A. Pengertian Stroke
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun
pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan
memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer &
Bare, 2002). Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran
darah otak. Stroke dapat terjadi karena pembentukan trombus disuatu arteri
serebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain di tubuh, atau
otak terganggu dan bila gangguan yang terjadi cukup besar akan
B. Klasifikasi stroke
Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu, stroke iskemik dan
Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah
yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh darah besar
(arteri karotis), atau pembuluh darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh
darah kecil.
pembuluh darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar
dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka ada kemungkinan
akan terjadi gumpalan darah (trombosis), sehingga aliran darah makin lambat
yang diperlukan oleh darah. Sekitar 85 % kasus stroke disebabkan oleh stroke
iskemik atau infark, stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya
aliran darah ke otak. Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat
ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga belum bisa teratasi sekitar
2011).
menjadi berat.
mengalami infark.
Stroke Hemoragik
menutupi ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang mengenangi atau
sel otak dan menyebabkan kerusakan fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa
terjadi pada otak sekitar pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemorage)
atau dapat juga genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak
(subarachnoid hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal
bahkan sampai pada kematian. Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada
lanjut usia, karena penyumbatan terjadi pada dinding pembuluh darah yang
sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang sudah rapuh ini, disebabkan
karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan karena faktor
arteriosklerosis akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala tekanan
darah tinggi. Beberapa jenis stroke hemoragik menurut Feigin (2007), yaitu:
diikuti dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri
subaraknoid) dapat terjadi sebagai akibat dari trauma atau hipertensi tetapi
substansi dalam otak yang paling umum terjadi pada pasien dengan
Faktor resiko stroke meliputi resiko yang tidak dapat diubah seperti
umur, suku, jenis kelamin, dan genetik. Bila faktor resiko ini ditanggulangi
ditangguhkan, makin banyak faktor resiko yang dipunya makin tinggi pula
hidup merupakan tindakan atau perilaku seorang yang biasa dilakukan sehari-
hari atau sudah menjadi kebiasaan. Faktor resiko yang dapat diubah yang
faktor resiko ini dengan baik akan mencegah terjadinya stroke berulang
(Husni & Laksmawati, 2001. Lumantobing, 2002. Smeltzer & Bare, 2002.
Black & Hawks, 2009. Wahyu, 2009. Pinzon & Asanti, 2010. Junaidi, 2011).
D. Patofisiologi stroke
otak yang bisa mendorong struktur otak dan merembes kesekitarnya bahkan
disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi jaringan
otak, sehingga dapat mengakibatkan penekanan pada arteri disekitar
perdarahan. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya akan larut dan
mengecil karena terjadi penekanan maka daerah otak disekitar bekuan darah
bekuan darah akan mencair, sehingga terbentuk suatu rongga (Smeltzer &
Bare, 2002).
bahkan beberapa hari. Gambaran klinis yang sering muncul antara lain:
pasien mengeluh sakit kepala berat, leher bagian belakang kaku, muntah
darah dalam cairan serebrospinal, dari semua pasien ini 70-75 % akan
klinis yang nyata sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak
2002).
E. Manifestasi Klinis
lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau
Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Bare (2002), antara lain:
penglihatan
c. Diplopia
2. Defisit Motorik
sama).
b. Hemiplegi (Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama).
kaki.
4. Defisit Verbal
5. Defisit Kognitif
d. Perubahan penilaian
6. Defisit Emosional
b. Labilitas emosional
d. Depresi
e. Menarik diri
g. Perasaan isolasi
F. Stroke Berulang
sempurna, ada pula yang sembuh dengan cacat ringan, sedang sampai berat.
Pada kasus berat dapat terjadi kematian, pada kasus yang dapat bertahan
yang umumnya dalam ukuran menit sampai jam sampai defisit neurologik
stroke pertama.
berulang.
stroke berulang dan penanganan yang tepat dari faktor resiko tersebut sangat
yang tekanan darah yang tidak dikontrol dengan baik akan meningkatkan
25%.
stroke berulang.
masih tetap ada dan tidak dilakukan pengelolaan. Pengelolaan pada pasca
stroke agar tidak menjadi stroke berulang tidaklah mudah, hal ini disebabkan
faktor resiko.
diketahui dan memberikan dasar bagi program pencegahan yang efektif. Saat
ini telah diketahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih
rentan terhadap stroke yang disebut faktor resiko terhadap stroke. Faktor-
faktor resiko stroke menurut Pinzon & Asanti (2010) dan Wardhana (2011)
dapat dibagi menjadi faktor stroke yang tidak dapat diubah dan faktor stroke
resiko alami yang dimiliki oleh setiap orang meliputi : umur, jenis
penyakit.
a. Umur
sering terjadi pada usia lanjut dari anak dan dewasa, terdapat
2007).
b. Jenis Kelamin
stroke pada pria lebih tinggi walaupun pria memiliki resiko lebih
tinggi untuk terkena stroke namun penderita wanita lebih banyak yang
perempuan memiliki resiko kematian 2,68 kali lebih besar dari pada
c. Suku/Ras
orang eropa, hal ini ada kaitannya dengan lingkungan hidup, pola
d. Keturunan/Keluarga
iskemik, sering pula didapat terjadi pada penderita stroke yang muda.
Laksmawati, 2001. Lumantobing, 2002. Smeltzer & Bare, 2002. Black &
Hawks, 2009. Wahyu, 2009. Pinzon & Asanti, 2010. Junaidi, 2011).
a. Hipertensi
Plak yang tidak stabil akan mudah ruptur atau pecah dan terlepas.
Plak yang terlepas akan meningkatkan resiko tersumbatnya pembuluh
darah yang lebih kecil. Bila ini terjadi maka timbulnya gejala stroke
b. Diabetes Mellitus
apabila hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau
darah otak dan jantung. Kadar glukosa darah yang tinggi pada stroke
2011).
c. Kelainan Jantung
akibat infark yang lama atau thrombus yang terjadi pada fibrilasi
atrium.
d. Merokok
kali. Hal ini berlaku untuk semua jenis rokok (sigaret, pipa atau
oksidator.
2010).
banyak diluar ruangan dan banyak bergerak seperti atletik, tentara dan
dari tiga kali atau kurang per minggu 30 menit) memiliki hampir 50%
f. Kepatuhan kontrol
g. Obesitas
aterosklerosis.
(Junaidi, 2011).
tua yang mengalami penurunan berat badan yang sama resikonya pun
h. Minum Alkohol
Minum alkohol secara teratur lebih dari 30 gram per hari (pria)
2009).
i. Diet
Diet dengan tinggi lemak dan kurangnya buah dan sayur dapat
2009).
lemak, lemak jenuh dan kolesterol. Setiap gram konsumsi serat juga
20-35 gr perhari .
H. Pencegahan Stroke
hanya para ahli dibidang penyakit syaraf, tetapi juga para ahli dari disiplin
faktor-faktor resiko.
Orang yang pernah terkena stroke memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalaminya kembali, terutama dalam satu tahun pertama setelah stroke.
dapat dilakukan dengan menerapkan pola diet yang tepat dan olahraga yang
pencegahan stroke saling berkaitan satu sama lain dan saling mendukung
dapat mengurangu resiko stroke hingga 75-85 persen. Pada pasien stroke
sekali.
2) Kendalikan diabetes
dengan tingkat gula darah yang tinggi, seringkali mengalami stroke yang
kolesterol tinggi, kurang olahraga, kadar gula darah tinggi, dan berat
badan berlebih.
5) Berhenti merokok
tinggi dan cenderung untuk membentuk gumpalan darah, dua faktor yang
berkaitan erat dengan stroke. Berbagai resiko stroke yang terkait dengan
merokok dapat ditiadakan dalam dua hingga tiga tahun setelah berhenti
merokok.
angkat besi
jenuh.
vaskuler yang lain dan dapat menurunkan resiko stroke, juga selain itu
atherosclerosis.
Pengendalian glukosa direkomendasikan sampai kadar yang
diabetes mellitus .
penyakit akan jauh dari kita. Gaya hidup atau pola hidup utama yang
tidak sehat sangat erat kaitannya dengan faktor resiko stroke penyakit
pembuluh darah. Upaya merubah gaya hidup yang tidak benar menjadi
prevensi sekunder.
Usia merupakan salah satu faktor resiko stroke, namun kini stroke
yang tidak sehat seperti banyak mengkonsumsi makanan siap saji yang
dan stress. Karena gaya hidup sehat meliputi pengaturan gizi yang
alcohol.
I. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan radiologi
1) CT scan : didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk
1999).
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai
pertama.
2) Pemeriksaan darah rutin
3) Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi
itu sendiri.
J. Penatalaksanaan
neurologis minggu pertama stroke iskemia terjadi karena adanya edema otak.
Edema otak timbul dalam beberapa jam setelah stroke infark dan mencapai
melalui IV drip.
2) Phenytonin (Dilatin) dapat digunakan untuk mencegah
kejang.
3) Enteris-coated, misalnya aspirin dapat digunakan untuk
atherosclerosis.
2) Superior temporal arteri-middle serebri arteri anastomisis
2) Kelumpuhan
3) Lemah
c) Oedema paru
darah serebral.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesis
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosis medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta bantuan
dalam keluarga seperti tumor otak primer atau lesi spinal, dan kanker
lainnya.
b. Pengkajian Pola Fungsi Gordon
1. Pola persepsi kesehatan
Pada pasien dengan stroke biasanya menderita obesitas,dan
usus.
4. Pola aktivitas latihan
istirahat karena nyeri dan sakit kepala dan juga karena kejang
otot/nyeri otot.
6. Pola sensori kognitif
Pada pola sensori klien mengalami gangguan penglihatan/kekaburan
pasien juga akan mengalami harga diri rendah klien juga merasa
pasien.
c. Pemeriksaan Fisik
Tanda vital :TD HR RR T
Mengkaji tanda vital pada pasien neurologis diperlukan
komunikasi.
Tingkat kesadaran :Tingkat kesadaran menunjukkan tingkat kesiagaan
tak acuh.
c) Delirium (11-10), yaitu gelisah, disorientasi (orang,
penyakit aterosklerosis.
Thorax
Abdomen
Genitalia :Periksa apakah ada kelainan pada genitalia atau tanda
infeksi.
Ekstremitas :Mengkaji ekstremitas atau motoric. Inspeksi semua
tumit.
1) Babinski
menuju pangkal ibu jari, timbul dorso fleksi ibu jari dan
2) Chadock
3) Openheim
4) Gordon
5) Scahaefer
kaki.
7) Mendel Rechterew
8) Hoffman-Trommer
aroma khas tertentuyang tidak iritatif (kopi,, pasta gigi) tiap hidung
gerakan jari
kranial ke VI.
gerakan mengunyah.
tengah tengkorak.
(Vagus)
lateral.
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medi sdan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 3.
Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Rendi, M. Clevo, Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.