Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan modul yang berjudul “INDUKSI MATEMATIKA” dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Modul ini menyajikan materi seputar lingkup bilangan bulat dan pecahan. Modul ini disusun
dengan harapan dapat memberikan penjelasan dan pengetahuan mengenai materi bilangan
bulat dan pecahan, sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh pembacanya.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Koryna Aviory, S.Si,
M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar, karena atas bimbingan
dan materi yang disampaikannya, penyusun dapat menyelesaikan karya kecil ini. Ucapan
terima kasih juga penyusun berikan kepada rekan-rekan yang telah memberikan motivasi
kepada penyusun untuk menyelesaikan modul ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan modul ini senantiasa penulis
harapkan.
Semoga modul ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada
para pembaca dan pemakainya.
Daftar isi
BAB I
Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI-3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari konsep induksi matematika melalui pengamatan, menalar, tanya
jawab, mencoba menyelesaikan persoalan, penugasan individu dan kelompok, diskusi
kelompok, dan mengkomunikasikan pendapatnya, siswa mampu:
Petunjuk belajar
Untuk mempelajari modul ini hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari modul ini haruslah berurutan, karena materi yang mendahului
merupakan prasyarat untuk mempelajari materi sebelumnya.
2. Pahamilah contoh-contoh yang ada dan kerjakanlah semua soal latihan yang ada. Jika
dalam mengerjakan soal anda menemui kesulitan, kembalilah mempelajari materi yang
terkait.
3. Kerjakanlah soal evaluasi dengan cermat. Jika anda menemui kesulitan dalam
mengerjakan soal evaluasi. kembalilah mempelajari materi yang terkait.
4. Jika anda mempunyai kesulitan yang tidak dapat anda pecahkan maka catatlah
kemudian tanyakan pada guru, pada saat kegiatan tatap muka atau bacalah referensi
lain yang berhubungan dengan modul ini. Maka anda mendapatkan pengetahuan
pengetahuan.
Glosarium
Peta Konsep
Bab II Pembelajaran
Ayo
Kita Amati
1. Dari ilustrasi pada gambar tersebut, domino manakah yang jatuh jika domino 1
dijatuhkan ke arah domino 2?
2. Jika terdapat 100 susunan domino mengikuti pola seperti pada ilustrasi di atas, apakah
domino ke 100 juga akan jatuh?
Dari ilustrasi di atas, dapat dibayangkan bahwa menjatuhkan domino 1 ke arah domino
2 maka domino 2 pasti jatuh, jika domino 2 jatuh maka domino 3 pasti jatuh dan seterusnya.
Secara umum dapat kita katakan jika domino k jatuh maka domino (k + 1) juga jatuh dan
implikasi ini berlaku untuk semua domino. Jika kedua kondisi diatas telah terpenuhi, sudah
dipastikan semua domino akan jatuh.
Dari ilustrasi pada Gambar 1.1, Masalah 1.1, dan Masalah 1.2 menjelaskan atau menemukan
suatu konsep/prinsip/sifat yang berlaku umum atas konsep/ prinsip/sifat yang berlaku khusus.
Pola seperti itu sering disebut prinsip induksi matematika. Jadi, induksi matematika digunakan
untuk membuktikan suatu konsep/prinsip/sifat berlaku umum atas konsep/prinsip/sifat yang
berlaku khusus.
Gunakan induksi matematik untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif
pertama adalah n2.
1 + 3 + 5 + … + (2n – 1) = n2\
Penyelesaian:
p (1) (2n – 1) = n2
(2.1 – 1) = 12
1 = 1 (benar)
(ii) Langkah induksi: mengasumsikan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n = k, yaitu:
n=k 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) = k2
n = k +1 1 + 3 + 5 + … + (2k – 1) + (2n-1) = n2
k2 + (2k + 1) = (k + 1)2
(iii) Kesimpulan: Karena langkah basis dan langkah induksi keduanya telah diperlihatkann
benar, maka jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.
Induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku dalam matematika. Melalui
induksi Matematika, kita dapat mengurangi langkah pembuktian yang sangat rumit untuk
menemukan suatu kebenaran dari pernyataan matematis hanya dengan sejumlah langkah
terbatas yang cukup mudah. Prinsip induksi matematika memiliki efek domino (jika domino
disusun berjajar dengan jarak tertentu, saat satu ujung domino dijatuhkan ke arah donimo lain,
maka semua domino akan jatuh satu per satu).
Dengan induksi matematika dapat melakukan pembuktian kebenaran suatu pernyataan
matematika yang berhubungan dengan bilangan asli, bukan untuk menemukan formula. Prinsip
induksi matematika dinyatakan pada Prinsip 1.1.
Prinsip 1.1 Induksi Matematika Misalkan P(n) merupakan suatu pernyataan bilangan asli.
Pernyataan P(n) benar jika memenuhi langkah berikut ini:
a. Langkah Awal (Basic Step): P(1) benar.
b. Langkah Induksi (Induction Step): Jika P(k) benar, maka P(k + 1) benar, untuk setiap
k bilangan asli.
Pada proses pembuktian dengan Prinsip Induksi Matematika, untuk langkah awal tidak selalu
dipilih untuk n = 1, n = 2, atau n = 3, tetapi dapat dipilih sebarang nilai n sedemikian sehingga
dapat mempermudah supaya proses langkah awal dipenuhi. Selanjutnya, yang ditemukan pada
langkah awal merupakan modal untuk langkah induksi. Artinya, jika P(1) benar, maka P(2)
benar; jika P(2) benar maka P(3) benar; demikian seterusnya hingga disimpulkan P(k) benar.
Dengan menggunakan P(k) benar, maka akan ditunjukkan P(k + 1) benar. Jika P(n) memenuhi
kedua prinsip induksi matematika, maka formula P(n) terbukti benar. Jika salah satu dari kedua
prinsip tidak dipenuhi, maka formula P(n) salah
Langkah induksi : Asumsikan P(k) benar untuk sebarang k bilangan asli, kemudian tunjukkan
P(k+ 1) juga benar berdasarkan asumsi tersebut.
Sebelum masuk pada pembuktian deret, ada beberapa hal yang perlu dipahami dengan
baik menyangkut deret.
Jika P(n) : u1 + u2 + u3 + ... + un = Sn , maka
P(1) : u1 = S1
P(k) : u1 + u2 + u3 + ... + uk = Sk
Contoh 1
Jawab :
Langkah Dasar :
2 = 1(1 + 1)
Langkah Induksi :
Dari asumsi :
2 + 4 + 6 + ... + 2k = k(k + 1)
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa P(n) benar untuk setiap n bilangan
asli.
a kelipatan b
b faktor dari a
b membagi a
Jika p habis dibagi a dan q habis dibagi a, maka (p + q) juga habis dibagi a.
Sebagai contoh, 4 habis dibagi 2 dan 6 habis dibagi 2, maka (4 + 6) juga habis dibagi 2
Contoh :
Jawab :
Langkah Dasar :
61 + 4 = 10 habis dibagi 5
Langkah Induksi :
6k+1 + 4 = 5(6k) + 6k + 4
Karena 5(6k) habis dibagi 5 dan 6k + 4 habis dibagi 5, akibatnya 5(6k) + 6k + 4 juga habis
dibagi 5.
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, untuk setiap n
bilangan asli.
Contoh :
Jawab :
Langkah Dasar :
13 + 2.1 = 3 = 3.1
Langkah Induksi :
k3 + 2k = 3m, k∈N
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa n3 + 2n habis dibagi 3, untuk setiap
n bilangan asli.
1. Sifat transitif
a<b<c ⇒ a<c
a>b ⇒ a+c>b+c
Sebelum masuk pada contoh soal, ada baiknya kita latihan menggunakan sifat-sifat diatas untuk
menunjukkan implikasi "jika P(k) benar maka P(k + 1) juga benar".
Misalkan
P(k) : 4k < 2k
4(k + 1) = 4k + 4
4(k + 1) < 2k + 4 (karena 4k < 2k)
4(k + 1) = 2(2k)
4(k + 1) = 2k+1
Berdasarkan sifat 3, kita diperbolehkan menambahkan kedua ruas suatu pertaksamaan dengan
bilangan yang sama, karena tidak akan merubah nilai kebenaran pertaksamaan tersebut. Karena
4k < 2k benar, akibatnya 4k + 4 < 2k + 4 juga benar.
Perhatikan target. Hasil sementara kita adalah 2k + 4 sedangkan target kita adalah 2k + 2k.
Untuk k ≥ 5, maka 4 < 4k dan 4k < 2k adalah benar, sehingga 4 < 2k juga benar (sifat transitif).
Akibatnya 2k + 4 < 2k + 2k benar (sifat 3).
Contoh 5
3n < 2n
Jawab :
P(n) : 3n < 2n
Langkah Dasar :
3.4 = 12 < 24 = 16
Langkah Induksi :
Asumsikan P(k) benar, yaitu
3(k + 1) = 3k + 3
3(k + 1) = 2(2k)
3(k + 1) = 2k+1
Berdasarkan prinsip induksi matematika, terbukti bahwa P(n) berlaku untuk setiap bilangan
asli n ≥ 4.
BAB III
Rangkuman Materi
Soal Evaluasi
1. Buktikan bahwa 1. 2 + 2. 22 + 3. 23 + … + n. 2n = 2 [1 + (n-1) 2n] untuk semua bilangan
bulat positif n.
Kunci Jawaban
1. Pembahasan
Misalkan P(n) adalah pernyataan 1 ∙ 2 + 2 ∙ 2² + 3 ∙ 23 + … + n ∙ 2n = 2[1 + (n – 1)2n]
a. Pertama kita buktikan bahwa P(1) benar. Pernyataan ini menyatakan :
1. 2 = 2[1+(1-1)21] yang dengan jelas bernilai benar.
b. Selanjutnya, kita anggap bahwa P(k) bernilai benar dan menghasilkan hipotesis
induksi sebagai berikut.
1 . 2 + 2 . 22 + 3 . 23 + … + k . 2k = 2[1 + (k - 1)2k]
Hipotesis induksi tersebut akan kita gunakan untuk membuktikan kebenaran P(k + 1).
Pernyataan P(k + 1) mengatakan :
1 . 2 + 2 . 22 + 3 . 23 + … + k . 2k + (k+1) . 2k+1 = 2{1 + [(k+1) – 1]2k+1}
Kita mulai dari ruas kiri, kemudian kita gunakan hipotesis induksi untuk mendapatkan
bentuk yang berada di ruas kanan.
Sehingga pada Langkah 2 ini kita telah membuktikan bahwa jika P(k) benar
maka P(k + 1) juga benar.
Jadi, berdasarkan Langkah 1 dan 2, dengan menggunakan induksi matematika kita
dapat menyimpulkan bahwa P(n) bernilai benar untuk semua bilangan bulat positif n
DAFTAR PUSTAKA