Anda di halaman 1dari 12

Kegiatan Belajar 2

Metode Pemilihan Proyek

ebelum pembahasan sampai pada NPV terlebih dahulu akan dijelaskan


S beberapa metode untuk mcnilai ke lay akan suatu usulan proyek. Dengan
lujuan untuk membuat perbandingan dengan metode-metode lain, dalam
rangka untuk nielihat keunggulan dari NPV itu sendiri.
Apabila kita telah mengumpulkan informasi yang diperlukan. kita
sekarang dapat menilai atau mengevaluasi layak tidaknya suatu usulan
proyek. Karena pengkajian ini hanya membahas berbagai konsep dasar dari
pengujian usulan proyek. kita menganggap bahwa risiko atau kualitas semua
usulan investasi tidaklah berbeda dengan risiko perusahaan saat ini. Dengan
demikian. penerimaan suatu proyek investasi baru tidak akan mengubah
risiko total perusahaan.
Pada pengkajian ini akan dibicarakan 5 (lima) pendekatan untuk
menentukan layak tidaknya suatu usulan investasi tersebut. Pendekatan atau
metode-metode tersebut adalah :
1. Metode Average rate of returns,
2. Metode Payback,
3. Metode Internal Rate of Return,
4. Metode Profitability Index,
5. Metode Net Present Value.

A. METODE A VERAGE RA TE OF RETURN

Metode ini mengukur perbandingan (rasio) antara rata-rata keuntungan


setelah pajak dengan rata-rata investasi. Dengan formula: Kesederhanaan
metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan dari data akuntansi yang
tersedia. Halnya kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga tertentu.
diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut. Kelemahan utama dari
metode ini adalah keuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkan
laporan akuntansi. dan bukannya mendasarkan diri atas aliran kas. dan tidak
memperhatikan nilai waktu uang (time value of money), sedangkan NPV
sangat memperhatikan sekali konsep nilai waktu uang ini.
B. METODE PA YBACK PERIOD

Periode “Payback” menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun)


suatu investasi akan bisa kcmbali. Periode “payback” menunjukkan
perbandingan antara “initial invesment" dengan aliran kas tahun an. Dengan
minus umum scbagai berikut: Apabila periode "payback" kurang dari suatu
periode yang tclah ditcntukan, proyek terscbut diterima, apabila tidak. proyek
tersebut ditolak. Kelemahan utama dari metode “payback” ini adalah tidak
memperhatikan aliran kas masuk setelah periode payback, sedangkan dengan
NPV masih diperhatikannya aliran kas masuk sampai selesainya waktu
periode proyek. Metode payback ini banyak digunakan untuk melengkapi
metode lain.
Payback period adalah metode yang digunakan untuk mcngukur
seberapa lama cash inflows dapat menutup biaya investasi awal. Dalam hal
ini, payback period untuk investasi nierupakan Iamanya waktu (periode
investasi) yang dibutuhkan oleh net cashflows untuk menutup jumlah biaya
investasi yang ditanamkan pada awal investasi.
Metode ini sangat sederhana, karena tidak mempertimbangkan time
value of money. Pada metode ini, dasar penentuan kelayakan investasi
semata-mata membandingkan net cash inflows nominal dengan biaya
investasi awal. Jika cash inflows nominal konstan sepanjang periode
investasi, maka payback periode-nya dapat dihitung dengan rumus:

paybackperiod =
CIF

paybackperiod =-^—
CIF
di mana:
CIF = net cash inflows (konstan)
I() = biaya investasi awal

Contoh:
Misalkan Pemda DKI akan niemutuskan 2 proyek (Proyek A dan Proyek
B) yang terbaik untuk dijalankan. Kcdua proyek memiliki biaya investasi
awal yang sama, yaitu $ 1 juta. Tetapi cash inflows yang diharapkan untuk
Proyek A adalah $ 250.000 konstan setiap tahun, dan Proyek B $ 500.000
konstan setiap tahun. Diasumsikan kedua proyek memiliki periode investasi
5 tahun. Dari anggaran modal ini, kita dapat menghitung payback period
kcdua proyek tcrscbut

Payback period proyek B=


$500000
Bcrdasarkan perhitungan di atas, Proyek B jelas lebih baik dari Proyek A,
karcna payback period Proyek B lebih cepat dari payback period Proyek A.
Jika cash inflows suatu proyek tidak konstan, maka payback period proyek
tersebut dapat dihitung dengan mengakumulasikan cash inflows setiap tahun
dan mencari periode di mana investasi awal sudah tertutupi.

Contoh:
Misalkan pada contoh sebelumnya cash inflows Proyek A bervariasi dari
tahun pertama hingga tahun kelima secara berturut-turut: $ 250.000, S
300.000. $ 350.000, $300,000 dan $ 450.000. Untuk Proyek B berturut-turut:
$ 500.000, $ 250.000. $ 300.000, $ 350.000, dan $ 450.000. Payback period
kedua proyek adalah:

$ 1 juta (Biaya investasi awal) $ 100.000


$ 100.000/($ 1,2 juta-900.000) x 12 bulan = 4 bulan
Payback period Proyek A = 3 tahun + 4 bulan.

Proyek B
Cash inflows
$500,000 $750,000 $ 1.050.000 $ 1,4juta $ 1,85 juta
J__________ 2_________ 3________ 4_________ 5
$ 1 juta (Biaya investasi awal) $ 250.000
$ 250.000/(31,050 juta-750.000) x 12 bulan = 10 bulan

Payback period Proyek B adalah 2 tahun + 10 bulan.


Kesimpulan: Proyek B lebih baik dari Proyek A.

Discounted payback period adalah metode payback period yang


didiskontokan pada discount rate tertentu. Metode ini dihitung pada basis the
time value of money. Oleh karcna itu, mctodc ini mcnilai pada periode berapa
lama biaya investasi awal dapat ditutupi oleh present value dari cash inflows.
Scbagainiana sudah dijclaskan pada SAP sebelumnya, present value cash
inflows adalah discounted cash inflows, atau:
C/Ft
PVCIF =£
(1 +r)'

Contoh:
Dengan mcndiskontokokan masing-masing cash flow per tahun dcngan 10%
diperoleh nilai PV Proyek A dan Proyek B setiap tahun sebagai berikut:

Tahun Proyek A Proyek B


0 -750 -750
1 200 350
2 300 350
3 4(X) 350
4 500 350

Dengan mendiskontokokan masing-masing cash flow per tahun dengan 10%


diperoleh nilai PV Proyek A dan Proyek B setiap tahun sebagai berikut:
Dengan cara mengakumulasikan cash inflows masing-masing proyek, maka:
Discounted Payback period Proyek A = 3 tahun + $3,14/ ($341,500-300.524)
x 12 bulan = 3 tahun-H 19.723/341.51 )x 12
= 3 tahun + 6,9 bulan.
Discounted Payback period Proyek B = 2 tahun +$142.575/$262.96
x 12 bulan
= 2 tahun + 6,5 bulan.
Kesinipulan: Proyek B lebih baik dari Proyek A!

C. METODE INTERNAL RA TE OF RETURN

Mctode ini untuk membuat pcringkat usulan investasi dengan


menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan
mencari tingkat diskonto yang nienyamakan nilai sekarang dari arus kas
niasuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang biaya proyek atau
sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.
Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dcngan
mcmbandingkan IRR dcngan lingkat bunga yang disyaratkan (required rate
of return). Apabila IRR lcbih bcsar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan
maka proyek tersebul diterima, apabila lcbih kecil ditcrima. Kclcmahan
secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam
praktck pcnghitungan untuk mcncntukan IRR tcrsebut masih memcrlukan
pcnghitungan NPV.
Pada hakikatnya, IRR adalah discount rate tcrtcntu yang mcngakibatkan
NPV sama dengan nol. IRR mengukur besamya rate of return yang
dihasilkan oleh suatu proyek bcrdasarkan discounted cash flow s. IRR adalah
cara mengevaluasi profitabilitas rencana investasi proyek kedua yang
mcnggunakan nilai waktu uang. IRR ini sebcnamya mcrupakan kcuntungan
senyatanya yang akan dipcrolch investor dari investasi proyek mereka. IRR
diruniuskan sebagai berikut:
CFI 1 CFI2 CFI 3 CFI n
-------- r + --------7 + -------r + ....... + ---------- = I O
(1+r) (1+r) (1+r) (l+r)n

Contoh menghitung persentase IRR

Tahun Cash in & out DCF @11% DCF @ 12%


0 (900)
I 81 73 72
2 126 102 100
3 130 95 92
4 158 104 100
5 123 73 69
6 248 132 125
7 248 119 112
8 248 107 100
9 358 139 129
944 899

Berdasar label yang disajikan di atas cara menghilung persentase IRR


secara coba-coba. Dalam contoh tersebut diumpamakan jumlah investasi
proyek Rp.900 juta, umur ckonomis proyek 9 tahun, salvage value scbcsar
Rp.l 10 juta yang dijadikan satu dengan net cash flow sebesar 248 Juta di
tahun ke-9. Dari angka-angka pada tabel di atas nampak bahwa dengan
mendiskonto net cash flow s dan salvage value dcngan discount rate 11 %,
diperoleh jumlah seluruh present value scbesar Rp.944 juta. Angka ini lebih
besar dari investasi proyek sebesar Rp.900 juta. Sedangkan dcngan discount
rate 12 % hanya diperoleh angka Rp.899 juta rupiah yang lebih kecil dari
investasi proyek.

1. Beherapa Keputusan terhadap Kriteria IRR untuk Proyek-proyek


yang Independen
Keputusan IRR terhadap cash flows perusahaan (Cash flows to the firm)
Jika IRR > cost of capital maka terima proyek
Jika IRR < cost of capital maka tolak proyek
Keputusan IRR terhadap cash flows ekuitas (cash flows to equity)
Jika IRR > cost of equity maka terima proyek
Jika IRR < cost of equity maka tolak proyek

2. NPV vs IRR
Untuk niembandingkan keputusan investasi optimal antara keputusan
dcngan menggunakan kriteria NPV dan keputusan dcngan menggunakan
IRR, kita dapat menggunakan profil NPV. Profil NPV adalah suatu kurva
yang nienunjukkan hubungan antara NPV proyek-proyek dengan cost of
capital-nyn. Misalkan, kita memiliki dua proyek A dan B dengan profil NPN
kedua proyek sebagai berikut:

NPV Profile
200

150 450—
8

400-
AdN

—w—
8

*SJ2Z IRRB
°"8

COR IRRA *R» B(33.85)

IRR

Dari gambar profil NPV di atas hasil kntcria NPV dan kntena IRR
memberikan kepulusan yang berlawanan. Dal am hal ini, pada discount rate
nol, NPV B lebih besar dari NPV A, tetapi IRR B lebih kecil dari IRR A.
Untuk mcngatasi konflik kcputusan di atas, cross rate dipcrlukan scbagai
cost of capital yang membuat NPV A sama dengan NPV B (indifferent).
Berdasarkan cross rate ini, kcputusan investasi dapat dibuat men unit sifat
proyek. Menurut sifatnya, proyek bisa dibagi dua. yaitu: (a) proyek
independen dan (b) proyek yang mutually exclusive.
Dalam gambar di atas, jika proyek A dan proyek B independen, maka
kcputusan NPV dan 1RR kedua proyek akan searah (sama). Dalam hal ini,
jika cost of capital lebih kecil dari IRR kedua proyek (yaitu semua cost of
capital yang lebih kecil dari 12,91%), maka proyek B lebih baik dari proyek
A jika dinilai baik dengan NPV maupun IRR.
Sebaliknya jika proyek A dan proyek B mutually exclusive, maka kita
akan dapat mcncrima proyek A atau proyek B. atau juga menolak keduanya,
tetapi kita tidak dapat menerima kedua proyek (proyek A dan proyek B).
Pada gambar di atas, sejauh cost of capital lebih besar cross rate 8,07%,
maka NPV A lebih besar dari NPV B, dan IRR A lebih besar IRR B. Dalam
hal ini baik NPV maupun IRR masih memberikan keputusan yang searah.
Tetapi, jika cost of capital lebih kecil dari cross rate 8.07%, maka timbul
konflik (karena dengan kriteria NPV lebih baik menerima proyek B
sedangkan dengan IRR lebih baik menerima proyek A). Jadi, konflik antara
keputusan NPV dan IRR selalu terjadi pada saat cost of capital lebih kecil
dari cross rate.
Ada dua faktor yang menyebabkan teijadinya konflik antara NPV dan
IRR, yaitu: (a) Ukuran atau skala proyek. dan (2) Perbedaan waktu dalam
cash flows. Skala proyek menggambarkan perbedaan cost of capital antara
dua atau lebih proyek. Perbedaan waktu menggambarkan bahwa cash flows
satu proyek lebih cepat atau lebih lambat dari proyek yang lain.
Masalah yang muncul kemudian. jika suatu proyek yang mutually
exclusive tetap menimbulkan konflik, metode mana yang dipakai? Masalah
ini dapat dijawab jika kita mempertimbangkan kedua metode dari
reinvestment rate assumption. Reinvestment rate assumption adalah suatu
asumsi bahwa cash flows dari suatu proyek dapat diinvestasikan kembali
pada: (a) cost of capital jika menggunakan metode NPV. (b) IRR jika
menggunakan metode IRR. Asumsi mana yang terbaik? Menurut Brigham &
Gapensky asumsi yang terbaik adalah jika cash flows suatu proyek
diinvestasikan kembali pada cost of capital. Dalam kerangka asumsi ini.
metode NPV disarankan lebih baik dibandingkan dengan IRR.
3. PV7K
y' B, ~ Ep,
PV/K =
rr (i^ry
I*.
(1 + r)'
* Jika PV7K > 1 maka investasi layak
* Jika PV7K < I maka investasi tidak layak
di mana:
Bt = benefit bruto pada periode t
Ep, = biaya eksploitasi. pemeliharaan atau rutin pada periode t
Kt = biaya modal pada periode t
r = discount rate
Ep, + Kt = C, (C, = biaya investasi keseluruhan hingga periode t)

Contoh
Misalkan proyek di bidang pertanian berumur ekonomis hanya satu
tahun dan membutuhkan biaya investasi awal (Io) Rpl miliar. Diperkirakan
proyek ini akan memberikan benefit pada tahun ke-1 sebesar Rpl,5 miliar.
Discount rate proyek 15% per tahun. Kcmudian. dipersoalkan kemungkinan
upaya meningkatkan produksi dengan pemakaian pupuk dalam satu tahun.
yang membutuhkan biaya rutin sebesar Rp 500 juta. Pemakaian pupuk ini
diperkirakan memberikan tambahan benefit sebesar Rp600 juta. Pada tahun
awal (t = 0) biaya rutin dianggap tidak ada. Untuk mengimbangi kenaikan
produksi dibutuhkan pula mesin (alat) panen seharga Rp500 juta (biaya
modal).
Pertanyaan:
(1) Apakah proyek ini layak untuk dijalankan?
(2) Jika mesin panen tidak dibeli, tetapi disewa dengan biaya RplOOjuta per
tahun. bagaimana kelayakan proyek ini?

[l,5 M + (600juta -500juta) 1/1,15]


PV/K =
500 juta
(1) 1 m+
1,15
PV/K = 0,97
Kesimpulan: karena 0,97 < I maka investasi ini tidak layak!

(2) Jika Mesin disewa


1,5m
PV/K=-U5-=1,3
1m
Kesimpulan:
Karena 1,3 > 1, maka investasi ini layak dijalankan

4. MIRR
MIRR adalah IRR yang dihitung atas dasar asumsi bahwa intermediate
cash flows diinvestasikan kembali pada hurdle rate (rate of return minimum
di mana perusahaan menerima suatu proyek). Untuk menghitung MIRR kita
dapat menggunakan rumus berikut:

XciF.d+rr1
PV10 — nilaiterminal ■ 1____________ __
~ (1 + MIRR)" ” (1 + MIRR)"
di mana:
l0 = biaya investasi awal,
n = umur investasi,
t = periode investasi,
CIFt = cash inflow pada periode t

D. METODE PROFITAlUTY INDEX

Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan antara


nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai
investasi. Ini dinyatakan sebagai: Selama PI tersebut sama dengan atau lebih
besar dari satu, maka kita akan menerima usulan investasi tersebut. Secara
umum kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan
investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain, kalau NPV
mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula
sebaliknya. Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung
NPV dan ada beberapa kasus lain, di mana setelah perhitungan PI belum
dapat mengambil keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV.
E. METODE NET PRESENT VALVE

Setelah kclcmahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai


mencari cara untuk memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang
dimaksud adalah nilai sekarang bersih (NPV). Yang mengandalkan pada
tcknik arus kas yang didiskontokan.
Untuk mcnginiplcmentasikan pcndckatan ini, kita ikuti proses sebagai
berikut.
1. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan
arus keluar. yang didiskontokan pada biaya modal proyek.
2. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan
sebagai NPV proyek.
3. Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika
NPV adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak.

Jika dua proyek dengan NPV positif adalah Nilai Investasi PI = Nilai
sekarang aliran kas masuk mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai
NPV terbesar harus dipilih.
Pada hakikatnya, NPV adalah metode untuk menentukan nilai bersih
sekarang suatu investasi. NPV dihitung sebagai selisih akumulasi dari PV
cash inflows dengan biaya investasi awal. Secara matematis. NPV
dirumuskan sebagai berikut:
» n ("'IF
NPV = Y-^-=I0
7?\ 0 + r)
di mana
CIF = cash inflow proyek
r = discount rate
I() = biaya investasi awal
n = periode investasi

Contoh:
Kembali pada contoh sebelumnya, cash flows Proyek A dan Proyek B adalah
sebagai berikut:
Dengan rumus NPV di atas:
(1) NPV Proyek A = ($ 181.820 + $ 247.920 +
$ 286.120 + $ 341.500) - S 750.000 = $ 307.360.
(2) NPV Proyek B = PVIFB anuitas = $ 350.000 (3.1699) - $ 750.000 =
$ 359.465.
Kesimpulan: Proyek B lebih baik dari Proyek A karena NPV Proyek B lebih
besar dari Proyek A

1. Alasan Rasional untuk Metode NPV


Alasan rasional untuk metode NPV adalah sangat jelas yakni untuk
menutupi kelemahan pada metode-metode lain. NPV sebesar nol
menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mcncukupi untuk membayar
kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian
yang diperlukan alas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif,
maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan
untuk mcnutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada
pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan mengambil
proyek yang memiliki NPV positif, maka posisi pemegang saham meningkat.

2. Mcnaksir Aliran Kas dalani Penggunaan NPV


Salah satu keunggulan dari penggunaan NPV bahwa arus kas didasarkan
pada konsep nilai waktu uang (time value of money). Maka sebelum
penghitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah mengetahui atau
menaksir aliran kas masuk di masa yang akan datang dan aliran kas kcluar.
Baik tidaknya hasil analisis. akan tergantung pada ketepatan taksiran kita
atas aliran kas. Di sini penaksiran dilakukan atas aliran kas, dan bukan
keuntungan. karena kas merupakan faktor sentral dalam pengambilan
keputusan invcstasi. Perusahaan mclakukan invcstasi (mcngeluarkan kas)
dengan harapan menerima kas lagi dalam jumlah yang lebih besar di masa
yang akan datang. Hanya penerimaan kas yang dapat diinvestasikan kembali
atau dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Jadi kas, dan
bukan keuntungan. yang penting di dalam penganggaran modal untuk
berinvestasi.

Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak.
b. Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau
selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana
aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab
pada proyek pengenalan produk baru, bias terjadi bahwa produk lama
akan “termakan” scbagian karcna kcdua produk itu bcrsaing dalam
pemasaran.
c. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga. apabila
proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dcngan pinjaman. Biaya
bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan
(required rate of return) untuk pcnilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut
memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar. maka
akan terjadi penghitungan ganda.

3. Nilai YVaktu Uang


Uang dikatakan mempunyai nilai waktu, karena individu lebih
meyakinkan uang saat ini dari pada nanti. apabila uang tersebut jumlah
nominalnya adalah sama. Hal ini ditunjukkan dcngan dipilihnya pencrimaan
saat ini dari pada nanti dan dipilihnya pembayaran nanti dari pada saat ini.
apabila menyangkut jumlah uang yang sama.
Kcbanyakan keputusan kcuangan, individu maupun bisnis. mclibatkan
nilai waktu uang sebagai pertimbangan. Sebagaimana telah diketahui bahwa
tujuan nianajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan (pemegang saham)
dan ini scbagian tergantung dari penentuan arus kas. Olch karcna itu. salah
satu penerapan konsep yang ditekankan di sini adalah penilaian aliran arus
kas. Misalnya para investor akan lebih suka suatu proyek yang memberikan
kcuntungan setiap tahun mulai dari tahun pertama sampai dcngan ketiga, dari
pada proyek yang memberikan keuntungan sama. tetapi mulai dari tahun
keempat sampai dengan ke enam. Dengan demikian waktu dari pada aliran
kas yang diharapkan di masa yang akan datang merupakan hal yang sangat
penting bagi rencana investasi. Untuk menilai perbedaan waktu aliran kas ini
dengan memperhatikan unsur tingkat bunga (menentukan nilai sekarang uang
tersebut).
Bunga majemuk menunjukkan bunga yang dihasilkan pada suatu
periode, juga memberikan bunga pada periode berikulnya. Sedangkan present
value, menunjukkan nilai saat ini dari suatu pencrimaan atau pengeluaran
pada waktu yang akan datang.
Maka dalam analisis-analisis keputusan keuangan tcrutama metode net
present value (NPV), konsep nilai waktu uang sangat penting digunakan
dalam perhitungannya. schingga scring dikatakan bahwa konsep nilai waktu
uang merupakan indikator keunggulan NPV sebagai alat analisis.

4. Berbagai Penerapan Penggunaan NPV


Seperti telah diuraikan di atas bahwa. alat analisis NPV merupakan alat
analisis terbaik dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Maka dalam
uraian selanjutnya akan diperjelas lagi kcunggulan-keunggulan tersebut.
Mudah-mudahan kita menjadi yakin bahwa penilaian investasi seharusnya
menggunakan net present value, bukan metode-metode lainnya. Dalam hal
ini akan dibicarakan berbagai contoh yang bervariasi untuk menggunakan
metode NPV.
Variasi-variasi yang akan dibicarakan adalah masalah keterbatasan dana.
masalah penggantian aktiva (replacement), inflasi pada penilaian investasi.
Yang sebenamya banyak sekali kasus-kasus yang seharusnya menggunakan
NPV. Dan jika dipaksakan menggunakan metode lain justru dikhawatirkan
hasilnya tidak representatif.

a. Keterbatasan dana
Apabila dana terbatas. yang ditunjukkan dengan adanya anggaran yang
disediakan pada suatu periode tertentu. maka perusahaan terpaksa melakukan
pengalokasian dana untuk usulan-usulan investasi yang ada.
Pada kondisi adanya keterbatasan dana, tujuan perusahaan adalah
memilih kombinasi berbagai usulan investasi yang memberikan NPV
tertinggi. dcngan segala keterbatasan dana yang ada. Apabila batasan dana ini
benar-benar harus dipenuhi. mungkin sekali perusahaan lebih baik memilih
beberapa usulan investasi kecil dari pada satu atau dua usulan investasi besar.
Untuk batasan dana yang tetap untuk satu periode pada umumnya
merupakan hal yang jarang terjadi. Jarang suatu perusahaan tidak mempunyai
keluwesan dalam menentukan besamya dana yang bisa disediakan pada suatu
periode. Perlu diingat bahwa suatu proyek bisa menghasilkan kas selama
proyek tersebut masih berjalan. Kas yang dihasilkan oleh proyek-proyek ini
bias dipergunakan pula untuk mcnambah anggaran yang diterapkan.
Biaya bagi perusahaan yang mempunyai keterbatasan dana dapat
dianggap sebagai kesempatan yang hilang karcna perusahaan tidak dapat
menjalankan proyek karena keterbatasan dana. Yang perlu disadari di sini
bahwa adanya keterbatasan dana mengakibatkan kebijakan investasi yang
kurang dari optimal. Sebab perusahaan mungkin menolak investasi yang
mempunyai positif. hanya karena keterbatasan dana.
b. Penggantian aktiva
Dalarn masalah penggantian aktiva dari berbagai kasus yang
dialanii/direncanakan oleh suatu perusahaan , menurut praktck yang sudah
dijalankan oleh beberapa perusahaan. kasus penggantian aktiva tetap ini
hanya dapat secara representatif menggunakan alat analisis dengan metode
net present value (NPV).

c. Pengaruh inflasi
Pada umumnya inflasi akan mengganggu kcputusan pengujian investasi
dengan NPV yang memperhatikan nilai waktu uang. Alasan yang utama
adalah karena beban penyusunan didasarkan atas nilai historis dan bukan
nilai pengganti (replacement cost). Apabila kcuntungan meningkat, maka
semakin bcsar pula pajak yang akan dikcnakan, yang mcngakibatkan aliran
kas yang sebenarnya tidak bias menyesuaikan diri dengan inflasi.

Anda mungkin juga menyukai