audit. Sesuai dengan
standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam
profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya. Pengalaman juga akan
memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga
diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan yang tepat. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor
akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

Menurut Sockley (1991)independensi auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :


a. Pemberian jasa konsultasi pada klien
Memberikan jasa konsultasi pada klien yang diaudit dapat meningkatkan resiko rusaknya
independensi auditor yang lebih besar
b. Persaingan antar kantor akuntan publik
Persaingan yang tajam dapat mengakibatkan solidaritas professional yang rendah, hal ini di
sebab kan karena kantor akuntan publik khawatir akan mencari kantor akuntan publik lainya
yang dapat mengeluarkan opini sesuai dengan yang diingikan klien
c. Ukuran kantor akuntan publik
Penggolongan ukuran besar kecilnya kantor akuntan publik sesuai dengan AICPA dikatakan
besar jika kantor akuntan publik tersebut telah melaksanakan audit pada perusahaan go-
public. Dikatakan kecil jika kantor akuntan publik ter sebut belum melakukan audit pada
perusahaan go-public.
d. Lama hubungan audit (Tenure of Audit)
Tenure of audit adalah lamanya waktu auditor tersebut melakukan pemeriksaan terhadap
suatu unit unit usaha perusahaan atau instansi. Lamanya penugasan audit terhadap klien yaitu
lima tahun atau kurang dari lima tahun. Dimaksudkan untuk mencegah timbulnya pendekatan
antara auditor dengan klien yang dapat merusak indepensi akuntansi dan dapat terjadinya
skandal akuntansi.
29. A. Penghimpunan pemahaman bisnis dan industri klien dilakukan dengan tujuan untuk
mendukung perencanaan audit yang dilakukan auditor. Pemahaman tersebut akan digunakan
untuk merencanakan lingkup audit, memperkirakan masalah-masalah yang mungkin timbul
dan menentukan atau memodifikasi prosedur audit yang direncanakan.
B. Pemahaman auditor tentang bisnis klien dan industri klien dapat diperoleh melalui:
1. Mereview kertas kerja tahun lalu
2. Mereview data industri dan data bisnis klien
3. Melakukan peninjauan ke tempat operasi klien
4. Mengajukan pertanyaan pada dewan komisaris maupun komite audit
5. Mengajukan pertanyaan pada manajemen
6. Mempertimbangkan dampak dari pernyataan akuntansi dan auditing tertentu yang
relevan.

30. A. Prosedur review perlu dalam perencanaan audit karena membantu audirot untuk
memahami bidang usaha klien dan mengidentifikasikan kemungkinan a d a n y a
salah saji atau hal yang tidak biasa seperti transaksi atau
p e r i s t i w a yang berhubungan dengan laporan keuangan dan perencanaan audit.

B. contohnya yaitu dengan melakukan Analisis kecenderungan. Analisis kecenderungan


mensyaratkan auditor untuk memeriksa perubahan-perubahan dalam data sepanjang waktu.
Premis yang mendasari analisa ini adalah bahwa kecenderungan di masa lalu mungkin
diharapkan berlanjut di masa yang akan datang kecuali terjadi perubahan- perubahan keadaan
yang material. Sebagai contoh, auditor dapat mengamati perubahan dalam belanja dan
pendapatan selama periode tertentu atau mungkin mengamati perubahan dalam bentuk
hubungan-hubungan. Contoh analisis kecenderungan yang lain adalah penerapan analisis
regresi untuk memprediksikan komponen belanja dan pendapatan berdasarkan hubungan-
hubungan yang diamati. Aplikasi dari analisis kecenderungan adalah dengan membandingkan
unsur-unsur utama dalam laporan keuangan yang diaudit dengan laporan keuangan tahun
sebelumnya dan menyelidiki perubahan yang signifikan. Contoh yang lain dari analisis
kecenderungan adalah auditor membandingkan sumber-sumber pendapatan dan belanja dan
menyelidiki sumber-sumber baru atau sumber-sumber lama yang dihapuskan.

Anda mungkin juga menyukai