Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang

secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekelompok

individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan

ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu:

(a) Mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya,

(b) Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,

(c) Mengambil keputusan,

(d) Mengarahkan diri sendiri, dan

(e) Mewujudkan diri mandiri.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana langkah-langkah dalam bimbingan konseling?

b. Bagaimana dan apa saja teknik-teknik yang digunakan dalam bimbingan konseling?

1.3. Tujuan Penulisan

Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, dibutuhkan langkah-langkah

dan teknik tersendiri, untuk itu dalam makalah ini kami mencoba untuk menyajikan langkah-

langkah dan teknik-teknik tersebut dengan harapan dapat memperluas wawasan kita tentang

bimbingan konseling.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Langkah-langkah dan Teknik-teknik Bimbingan Konseling

Yang dimaksud dengan langkah-langkah dalam bimbingan konseling yaitu tahapan-

tahapan dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan hingga sesi terakhir dari bimbingan tersebut.

Sedangkan teknik adalah cara, langkah atau metode yang dilakukan untuk mencapai

suatu tujuan. Bimbingan ialah mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir[2].

Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bantuan atau pertolongan. Konseling adalah

hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian

kesempatan dari konselor kepada klien.

Pendapat lain mengatakan bahwa konseling adalah upaya membantu individu melalui

proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu

memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan

berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif

prilakunya[3].

Jadi, langkah dan teknik Bimbingan dan Konseling adalah tahapan-tahapan dan cara

atau metode yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau

sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta

mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara

berinteraksi atau bertatap muka.


2.2. Langkah-langkah dalam Bimbingan Konseling

Dalam pemberian bimbingan dikenal adanya langkah-langkah sebagai berikut[4]:

1. Langkah identifikasi kasus

Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak.

Dalam langkah ini pembimbing mencatat kasus-kasus yang perlu mendapat bimbingan dan

memilih kasus mana yang akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.dalam contoh di atas,

Mardi dipilih dan ditetapkan sebagai kasus berdasarkan gejala-gejala yang nampak.

2. Langkah diagnosa

Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi kasus

beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan

data dengan cara mengadakan studi kasus dengan menggunakan berbagai teknik

pengumpulan data.

3. Langkah prognosa

Langkah prognosa yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang

dilaksanakan untuk membimbing kasus.

4. Langkah terapi

Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini

merupakan pelaksanaan apa-apa yang telah ditetapkan dalam prognosa.plaksanaan ii tentu

memakan banyak waktu dan proses yang kontinu dan sistematis serta memerlukan adanya

pengamatan yang cermat.

5. Langkah evaluasi dan follow-up

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai dan mengetahui sampai sejauh manakah

langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow-up atau

tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnyadalam jangkah waktu yang lebih jauh.
2.3. Teknik-teknik dalam Bimbingan Konseling

2.3.1. Teknik umum konseling

Teknik umum konseling meliputi:

a. Perilaku attending

Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien. Hal ini mencakup

komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat

menimbulkan beberapa hal positif, seperti menciptakan suasana yang aman, dan

mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.

b. Empati

Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa

dan berpikir bersama klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending.

c. Refleksi

Repleksi adalah teknik untuk menentukan kembali kepada klien tentang perasaan,

pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal.

d. Eksplorasi

Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal

ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak

mampu mengungkapkan pendapatnya.

e. Menangkap pesan

Menangkap pesan adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan

klien, dengan teliti mendengarkan pesan utama kelien, mengungkapkan kalimat yang mudah

dan sederhana.

f. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswanya mau berbicara

mengungkapkan pesan, pengalaman, dan pemikirannya.

g. Pertanyaan tertutup

Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka. Dalam hal

tertentu, dapat pula digunakan pertanyaan tertutup dengan kataya atau tidak, atau dengan

kata-kata singkat.

h. Dorongan minimal

Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang

singkat terhadap apa yang talah di kemukakan klien.

i. Mengarahkan

Teknik mengarahkan ini yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien untuk

melaksanakan sesuatu.

j. Menyimpulkan sementara

Teknik ini yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan, sehingga arah

pembicaraan semakain jelas.

2.3.2. Teknik khusus konseling

Disamping mengarahkan teknik-teknik umum, dalam hal-hal tertentu dapat

menggunakan teknik-teknik khusus yaitu antara lain:

a. Latihan asensif

Latihan ini berguna untuk membantu individu yang tidak mamapu menggungkapkan

perasaan tersinggung, kesulitan mengatakan tidak, mengungkapkan afeksi, dan respon positif

lainnya.

b. Desensitisasi sistematis

Desensitisasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang di alamai dengan

cara mengajarkan klien untuk rileks.


c. Pengkondisian aversi

Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini

dimaksud untuk meninggaalkan kepekaan klien agar mengerti respons pada stimulus yang

disenanginya dengan kelebihan stimulus tersebut.

d. Pembentukan prilaku model

Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk prilaku baru pada klien dan memperkuat

prilaku yang sudah terbentuk.

e. Permainan dialog

Teknik ini dilakukan dengan cara klien dikondisikan untuk mendialokkan dua

kecendrungan yang saling bertentangan.

f. Latihan bertanggung jawab

Teknik ini merupakan teknik yang dinaksudkan untuk membantu klien agar mengakui

dan menerima perasaan-perasaannya daripada memproyeksikan perasaannya itu kepada

orang lain.

2.4. Pendekatan yang Digunakan dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah

Pada penerapan bimbingan konseling di sekolah, umumnya teknik-teknik yang

dipergunakan dalam bimbingan dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua pendekatan,

yaitu:

2.4.1. Bimbingan kelompok (group guidance)

Teknik ini dipergunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid memecahkan

masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dihadapi mungkin

bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual yaitu

dirasakan oleh individu sebagai anggota kelompok. Dengan demikian penyelenggaraan

bimbingan kelompok mungkin dimaksudkan untuk mengatasi masalah bersama atau


membantu seorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya dalam suatu

kehidupan kelompok. Berapa bentuk khusus teknik bimbingan kelompok yaitu:

a. Home room program

Suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal

murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secra efesien. Kegiatan ini

dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam

pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dinggap perlu.

b. Karyawisata

Karyawisata atau fieltrip disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode

mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu teknik dalam bimbingan

kelompok. Dengan karyawisata murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang

menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu.

c. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akan mendapat

kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid mendapat kesempatan

untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalanm memecahkan suatu masalah.

d. Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan, karena

kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-

baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok.

Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan dapat dilakukan

melalui kegiatan kelompok. Dalam kegiatan ini setiap anak mendapatkan kesempatan untuk

menyumbangkan pikiranya. Juga dapat mengembangkan rasa tanggung jawab. Teknik

sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok. Dalam contoh di atas,
Mardi berkesempatan untuk memimpin kawan-kawanya dalam membuat pekerjaan bersama,

dan dalam kesempatan itu ia memperoleh harga diri.

e. Organisasi murid

Organisasi murid baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, dapat

merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi ini banyak

masalah-masalah yang sifatnya individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam

organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehidupan

social. Mengaktipkan murid dalam organisasi murid dapat mengembangkan bakat

kepemimpinan disamping menunjuk rasa tanggung jawab dan harga diri. Dalam contoh

Mardi dijadikan sebagai ketua kelas.

f. Sosiodrama

Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu teknik di dalam memecahkan masalah-masalah

sosial, dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan

memerankan suatu peranan tertentu dari suatu situasi masalah sosial.

Dalam kesempatan itu, individu akan menghayati secara langsung situasi masalah yang

dihadapinya. Dari pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan

masalahnya.

g. Psikodrama

Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami

oleh individu. Dengan memerankan peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada pada

dirinya dapat dikurangi atau dihindarkan. Caranya dapat dilakukan dengan mengemukakan

suatu cerita kepada sekelompok murid yang di dalamnya menggambarkan suatu ketegangan

psychis yang sialami oleh individu. Kemudian murid-murid diminta untuk memainkannya di

depan kelas. Bagi murid yang mengalami ketegangan, permaina dalam perana itu dapat

mengurangi ketegangannya.
h. Remedial teaching

Remedial teaching (pengajaran remedial) yaitu bentuk pengajaran yang diberikan

kepada murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial

teaching ini mungkin berbentuk penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan,

penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang

dialami murid. Remedial teching ini merupakan salah satu teknik memberikan bimbingan

yang dapat diberikan secara kelompok atau individu tergantung kesulitannya. Jika kesulitan

itu dirasakan oleh suatu kelompok maka diberika secara kelompok, sedangkan jika hanya

dialami oleh seorang murid saja maka diberikan secara individual. Teknik ini dilaksanakan

setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang dialami murid[6].

2.4.2. Penyuluhan Individual (individual counseling)

Konseling atau penyuluhan merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara

individual dan secara langsung berkomunikasi. Dalam teknik ini pemberian bantuan

dilakukan dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata),

yang dilaksanakan dengan wawancara antara konselor dengan klien. Masalah yang

dipecahkan melalui teknik ini adalah masalah-masalah yang bersifat pribadi.

Dalam konseling, hendaknya konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati

artinya menunjukkan adanya sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien.

Dan empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri counselee dengan segala

masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan sikap ini klien akan memberikan kepercayaan

yang sepenuhnya kepada konselor. Dan ini sangat membentu keberhasilan dalam konseling.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Langkah dan teknik Bimbingan dan Konseling adalah tahapan-tahapan dan cara atau

metode yang dilakukan untuk membantu, mengarahkan atau memandu seseorang atau

sekelompok orang agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya, serta

mampu mengambil sebuah keputusan dan menentukan tujuan hidupnya dengan cara

berinteraksi atau bertatap muka.

Dalam pemberian bimbingan dikenal adanya langkah-langkah sebagai berikut: Langkah

identifikasi kasus, Langkah diagnosa, Langkah prognosa, Langkah terapi dan Langkah

evaluasi dan follow-up.

Ada dua teknik yang lazimnya digunakan dalam bimbingan konseling, yaitu teknik

umum dan teknik khusus. Teknik umum meliputi: Perilaku attending, Empati, Refleksi,

Eksplorasi, Menangkap pesan, Pertanyaan terbuka, Pertanyaan tertutup, Dorongan minimal,

Mengarahkan dan Menyimpulkan sementara. Teknik khusus yaitu: Latihan asensif,

Desensitisasi sistematis, Pengkondisian aversi, Pembentukan prilaku model, Permainan

dialog danLatihan bertanggung jawab.

Dalam penerapan teknik-teknik bimbingan konseling tersebut dapat ditempuh dengan

menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan Bimbingan kelompok dan Pendekatan

Individual.
3.2. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, terutama kurangnya

bahan atau sumber yang menjadi rujukan. Untuk itu kami berharap masukan saran dari para

pembaca agar kedepannya kami dapat menulis makalah dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yokyakarta:

DIVA Pres.

Djumhur. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu.

Juntika, Nurihsan, A. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:

Refika Aditama.

Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai