Etnobotani
Pertukaran studi kasus, analisis dan gagasan antar ahli etnobotani dan ilmu terkait
lainnya Mempromosikan standar dan level pendidikan terkait etnobiologi
Meningkatkan kepedulian terhadap nilai etnobotani Mempromosikan dan mendorong
kegiatan riset etnobotani lebih lanjut Meningkatkan daya analisis, termasuk statistik
dan molekuler didalamnya Meningkatkan dan mempertajam elemen-elemen hardcore
yang menunjang etnobotani, seperti fitokimia.
b. Etnofarmakologi
Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan tanaman yang
memiliki efek farmakologi yang memiliki hubungan dengan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan oleh masyarakat sekitar (suku). Kajian etnofarmakologi
adalah kajian tentang penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai obat atau ramuan
yang diolah oleh penduduk sekitar dan digunakan sebagai pengobatan (Hadju, V. et,
al 2016).
Tumbuhan obat tradisional adalah suatu bahan atau ramuan bahan alam dalam hal ini
tumbuhan yang telah diketahui dan digunakan secara turun temurun dalam
pengobatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman.
d. Etnofarmasetika
Etnofarmasetika adalah pengetahuan etnis tentang bagaimana masyarakat tradisional
mempersiapkan obat dari bahan alam untuk keperluan pengobatan. Dalam
etnofarmasetika ini juga tercakup teknik-teknik pembuatan sediaan obat yang
digunakan untuk pengobatan jangka panjang maupun untuk keperluan satu kali
penggunaan. Etnofarmasetika yang dikenal umumnya berupa sediaan obat minum
yang berbentuk jamu godogan, dan sediaan obat luar dalam bentuk param kocok,
bedak, atau tapel. Sediaan etnofarmasetika obat minum umumnya disiapkan dalam
bentuk godogan yang hingga sekarang masih eksis dan dikenal dengan sebutan jamu
gendong. sediaan etnofarmasetika obat luar yang berupa param kocok biasanya
dibuat dengan cara menumbuk bahan dengan sejumlah air, kemudian dimasukkan ke
dalam botol dan digunakan dengan cara dibalurkan. Bedak dsiapkan dengan cara
menumbuk halus bahan-bahan kering dan dicampur homogen, bila perlu disaring
dengan kain. Sedangkan tapel disiapkan dengan cara menumbuk halus bahan,
dicampur dengan air, dibuat pasta, dibentuk menjadi tapel dan dikeringkan
(Moektiwardoyo, 2014: 14-16).
e. Antropologi medical
Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial
budaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari “kesehatan” dan kesehatan yang dilihat
dari segi0segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masig dan interaksi
antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individu
maupun tingkat keelopok sosial keseluruhan.