paybackperiod =
CIF
paybackperiod =-^—
CIF
di mana:
CIF = net cash inflows (konstan)
I() = biaya investasi awal
Contoh:
Misalkan Pemda DKI akan niemutuskan 2 proyek (Proyek A dan Proyek
B) yang terbaik untuk dijalankan. Kcdua proyek memiliki biaya investasi
awal yang sama, yaitu $ 1 juta. Tetapi cash inflows yang diharapkan untuk
Proyek A adalah $ 250.000 konstan setiap tahun, dan Proyek B $ 500.000
konstan setiap tahun. Diasumsikan kedua proyek memiliki periode investasi
5 tahun. Dari anggaran modal ini, kita dapat menghitung payback period
kcdua proyek tcrscbut
Contoh:
Misalkan pada contoh sebelumnya cash inflows Proyek A bervariasi dari
tahun pertama hingga tahun kelima secara berturut-turut: $ 250.000, S
300.000. $ 350.000, $300,000 dan $ 450.000. Untuk Proyek B berturut-turut:
$ 500.000, $ 250.000. $ 300.000, $ 350.000, dan $ 450.000. Payback period
kedua proyek adalah:
Proyek B
Cash inflows
$500,000 $750,000 $ 1.050.000 $ 1,4juta $ 1,85 juta
J__________ 2_________ 3________ 4_________ 5
$ 1 juta (Biaya investasi awal) $ 250.000
$ 250.000/(31,050 juta-750.000) x 12 bulan = 10 bulan
Contoh:
Dengan mcndiskontokokan masing-masing cash flow per tahun dcngan 10%
diperoleh nilai PV Proyek A dan Proyek B setiap tahun sebagai berikut:
2. NPV vs IRR
Untuk niembandingkan keputusan investasi optimal antara keputusan
dcngan menggunakan kriteria NPV dan keputusan dcngan menggunakan
IRR, kita dapat menggunakan profil NPV. Profil NPV adalah suatu kurva
yang nienunjukkan hubungan antara NPV proyek-proyek dengan cost of
capital-nyn. Misalkan, kita memiliki dua proyek A dan B dengan profil NPN
kedua proyek sebagai berikut:
NPV Profile
200
150 450—
8
400-
AdN
—w—
8
*SJ2Z IRRB
°"8
IRR
Dari gambar profil NPV di atas hasil kntcria NPV dan kntena IRR
memberikan kepulusan yang berlawanan. Dal am hal ini, pada discount rate
nol, NPV B lebih besar dari NPV A, tetapi IRR B lebih kecil dari IRR A.
Untuk mcngatasi konflik kcputusan di atas, cross rate dipcrlukan scbagai
cost of capital yang membuat NPV A sama dengan NPV B (indifferent).
Berdasarkan cross rate ini, kcputusan investasi dapat dibuat men unit sifat
proyek. Menurut sifatnya, proyek bisa dibagi dua. yaitu: (a) proyek
independen dan (b) proyek yang mutually exclusive.
Dalam gambar di atas, jika proyek A dan proyek B independen, maka
kcputusan NPV dan 1RR kedua proyek akan searah (sama). Dalam hal ini,
jika cost of capital lebih kecil dari IRR kedua proyek (yaitu semua cost of
capital yang lebih kecil dari 12,91%), maka proyek B lebih baik dari proyek
A jika dinilai baik dengan NPV maupun IRR.
Sebaliknya jika proyek A dan proyek B mutually exclusive, maka kita
akan dapat mcncrima proyek A atau proyek B. atau juga menolak keduanya,
tetapi kita tidak dapat menerima kedua proyek (proyek A dan proyek B).
Pada gambar di atas, sejauh cost of capital lebih besar cross rate 8,07%,
maka NPV A lebih besar dari NPV B, dan IRR A lebih besar IRR B. Dalam
hal ini baik NPV maupun IRR masih memberikan keputusan yang searah.
Tetapi, jika cost of capital lebih kecil dari cross rate 8.07%, maka timbul
konflik (karena dengan kriteria NPV lebih baik menerima proyek B
sedangkan dengan IRR lebih baik menerima proyek A). Jadi, konflik antara
keputusan NPV dan IRR selalu terjadi pada saat cost of capital lebih kecil
dari cross rate.
Ada dua faktor yang menyebabkan teijadinya konflik antara NPV dan
IRR, yaitu: (a) Ukuran atau skala proyek. dan (2) Perbedaan waktu dalam
cash flows. Skala proyek menggambarkan perbedaan cost of capital antara
dua atau lebih proyek. Perbedaan waktu menggambarkan bahwa cash flows
satu proyek lebih cepat atau lebih lambat dari proyek yang lain.
Masalah yang muncul kemudian. jika suatu proyek yang mutually
exclusive tetap menimbulkan konflik, metode mana yang dipakai? Masalah
ini dapat dijawab jika kita mempertimbangkan kedua metode dari
reinvestment rate assumption. Reinvestment rate assumption adalah suatu
asumsi bahwa cash flows dari suatu proyek dapat diinvestasikan kembali
pada: (a) cost of capital jika menggunakan metode NPV. (b) IRR jika
menggunakan metode IRR. Asumsi mana yang terbaik? Menurut Brigham &
Gapensky asumsi yang terbaik adalah jika cash flows suatu proyek
diinvestasikan kembali pada cost of capital. Dalam kerangka asumsi ini.
metode NPV disarankan lebih baik dibandingkan dengan IRR.
3. PV7K
y' B, ~ Ep,
PV/K =
rr (i^ry
I*.
(1 + r)'
* Jika PV7K > 1 maka investasi layak
* Jika PV7K < I maka investasi tidak layak
di mana:
Bt = benefit bruto pada periode t
Ep, = biaya eksploitasi. pemeliharaan atau rutin pada periode t
Kt = biaya modal pada periode t
r = discount rate
Ep, + Kt = C, (C, = biaya investasi keseluruhan hingga periode t)
Contoh
Misalkan proyek di bidang pertanian berumur ekonomis hanya satu
tahun dan membutuhkan biaya investasi awal (Io) Rpl miliar. Diperkirakan
proyek ini akan memberikan benefit pada tahun ke-1 sebesar Rpl,5 miliar.
Discount rate proyek 15% per tahun. Kcmudian. dipersoalkan kemungkinan
upaya meningkatkan produksi dengan pemakaian pupuk dalam satu tahun.
yang membutuhkan biaya rutin sebesar Rp 500 juta. Pemakaian pupuk ini
diperkirakan memberikan tambahan benefit sebesar Rp600 juta. Pada tahun
awal (t = 0) biaya rutin dianggap tidak ada. Untuk mengimbangi kenaikan
produksi dibutuhkan pula mesin (alat) panen seharga Rp500 juta (biaya
modal).
Pertanyaan:
(1) Apakah proyek ini layak untuk dijalankan?
(2) Jika mesin panen tidak dibeli, tetapi disewa dengan biaya RplOOjuta per
tahun. bagaimana kelayakan proyek ini?
4. MIRR
MIRR adalah IRR yang dihitung atas dasar asumsi bahwa intermediate
cash flows diinvestasikan kembali pada hurdle rate (rate of return minimum
di mana perusahaan menerima suatu proyek). Untuk menghitung MIRR kita
dapat menggunakan rumus berikut:
XciF.d+rr1
PV10 — nilaiterminal ■ 1____________ __
~ (1 + MIRR)" ” (1 + MIRR)"
di mana:
l0 = biaya investasi awal,
n = umur investasi,
t = periode investasi,
CIFt = cash inflow pada periode t
Jika dua proyek dengan NPV positif adalah Nilai Investasi PI = Nilai
sekarang aliran kas masuk mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai
NPV terbesar harus dipilih.
Pada hakikatnya, NPV adalah metode untuk menentukan nilai bersih
sekarang suatu investasi. NPV dihitung sebagai selisih akumulasi dari PV
cash inflows dengan biaya investasi awal. Secara matematis. NPV
dirumuskan sebagai berikut:
» n ("'IF
NPV = Y-^-=I0
7?\ 0 + r)
di mana
CIF = cash inflow proyek
r = discount rate
I() = biaya investasi awal
n = periode investasi
Contoh:
Kembali pada contoh sebelumnya, cash flows Proyek A dan Proyek B adalah
sebagai berikut:
Dengan rumus NPV di atas:
(1) NPV Proyek A = ($ 181.820 + $ 247.920 +
$ 286.120 + $ 341.500) - S 750.000 = $ 307.360.
(2) NPV Proyek B = PVIFB anuitas = $ 350.000 (3.1699) - $ 750.000 =
$ 359.465.
Kesimpulan: Proyek B lebih baik dari Proyek A karena NPV Proyek B lebih
besar dari Proyek A
Di dalam aliran kas ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak.
b. Informasi terebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau
selisih) suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana
aliran kas seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab
pada proyek pengenalan produk baru, bias terjadi bahwa produk lama
akan “termakan” scbagian karcna kcdua produk itu bcrsaing dalam
pemasaran.
c. Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga. apabila
proyek itu direncanakan akan dibelanjai/didanai dcngan pinjaman. Biaya
bunga tersebut termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan
(required rate of return) untuk pcnilaian proyek tersebut. Kalau kita ikut
memasukkan unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas ke luar. maka
akan terjadi penghitungan ganda.
a. Keterbatasan dana
Apabila dana terbatas. yang ditunjukkan dengan adanya anggaran yang
disediakan pada suatu periode tertentu. maka perusahaan terpaksa melakukan
pengalokasian dana untuk usulan-usulan investasi yang ada.
Pada kondisi adanya keterbatasan dana, tujuan perusahaan adalah
memilih kombinasi berbagai usulan investasi yang memberikan NPV
tertinggi. dcngan segala keterbatasan dana yang ada. Apabila batasan dana ini
benar-benar harus dipenuhi. mungkin sekali perusahaan lebih baik memilih
beberapa usulan investasi kecil dari pada satu atau dua usulan investasi besar.
Untuk batasan dana yang tetap untuk satu periode pada umumnya
merupakan hal yang jarang terjadi. Jarang suatu perusahaan tidak mempunyai
keluwesan dalam menentukan besamya dana yang bisa disediakan pada suatu
periode. Perlu diingat bahwa suatu proyek bisa menghasilkan kas selama
proyek tersebut masih berjalan. Kas yang dihasilkan oleh proyek-proyek ini
bias dipergunakan pula untuk mcnambah anggaran yang diterapkan.
Biaya bagi perusahaan yang mempunyai keterbatasan dana dapat
dianggap sebagai kesempatan yang hilang karcna perusahaan tidak dapat
menjalankan proyek karena keterbatasan dana. Yang perlu disadari di sini
bahwa adanya keterbatasan dana mengakibatkan kebijakan investasi yang
kurang dari optimal. Sebab perusahaan mungkin menolak investasi yang
mempunyai positif. hanya karena keterbatasan dana.
b. Penggantian aktiva
Dalarn masalah penggantian aktiva dari berbagai kasus yang
dialanii/direncanakan oleh suatu perusahaan , menurut praktck yang sudah
dijalankan oleh beberapa perusahaan. kasus penggantian aktiva tetap ini
hanya dapat secara representatif menggunakan alat analisis dengan metode
net present value (NPV).
c. Pengaruh inflasi
Pada umumnya inflasi akan mengganggu kcputusan pengujian investasi
dengan NPV yang memperhatikan nilai waktu uang. Alasan yang utama
adalah karena beban penyusunan didasarkan atas nilai historis dan bukan
nilai pengganti (replacement cost). Apabila kcuntungan meningkat, maka
semakin bcsar pula pajak yang akan dikcnakan, yang mcngakibatkan aliran
kas yang sebenarnya tidak bias menyesuaikan diri dengan inflasi.