Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi
masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu
sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta
masyarakat. (Notoatmodjo S, 2007)
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong
dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di
lakukan oleh perawat sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan
agar peran serta kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan lansia meningkat. Ini
sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat. ( Wahyudi Nugroho, 2012)
Pelayanan kesehatan pada lansia diperlukan untuk memelihara dan mengatasi
masalah pada lanjut usia. Dasar hukum pembinaan kesehatan pada lansia adalah
Undang undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lansia, Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lansia, Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi
Nasional Lansia, dan Keputusan Presiden Nomor 93/M Tahun 2005 Tentang
Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia. Pelayanan kesehatan yang baik pada
lansia bertujuan memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya
kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan
kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa.( Siti Nur Kholifah, 2016 )
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ditemukan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana upaya promotif untuk lansia ?
2. Bagaimana upaya preventif untuk lansia ?
3. Bagaimana upaya kuratif untuk lansia ?

1
4. Bagaimana upaya rehabilitas untuk lansia ?
5. Apakah yang dimaksud Pelayanan Sosial atau Panti Wredha ?
6. Bagaimana tujuan pelayanan sosial atau panti wredha ?
7. Apa saja jenis - jenis pelayanan sosial atau panti wredha ?
8. Apa saja fase-fase pelaksanaan kegiatan di panti werdha ?
9. Bagaimana prinsip pelayanan sosial atau panti wredha ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontik
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui upaya promotif untuk lansia
2. Untuk mengetahui upaya preventif untuk lansia
3. Untuk mengetahui upaya kuratif untuk lansia
4. Untuk mengetahui upaya rehabilitas untuk lansia
5. Untuk mengetahui Pelayanan Sosial atau Panti Wredha
6. Untuk mengetahui tujuan pelayanan sosial atau panti wredha
7. Untuk mengetahui jenis - jenis pelayanan sosial atau panti wredha
8. Untuk mengetahui fase-fase pelaksanaan kegiatan di panti werdha
9. Untuk mengetahui prinsip pelayanan sosial atau panti wredha
1.3.3 Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa, baik penyusun maupun pembaca
adalah untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang konsep
pelayanan kesehatan pada lansia
1.3.4 Bagi institusi
Makalah ini bagi institusi pendidikan kesehatan adalah sebagai tambahan
referensi untuk menguji mahasiswa atau mahasiswinya tentang konsep
pelayanan kesehatan pada lansia
1.3.5 Bagi masyarakat
Makalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan tentang
konsep pelayanan kesehatan pada lansia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tindakan Promotif Pada Lansia.
Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka
tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia
lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia
lanjut. .( Siti Nur Kholifah, 2016 )
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan
proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga provesional dan
masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
(Notoatmodjo S, 2007)
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan lansia agar tetap berguna, baik bagi
dirinya, keluarga, maupun masyarakat. Sasarannya adalah kelompok lansia sehat. Tujuan
upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya. Dalam suatu
survey di negara-negara berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-
85% orang yang benar-benar sehat. Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi
kesehatan bagaimana memelihara kesehatan,maka kelompok ini akan menurun
jumlahnya, dan kelompok orang yang sakit akan meningkat. Contoh kegiatannya berupa
1. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
2. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
3. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
4. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara
teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
6. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosiall.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi ,
kelelahan fisik dan mental. ( Wahyudi Nugroho, 2012)

3
2.2 Tindakan Preventif Pada Lansia
Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh proses penuaan dan komplikasinya. ( Wahyudi Nugroho, 2012)
Upaya pencegahan preventif adalah sebuah tindakan yang diambil untuk mengurangi atau
menghilangkan kemungkinan terjadinya suatau kejadian yang tidak diinginkan dimasa
depan (Notoatmodjo S, 2007)
Upaya preventif adalah suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk
mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan masa
mendatang. Siti Nur Kholifah, 2016 )
Upaya preventif adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang
yang sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan
sebelum makan dan sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare.
Kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan dipanti oleh petugas kesehatan yang
datang ke panti secara periodik atau di Puskesmas dengan menggunakan KMS lansia.
2. Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas maupun
petugas panti yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.
3. Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang
menggunakan buku catatan pribadi.
4. Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing
masing.
5. Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi
kesehatannya masing-masing.
6. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
7. Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap produktif.
8. Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan
sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan pembatasan
terhadap waktu, tempat, dan orang secara optimal. .( Siti Nur Kholifah, 2016 )
2.3 Tindakan Kuratif Pada Lansia
Upaya Kuratif digunakan untuk orang-orang sakit atau dengan kata yang lebih
mudahnya kuratif adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan
sakit secara fisik dan psikis. . ( Wahyudi Nugroho, 2012)
Upaya kuratif dalah upaya penyembuhan penyakit menjadi lebih baik melalui
pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit terutama penyakit kronis sperti

4
asma, DM, TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya dengan bentuk kegiatannya adalah
pengobatan. (Notoatmodjo S, 2007)
Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara individual,
kontak terhadap sasaran pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas
kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang menunggu
pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti
tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah
adanya penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia
terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan
yang lainnya. (Siti Nur Kholifah, 2016 )
2.4 Tindakan Rehabilitas Pada Lansia
Upaya Rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan
memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang
baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan. .
( Wahyudi Nugroho, 2012)
Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Yang dapat berupa kegiatan :

1. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai


alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
2. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
3. Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun
diluar rumah.
4. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
5. Perawatan fisioterapi. (Siti Nur Kholifah, 2016 )
2.5 Konsep Kesehatan dan Kesejahteraan pada Lansia di Indonesia ( Pelayanan
Sosial atau Panti Wredha)
2.5.1 Definisi Pelayanan Sosial atau Panti Wredha
Pelayanan sosial atau panti werdha Merupakan unit pelaksana teknis di bidang
pembinaan kesejahteraan sosial lansia yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial

5
bagi lansia berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti pakaian,
pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial
mental serta agama sehingga mereka dapat menkmati hari tua diliputi ketentraman lahir
dan batin.( Siti Nur Kholifah, 2016 )
2.5.2 Tujuan Panti Werdha
1. Tujuan Umum
Tercapainya kualitas hidup & kesejahteraan para lansia yang layak dalam tata
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan nilai-nilai luhur budaya bangsa
sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan tenteram lahir batin.
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi kebutuhan dasar pada lansia
b. Memenuhi kebutuhan rohani pada lansia
c. Memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan lansia
d. Memenuhi kebutuhan ketrampilan pada lansia
e. Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya pemeliharaan
f. kesehatan lansia dipanti werdha
3. Sasaran pembinaan di Panti Werdha
a. Lanjut usia adalah Berusia 60 tahun ke atas, tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk kelangsungan hidupnya, tidak mempunyai keluarga dan atau memiliki
keluarga tetapi tidak mampu memelihara lansia tersebut.
b. Keluarga
c. Masyarakat
d. Instansi terkait sepertiDepartemen Agama (Depag), Dinas Kesehatan (Dinkes),
Pemerintah Daerah (Pemda), dan lain-lain. ( Wahyudi Nugroho, 2012)
2.5.3 Jenis Pelayanan Di Panti Werdha
1. Upaya promotif
Upaya untuk menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan
lansia agar tetap berguna, baik bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat. Kegiatannya
berupa:
a. Penyuluhan kesehatan danatau pelatihan bagi petugas panti mengenai hal-hal:
Masalah gizi dan diet, perawatan dasar kesehatan, keperawatan kasus darurat,
mengenal kasus gangguan jiwa, olahraga, teknik-teknik berkomunikasi.

6
b. Bimbingan rohani pada lansia, kegiatannya antara lain :Sarasehan, pembinaan
mental dan ceramah keagamaan,pembinaan dan pengembangan kegemaran pada
lansia di panti werdha
c. Rekreasi
d. Kegiatan lomba antar lansia di dalam atau antar panti werdha.
e. Penyebarluasan informasi tentang kesehatan lansia di panti maupun masyarakat
luas melalui berbagai macam media.
2. Upaya preventif
Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasinya. Kegiatannya adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan dipanti oleh petugas kesehatan yang
datang ke panti secara periodik atau di Puskesmas dengan menggunakan KMS
lansia.
b. Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas
maupun petugas panti yang telah dilatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia.
c. Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang
menggunakan buku catatan pribadi.
d. Melakukan olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan dan kondisi
masingmasing.
e. Mengelola diet dan makanan lansia penghuni panti sesuai dengan kondisi
kesehatannya masing-masing.
f. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
g. Mengembangkan kegemarannya agar dapat mengisi waktu dan tetap produktif.
h. Melakukan orientasi realita, yaitu upaya pengenalan terhadap lingkungan
sekelilingnya agar lansia dapat lebih mampu mengadakan hubungan dan
pembatasan terhadap waktu, tempat, dan orang secara optimal.
3. Upaya kuratif
Upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih
sesuai kebutuhan. Kegiatan ini dapat berupa hal-hal berikut ini:
a. Pelayanan kesehatan dasar di panti oleh petugas kesehatan atau petugas panti
yang
telah dilatih melalui bimbingan dan pengawasan petugas kesehatan/puskesmas.
b. Perawatan kesehatan jiwa.

7
c. Perawatan kesehatan gigi dan mulut.
d. Perawatan kesehatan mata.
e. Perawatan kesehatan melalui kegiatan di Puskesmas.
f. Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang diperlukan.
4. Upaya rehabilitatif
Upaya pemulihan untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin.
Kegiatan ini dapat berupa rehabilitasi fisik, mental dan vokasional (keterampilan).
Kegiatan ini dilakukan oleh petugas kesehatan dan petugas panti yang telah dilatih. (
Wahyudi Nugroho, 2012)
2.5.4 Fase-Fase Pelaksanaan Kegiatan Di Panti Werdha
1. Fase orientasi
Melakukan pengumpulan data pada lansia secara individu atau kelompokdan situasi
dan kondisi Panti Werdha. Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :
a. Data Identitas panti dan sejarah pendirian
b. Situasi dan kondisi panti dalam pencapaian tujuan, visi, misi dan motto panti
c. Sarana dan prasarana pelayanan keperawatan dipanti
d. Sumber Daya Manusia (SDM) Panti
e. Fasilitas pendukung pelayanan keperawatan
f. Faktor pendukung lain yang dapat digunakan sebagai pencapaian tujuan
g. Data kesehatan lansia merupakan data tentang penyakit yang diderita, gejala yang
dirasakan, observasi kondisi fisik dan mental lansia
2. Fase identifikasi
Setelah data terkumpul pada fase orientasi, maka dapat disimpulkan masalah
kesehatan yang terjadi pada lansia di Panti. Kemudian merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lansia.
3. Fase intervensi
Melakukan tindakan sesuai dengan rencana, misalnya memberikan penyuluhan
kesehatan, konseling, advokasi, kolaborasi dan rujukan
4. Fase resolusi
Pada fase resolusi yang dilakukan adalah menilai keberhasilan tindakan pada fase
intervensi dan menentikan perkembangan kondisi pada lansia.
( Wahyudi Nugroho, 2012)
2.5.5 Prinsip – Prinsip Pelayanan Sosial atau Panti Wredha

8
Dalam memberikan asuhan pada lanjut usia, seyoginya dilaksanakan dengan
memerhatikan beberapa prinsip , antara lain :
1. Tidak memberi stigma. Pada dasarnya. Pada dasarnya, proses menua disertai
masalah seperti kesepian, kurang pendengaran, kurang penglihatan, dan lemah fisik.
Hal tersebut merupakan proses alamiah dan akan terjadi pada semua orang. Kesulitan
yang dihadapi terasa cukup berat bagi lanjut usia, apalagi ditambah label lanjut usia
tidak berguna lagi.
2. Tidak mwngucilkan
3. Lanjut usia sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang.
4. Menghindari sikap sensitif
5. Pemenuhan kebutuhan secara cepat tepat.
6. Pelayanan secara komprehensif
7. Tidak membesar – besarkan masalah
8. Menghindari sikap belas kasihan
9. Pelayanan yang cepat dan tepat.
10.Pelayanan yang bermutu
11.Pelayanan yang efektif dan efisien
12.Pelayanan akuntabel
( Wahyudi Nugroho, 2012)

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Dalam kesehatan memiliki upaya
berupa upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk upaya
peningkatan kesehatan lansia. Pada pelayanan kesehatan lansia di indonesia salah
satunya terdapat pelayanan kesehatan sosial atau panti werdha. Pelayanan sosial
atau panti werdha Merupakan unit pelaksana teknis di bidang pembinaan
kesejahteraan sosial lansia yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
lansia berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti pakaian,
pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan
sosial mental serta agama sehingga mereka dapat menkmati hari tua diliputi
ketentraman lahir dan batin
3.2 Saran
Dengan terselaikannya makalah ini penulis berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca serta penulis mengharap kritik dan saran terhadap
peningkatan kualitas penulisan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Siti Nur Khofifah.2016.Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan : Kemenkes


Wahyudi Nugroho.2012. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC

11

Anda mungkin juga menyukai