Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK

Dosen Pengampu : Fitria Hanim, M.Pd

Waldi Maftuhul Firdaus (13130019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


BAB I

A. LATAR BELAKANG
Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk di dunia semakin meningkat jumlahnya
sehingga bisa dikatan kepadatan penduduk tidak bisa dikendalikan. Lebih difokuskan
untuk Negara Indonesia sendiri. Semua perencanaan pembangunan sangat
membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merenecanakan pembangunan
tetapi juga pada masa yang akan datang, disebut sebagai proyeksi penduduk.
Ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung pada ketajaman asumsi trend
komponen pertumbuhan penduduk yang dibuat. Komponen-komponen tersebut yaitu
kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk. Ketiga komponen
inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk.
Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, dan pengambil
kebijakan sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke
tahun. Sayangnya sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu
Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua sensus atau tahun-
tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber data kependudukan lain yaitu
registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan pencatatannya sehingga datanya
belum dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah beberapa kali membuat proyeksi penduduk
berdasarkan data hasil SP71, SP80, SP90, SP2000 dan SUPAS85, SUPAS95, dan
SUPAS2005. Proyeksi penduduk yang terakhir dibuat adalah proyeksi penduduk
berdasarkan hasil SUPAS2005 yang mencakup periode 2000-2025. Hasil SP2010
mengkoreksi jumlah penduduk pada proyeksi penduduk 2000-2025. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan data bagi keperluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang diperlukan data jumlah penduduk sampai
dengan tahun 2035. Oleh karena itu, dipersiapkan proyeksi penduduk berdasarkan
SP2010 mencakup periode 2010–2035. Data dasar perhitungan proyeksi ini adalah
data penduduk hasil SP2010 yang telah dilakukan penyesuaian ke bulan Juni 2010,
dan asumsi-asumsi yang dibentuk selain menggunakan data SP2010 juga
menggunakan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Proyeksi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan
provinsi yang disajikan dalam publikasi ini merupakan angka final dan mencakup
kurun waktu dua puluh lima tahun, mulai tahun 2010 sampai dengan 2035.
Pembuatan proyeksi dengan kurun waktu yang panjang ini dimaksudkan agar hasilnya
dapat digunakan untuk berbagai keperluan terutama untuk perencanaan jangka
panjang. Disisipkan pula proyeksi kilas balik untuk memenuhi tren masa lalu hingga
masa yang mendatang. Dengan terbitnya publikasi ini, maka proyeksi-proyeksi
sebelumnya yang masih mempunyai tahun rujukan yang sama dengan publikasi ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.

B. ISI
1. Pengertian
Menurut Sutarsih (1981:253) proyeksi adalah perhitungan yang
mneunjukkan keadaan kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi
penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk adalah perhitungan
jumlah penduduk (menurut komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan
datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan
proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakan pada
tahun yang berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang
berakhir “S”.
2. Kegunaan
Dahulu digunakan untuk mennetukan estimasi pajak atau kekuatan negara.
Namun skaerang digunakan untuk memperbaiki kondisi sosial-ekonomi dalam
suatu Negara. Kmeudian digunakan dalam rangka perencanaan pembangunan di
berbagai bidang, diataranya adalah :
a) Bidang pangan
Menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta
susunan penduduk menurut umur.
b) Bidang kesehatan
Menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di
rumah sakit, yang diperlukan selama periode proyeksi.
c) Bidang pendidikan
Memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah
guru, gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.
d) Bidang tenaga kerja
Menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat
kaitannya dengan proyeksi tentang kemungkinan perencanaan untuk
memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skill, dan pengalaman
dari tenaga kerja.
e) Bidang produksi dan jasa
Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubungannya dengan data
mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produk barang-barang
dan jasa di masa mendatang.
3. Tujuan
Penduduk dan proyeksinya merupakan gambaran yang peranannya dapat
digunakan sebagai penentuan kebijakan. Tujuan dari penyusunan proyeksi ini,
antara lain, adalah sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah penduduk Indonesia selama periode 2010-2035.
Rentang proyeksi tidak terlalu jauh untuk menghindari kesalahan dari
asumsi dan metode proyeksi. Proyeksi dengan jangka waktu yang lama
akan jauh berbeda dengan keadaan sebenarnya seiring dengan perubahan
keadaan sosial, politik, budaya, dan ekonomi yang berkembang cepat.
b) Menyediakan data penduduk Indonesia pada periode 2010–2035 untuk
kepentingan evaluasi terhadap dinamika penduduk dan perencanaan
pembangunan pada jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
4. Metode
Penyusunan proyeksi dapat digunakan dengan beberapa metode, antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Metode Komponen
Merupakan metode proyeksi terhadap komponen-komponen demografi,
misalnya kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi
penduduk.
Pn = P0 (1 + r)n
Keterangan :
Pn adalah jumlah penduduk pada tahun n ditanyakan
P0 adalah jumlah penduduk pada tahun 0 atau tahun dasar diketahui
n adalah jumlah tahun antara 0-n
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk per tahun dalam %
b) Metode Matematik
Proyeksi penduduk dengan metode matematik umumnya meneggunakan
model pertumbuhan eksponensia, geometrik, dan linear, atau penduduk
tanpa pertumbuhan. Apabila pertumbuhan penduduk mnegikuti model
pertumbuhan eksponensial, proyeksinya adalah :
P (t,me) = P0 e r n
Untuk pertumbuhan geometrik, proyeksinya adalah
P (t,mg) = P0 (1 + r) n
Jika pertumbuhan penduduknya linear, proyeksinya adalah
P (t,m1) = P0 (1+ r n)
dimana :
Pt adalah proyeksi penduduk pada tahun ke t
P0 adalah penduduk pada tahun dasar proyeksi
r adalah angka pertumbuhan penduduk
n adalah jangka waktu proyeksi dalam tahun

Sedangkan metode matematik sendiri masih digolongkan menjadi 4 model,


yaitu :

1) Model linear aritmatik


Pada model ini pertumbuhan penduduk relatif tetap atau konstan setiap
tahun. Digunakan jika hanya jumlah penduduk total yang ingin
diketahui. Model ini juga digunakan jika data yang lebih spesifik untuk
metode lain tidak tersedia. Kelemahannya adalah fertilitas, mortalitas,
dan migrasi tidak dipertimbangkan. Grafik dapat dilihat pada gambar
dibawah :

Pertumbuhan penduduk pada model linear aritmatik menunjukkan


pertumbuhan penduduk dengan jumlah sama setiap tahun. Rumusnya:
Pn = P0 + cn atau Pn = P0 (1+ rn)
Keterangan:
Pn adalah penduduk pada tahun n
P0 adalah penduduk pada tahun awal
c adalah jumlah pertambahan penduduk konstan (nilai absolute)
n adalah periode (waktu) antara tahun awal dan tahun n
r adalah angka pertambahan penduduk (%)
contoh soal :
Jumlah penduduk Indonesia menurut sensus 1980 adalah
147,79 juta dan menurut sensus 1990 adalah 179,38 juta. Jika
diasumsikan penduduk Indonesia bertambah dengan jumlah
yang sama setiap tahun selama periode 1980-1990, berapakah
jumlah penduduk tahun 1991?
Jawab :
Pn = P0 + cn  c = (Pn- P0)/n
Angka pertambahan penduduk 1980-1990
179,38 juta – 147,79 juta = 3,16 juta penduduk
10
Perkiraan jumlah penduduk 1991 = 179,38 juta+ 3,16 juta
= 182,54 juta

2) Model geometrik
Pada model ini pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar
bunga majemuk. Angka pertumbuhan penduduk dianggap sama untuk
setiap tahun, Rumusnya:
Pn = P0 (1+ r)n
Keterangan:
Pn adalah penduduk pada tahun n
P0 adalah penduduk pada tahun awal
n adalah waktu dalam tahun (period proyeksi)
r adalah angka pertambahan penduduk (%)

contoh soal :
Jumlah penduduk Indonesia menurut sensus 1980 adalah
147,79 juta dan menurut sensus 1990 adalah 179,38 juta. Jika
diasumsikan penduduk Indonesia bertambah secara geometrik
dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,96% pertahun
selama periode 1980-1990, berapakah jumlah penduduk tahun
1991?

Jawab :
Pn = P0 (1+ r)n
P1991 = 147,79 juta (1 + 0,0196)1991-1980
= 182,89 juta
Jadi, perkiraan jumlah penduduk tahun 1991 adalah 182, 89
juta
3) Model eksponensial
Pada model ini pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap
hari dengan angka pertumbuhan konstan. Rumusnya:
Pn = P0 x e rn
Keterangan:
Pn adalah penduduk pada tahun n
P0 adalah penduduk pada tahun awal
n adalah waktu dalam tahun (period proyeksi)
r adalah angka pertambahan penduduk (%)
e adalah bilangan pokok sistem logaritma natural = 2, 7182818

contoh soal :
Jumlah penduduk Indonesia menurut sensus 1980 adalah
147,79 juta dan menurut sensus 1990 adalah 179,38 juta. Jika
diasumsikan penduduk Indonesia bertambah secara
eksponensial dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar
1,94% pertahun selama periode 1980-1990, berapakah jumlah
penduduk tahun 1991?

Jawab :
Pn = P0 x e rn
P1991 = 147,79 juta x e (0,0194)x(1991-1980)
= 147,79 juta x 2, 7182818(0,0194x11)
=182,89 juta
Jadi, perkiraan jumlah penduduk tahun 1991 adalah 182, 89
juta
4) Model logistik
Model ini kurang popular dan lebih sesuai untuk proyeksi populasi
binatang. Rumusnya:

Keterangan:
Pn adalah penduduk pada tahun n
n adalah waktu dalam tahun (period proyeksi)
r adalah angka pertambahan penduduk (%)
e adalah bilangan pokok sistem logaritma natural = 2, 7182818
1/c adalah initial population size
1/k adalah upper limit of projection
C. PENUTUP

Proyeksi penduduk yang disajikan dalam presentasi ini dimaksudkan untuk


mengisi kebutuhan data kependudukan di masa mendatang, yang utamanya untuk
dasar perencanaan pembangunan nasional dan regional jangka panjang. Besarnya
jumlah penduduk dan struktur umur penduduk hasil proyeksi ini sangat tergantung
daru asumsi-asumsi yang digunakan, sehingga angka-angka tersebut bukan
merupakan angka yang mutlak akan tercapai, tetapi lebih merupakan pedoman
tentang apa yang terjadi jika asumsi-asumsi yang digunakan terpenuhi. Proyeksi
penduduk yang disajikan dalam presentasi ini telah melalui proses perhitungan yang
teliti, namun hasil perhitungan juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin timbul, misalnya kesalahan dalam pengumpulan data, proses memperkirakan
komponen perubahan penduduk, dan teknik perhitungan proyeksi yang dipakai.
Dengan demikian, benar atau tidaknya asumsi dan hasil proyeksi ini baru dapat
dibuktikan jika tersedia angka pembanding, misalnya angka yang akan diperoleh dari
angka hasil sensus atau survei penduduk di masa yang akan datang. Pada masa yang
akan datang proyeksi ini akan ditinjau kembali dan disempurnakan baik dari segi
asumsi maupun metode, terutama jika tersedia informasi baru yang diperkirakan dapat
meningkatkan kecermatan.
Daftar Pustaka
Anonim. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Universitas Indonesia
Anonim. 1975. Demografi Teknik. Jakarta: Universitas Indonesia
Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Munir, Rozy dan Budiarto. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur
Cahaya

Anda mungkin juga menyukai