Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JOURddfNAL REVIEW

ILMU PENDIDIKAN ALAM

Oleh :
INDAH SARI HARAHAP
1173311056

JURUSAN PPSD
FAKULTAS FIP DAN KONSEP DASAR IPA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan critical jurnal revew ini dengan judul penggunaan computer
sebagai media pembelajaran di perguruan tinggi dan komersialisasi pendidikan di
Indonesia: suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Critical
jurnal revew ini kami buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah
aplikasi dasar computer, semoga critical jurnal revew ini dapat menambah
wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan critical jurnal revew ini, kami tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendoakan
2. Kepada dosen pengampu, FAHRUR ROZI S.pd M. pd

Kami menyadari bahwa critical jurnal revew ini masih jauh dari kata sempurna
karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala
kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam critical jurnal revew yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan,
September 2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ........................................................................
BAB II
A. PEMBAHASAN ................................................................................................
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
A. Kelebihan Jurnal ................................................................................................
B. Kekurangan Jurnal ............................................................................................
BAB IV
A. ANALISIS ...........................................................................................................
BAB V
A. Saran ....................................................................................................................
B. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Critical jurnal revew yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan
dari perbandingan yang akan kami lakukan pada dua jurnal yang sudah ditentukan
dengan judul penggunaan computer sebagai media pembelajaran di perguruan
tinggi dan komersialisasi pendidikan di Indonesia: suatu tinjauan dari aspek
politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan kami akan menyertakan ringkasan dari
masing-masing jurnal, dimana jurnal pertama dan kedua memiliki judul yang
berbeda.
Dalam critical jurnal review ini, kami akan memaparkan masalah tersebut
lewat pembahasan berikut. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi penyusun khususnya.
A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical
jurnal review ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara
mendalam mengenai kedua jurnal tersebut.
A. Latar Belakang
Salah satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang
sesuatu hal. Rasa ingin tahu ini tidak terbatas yang ada pada dirinya, juga ingin
tahu tentang lingkungan sekitar, bahkan sekarang ini rasa ingin tahu berkembang
ke arah dunia luar. Rasa ingin tahu ini tidak dibatasi oleh peradaban. Semua umat
manusia di dunia ini punya rasa ingin tahu walaupun variasinya berbeda-beda.
Orang yang tinggal di tempat peradaban yang masih terbelakang, punya rasa ingin
yang berbeda dibandingkan dengan orang yang tinggal di tempat yang sudah maju
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar di dalam kelas dipengaruhi
langsung oleh guru yang mengajar. Dengan menggunakan strategi, pendekatan
dan metode yang tepat dan sesuai dengan keadaan kelas akan sangat membantu
guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang ingin di sajikan dan murid
juga akan sangat mudah memahami materi tersebut. Di dalam bab
pembahasan akan dijelaskan beberapa strategi, pendekatan, dan metode pada
pembelajaran IPA yang dapat digunakan dalam menjelaskan materi ataupun
konsep-konsep IPA di SD. Perlu diketahui bahwa tidak ada metode yang dapat
diserap 100% oleh siswa, namun dengan menggunakan metode yang tepat akan
sangat membantu siwa dalam mencapai tujuan belajarnya dengan optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dan tujuan pembelajaran IPA
2. Bagaimanakah strategi dan metode pada pembelajaran IPA
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat menjelaskan hakikat dan tujuan pembelajaran IPA
2. Dapat menjelaskan strategi dan metode pada pembelajaran IPA di SD
B. TUJUAN & MANFAAT PEMBELAJARAN IPA
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik,
2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan
perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya
(Hisyam Zaini, 2004: 4).
Berdasar beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah
suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat
siswa belajar, pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah
mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar
siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah
antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abdullah, 1998: 18). IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri
Sulistyorini, 2007: 39).
Menurut Iskandar IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang
terjadi alam (Iskandar, 2001: 2). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA
sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu
siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam
Suyitno, 2002: 7).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran IPA
adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.

Adapun tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:


1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi
dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke bidang pengajaran
lain.
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk
dipelajari (Sri Sulistiyorini, 2007: 40)
Adapun tujuan pembelajaran Sains di sekolah dasar berdasarkan kurikulum 2004
yaitu:
1) menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep Sains yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari,
2) menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi,
3) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan,
4) ikut serta dalam memelihara, manjaga, dan melestarikan lingkungan alam,
5) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, dan menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan (Depdiknas, 2003: 27).
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan
IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan
keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan
kekuasaan Pencipta-Nya.

Adapun Manfaat Pembelajaran IPA di SD/MI bermanfaat :

1. Menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam.


2. Memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam
4. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide mengenai lingkungan alam
disekitar.
5. Konsep yang ada dalam Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk menjelaskan berbagai
peristiwa-peristiwa alam dan menemukan cara untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
6. Membangun rasa cinta terhadap alam yang telah di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT IPA
1. Pengertian IPA
Secara umum istilah sains (science) diartikan sebagai ilmu atau ilmu
pengetahuan . Istilah ‘science’ yang berasal dari scio, scire (bahasa latin) yang
berarti tahu. Begitupun juga ilmu berasal dari kata ‘alima’ (bahasa arab) yang
juga berarti tahu. Jadi, baik ilmu maupun science secara etimologis berarti
pengetahuan. Dalam arti sempit Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciensces (ilmu fisik) dan life
sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu ilmu
astronomi, kimia, geologi, mineralogy, meteorology, dan fisika. Sedangkan, life
sciences meliputi anatomi, fisiologi, zoology, citologi, embriologi, mikrobiologi.
IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan seisinya yang penuh dengan
rahasia yang tak habis habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itusatu
persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya. Jangkauan sains
semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun
dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit,sehingga semboyan “sains
hari ini adalah teknologi hari esok” merupakan semboyan yang berkali-kali
dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini sains dan teknologi manunggal menjadi
budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer),
ibarat mata uang, yaitu satu sisinyamengandung hakikat sains (the nature of
scince) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh powler (dalam wina-putra,
1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang
berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.
James, 1997 (Samatowa, 2006: 1) mendefinisikan Sains sebagai suatu deretan
konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan yang
tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati
dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Kemudian Whitehead, 1999 (Samatowa,
2006: 1) menyatakan bahwa Sains dibentuk karena pertemuan dua orde
pengalaman.
Hampir setengah abad yang lalu, Vessel (1965: 2) memberikan jawaban yang
sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientists do”. Sains adalah
apa yang dikerjakan para ahli Sains (saintis). Setiap penemuan setiap aspek dari
lingkungan sekitar, yang menjadikan seseorang dapat mengukurnya sebaik
mungkin, mengumpul dan menilai data dari hasil penelitiannya dengan hati-hati
dan terbuka. Pada bagian lain, Vessel (1965: 3) mengemukakan bahwa “science is
an intellectual search involving inquiri, rational trough, and generalization”. Hal
itu mencakup tehnik Sains yang sering disebut sebagai proses Sains. Sedangkan
hasilnya yang berupa fakta-fakta dan prinsip biasa disebut dengan produk Sains.
Pengertian lain yang juga sangat singkat tetapi bermakna adalah “science is an
away of knowing” (Trowbridge & Baybee, 1990: 48) frase ini mengandung ide
bahwa Sains adalah proses yang sedang berlangsung dengan fokus pada
pengembangan dan pengorganisasian pengetahuan. Oleh sebab itu Sains juga
dapat dipandang dari berbagai segi, 3 (tiga) diantaranya menurut Abruscato (1992:
6) adalah :
Science is the name we give to group of processes through which we can
systematically gather information about the natural world. Science is also the
knowledge gathered throughthe use of such as processes. Finally, science is
characterized by those values and atituted prosessed by people who use
scientific processes to gather knowledge.
Secara umum petikan di atas memberikan pengertian (1) Sains adalah
sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik tentang
dunia sekitar, (2) Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses
kegiatan tertentu, dan (3) Sains dicirikan oleh nilai-nilai dan sikap para ilmuwan
menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain,
Sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh
pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut.

a. IPA sebagai Metode Khusus


Metode khusus yang dimaksud merupakan langkah-langkah seorang
ilmuwan dalam memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh
berdasarkan gejala-gejala alam. Pengetahuan berupa teori yang diperoleh melalui
hasil perhitungan atau pemikiran tidak akan bertahan kalau tidak sesuai dengan
hasil observasi, sehingga suatu teori tidak dapat berdiri sendiri. Teori selalu
didasari oleh hasil pengamatan.
Planet Neptunus tidak akan dapat ditemukan secara teoritis jika sebelumnya tidak
ada pengamatan yang menyaksikan suatu keanehan dalam lintasan planet lainya.
Atau dapat dikatakan bahwa Planet Neptunus tidak ditemukan berdasarkan hasil
observasi melainkan melalui perhitungan-perhitungan .
Demikian halnya dengan pembuktian teori Einstein yang secara ekperimental
tidak dilakukan oleh Einstein.
b. IPA sebagai Metode Ilmiah
Jika IPA merupakan suatu jenis pengetahuan teoritis yang diperoleh
dengan cara yang khusus, maka cara tersebut dapat berupa observasi,
eksperimentasi, pengambilan kesimpulan, pembentukan teori, observasi dan
seterusnya. Cara yang demikian ini dikenal dengan metode ilmiah (scientific
method)
2. Karakteristik IPA
IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya.
Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah
merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara
satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta
dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali
dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93).
Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini.
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi
oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang
dilakukan terdahulu oleh penemunya.
Contoh : nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. Artinya benda
yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah
tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak
dapat dikembalikan ke sifat semula.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis.
Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang
satu dengan cara yang lain
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.
Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi
lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan,
penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan,
pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan.
Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
3. Kedudukan IPA sebagai proses, produk, dan sikap Ilmiah
A. Ipa sebagai proses
Mari kita telusuri materi kajian IPA sebagai proses dari sajian berikut ini.
IPA sebagai proses mengandung pengertian cara berpikir dan bertindak untuk
menghadapi atau merespons masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, IPA
sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil
(produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-
proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut
sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah.
Sejumlah proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari
pengetahuan dan kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai
keterampilan proses IPA. Iskandar (1997:5) mengartikan keterampilan proses
IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan. Ditinjau dari
tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan
menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan:
 Proses Dasar (Basic Skills) dan
 Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills)
(Moejiono dan Dimyati, 1992:16).
1. Proses Dasar
Keterampilan-keterampilan proses dasar menjadi dasar untuk keterampilan-
keterampilan proses terintegrasi yang lebih kompleks.
Contoh : seseorang untuk dapat menabulasikan data (jenis keterampilan proses
terintegrasi) maka orang tersebut harus memiliki keterampilan mengukur (jenis
keterampilan proses dasar).
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses dan Pengertiannya
a). Mengamati
Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat indera.
Pada tahap pengamatan orang hanya mengatakan kejadian yang mereka lihat,
dengar, raba, rasa, dan cium. Pada tahap ini seseorang belajar mengumpulkan
petunjuk. Kegiatan inilah yang membedakan antara pengamatan dengan
penarikan kesimpulan atau pengajuan pendapat.
Contoh : merasakan air gula, meraba permukaan daun, mendengarkan bunyi
dari dawai yang dipetik, mengamati daur air, mencium bau tape.
Hasil dari pengamatan ini disebut fakta. Pengamatan dapat bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Pengamatan kualitatif terjadi apabila pelaksanaan pengamatan hanya
menggunakan pancaindera dalam rangka untuk memperoleh informasi.
Pengamatan kuantitatif terjadi manakala dalam pelaksanaannya selain
menggunakan pancaindera juga menggunakan peralatan lain yang memberikan
informasi khusus dan tepat.
b). Menggolongkan/Mengklasifikasi
Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek dan/atau peristiwa
berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga diperoleh kelompok sejenis
dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. Dua hal penting yang perlu dicermati
dalam mengembangkan keterampilan mengklasifikasi adalah: kegiatan
menghimpun hasil pengamatan dan menyajikan dalam bentuk tabel hasil
pengamatan, dan kegiatan memilah hasil pengamatan sesuai sifat khusus yang
dimiliki oleh obyek dan/atau peristiwa serta menyajikannya dalam tabel
klasifikasi atau penggolongan atau pengelompokan.
c). Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur dengan
satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kegiatan
mengukur diperlukan bantuan alat-alat ukur yang sesuai dengan benda yang
diukur.
Contoh : mengukur panjang, lebar, tinggi almari dengan menggunakan alat ukur
panjang yang sesuai yaitu meteran gulung (roll meter), bukan menggunakan
penggaris plastik. Hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan menggunakan
alat ukur adalah:
 cara menggunakan alat ukur,
 kapasitas maksimal alat ukur, dan
 nilai skala alat ukur.
Kesalahan dalam cara menggunakan alat ukur tertentu dapat menimbulkan
kecelakaan kerja.
d). Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan perolehan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, dan/atau
audio visual. Cara-cara komunikasi yang sering digunakan dalam ilmu
pengetahuan selain dengan bahasa tulis maupun lisan adalah melalui sajian bentuk
grafik, tabel, gambar, bagan, simbol/lambang, persamaan matematika.
Contoh : mempresentasikan hasil pengamatan, membuat laporan penyelidikan,
membacakan peta dan yang lainnya.

e). Menginterpretasi Data


Menginterpretasi adalah memberi makna pada data yang diperoleh dari
pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan. Menginterpretasi
berarti memberi arti/makna, misal: mengartikan tabel data, mengartikan grafik
data. Menginterpretasi juga diartikan menduga dengan pasti sesuatu yang
tersembunyi dibalik fakta yang teramati.
f). Memprediksi
Memprediksi ialah menduga sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola
peristiwa atau fakta yang sudah terjadi. Prediksi biasanya dibuat dengan cara
mengenal kesamaan dari hasil berdasarkan pada pengetahuan yang sudah ada,
mengenal bagaimana kebiasaan terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pola
kecenderungan..
Prediksi berkaitan erat dengan:
 observasi,
 klasifikasi, dan
 penarikan kesimpulan.
Prediksi didasarkan pada observasi yang seksama dan penarikan
kesimpulan yang sahih mengenai hubungan antara peristiwa-peristiwa yang
diobservasi. Sejumlah kemampuan yang tercakup dan mendukung keterampilan
memprediksi yaitu mengantisipasi berdasarkan kecenderungan, mengantisipasi
berdasarkan pola, dan mengantisipasi berdasarkan hubungan antara data atau
informasi.
g). Menggunakan Alat
Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat
untuk kegiatan pengujian atau kegiatan percobaan/eksperimen.
h). Melakukan Percobaan
Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian
terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan
sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
i). Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah keterampilan memutuskan keadaan suatu objek
berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui.
B. Ipa sebagai produk
Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan
analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Produk IPA
yang disebut istilah adalah sebutan, simbol atau nama dari benda-benda dan
gejala-gejala alam, orang, tempat.
Contoh:
1. malaria (sebutan),
2. lamda (simbol untuk panjang gelombang),
3. matahari (nama benda),
4. angin puting beliung (gejala alam),
5. Newton (nama orang),
6. Galapagos (nama tempat).
Iskandar (1997: 3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-
pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-
peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
Sementara itu Susanto (1991: 3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang
sifat-sifat suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu
benda atau kejadian. Sifat yang dimaksud dapat berupa wujud, bentuk, bangun,
ukuran, warna, bau, rasa dan yang lainnya.
Contoh:
o fakta mengenai sifat: air jeruk rasanya asam.
o fakta mengenai waktu: Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945.
o fakta mengenai tempat: Ujung Kulon (tempat suaka badak bercula satu)
o fakta mengenai orang: Mukibat (adalah orang Indonesia penemu teknik
menyambung singkong).
Susanto (1990/1991: 3 Konsep dapat diartikan dari beberapa tinjauan.)
mengartikan konsep dari berbagai sudut pandang:
 konsep dapat merupakan istilah yang sudah diberi makna khusus,
 konsep dapat merupakan penjelasan tentang ciri-ciri khusus dari sekelompok
benda, gejala, atau kejadian, atau penjelasan tentang ciri-ciri utama untuk
mengklasifikasikan atau mengkategorikan sekelompok benda atau kejadian.
Sedangkan Iskandar (1997:3) mengartikan ”konsep IPA adalah suatu ide yang
mempersatukan fakta-fakta IPA”.
Jadi konsep merupakan hubungan antara fakta-fakta yang memang
berhubungan.
Contoh:
1) Konsep merupakan istilah yang diberi makna khusus:
o Gerhana adalah istilah, tetapi jika gerhana tersebut diberi makna khusus menjadi
sebuah konsep tentang gerhana. Makna khusus yang dimaksud adalah Gerhana
adalah peristiwa alam terhalangnya cahaya sampai ke bumi.
2) Konsep yang merupakan penjelasan ciri-ciri khusus dari sekelompok
benda:
Konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol,
bensin, spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai
bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat
mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat
dimampatkan.
3) Konsep yang merupakan hubungan antara fakta-fakta, yaitu konsep bunyi.
Fakta-fakta yang berhubungan misalnya:
 gong dipukul bergetar menghasilkan bunyi,
 dawai gitar dipetik bergetar menghasilkan bunyi,
 kaleng dipukul bergetar menghasilkan bunyi, terompet ditiup membrannya
bergetar menghasilkan bunyi dan fakta yang lainnya.
Fakta-fakta tersebut berhubungan dalam hal benda yang bergetar-
menghasilkan bunyi. Dari fakta-fakta yang berhubungan ini dibuatlah
konsep”bunyi” sebagai ”bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari getaran
suatu benda”.
Contoh prinsip dalam IPA:
Semua benda dipanaskan mengalami kenaikan suhu.
Prinsip tersebut menghubungkan konsep-konsep benda, pemanasan, suhu.
Prinsip ini dibangun melalui berpikir analitik, sebab merupakan generalisasi
induktif yang ditarik dari beberapa fakta.
Bersifat tentatif karena prinsip sewaktu-waktu dapat berubah jika observasi baru
dilakukan menghasilkan hal baru. Para ilmuwan mengatakan bahwa prinsip
merupakan deskripsi yang paling tepat tentang obyek atau kejadian/fenomena.
Dalam IPA prinsip dapat berupa hipotesis, teori atau hukum.
Produk dalam IPA dapat berupa prosedur. Prosedur diartikan sebagai
“langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu proses, atau suatu
kerja” (Susanto,1991: 4). Contoh prosedur:
 Prosedur kerja generator pembangkit listrik
 Prosedur fotositesis
 Proses terjadinya angin
 Proses fermentasi alkohol
C. Ipa Sebagai sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan
oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997:
11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
1) Obyektif terhadap fakta
Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan
senang atau tidak senang.
Contoh : Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034
m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
mendukung
kesimpulan itu.
Contoh : Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung
mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan
semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat
mendukung kesimpulan tersebut.
3) Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara
itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan
tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
4) Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. Contoh : tinggi batang
kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari
tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A
terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan
fakta.
5) Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk
cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu
bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak
cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh
kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
6) Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi
seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu
merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.
Contoh : Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh,
tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras
mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon
tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun
sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
BAB III
A. Kelebihan metode ini adalah :
 Merupakan metode yang murah dan mudah
 Dapat menyajikan materi yang pelajaran yang luas
 Dapat mengontrol keadaan kelas
 Dapat diikuti jumlah siswa yang besar
 Dapat menyelesaikan materi pelajaran dengan cepat.
B. Kelemahan metode ini adalah :
 Materi yang dikuasai siswa akan terbatas pada apa yang dikuasai guru
 Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, maka siswa akan
merasa bosan
 Guru sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti tentang materi yang
sudah dijelaskan oleh guru
 Cenderung membuat siswa pasif.
BAB IV
ANALISIS
Pendekatan keterampilan proses adalah

pendekatan pembelajaran
yang mengarah pada pengembangan kemampuan dasar untuk
menemukan
fakta dan konsep ataupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses
belajar mengajar yang telah
mengaktifkan mahasiswa sehingga mampu
menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu
.
Berdasarkan hasil pretest
sebanyak 18 orang (69%) mahasiswa masih berada pada kategori
“kurang”
atau belum mencapai ketuntasan belajar minimal, dan 8 orang (31%)
mahasiswa
berada pada kategori “cukup”. Selanjutnya dilaksanakan
pembelajaran IPA dengan pendekatan keterampilan proses, dan
dilakukan
observasi aktifitas mahasiswa dan diperoleh hasil, bahwa dari 8 aktifitas
keterampilan proses yang mendominasi aktifitas mahasiswa
selama proses
pembelajaran adalah aktifitas mengamati (63,5%) dan menggunakan alat
dan bahan (65,4%). Selanjutnya aktifitas merencanakan penelitian
(44,2%)
dan mengomunikasikan hasil penelitian (44,2%) berada pada tingkat 3
dan
4 teratas. Aktifitas lainnya
hanya berkisar 7% s/d 25 % dari jumlah
mahasiswa
BAB V
A. SARAN

Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus
memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik
bagi siswa dan tidak membosankan. Setelah membaca makalah ini, disarankan
kita dapat menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan
kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal
B. KESIMPULAN
1. Secara umum pengertian Sains adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan
informasi secara sistematik tentang dunia sekitar. Secara khususnya Sains adalah
proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan
sikap terhadap proses kegiatan tersebut.
2. Karakteristik IPA meliputi: 1) IPA mempunyai nilai ilmiah, 2) IPA merupakan
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, 3) IPA merupakan
pengetahuan Teoritis, 4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling
berkaitan, dan 5) IPA meliputi empat unsure yaitu produk, proses, aplikasi, dan
sikap.
3. Kedudukan IPA sebagai poses, produk, dan sikap ilmiah
4. Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah bertujuan agar siswa mampu menguasai
konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari
kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya
5. Pendekatan pembelajaran IPA meliputi; Pendekatan ekspositori,iquiry, proses,
konsep, STM, Faktual.
6. Setrategi pembeljaran IPA meliputi; strategi pembelajaran langsung, strategi
pembelajaran tidak langsung, strategi pembeljaran interaktif,strategi pembelajan
empiric, dan strategi pembelajran mandiri.
7. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan strategi
belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Amadi, Lif Khoiru dkk.2011.Strategi Pembelajaran.Jakarta:PT Prestasi


Pustakaraya
Darmadjo, dan Jenry kaligis.1992.Pendidikan IPA II.Medan:DEPDIKBUD
Iskandar, Srini M. 1996.Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam.Medan:DEPDIKBUD
Rulyanda, Dodi.”hakikat dan tujuan pembelajaran di SD” 19 september 2015.
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/08/hakikat-dan-tujuan-
pembelajaran-ipa.html
http://gurudesaku.blogspot.com
http://majalahsiantar.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai