Anda di halaman 1dari 6

BAHAN BELAJAR HEMATOLOGI TIGA UAS

1. Batasan umum Neutropenia adalah jika jumlah neutrofilnya kurang dari satu milyar sel
per liter.
2. Jika neutrofil yang terperiksa kurang dari setengah milyar sel per liter dan berlangsung
hingga lebih dari satu pekan maka diduga terjadi infeksi pada pasiennya.
3. Neutrofilia merupakan kondisi yang ditandai dengan ditemukannya jumlah neutrofil
absolut lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat pada kelompok umur, jenis
kelamin, dan etnis yang sama.
4. Left shift merupakan kondisi ditemukannya granulosit immatur (promyelosit, myelosit,
atau metamyelosit) di apusan darah tepi.
5. Neonatus atau ibu hamil tetap dinyatakan sehat meskipun ditemukan promyelosit atau
myelosit di apusan darah tepinya.
6. Metamyelosit sering ditemukan pada apusan darah tepi orang sehat.
7. Tanda khas reaksi leukemoid adalah ditemukannya neutrofil yang memiliki granulasi
toksik, Dohle bodies, atau banyak vakuola.
8. Granulasi toksik merupakan kondisi yang ditandai dengan meningkatnya densitas
penyerapan warna pada apusan bisa disertai dengan bertambahnya jumlah granula
dalam sitoplasma neutrofil.
9. Vakuola-vakuola abnormal pada neutrofil akan langsung terlihat segera setelah
apusan dibuat dan tersebar hampir di seluruh lapang pandang umumnya merupakan
tanda khas sepsis.
10. Dohle bodies merupakan benda inklusi yang sering terdapat di tepi neutrofil dengan
tanda khas bentuk bulat atau oval kecil berwarna biru-abu pucat.
11. Hipersegmentasi neutrofil merupakan neutrofil yang memiliki enam atau lebih lobus
nukleus.
12. Hipersegmentasi neutrofil merupakan tanda diagnostik penting penyakit anemia
megaloblastik.
13. Neutrofil piknotik atau apoptosis merupakan sel-sel mati yang bentuknya membulat
dengan sitoplasma terlihat berwarna pink pekat dan sering dianggap sebagai
eritroblast.
14. Apoptosis secara alamiah akan terjadi pada sampel darah yang disimpan selama
duabelas sampai delapanbelas jam meskipun dalam suhu empat derajat celcius.
15. Nukleus neutrofil berbentuk cincin sering ditemukan pada kasus leukemia mieloid atau
penyakit defisiensi vitamin B12.
16. Eosinofilia dikategorikan berat jika jumlah eosinofilnya berkisar antara duapuluh
sampai limapuluh milyar sel per liter.
17. Leukoeritroblastosis merupakan kondisi ditemukannya prekusor granulosit bersamaan
dengan eritrosit berinti biasanya akibat penyakit fibrosis.
18. Pada kasus sindroma Bernard-Soulier akan ditemukan trombosit berukuran sangat
besar sehingga disebut giant platelets.
19. Pada kasus sindroma Wiskott-Aldrich akan ditemukan trombosit dengan ukuran
sangat kecil.
20. Tanda diagnostik penting pada kasus sindroma Myelodisplastik adalah ditemukannya
trombosit agranular.
21. Idiopatik Trombositopenik Purpura merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan
kondisi trombositopenia karena terjadi destruksi trombosit di sirkulasi darah tepi akibat
mekanisme imunologi.
22. Saat kehamilan dan postpartum terjadi peningkatan kebutuhan zat besi menyebabkan
gangguan kadar hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.
23. Zat besi yang hilang sejak hamil hingga masa laktasi sekitar sembilan ratus gram
setara dengan yang terkandung dalam dua liter darah.
24. Cadangan zat besi yang hilang selama fase pertama defisiensi terjadi di sel-sel
retikuloendotelial liver dan sumsum tulang.
25. Fase pertama defisiensi zat besi didukung hasil pemeriksaan laboratorium hanya pada
nilai RDW yang sedikit meningkat.
26. Fase kedua defisien zat bisa bisa menyebabkan kadar Hb pada wanita di bawah
sebelas gram per desiliter dan pada pria di bawah tigabelas gram per desiliter.
27. Mikrositosis fase kedua defisiensi besi dimulai jika kada Hb pada wanita di bawah
sepuluh gram per desiliter dan pada pria di bawah sebelas gram per desiliter.
28. Nilai MCHC fase ketiga defisiensi besi menurun hingga kurang dari tigapuluh dua
gram per liter.
29. Hasil pemeriksaan yang khas pada Thalassemia trait adalah nilai MCV antara
limapuluh lima sampai tujuhpuluh femtoliter, nilai MCHC lebih dari tigapuluh satu koma
sembilan gram per desiliter, dan ditemukan Basophilic stippling di apusan darah
tepinya.
30. Sembilan puluh lima persen protophorphyrin dalam eritrosit berbentuk senyawa zinc
protophorphyrin (ZPP) sehingga kadarnya terperiksa meningkat ketika terjadi
defisiensi besi.
31. Kadar ZPP secara periodik berada dalam level tertinggi pada pukul delapan belas dan
tengah malam.
32. Sepertiga folate yang beredar di plasma darah berbentuk senyawa bebas yang tidak
terikat protein plasma.
33. Folate intraseluler berada dalam organella sitosol dan mitokrondia berbentuk 5-methyl
tetrahydrofolate (THF) dan 10-formyl THF.
34. Anemia Pernisiosa berat bisa menyebabkan nilai MCV meningkat sampai seratus
tigapuluh femtoliter disertai makrosit oval, poikilositosis, dan hipersegmentasi neutrofil
yang lebih dari lima persennya berlobus lima ke atas.
35. Eritrosit dalam larutan hipotonik dengan pH antara tiga koma nol sampai enam koma
nol merupakan kondisi yang optimal untuk plasma folate dekonjugasi.
36. Lysate eritrosit untuk pemeriksaan folate dibuat dari nol koma satu mililiter spesimen
darah EDTA simpan pada suhu empat derajat celcius selama empatpuluh delapan jam
yang dicampur dengan satu koma sembilan mililiter asam askorbat segar satu gram
per desiliter kemudian diinkubasi dalam suhu kamar ruang gelap selama enampuluh
menit.
37. Rentang normal plasma hemoglobin berkisar antara sepuluh sampai empatpuluh
miligram per liter.
38. Lysate untuk pemeriksaan varian hemoglobin berasal dari campuran eritrosit cuci dan
air distilasi rasio dua banding satu yang diputar seribu duaratus G selama tigapuluh
menit pada suhu empat derajat celcius.
39. Pansitopenia merupakan kondisi menurunnya jumlah seluruh sel darah (eritrosit,
leukosit, dan trombosit) paling sering disebabkan karena kemoterapi antikanker, infeksi
HIV, hipersplenisme, dan kegagalan sumsum tulang.
40. WHO mengkategorikan AML (Acute Myeloid Leukemia) salah satunya jika didapatkan
minimal duapuluh persen sel-sel blast seri myeloid dalam sediaan apusan darah
tepinya.
41. FAB mengkategorikan Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) berada pada L3 jika
didapatkan sel-sel blast berukuran besar, bentuk nukleusnya oval reguler hingga bulat,
nukleolinya prominen basophilic, dan sitoplasmanya prominen dengan banyak
vakuola.
42. Delapan puluh lima persen penderita Hemofilia A mengalami defisiensi faktor VIII,
empatbelas persen mengalami defisiensi faktor IX, dan satu persen mengalami
defisiensi faktor XI.
43. Hemofilia yang disebabkan oleh defisiensi faktor VIII dapat didukung dengan nilai PTT
yang memanjang.
BAHAN BELAJAR TRANSFUSI DARAH UAS

1 Produk konsentrat eritrosit yang rutin disimpan pada lemari pendingin akan
menurunkan usia hidup Treponema pallidum.
2 Tes RPR (Rapid Plasma Reagin) merupakan uji skrining produk darah yang umum
dilakukan namun tidak spesifik terhadap antibodi T. pallidum.
3 Reagin merupakan suatu substansia menyerupai antibodi yang ada di darah
seseorang yang langsung bereaksi jika bertemu lipoidal antigen yang disebut
cardiolipin.
4 Prosedur tes RPR adalah mencampur serum donor dengan partikel-partikel charcoal
yang telah dilapisi cardiolipin.
5 Uji Hemaglutinasi menggunakan lempeng microtiter untuk mendeteksi keberadaan
antibodi terhadap T. pallidum.
6 Uji Hemaglutinasi memerlukan eritrosit ayam yang telah difiksasi dan disensitisasi
dengan komponen-komponen T. pallidum.
7 Uji Hemaglutinasi mulai rutin digunakan di berbagai wilayah sejak pertengahan tahun
seribu sembilanratus enampuluhan hingga saat ini telah dikembangkan mesin
otomatisnya.
8 Sebagian besar hasil skrining Sifilis terhadap spesimen donor belum dapat
memastikan terjadinya infeksi yang aktif.
9 Hasil positif palsu pada uji Hemaglutinasi terjadi akibat terbentuknya antibodi terhadap
T. pallidum dalam tubuh seseorang yang telah sembuh dari infeksi Sifilis setelah terapi
adekuat.
10 Menurut FDA, jika uji Hemaglutinasi reaktif dan uji Fluorescent Treponemal Antibody
Absorption hasilnya positif maka donor ditolak sementara selama minimal duabelas
bulan.
11 Indirect ELISA merupakan teknik pengujian yang mendeteksi keberadaan antibodi
terhadap virus tertentu.
12 Sandwich ELISA merupakan teknik pengujian yang mendeteksi keberadaan antigen
virus tertentu.
13 Competitive ELISA merupakan teknik pengujian yang mendeteksi keberadaan antibodi
maupun antigen virus tertentu.
14 Mekanisme pengukuran ELISA adalah dengan cara menghitung nilai absorbance yang
timbul akibat terjadinya perubahan warna enzimatis pada reaksi kompleks antara
antibodi pada spesimen serum, antibodi fase padat, dan indikator antibodi.
15 Nilai Cutoff didapatkan dari perhitungan unik nilai absorbance yang menunjukkan hasil
positif atau negatif dari bahan validasi yang disertakan dalam kit uji.
16 Conjugate merupakan substansia enzim biasanya berupa horseradish peroxidase
yang telah diberi label antibodi atau antigen.
17 Substrate merupakan substansia pembangkit warna biasanya berupa alfa
phenylenediamine.
18 Inisial Reaktif (IR) merupakan interpretasi jika pada uji pertama didapatkan nilai
absorbance spesimen lebih besar atau sama dengan nilai cutoff.
19 Darah donor ditetapkan lolos skrining jika hasil duplo setelah IR reaktif seluruhnya non
reaktif.
20 Teknologi NAT didasarkan pada mekanisme amplifikasi asam nukleat agen-agen
infeksi kemudian mengidentifikasi keberadaan RNA virus pada sampel darah donor.
21 Keuntungan NAT adalah dapat mendeteksi duplikasi virus dalam jumlah sedikit
sebelum ada respon antibodi.
22 NAT pertama kali dipublikasikan untuk skrining RNA HIV dan HCV pada tahun seribu
sembilan ratus sembilanpuluh sembilan.
23 NAT generasi pertama memungkinkan pemeriksaan dengan membuat minipool
sejumlah enambelas sampai duapuluh empat spesimen darah donor dalam satu
sumur.
24 NAT terkini telah disetujui FDA untuk skrining RNA HIV, RNA HCV, dan DNA HBV
dengan membuat minipool sejumlah enam hingga enambelas spesimen plasma donor
dalam satu sumur sekali periksa.
25 Chemiluminescence merupakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh substansia bersifat luminesensi melalui reaksi kimia
tertentu.
26 Kecepatan tangkapan cahaya pada teknik chemiluminescence berkisar antara satu
sampai lima detik.
27 Instrumen yang digunakan untuk menganalisa tangkapan cahaya pada mesin
chemiluminescent berbentuk tabung yang mampu melakukan multiplikasi pancaran.
28 Keuntungan chemiluminescent yakni sifatnya yang stabil, relatif non toksik, sangat
sensitif dan volume reagen yang digunakan lebih sedikit dibanding ELISA.
29 Regulasi The Clinical Laboratory Improvement Act (CLIA) menentapkan bahwa kontrol
positif dan kontrol negatif hendaknya dilakukan setiap kali akan melakukan
pemeriksaan spesimen pasien.
30 Jika hasil pemeriksaan kontrol eksternal di luar rentang yang diterima maka seluruh
spesimen yang bersamaan dengan kontrol tersebut hendaknya diperiksa ulang.
31 Sensitifitas merupakan kemampuan suatu metode pemeriksaan untuk mengidentifikasi
bahwa hasil positif hanya berlaku bagi spesimen individu yang terinfeksi.
32 Persentase sensitifitas berasal dari rasio antara jumlah individu terdeteksi positif dari
populasi yang terinfeksi dan keseluruhan jumlah individu terinfeksi yang diperiksa
kemudian dikalikan seratus.
33 Spesifisitas merupakan kemampuan suatu metode pemeriksaan mengidentifikasi
bahwa setiap hasil negatif berasal dari spesimen darah individu non infeksi.
34 Persentase spesifisitas berasal dari rasio antara jumlah individu terdeteksi negatif dari
populasi yang tidak terinfeksi dan keseluruhan jumlah individu terinfeksi yang diperiksa
kemudian dikalikan seratus.
35 Ketersediaan produk darah yang aman merekomendasikan agar uji skrining marker
virus menggunakan metode dengan sensitifitas level tertinggi yang mungkin dicapai.
36 Kasus hepatitis terbanyak yang saat ini teranalisis kebanyakan disebabkan oleh virus
Hepatitis B dan Hepatitis C.
37 Antigen permukaan (HBsAg) dapat terdeteksi di dalam darah selama proses infeksi
sebelum terbentuknya antibodi terhadap antigen core (anti-HBc).
38 Produk darah di Ameriksa Serikat dipersyaratkan oleh FDA harus lolos uji skrining
HBsAg dan anti-HBc.
39 HBsAg pertama kali dipublikasikan oleh Blumberg pada tahun seribu sembilan ratus
enampuluh lima dari spesimen darah Aborigin Australia
40 Uji konfirmasi hasil reaktif HBsAg dilakukan dengan prosedur netralisasi HBsAg dalam
spesimen serum donor yang akan menghambat ikatan dengan medium padat berlapis
antibodi hingga dapat dihitung berapa persen reaksinya yang hilang.
41 Anti-HCV dapat terdeteksi oleh ELISA generasi ke tiga dan chemiluminescent sekitar
sepuluh pekan setelah terjadinya infeksi.
42 Anti-HIV1 dan Anti-HIV2 dapat terdeteksi oleh ELISA dan chemiluminescent setelah
duapuluh dua hingga duapuluh lima hari pasca infeksi.
43 Pilihan volume cairan antikoagulan-pengawet yang ditambahkan ke dalam kantong
darah primer bisa sebanyak enampuluh tiga mililiter atau tujuhpuluh mililiter.
44 Volume standar darah lengkap yang diambil dari donor jika cairan tambahan
enampuluh tiga mililiter adalah sebanyak empatratus limapuluh plus minus empatpuluh
lima mililiter.
45 Berat badan pendonor minimal yang dianut untuk kantong empatratus limapuluh
mililiter adalah limapuluh lima kilogram.
46 Dextrosa dalam kantong darah berfungsi untuk membantu pembentukan ATP melalui
jalur glikolisis.
47 Adenin dalam kantong darah berperan sebagai substrat bagi eritrosit dalam
memproduksi ATP.
48 Sitrat dalam kantong darah berfungsi untuk mencegah koagulasi lewat hambatan
kalsium dan melindungi membran sel eritrosit.
49 Sodium biphosphate dalam kantong darah berguna untuk mencegah penurunan pH
yang terlalu cepat.
50 Batas simpan produk darah dengan CPDA-1 paling lama tigapuluh lima hari.

Anda mungkin juga menyukai