PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah Variasi Genetik Merupakan Dasar dari Evolusi ?
a. Apakah hubungan mutasi gen dan frekuensi gen dalam populasi dan
hubungnnya dengan hukum Hardy-Weinberg?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat diambil tujuan sebagai
berikut:
b. Mengetahui variasi genetik sebagai dasar evolusi
c. Mempelajari mutasi gen dan frekuensi gen dalam populasi dan
hubungannya dengan hukum Hardy-Weinberg
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diperoleh 16 macam kombinasi untuk 16 asam amino, sehingga
tidak akan ditemukan 4 macam asam amino esensial yang lain.
Secara umum, setiap asam amino dikode oleh sekitar 3
macam kombinasi. Ada asam amino dikode oleh satu kombinasi,
sedangkan asam amino yang lain dikode oleh 6 macam kombinasi.
Dengan demikian maka suatu asam amino dapat dihasilkan lebih
banyak, bukan saja karena kode tersebut terdapat berulang-ulang,
tetapi karena ada lebih bayak kemungkinan. Yang menjadi masalah
sekarang adalah dari mana terjadinya keanekaragaman. Adanya
satu kode genetic atau lebih belum dapat menerangkan terjadinya
keanekaragaman.
Sejak masa lampau, orang sudah mempertanyakan mengapa
suatu umur organisme sejenis tidak sama. Hal ini jelas terlihat
apabila kita memelihara tumbuhan atau hewan, atau kita melihat
pada alam sekitar kita dan diri kita sendiri sebagai manusia.
Keluarga pada zaman dahulu umumnya mempunyai anak lebih dari
dua, demikian juga dengan hewan. Pada katak, dapat kita lihat
bahwa jumlah telur yang dihasilkan berjumlah berates-ratus butir.
Bila semuanya hidup dan mampu berkembang biak, mungkin kini
seluruh permukaan bumi dipenuhi oleh katak atau organism lainnya.
Namun hal ini tidak terjadi, hanya individu yang sehat dan kuat,
atau hampir sempurna dalam semua aspek kehidupanlah yang
dapat bertahan. Jadi alam sudah menyeleksi, mana yang baik dan
mana yang tidak baik atau kurang baik.
Ikan di Aquarium yang selalu diberi makanan cukup, semua
kondisi hidup dicukupkan. Bila semua individu kita seleksi sehingga
dapat dikategorikan sebagai sama dan hampir sempurna sekalipun,
ternyata jumlahnya hanya bertambah pada satu periode saja.
Padahal, semua pasangan yang hidup dalam akuarium tersebut
sehat dan berpotensi untuk berkembang biak. Ada satu hal yang
menyebabkan ikan-ikan tersebut tidak berkembang biak, yakni yang
tidak cukup. Ikan-ikan sepertinya tahu, bahwa bila mereka terus
berkembang biak, yakni yang tidak cukup. Ikan-ikan sepertinya
tahu, bahwa bila mereka terus berkembang biak, maka tidak dapat
4
bergerak bebas. Hal ini yang kita sebut sebagai daya dukung dari
akuarium tersebut. Jadi, selain struktur biologis yang hampir
sempurna, makanan, daya dukung tempat ikan menentukan sukses
tidaknya suatu jenis di muka bumi ini.
Setiap organism di dunia mempunyai kisaran toleransi.
Misalnya bayi mempunyai kisaran toleransi suhu tubuh 350 – 420 C.
pada manusia dewasa, biasanya batas kisaran tersebut adalah 36-
410C, di luar batas kisaran tersebut manusia tidak dapat bertahan
dan akan mati. Kisaran suatu spesies tidak saja terbatas pada
toleransi, namun dapat pula menyangkut aspek-aspek saja. Semua
atau hampir semua aspek-aspek tersebut dikode oleh satu gen.
Contoh variabilitas antara lain:
Wajah manusia tidak ada yang tepat sama
Sebenarnya hal ini berlaku pada makhluk hidup yang lain;
hewan, tumbuhan, cendawan, Protista dan Monera. Namun
mata kita tidak dibiasakan untuk dapat membedakan.
Adanya variasi warna tubuh yang terdapat pada ikan,
kucing, kuda, kerbau, dan organisme yang lain.
Adanya golongan darah yang bermacam-macam.
Adanya bermacam-macam mutan.
Adanya fenotip.
Jadi variasi itu memang ada. Adanya variasi hanya dapat
diterangkan secara adaptasi dan secara genetic. Variasi adaptasi
dapat kita lihat pada olahragawan yang otot-ototnya lebih terlatih
sehingga berukuran lebih besar dari kebanyakan orang. Namun
variasi adaptasi tidak dapat diturunkan secara langsung kepada
keturunanya. Variasi genetislah merupakan satu-satnya
kemungkinan yang dapat menerangkan proses evolusi. Secara
genetis, variasi dapat timbul akibat mutasi.
Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan
dari genotipe dan pengaruh lingkungan organisme tersebut. Variasi
fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh
perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner modern mendefinisikan
evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu pada variasi
5
genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi lebih
umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya
dorong evolusioner bekerja dengan mendorong perubahan pada
frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi menghilang
ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang
dari suatu populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel
leluhur.
Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar
populasi (aliran gen), dan perubahan susunan gen
melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen
antara spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen
horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman. Walaupun
terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-
proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh
individu spesies tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada
genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang dramatis pada
fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada
5% genomnya.
Variasi pada individu disebabkan oleh :
Variasi genetik yaitu variasi yang disebabkan oleh perubahan
genetic (terutama mutasi) dan diwariskan pada keturunannya
lewat inti sel dalam gamet.
Variasi lingkungan yaitu variasi yang disebabkan oleh perubahan
lingkungan, sedangkan bahan genetiknya tetap (contoh
intensitas cahaya matahari, suhu, kandungan garam tanah, dll)
dan tidak diwariskan.
Variasi genetik dalam populasi alamiah sempat
membingungkan Darwin. Hal ini terjadi karena reproduksi sel belum
dikenal. Akan tetapi, pada tahun 1908 kebingungan itu terjawab
oleh G.H. Hardy seorang matematikawan Inggris dan G.Weinberg
seorang fisikawan Jerman. Hardy dan Wienberg menyatakan bahwa
dalam populasi besar di mana perkawinan terjadi secara random
dan tidak adanya kekuatan yang mengubah perbandingan alela
dalam lokus, perbandingan genotip alami selalu konstan dari
6
generasi ke generasi. Pernyataan tersebut dikenal dengan hukum
Perbandingan Hardy-Weinberg.
Kenyataan di alam tidak pernah ditemukan individu yang sama
persis, meskipun dalam satu keturunan. Adanya perbedaan tersebut
menimbulkan variasi. Individu yang mengalami variasi disebut
varian. Darwin berpendapat variasi-variasi tersebut dipengaruhi oleh
faktor dari luar, missal makanan, suhu, dan tanah. Jika individu yang
telah mengalami perubahan berada pada tempat yang berbeda dari
asalnya, dalam perkembangannya akan mengalami perubahan yang
sifatnya menetap dan akan makin berbeda dengan nenek moyang
dari tempat asal-usulnya. Darwin juga berpendapat pada peristiwa
domestikasi spesies yang dimuliakan, manusia berasal dari spesies
liar yang kemudian mengalami perubahan yang akhirnya terjadi
variasi. Terjadinya variasi digunakan sebagai petunjuk adanya
evolusi yang mengarah pada terbentuknya spesies-spesies baru.
Variasi, juga berarti, berarti sebuah peristiwa genetik yang
menyebabkan individu atau kelompok dari satu jenis atau spesies
memiliki ciri yang berbeda satu sama lain. Misalnya, semua manusia
di bumi pada dasarnya membawa informasi genetik yang sama,
namun sebagian bermata sipit, sebagian berambut merah, sebagian
berhidung mancung, dan sebagian lain bertubuh pendek, semua
tergantung dari seberapa besar potensi keragaman dari informasi
genetik ini.
Variasi bukan merupakan bukti bagi evolusi karena variasi
tidak lain hanyalah perwujudan dari berbagai kombinasi dari
informasi genetik yang telah ada, dan variasi tidak menambahkan
ciri baru apapun pada informasi genetik tersebut. Kemudian,
pertanyaan penting bagi teori evolusi adalah bagaimana informasi
yang benar-benar baru dapat muncul untuk menghasilkan spesies
yang baru pula.
Variasi selalu terjadi dalam batas informasi genetik [yang ada].
Dalam ilmu genetika, batasan ini disebut “koleksi gen.” Semua sifat
yang ada dalam koleksi gen suatu spesies mungkin akan muncul
dalam berbagai bentuk karena variasi. Sebagai contoh, sebagai
7
akibat dari variasi, jenis dengan ekor yang lebih panjang atau kaki
lebih pendek mungkin akan muncul pada suatu spesies reptilia,
karena informasi bagi kedua bentuk kaki-panjang dan kaki-pendek
ada dalam kumpulan gen spesies tersebut. Akan tetapi, variasi tidak
merubah reptilia menjadi burung dengan menambahkan sayap atau
bulu pada mereka, atau dengan merubah metabolisme mereka.
Perubahan seperti itu memerlukan penambahan pada informasi
genetik makhluk hdup, yang tentunya tidak mungkin terjadi melalui
variasi.
Darwin tidak menyadari kenyataan ini ketika ia merumuskan
teorinya. Dia berpikir bahwa tidak ada batasan dalam variasi. Dalam
sebuah makalah yang ditulisnya pada tahun 1844, ia menyatakan:
“Adanya batasan dalam variasi di alam adalah anggapan dari
sebagian besar penulis, namun saya tidak bisa menemukan satu
kenyataan pun yang mendasari keyakinan ini.” Dalam The Origin of
Species ia menyebutkan berbagai contoh variasi sebagai bukti paling
penting bagi teorinya.
Misalnya, menurut Darwin, para peternak yang mengawinkan
berbagai ras sapi untuk menghasilkan ras baru yang menghasilkan
susu lebih banyak, pada akhirnya akan mengubah mereka menjadi
spesies yang berbeda. Gagasan Darwin tentang “variasi tak
terbatas” sangat jelas terlihat pada kalimat dari The Origin of
Species berikut ini:
“Saya tidak melihat adanya masalah pada [gagasan tentang]
suatu ras beruang yang berubah, oleh seleksi alam, menjadi lebih
[cocok hidup di] laut dalam bentuk dan perilaku mereka, dengan
mulut yang semakin melebar, sampai dihasilkan suatu makhluk
sebesar paus.”
Alasan mengapa Darwin mengambil contoh yang tidak masuk
akal ini adalah karena pemahaman ilmu pengetahuan yang masih
kuno pada masanya. Setelah itu, pada abad ke-20, ilmu
pengetahuan telah mengajukan prinsip “kestabilan genetik”
(homeostasis genetik), berdasarkan hasil percobaan terhadap
makhluk hidup. Prinsip ini menyatakan bahwa, karena semua usaha
8
pengawinan untuk mengubah suatu spesies menjadi spesies lain
tidak berhasil, terdapat batas tegas antar berbagai spesies makhluk
hidup. Ini berarti mustahil bagi peternak untuk mengubah sapi
menjadi spesies lain dengan mengawinkan ras-ras yang berbeda di
antara mereka, sebagaimana dirumuskan Darwin.
Norman Macbeth, yang menyanggah Darwinisme dalam
bukunya Darwin Retried, menyatakan:
“Inti permasalahannya adalah apakah makhluk hidup sungguh
[mampu] berubah hingga tingkat tak terbatas… Spesies terlihat
tetap. Kita semua telah mendengar kekecewaan pemulia yang telah
bekerja keras hanya untuk mendapatkan hewan atau tumbuhannya
kembali ke bentuk seperti di awal kerja mereka. Meskipun ada
usaha keras selama dua atau tiga abad, tetap belum mungkin
menghasilkan mawar berwarna biru atau tulip berwarna hitam.”
Variasi hanya membawa perubahan yang tetap dalam batasan
informasi genetik suatu spesies; mereka tidak pernah bisa
menambahkan suatu data genetik baru kedalamnya. Untuk alasan
ini, tidak ada variasi yang bisa dianggap sebagai contoh evolusi.
Tidak peduli berapa sering Anda mengawinkan ras anjing atau kuda
yang berbeda, hasil akhinya akan tetap anjing atau kuda, tanpa
kemunculan spesies baru.
9
It is also know taht gene may undrego slight alterations, with a
resultant change in some character ……” any modificationof
achromosome and the accompaying altertions of a the plant in
questions is a mutations “( robbins, 1957dalam mubadi, 1985):”
Although gene are remarkably stable and are…………they do from a
time to time undergo changes called mutations “ (ville, et al dalam
mubadi, 1985.
Mutations is the given to all these proceses “ with result in change
the heredity material(simpsom, 1957).
Mutasi adalah suatu perubahan frekuensi dan kombiasi alel, gen,
atau kromoson secara seketika (spontan)(sidharta, 1995).
10
dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Mereka, cenderung untuk
bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain
yang mempunyai nilai seleksif rendah. Walaupun mutasi adalah dasar
variasi, tetapi peranannya hanya kecil. Yang lebih penting: kombinasi dan
poliploidi.
b) Macam mutasi
Ada beberapa macam mutasi atas dasar sudut pandang tertentu .
hal-hal berikut ini menunjukkan beberapa macam mutasi berdasarkan
atas berbagai sudut pandang.
11
yang luas atau alat yang amat penting dapat membahayakan bahkan
dapat mematikan.
Bila perubahan sel itu terjadi ketika sel somatis sedang giat
membelah seperti dalam embrio dapat mengakibatkan karakter
abnormal waktu lahir, tetapi tidak diturunkan kepada generasi
berikutnya. makin muda jaringan yang mengalami perubahan genetis
makin luas akibat abnormalan yang ditimbulkannya sebliknya makin
dewasa jaringan itu ketika mengalami keabnormalan dan dapt
ditolerir.
Dalam bidang pertanian mutasi vegetatif banyak dipakai untuk
meninggikan produksi dan mutu, seperti terhadap apel. anggur dan
jeruk. Dibuat perubahan induksi pada suatu cabang pohon dewasa
(misalnya dengan colchicine). Lalu cabang distek atau dicangkok, dan
dibiakkan secara vegetatif pula. Sedangkan secara alamiah
perubahan vegetatif pada tumbuhan dapat menimbulkan beraneka
warna (belang) pada endosperm (biji), daun dan mahkota bunga.
Misalnya pada ercis dan bunga pukul 4.
b. Mutasi germinal (mutasi gametis/ generatif)
Mutasi germinal adalah mutasi yang terjadi sel germinal
(terdapat didalam gonad). Hal ini terjadi terdapat pada mahkluk
hidup bersel banyak dan bukan yang bersel satu. Atau strukturnya
yang lebih sederhana. Bila perubahan berlangsung pada gamet.
maka akibat yang ditimbulkan begitu hebat dan gametpun segera
mati. Kadang menyebabkan gamet tidak mampu melakukan
pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada
keturunananya. Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet
dapat melakukan pembuahan, terjadi generasi baru yang menerima
peruahan bahan genetik tersebut.
Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia
seperti gas murtad, maka kemungkinan besar mengalami perubahan
genetis pada gamet. namun kalau radiasi terjadi pad bagian tubuh
yang lain, bukan langsung ke gonad, suatu saat gonad menerima
akibat radiasi secara tidak langsung itu. Bila radiasi menimbulkan
ionisasi berantai pada jaringan dan akhirnya mencapai inti sel gamet.
12
Makin dekat bagian tubuh yang kena radiasi ke gonad, makin
besar kemungkinan gamet menerima perubahan genetis .
sebaliknya semakin jauh bagian tubuh yang kena radiasi dari gonad
,makin kecil kemungkinan gamet menerima perubahan genetik itu.
3. Berdasarkan faktor penyebab mutasi
13
yang dilakukan pada gandum, buncis, tomat, ternyata dapat
meningkatkan mutunya. banyak tanaman panen (padi jagung
gandum) yang dikembangkan sehingga tahan terhadap suatu jenis
hama.
4. Berdasarkan jumlah faktor keturunan
14
b. Mutasi yang menguntungkan
Mutasi yang menguntungkan adalah mutasi yang berakibat
timbulnya ciri dan kemampuan yang semakin adaptip pada individu
(populasi), diantara kedua mutasi itu, yang paling banyak terjadi
adalah mutasi yang merugikan: akan tetapi dalam ruang lingkup
mekanisme evolusi, dampak perubahan karena mutasi efektif adalah
mutasi yang menguntungkan.
6. Penyebab Mutasi
Faktor- faktor yang menjadipenyebab terjadinya mutasi adalah
demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor
tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada umumnya faktor- faktor
lingkungan penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:
a. Faktor fisika (radiasi)
Agen mutagenik dari faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang
bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar
ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta, pancaran netron ion-
ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif. Suatu
zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain yang
mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan ionisasi ada
yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat menembus
bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi
molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal
atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan
panas dari matahari atau api, juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak
merusak.
b. Faktor kimia
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara
lain adalah sebagai berikut:
Pestisida
DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.
DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
15
Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk
membasmi lalat rumah, mutagen pada tawon, mencit,
neurospora, Escherichia coli dan bakteriofage T4.
Industri
Formaldehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil,
kertas dan pupuk, disenfektan benih, dan fungisida, anti pai ,
anti kusut pada tekstil . banyak dijumpai pada asap tembakau,
asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen pada
drosophila, neuspora dan E, coli.
Glycidol. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang
lain seperti, eter, ester, amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat
antibakteri dan antijamur pada makanan, mutagen pada
drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan mencit.
DEB (butadiene deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil
dan farmasi, mutagen pada drosophila, neuspora dan E. coli .
salmonella, penicillium, lalat rumah ragi, jagung, tomat dan
mamalia. Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.
16
Natriun nitrit dan asam nitrit zat ini digunakan mengawetkan
daging, ikan dan keju, mutagen pada bakteri dan jamur dan
virus: menghalangi replikasi ADN.
Obat
Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada
tikus, mutagen pada drosophila, mencit. Aberasi pada kultur
jaringan orang.
Metil di-kloro etil amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen
pada mencit, drosophila, aberasi pada Allium.
Antibiotik . sebagian berasal dari streptomyces, seperti
mitomysin C, azaserine, streptonigrin, phleomycin. Anti
neoplasma. Penghalang replikasi DNA. Mutagen pada Drosophila.
Aberasi pada kultur lekosit orang.
Aminopterin 4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat
antagonis terhadap asam folat. Banyak dipakai pengobatan
kanker, seperti leukimia, dan choriocarcinoma, aberasi pada
kultur lekosit.
c. Faktor biologi
Lebih dari 20 macam virus penyebab kerusakan kromosom.
Misalnya virus hepatitis menimbulkan aberasi pada darah dan
sumsum tulang. Virus campak, demam kuning, dan cacar juga
dapat menimbulkan aberasi.
c) Akibat Mutasi pada Generasi Turunan
Mutasi merupakan peristiwa yang umum terjadi. di perkirakan
selalu ada 1 mutasi per 10.000-1.000.000 sel. Sedangkan gen pada
suatu organisme dapat mencpai 10.000. dari haltersebut mutasi akan
mengakibatkan :
17
tetapi kode yang di rubah tetap menghasilkan asam amino yang
sama.maka tidak akan berakibat apa-apa.
2. Mutasi mengubah struktur dan mengubah komposisi produk,
tetapi tidak mengubah fungsi produk yang di hasilkan.
Maksunya adalah asam amino yang di hasilkan adalah lisin
sedangkan produk sebelumnya seharusnya adalah treonin
akibatnya terjadi perubahan dalam rantai protein tetapi tidak
mengubah fungsi
3. Mutasi mengubah fungsi produk yang di hasilkan tetapi tidak
berakibat apa-apa. Mutasi dapat berakibat lebih besar misalnya,
kita mengenal golongan darah.Golongan darah yang langka di
perkirakan akibat hasil mutasi dari golongan darah umumnya.
Semuanya berfungsi normal amun apabila di transfusikan baru
akibatnya akan nampak.
4. Mutasi mengubah fungsi sangat besar, namun namun terjadi pada
sel somatik sehingga tidak di turunkan. Mutasi sel somatik jarang
terlihat.Misalnya, mutasi pada tahi lalat ini merupakan mutasi
yang tidak di turunkan.
5. Mutasi bersifat fatal sehinga organisme tersebut mati.
Bila mutasi berakibat fatal terjadi dalam tingkat sel, biasanya
produknya akan di serap tubuh. Mutasi yang berakibat fatal di
kenal dengan gen letal. salah satunya kebutaan (hemofili) hanya
ilmu kedokteran yang bisa membantu manusia tetap bertahan
hidup karena gen ini. Selain manusia ini terjadi pada hewan dan di
pastikan tidak ada yang bertahan hidup karena gen ini.
6. Mutasi bersifat menguntungkan
Menguntungkan di sini di lihat dari keuntungan bagi manusia
Contoh mutasi menguntungkan yaitu ayam broiler dan sapi
pedaging ini menguntungkan bagi manusia tetapi merugikan bagi
hewan tersebut karena bila hidup di alam bebas mereka akan
mudah di mangsa predator atau mudah sakit karena lemah.
7. Mutasi sebagai sebab timbulnya variasi dalam populasi.
18
d) Variasi Fenotip dan Variasi yang dihasilkan dari Mutasi
Somatis
Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe
dan pengaruh lingkungan organisme tersebut.Variasi fenotipe
yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh
perbedaan genotipenya.Sintesis evolusioner modern
mendefinisikan evolusi sebagai perubahan dari waktu ke waktu
pada variasi genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi,
menjadi lebih umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk
lain gen itu. Gaya dorong evolusioner bekerja dengan mendorong
perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya.
Variasi menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni
ketika ia menghilang dari suatu populasi ataupun ia telah
menggantikan keseluruhan alel leluhur.
Mutasi somatik terjadi pada sel badan (paru-paru, hepar,
usus dan lainnya).Mutasisomatic dapat mempengaruhi fenotip
karier, namun tidak ditransmisikan pada keturunannya.Perlu
diingat bahwa jika mutasi terjadi sangat awal sebelum sel
primordial ditentukan, mutasidapat terjadi baik pada sel seminal
amupun germinal.Mutasi somatik sering di sebut orang awam
merupakan sel penyebab kanker.Akan tetapi tidak semua sel
somatik merupakan penyebab sel kanker contohnya tahi lalat.
Tahi lalat merupakan hasil dari mutasi sel somatik yang tidak
merugikan mutan itu sendiri juga tidak akan di turunkan ke
keturunannya kendati pada kenyataannya ada tetapi terjadi secara
kebetulan dan memungkinkan tidak terjadi pada keturunan yang
lainnya.
Contoh lain hasil mutasi somatik yaitu seorang ibu hamil
yang mengalami penyakit kanker payudara. Bahwa janin atau
keturunan yang akan di lahrkan tidak akan mengalami kanker
payudara akan tetapi keturunan tersebut beresiko mengalami
kanker payudara jika gen tersebut terbaca sebagai gen
germinal.Contoh lainnnya lagi yaitu seorang ayah yang memiliki
tubuh atletis tidak akan mewariskan tubuh atletisnya ke
19
keturunannya. Sehngga variasi fenotip dan variasi somatik dapat
di katakan bukan alasan penyebab terjadinya evolusi suatu
mahluk hidup melainkan hanya sebagai penanda ciri khusus dari
sebuah individu.
20
organisme pada populasi menjadi lebih mirip satu sama lainnya.
Efek keseluruhan jenis kelamin pada variasi alami tidaklah jelas,
namun riset baru-baru ini menunjukkan bahwa jenis kelamin
biasanya meningkatkan variasi genetika dan dapat meningkatkan
laju evolusi.
Rekombinasi mengijinkan alel sama yang berdekatan satu
sama lainnya pada unting DNA diwariskan secara bebas. Namun
laju rekombinasi adalah rendah, karena pada manusia dengan
potongan satu juta pasangan basa DNA, terdapat satu di antara
seratus peluang kejadian rekombinasi terjadi per generasi.
Akibatnya, gen-gen yang berdekatan pada kromosom tidak selalu
disusun ulang menjauhi satu sama lainnya, sehingga cenderung
diwariskan bersama.[ Kecenderungan ini diukur dengan
menemukan bagaimana sering dua alel gen yang berbeda
ditemukan bersamaan, yang disebut sebagai ketakseimbangan
pertautan (linkage disequilibrium). Satu set alel yang biasanya
diwariskan bersama sebagai satu kelompok disebut
sebagaihaplotipe.
Reproduksi seksual membantu menghilangkan mutasi yang
merugikan dan mempertahankan mutasi yang menguntungkan.
Sebagai akibatnya, ketika alel tidak dapat dipisahkan dengan
rekombinasi (misalnya kromosom Y mamalia yang diwariskan dari
ayah ke anak laki-laki), mutasi yang merugikan berakumulasi.
Selain itu, rekombinasi dan pemilahan ulang dapat menghasilkan
individu dengan kombinasi gen yang baru dan menguntungkan.
Efek positif ini diseimbangkan oleh fakta bahwa proses ini dapat
menyebabkan mutasi dan pemisahan kombinasi gen yang
menguntungkan.
Berikut ini adalah informasi – informasi tentang rekombinasi
gen seksual seperti disebutkan dibawah ini:
Hukum mandel I dan hukum mandel II, tentang
hukum pemisahan dan rekombinasi faktor- faktor
keturunan yang terjadi selama meiosis. Pada mahkluk hidup yang
bereproduksi secara sseksual, peristiwa fertilisasi didahului oleh
21
proses pembentukan gamet (meiosis). Proses meiosis
menghasilkan gamet-gamet yang mempunyai jumlah
kromosom sebanyak separuh dari jumlah kromosom sel induknya.
Pada proses meiosis inilah terjasi pemisahan faktor- faktor
keturunan dari masing- masing alelnya secara bebas. Peristiwa
pemisahan yang berlangsung secara bebas itulah yang lebih
terkenal dengan hukum mendel 1: sebaliknya peristiwa
kombinasi secara bebas lebih dikenal dengan hukum mendel II.
Dengan peristiwa pemisahan dan rekombinasi secara bebas inilah
menyebabkan kandungan faktor keturunan pada tiap gamet,
secara keseluruhan tidak sama satu sama lain. Dengan kata lain
secara keseluruhan tiap-tiap gamet berbeda satu dengan yang
lainnya.
Perubahan dalam gen dapat disebabkan:
1. Mutasi : apabila gen A berubah menjadi a dan sebaliknya, maka
frekuensi yang dinyatakan oleh p dan q dalam (p + q)2 akan
berubah.
2. Perbedaan pembagian ke gen pool. Pembawa (carrier) dari
sebuah genotipe dapat berbeda dalam membagi ke gen pool dari
generasi berikutnya, perbedaan dalam nilai adaptif dapat
menyebabkan perubahan dalam frekuensi gen.
3. Migrasi: perbedaan migrasi dari pembawa gen A dan gen a
kedalam atau keluar populasi akan mengakibatkan perubahan.
4. Penghanyutan genetik (genetic – drift).Pada populasi kecil variasi
yang terjadi secara kebetulan dapat menjadi penting. Perkawinan
sendiri atau antara saudara dapat mengubah frekuensi gen.
Mutasi merupakan sumber dari perubahan genetik, bila suatu
mutasi meningkatkan kemauan untuk hidupnya hanya 1% maka
untuk terbentuknya ½ populasi perlu waktu 100 generasi. Jadi
peranan reproduksi seksual sangat penting. Melalui reproduksi
seksual dan seleksi alam, evolusi dapat menjadi terarah.
22
2.2.3. Gene Flow
Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar
populasi, yang biasanya merupakan spesies yang sama. Contoh aliran
gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan perkembangbiakan
organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies
meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi
alel, serta menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi
dapat menambah bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada
pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan
genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi yang
berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat
memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda
antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan
padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa Cina
dapat menghalangi aliran gen tanaman.
Gene flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat
menambah alela baru kedalam unggun gen suatu “deme”, sehingga
dapat merubah frekunsi alela. Alur gen berarti kisaran imigran mulai dari
yang sangat rendah kesangat tinggi tergantung dari jumlah individu
yang datang dan seberapa banyak perbedaan genetik yang ada pada
individu- individu dalam ” deme” yang dapat bergabung. Bila tidak ada
perbedaan yang banyak antara “ deme- deme” dalam populasi yang
besar, maka pergerakan individu dalam jumlah yang sangat kecil
diantara “ deme- deme” di pandang cukup kuat dapat menjaga
frekuensi alela tetap sama.
Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda,
imigrasi kecil dapat menghasilkan perubahan frekuensi alela yang
sangat besar. Misalnya hibridisasi, perkawinan dalam (interbreeding)
diantara individu- individu yang termasuk dalam spesies yang dianggap
berbeda mungkin saja terjadi. Hibridisasi semacam itu mugkin
membawa banyak alela baru kedalam populasi dan memungkinkan
menjadi penyebab dimulainya kecenderungan baru dalam evolusi
penerima.
23
Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya
cenderung untuk berkembang biak di dalam kelompok. Setiap penduduk
lokal dapat mengembangkan gen yang berbeda dari yang lain penduduk
lokal. Namun, anggota dari satu populasi dapat berkembang biak
dengan sesekali imigran dari populasi yang berdekatan dari spesies yang
sama. Hal ini dapat memperkenalkan gen baru atau mengubah frekuensi
gen yang ada di warga.
Dalam banyak tanaman dan beberapa binatang, aliran gen dapat
terjadi tidak hanya antara sub-populasi dari spesies yang sama tetapi
juga antara yang berbeda (tapi masih berhubungan) spesies. Jika
hibrida kemudian berkembang biak dengan salah satu jenis orangtua,
gen baru masuk ke kolam gen dari populasi induk. Ini hanyalah aliran
gen antara spesies daripada dalam diri mereka. Berikut ini adalah
contoh gambar dari gene flow :
24
bersangkutan. Hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam. Yang
terakhir ini merupakan proses tak acak yang memiliki kecenderungan
membuat alel menjadi lebih atau kurang tersebar pada sebuah populasi
dikarenakan efek alel pada kemampuan individu beradaptasi dan
reproduksi.
Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan.
Peristiwa ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil.
Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai peluang untuk lepas adalah
kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi alela
pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi
yang berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil, kurang dari 100
individu hilangnya gen masih cukup kuat pengaruhnya terhadap
frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang berperanan
pada saat itu juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang
berbeda. Berikut ini contoh dari genetic drift.
Genetic drift: When the beetles reproduced, just by random luck
more brown genes than green genes ended up in the offspring. In the
diagram at right, brown genes occur slightly more frequently in the
offspring (29%) than in the parent generation (25%).
Genetic drift – Random events, particularly in small populations,
may profoundly alter gene frequencies in each subsequent generation.
An example is the “founder” effect, in which the characteristics of a
small population colonizing a new habitat may be very different than the
characteristics of the larger population from which the founders are
derived.
25
2.3. Seleksi Alam
26
2.3.2. Macam-macam Seleksi Alam pada Evolusi
Ada tiga macam seleksi alam, yaitu sebagai berikut
a. Seleksi alam yang menyeimbangkan alel rata-rata. Alel-alel ekstrim
yang tidak tahan terhadap seleksi alam akan punah. Yang dapat
hidup adalah alel sifat rata-rata dalam populasi.
b. Seleksi alam yang membagi atau memecah spesies menjadi dua
spesies dengan sifat ekstrim.
c. Seleksi alam yang mengarahkan.
27
adalah 1 didalam 1030 individu. Tetapi belum pernah ada suatu populasi dari
organisme tinggi yang terdiri 1030 individu. Jumlah tanaman tinggi sepanjang
sejarah kehidupan belum pernah mencapai angka di atas. Sehingga
kesempatan kelima gen dapat berada bersama adalah sangat kecil. Lebih –
lebih kesempatan ke-15 gen itu berada bersama – sama pada beberapa
individu. Dengan perkataan lain bahwa fenotip yang dihasilkan oleh aksi
bersama dari 15 gen tidak akan terdapat di dalam populasi.
Masih menurut Haldane, jika terdapat seleksi alam yang berjalan
dalam tingkatan sedang, hanya akan dibutuhkan waktu kurang lebih 10.000
tahun bagi setiap gen untuk bertambah dari frekuensi 1 % menjadi 99 %.
Jika setiap gen telah terdapat di dalam 99 % dari populasi, 86 % dari
individu di dalamnya akan mempunyai ke-15 gen yang telah disebutkan di
atas. Jadi pada peristiwa seleksi, meskipun tanpa adanya mutasi baru dapat
menghasilkan suatu fenotip baru dengan adanya kombinasi gen.
Gambaran sebenarnya dari perubahan yang telah diterangkan di atas
secara hipotesis, telah dibuktikan oleh para ahli pertanian dari Universitas
Illionis (Amerika Serikat). Percobaan tentang seleksi pada seleksi jangka
panjang. Para ahli memilih biji jagung dengan kandungan minyak tinggi dan
dilakukan selama 50 generasi. Dalam waktu tersebut terdapat kenaikan
kandungan minyak secara berangsur – angsur. Hal tersebut terjadi dari
formasi kombinasi gen yang dihasilkan dari suatu sesi mutasi baru.
Perhitungan sederhana dibawah ini menunjukkan percobaan di atas.
Para ahli pertanian menanam jagung sebanyak 200 – 300 pohon untuk
setiap generasi. Dikalikan dengan angka 50, maka jumlah jagung yang telah
ditanam selama percobaan adalah 10.000 – 15.000, kecepatan mutasi untuk
setiap gen jagung adalah 1 untuk setiap 50.000 tumbuhan. Hal itulah yang
menyebabkan tidak mungkinnya satu mutan ke penambahan kadar minyak
tentu adanya suatu seri mutasi semacam itu tidak akan terjadi. Penambahan
secara berangsur dari kadar minyak selama 50 generasi dengan seleksi
harus bersandar pada pembentukan suatu kombinasi gen baru dan
bukannya karena mutasi.
Kombinasi gen baru yang dihasilkan dari seleksi sering menghasilkan
suatu perubahan alel yang awalnya resesif menjadi dominan. Suatu alel
tidak bertindak secara otomatis sebagai resesif atau dominan. Latar
28
belakang genetik menentukan aktivitas suatu alel. Bila latar genesis berubah
lewat pergeseran dari suatu gen, maka aktivitas dari gen – gen lain sampai
pada batas tertentu.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada populasi biparental,
seleksi alam atau buatan menentukan arah perubahan. Sebagian besar
dengan perubahan frekuensi dari gen yang muncul karena mutasi
sembarang (random mutation) dari beberapa generasi sebelumnya. Hal ini
akan mewujudkan adanya kombinasi gen yang berudan aktivitas gen yang
menghasilkan fenotip baru. Mutasi yang umumnya bukanlah suatu kekuatan
pengaruh pada evolusi, peran evolusi yang terutama bagi mutasi baru (dan
kombinasi baru dari gen) adalah pengganti persediaan variabilitas di dalam
gen pool, yang pada akhirnya melengkapi potensi mana seleksi yang akan
dating dapat bertindak.
29
2.3.6. Tekanan Seleksi yang Efektif sebagai Jumlah Aljabar dari
Beberapa Tekanan Seleksi yang Terpisah
Tekanan seleksi gen seolah-olah suatu faktor yang sederhana dan
sebagai satu unit. Hampir semua gen dapat terpengaruh oleh berbagai
tekanan seleksi terpisah.kebanyakan gen mempunyai efek berbeda
(pleiotrophy) dan sangat tidak mungkin bahwa semua efek dari suatu gen
tertentu akan memberikan keuntungan (Waluyo, 2005).
Bertambah atau berkurangnya suatu gen ditentukan oleh jumlah dari
berbagai tekanan seleksi alam yang positif yang dihasilkan oleh efek yang
menguntungkan lebih besar atau lebih kecil dari jumlah tekanan seleksi
negatip yang dihasilkan oleh efek yang merugikan. Jika jumlah aljabar
adalah negatif, maka frekuensi gen akan menurun (Waluyo, 2005).
Efek dari suatu gen lebih menguntungkan pada keadaan heterozigot
daripada homozigot. Frekuensi keseimbangan gen ditentukan oleh tiga
tekanan seleksi yang terpisah, yaitu tekanan seleksi yang sangat negatif
pada keadaan homozigot, tekanan seleksi yang sedang, dan tekanan positif
yang cukup kuat (Waluyo, 2005).
Keadaan heterozogot lebih nenguntungkan daripada keadaan
homozigot banyak ditemukan pada populasi alam.Pada beberapa kasus
superioritas heterozigot menyebabkan variasi polimorfik. Polimorfisme adalah
suatu kejadian di dalam suatu populasi dari dua atau lebih bentuk berbeda
secara nyata, yang ditentukan oleh sifat genetik dan umumnya hanya
ditentukan oleh sejumlah kecil gen, sedangkan sifat yang menunjukkan
variasi lebih kontinu ditentukan oleh sejumlah besar gen (Waluyo, 2005).
Polimorfisme menguntungkan dalam beberapa hal. Sebagai contoh
spesies polimorfik yang hidup pada suatu lingkungan yang mengalami
perubahan kecil dengan adanya perbedaan secara polimorfik, maka suatu
jenis mungkin dapat hidup lebih baik dibanding jenis lain pada daerah yang
berbeda (Waluyo, 2005).
2.3.7. Adaptasi
Tekanan seleksi gen seolah-olah suatu faktor yang sederhana dan
sebagai satu unit. Hampir semua gen dapat terpengaruh oleh berbagai
tekanan seleksi terpisah.kebanyakan gen mempunyai efek berbeda
30
(pleiotrophy) dan sangat tidak mungkin bahwa semua efek dari suatu gen
tertentu akan memberikan keuntungan (Waluyo, 2005).
31
merupakan spesies yang sama. Sebagai contoh, semua ngengat
dengan spesies yang sama yang hidup di sebuah hutan yang
terisolasi mewakili sebuah populasi. Sebuah gen tunggal pada
populasi ini dapat mempunyai bentuk-bentuk alternatif yang
bertanggung jawab terhadap variasi antar fenotipe organisme.
Contohnya adalah gen yang bertanggung jawab terhadap warna
ngengat mempunyai dua alel: hitam dan putih. Lungkang
gen merupakan keseluruhan set alel pada sebuah populasi tunggal,
sehingga tiap alel muncul pada lungkang gen beberapa kali. Fraksi
gen dalam lungkang gen yang merupakan alel tertentu disebut
sebagai frekuensi alel. Evolusi terjadi ketika terdapat perubahan
pada frekuensi alel dalam sebuah populasi organisme yang saling
berkembangbiak; sebagai contoh alel untuk warna hitam pada
populasi ngengat menjadi lebih umum.
Untuk memahami mekanisme yang menyebabkan sebuah
populasi berevolusi, adalah sangat berguna untuk memperhatikan
kondisi-kondisi apa saja yang diperlukan oleh suatu populasi untuk
tidak berevolusi. Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi
alel (variasi pada sebuah gen) pada sebuah populasi yang cukup
besar akan tetap konstan jika gaya dorong yang terdapat pada
populasi tersebut hanyalah penataan ulang alel secara acak selama
pembentukan sperma atau sel telur dan kombinasi acak alel sel
kelamin ini selama pembuahan. Populasi seperti ini dikatakan
sebagai dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg dan tidak berevolusi.
32
terjadi migrasi individu ke dalam dan ke luar populasi, dan tidak ada
seleksi alam (semua genotip mempunyai kesempatan yang sama
dalam keberhasilan reproduksi).
Hukum Hardy-Weinberg memberikan standar ideal untuk para
ahli genetika untuk membandingkan populasi yang sebenarnya dan
mendeteksi perubahan evolusi. Dua hal utama dalam hukum Hardy-
Weinberg, yaitu (1) Jika tidak ada gangguan maka frekuensi alel
yang berbeda dalam populasi akan cenderung tetap/tidak berubah
sepanjang waktu. (2) Dengan tidak adanya faktor pengganggu,
maka frekuensi genotipe juga tidak akan berubah setelah generasi I.
Hukum ini dapat dilihat misalnya pada populasi siput yang dapat
melakukan fertilisasi sendiri secara acak. Siput-siput ini memiliki
sebagian gen-gen dominan untuk warna cangkang, misalnya biru,
kuning, atau hijau. Dengan menganalisis perubahan frekuensi dari
gen warna ini dengan persamaan Hardy-Weinberg maka kita akan
dapat menentukan apakah populasi siput tersebut berkembang.
Sebagai contoh pada masa revolusi industri di Inggris, kupu-
kupu, Biston betularia berwarna terang diperkirakan lebih dari 90%,
sedangkan yang berwarna gelap kurang dari 10%. Dengan
menggunakan kesetimbangan Hardy-Weinberg, proporsi ini akan
terpelihara pada setiap generasi (dengan syarat populasi besar,
terjadi kawin acak tanpa perubahan laju mutasi dan migrasi) di
dalam lingkungan yang stabil.
Hardy-Weinberg mengemukakan rumus untuk menghitung
frekuensi alel dan genotip dalam populasi. Jika di dalam populasi
terdapat dua alel pada lokus tunggal, alel dominan D dan alel resesif
d, jika frekuensi alel dominan dilambangkan dengan p, dan frekuensi
alel resesif dilambangkan dengan q maka p + q = 1. Pada
reproduksi seksual, frekuensi setiap macam gamet sama dengan
frekuensi alel dalam populasi. Jika gamet berpasangan secara acak,
maka peluang frekuensi homozigot DD = p2, peluang frekuensi
homozigot dd = q2, dan peluang heterozigot Dd = 2pq, maka p2 +
2pq + q2 = 1.
33
Dalam populasi besar alami yang tiap individunya memiliki
peluang yang sama untuk kawin antar individu dalam populasi
tersebut (suatu kondisi yang disebut kawin acak) dan tidak ada
faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
frekuensi genotipe ataupun frekuensi alelnya, maka frekuensi
genotipe dan frekuensi alel populasi tersebut akan tetap sepanjang
generasi. Populasi dalam keadaan tersebut dinamakan dalam
keseimbangan Hardy-Weinberg (dilambangkan sebagai populasi
HWeq).
Dalam populasi HWeq, kawin acak berjalan sempurna,
sehingga sesuai dengan teori peluang, maka frekuensi genotipe
pada generasi berikutnya akan merupakan hasil penggandaan
frekuensi alel yang membentuknya. Oleh karena itu bila diketahui
frekuensi alel suatu populasi dengan model diploid adalah p dan q,
maka frekuensi genotipe homozigot dominan (P), homozigot resesif
(Q) dan heterozigot (H) pada generasi berikutnya adalah : P’ = p2,
Q’ = q2, H’ = 2pq, di mana P’+Q’+H’ = 1. Bila tidak ada keterpautan
(linkage), kondisi HWeq akan tercapai setelah satu kali kawin acak.
Konstitusi genetik populasi setelah HWeq tercapai tidak akan berubah
sepanjang generasi selama faktor-faktor pengubah frekuensi alel
tidak bekerja, atau tidak ada migrasi, mutasi, dan seleksi. Perlu
diperhatikan bahwa yang menentukan konstitusi genetik populasi
HWeq adalah frekuensi alelnya, bukan frekuensi genotipe tetua.
34
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Evolusi merupakan suatu perubahan pada sifat-sifat yang terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi.Variasi genetik dalam
populasi yang merupakan gambar dari adanya perbedaan respon
individu-individu terhadap lingkungan. Variasi genetik karena adanya
mutasi gen, rekombinasi gen, gene flow, genetic drift, dan seleksi
alam.
b. Variasi, istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, merujuk pada
peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies
tertentu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai
contoh, pada dasarnya semua orang di bumi membawa informasi
genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah,
berhidung mancung, atau ber-tubuh pendek, tergantung pada potensi
variasi informasi genetisnya.
c. Mutasi gen, frekuensi gen dalam populasi, dan hukum Hardy Weinberg
sangat berperan dalam proses evolusi karena semuanya menunjukan
bukti akan adanya evolusi.
3.2. Saran
a. Kepada masyarakat terutama masyarakat awam agar lebih
mempelajari lagi evolusi karena tidak semua materi dari evolusi
melanggar perintah agama.
b. Kepada semua kaum akademik agar lebih meningkatkan pengenalan
evolusi kepada masyarakat agar stigma buruk mengenai evolusi lama
kelamaan akan terhapus.
35
DAFTAR PUSTAKA
Bucaille, M. 1998. Asal-usul Manusia Menurut Bibel, Al Quran dan Sains. Mizan:
Jakarta
Bucaille, M. 2003. God After Than, Tuhan Sesudah Darwin. Mizan: Jakarta
Coichen, Russel. 1987. Primate Evolution and Human Origins. Aldine
Transaction: New York
Coray, Michael. 2000. Evolution and The Problem Of Natural Evil. Rowman and
Littlefiedd. Boston.
Darwin, Charless. 2002. The Origin Of Spesies Asal-usul Spesies. Ikon
Teralitera. Yogyakarta
Fabian, A.C. 1998. Evolution: Society, Science, and The Universe. Cambridge
University Pers. Cambridge.
Graebner, Theodore. 2008. Evolution. BiblioBazaar. Wahington DC.
Mayr, Ernst. 2002. What Evolutions. Basic Books: California
Ridley, Mark. 2004. Evolution. Wiley-Blackwell. Maldem, USA.
Waluyo, Lud. 2005. Evolusi Organik. UMM Press. Malang.
Wells, Jonathan. 2002. Icons of Evolution Science or Myth? Why Much of What
We Teach About Evolution Is Wrong. Regnery Publishing. Washington
DC.
Zimmer, Carl. 2002. Evolution: The Trumph of An Idea. Harpercollins. New
York
36