Anda di halaman 1dari 5

a.

Etnobotani
Pertukaran studi kasus, analisis dan gagasan antar ahli etnobotani dan ilmu terkait
lainnya Mempromosikan standar dan level pendidikan terkait etnobiologi
Meningkatkan kepedulian terhadap nilai etnobotani Mempromosikan dan mendorong
kegiatan riset etnobotani lebih lanjut Meningkatkan daya analisis, termasuk statistik
dan molekuler didalamnya Meningkatkan dan mempertajam elemen-elemen hardcore
yang menunjang etnobotani, seperti fitokimia.

Aspek- aspek yang penting dalam kajian etnobotani sebagai berikut :


 Harus dapat mengidentifikasi nilai penting/ hakiki tumbuhan
 Mampu menjawab bagaimana masyarakat lokal mengkategorikan tetumbuhan,
mengidentifikasi dan mengkaitan keragaman diantaranya
 Mampu memeriksa tentang bagaimana sebuah persepsi mempengaruhi dan
membantu masyarakat terkait hal-hal yang khas seperti struktur vegetasi
lingkungan sekitar (misalnya manajemen kebun rumah).

Apa saja peran etnobotani :


 Konservasi tumbuhan, meliputi juga konservasi berbagai varietas tanaman
pertanian dan perkebunan dalam kantung kantung sistem pertanian tradisional di
negara tropik, serta konservasi sumberdaya hayati lainnya
 Inventori botanik dan penilaian status konservasi jenis tumbuhan
 Menjamin keberlanjutan persediaan makanan, termasuk juga didalamnya
sumberdaya hutan non-kayu
 Meningkatkan kemakmuran dan daya tahan masyarakat lokal sebagai bagian dari
masyarakat dunia
 Mengidentifikasi dan menilai potensi ekonomi tanaman dan produk-produk
turunannya untuk berbagai manfaat
 Berperan dalam penemuan obat-obatan baru
 Berperan dalam penemuan bahan-bahan akrab lingkungan
 Berperan dalam perencanaan lingkungan yang berkelanjutan
 Berperan dalam meningkatkan daya saing daerah dalam
 bidang pariwisata karena mampu menjamin autentisitas/ keaslian dan keunikan
objek dan daerah tujuan wisata
 Berperan dalam menciptakan ketentraman hidup secara spiritual
Menurut (Purwanto, 1999) Sebutkan dua keuntungan yaitu :
1. Keuntungan ekonomi ditunjukkan oleh peran penelitian etnobotani masa kini
yang dapat mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang memiliki potensi
ekonomi.
2. Keuntungan lainnya adalah pengungkapan sistem pengelolaan sumberdaya
alam Iingkungan secara tradisional mempunyai andil yang penting dalam
program konservasi

Pengertian tumbuhan obat


Tumbuhan obat adalah pengungkapan sistem pengelolaan sumber daya alam
Iingkungan secara tradisional mempunyai andil yang penting dalam program
konservasi.

Bagaimana pemanfaatan obat dan penggunaan tumbuhan obat berkhasiat obat


Pemanfaatan tumbuhan obat berkhasiat obat agar dapat mengatasi berbagai jenis
penyakit secara efektif, disamping itu perlu juga diketahui efektifitas pemanfaatan
tumbuhan berakhiat obat tergantung pula introduksi, pengambilan/sterilisasi,
persiapan dan pengeringan serta formulasi resep (Wijayakusuma, 2001).

b. Etnofarmakologi
Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan tanaman yang
memiliki efek farmakologi yang memiliki hubungan dengan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan oleh masyarakat sekitar (suku). Kajian etnofarmakologi
adalah kajian tentang penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai obat atau ramuan
yang diolah oleh penduduk sekitar dan digunakan sebagai pengobatan (Hadju, V. et,
al 2016).

Tumbuhan obat tradisional adalah suatu bahan atau ramuan bahan alam dalam hal ini
tumbuhan yang telah diketahui dan digunakan secara turun temurun dalam
pengobatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman.

etnofarmakologi meliputi wawancara terhadap penyembuh, menginterpretasikan


terminologi tradisional kedalam pendampingan modern, menguji pasien yang
mengkonsumsi herbal penyembuh, dan mengidentifikasi penyakit dimana herbal
penyembuh tersebut digunakan (Saroya, 2011: 26-28).
.
c. Etnofarmasi
etnofarmasi adalah bagian dari ilmu farmasi yang mempelajari penggunaan obat dan
cara pengobatan yang dilakukan oleh etnik dan suku bangsa tertentu. Etnofarmasi
akan terkait dengan pengetahuan pengetahuan pendukung seperti etnobotani,
etnozoologi, etnofarmakologi, etnofarmakognosi, etnofarmasetika, dan antropologi
medik (Moektiwardoyo, 2014: 13).
Dalam penelitian etnofarmasi, yang menjadi objek utama penelitian adalah sebuah
komunitas yang terisolasi untuk menemukan kembali resep tradisional komunitas
tersebut dan mencoba melakukan evaluasi secara biologis maupun kultural (Pieroni
et al., 2002: 218).

d. Etnofarmasetika
Etnofarmasetika adalah pengetahuan etnis tentang bagaimana masyarakat tradisional
mempersiapkan obat dari bahan alam untuk keperluan pengobatan. Dalam
etnofarmasetika ini juga tercakup teknik-teknik pembuatan sediaan obat yang
digunakan untuk pengobatan jangka panjang maupun untuk keperluan satu kali
penggunaan. Etnofarmasetika yang dikenal umumnya berupa sediaan obat minum
yang berbentuk jamu godogan, dan sediaan obat luar dalam bentuk param kocok,
bedak, atau tapel. Sediaan etnofarmasetika obat minum umumnya disiapkan dalam
bentuk godogan yang hingga sekarang masih eksis dan dikenal dengan sebutan jamu
gendong. sediaan etnofarmasetika obat luar yang berupa param kocok biasanya
dibuat dengan cara menumbuk bahan dengan sejumlah air, kemudian dimasukkan ke
dalam botol dan digunakan dengan cara dibalurkan. Bedak dsiapkan dengan cara
menumbuk halus bahan-bahan kering dan dicampur homogen, bila perlu disaring
dengan kain. Sedangkan tapel disiapkan dengan cara menumbuk halus bahan,
dicampur dengan air, dibuat pasta, dibentuk menjadi tapel dan dikeringkan
(Moektiwardoyo, 2014: 14-16).

e. Antropologi medical
Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial
budaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari “kesehatan” dan kesehatan yang dilihat
dari segi0segi fisik, jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masig dan interaksi
antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individu
maupun tingkat keelopok sosial keseluruhan.

Antropolog menyimpulkan bahwa ada dua penyebab saikit yaitu :


1. secara personalistik (secara personal)
secara personalistik adalah dimana penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari
suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supanatural (mahluk gaib atau
dewa), mahluk yang bukan manusia (seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat.)
maupun mahluk manusia (tukkang sihir attau tukang tenung). Orang yang sakit adalah
korbanya, objek dari agresi atau hukuman yang ditunjukan khusus kepadanya untuk
alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja.
Kepercayaan tentang kausalitas penyakit yang bersifat personalistik menonjol dalam
data-data medis dan kesehatan yang tercatat dalam etnografi klasik tentang
masyarakat-masyarakat “primitif” (masyarakat yanng belum berkembang). Hal ini
termasuk kelompok-kelompok seperti penduduk-penduduk pribumi. Sebagian besar
dari kelompok ini (pada mulanya) relatif kecil, terisolir, buta askara, dan kurang
kontak dengan peradaban tinggi.
2. Secara naturalistik
Secara naturalistik penyakit dijelaskan dengan istilah sistemik yang bukan pribadi.
Sistem-sistem neuralistik diatas segalanya mengakui adanya suatu model
keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh, seperti panas,
dingin, cairan tubuh (humor atau dosha), yin dan yang berada dalam keadaan
seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamia dan lingkungan
sosialnya.
Daftar Pustaka

Erson. ( 2005). Antropologi kesehatan, UGM press


Erson . (2005). Sosiologi kesehatan, UGM press
Foster Dan anderson. ( 2005). antropologi kesehatan, edt.
Moektiwardoyo, M. , Muchtaridi, M dan Eli, H. (2014). Chemical Composition
And Locomotor Activity Of Andaliman Fruits (Zanthoxylum Acanthopodium
Dc.) Essential Oil On Mice. Int J Pharm Pharm Sci 6(2): 547-550.
Pieroni, A., Quave, C., Nebel, S., Henrich, M. (2002). Ethnopharmacy Of The
Ethnic Albanians (Arbereshe) of Northern Basilicata. Italy. Fitoterapia,
72:217-241
Saifudin achmad. (2005). antropologi kontemporer, suatu pengantar kritis
mengenai paradigma, prenada media jakarta

Anda mungkin juga menyukai