Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berisi materi dengan judul “Marketing Plan dalam Enterpreneurship”
sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan kepada rasa hormat sekaligus ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan
makalah ini, diantaranya:
1. Bapak Dr. Keriyoto, S.E., M.M., Ak. Selaku dosen pengampu sekaligus pembina
pada mata kuliah Kewirausahaan di program studi Pendidikan Teknologi
Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya.
2. Ayah dan ibu beserta keluarga besar yang memberikan dukungan moral
maupun finansial, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik.
3. Teman-teman program studi Pendidikan Teknologi Informasi yang telah
banyak membantuk baik dalam bentuk dukungan, do’a, saran, dan masukan
terhadap penyusunan makalah ini.
4. Semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan hingga penyusunan
laporan ini yang tim penulis tidak bisa sebutkan satu persatu tanpa
mengurangi rasa hormat dan terima kasih dari tim penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalan
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun dari pembaca hingga tidak diulangi lagi dikemudian hari. Semoga
makalah ini memberikan dampak positif bagi pembacanya.
Tim Penulis
ii
Daftar Isi
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
BAB 2 PEMBAHASAN
2
2.2 Konsep AIDA + S
Tahapan produsen dalam menentukan minal beli atau menentukan
dorongan konsumen melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan, dapat kita lihat pada konsep atau model AIDA yang dikembangkan
oleh Kotler (2012:568), yaitu:
1. Attention
Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai
dengna kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga
mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Interest
Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau jasa
yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci
mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.
3. Desire
Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai produk atau jasa
yang ditawarkan, karena hasrat dan keingin untuk membeli mulai timbul.
Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya minat yang
kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk atau jasa yang
ditawarkan.
4. Action
Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang tinggi
untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
Saat ini beberapa ahli ekonomi telah menambah satu huruf lagi ke dalam
AIDA, yaitu S yaitu Satisfaction sehingga AIDAS, hal ini dikarenakan konseumen
yang merasa puas akan melakukan pembelian secara berulang. Selain itu, ada juga
yang menambahkan huruf C yang berarti Conviction sehingga menjadi AIDAC,
yaitu adanya keyakinan atau kepastian dari konsumen untuk melakukan
pembelian. Bida kedua model ini digabungkan maka akan menjadi AIDACS.
2.2.1 Entrepreneur dan Marketing Concept
a. Production Concept
Konsep produksi ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
menawarkan mutu, kinerja terbaik dan juga inovatif, dalam hal ini ialah
memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik serta terus
menyempurnakannya. Industri yang berwawasan seperti ini cenderung tidak
memperhatikan keinginan dan kebutuhan dari konsumen, sehingga bagian
pemasaran mungkin akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya.
b. Product Concept
Konsep produk ini bisa dijalankan jika permintaan produk melebihi
penawarannya serta di mana biaya produk tersebut sangatlah tinggi.
Kelemahan dari konsep pemasaran ini ialah pelayanan tidak ramah dan buruk.
c. Selling Concept
Konsep penjualan ini beranggapan bahwa konsumen enggan membeli dan
harus didorong supaya mau membeli. Konsep ini sering dipakai pada “produk
3
yang tidak dicari” atau tidak dipikirkan untuk dibeli serta juga pada industri
yang mengalami kelebihan kapasitas produksi.
d. Marketing Concept
Konsep pemasaran ini produsen tidak hanya sekedar membuat barang saja,
tidak juga asal melancarkan promosi, akan tetapi produsen memusatkan
perhatiannya pada selera konsumen, produsen memperhatikan kebutuhan
(needs) dan keinginan (wants) dari konsumen, dalam hal ini adalah produsen
lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen.
e. Societal Concept Responsibility
Enterpreneur pada tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan
kemanusiaan. Karena banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik
yang datang dari pemerintah maupun dari masyarakat melalui lembaga
konsumen, maka perusahaan barus memiliki rasa tanggung jawab moral untuk
melayani masyarakat sebaik-baiknya.
2.2.2 Customer is King
Berikut 11 prinsip pelanggan adalah Raja yang harus dipelajari oleh penjual
sebagai berikut:
1. Pembeli adalah orang yang penting dalam dunia usaha
2. Pembeli tidak tergantung pada kita, justru kita yang tergantung padanya
3. Pembeli bukan pengganggu terhadap pekerjaan kita, tetapi sebaliknya
sebagai tujuan usaha
4. Pembeli berbuat kepada kita sebagai suatu hal yang menyenangkan, jangan
kita berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan
5. Pembeli adalah sebagian dari usaha dan kegiatan kita
6. Pembeli bukan suatu benda yang beku, tetapi ia adalah seorang manusia
berdarah dingin dengna perasaan dan emosinya seperti kita sendiri
7. Pembeli bukanlah lawan berdebat, tetapi kawan-kawan yang bersahabat
8. Pembeli adalah seorang yang membawa kebutuhan kepada kita dan ini adalah
pekerjaan kita untuk menemuinya
9. Pembeli adalah orang yang dilayanani dan dimengerti dengan penuh
perhatian yang dapat kita berikan kepadanya
10. Pembeli adalah orang yang memungkinkan membuat keuntungan bagi
pendapatan kita
11. Pembeli adalah jiwa penghidupan bagi dunia usaha
4
Komponen pertama dari konsep pemasaran adalah orientasi konsumen,
yaitu mulai dari pertanyaan, apakah yang ingin dibeli oleh konsumen? Jawabannya
adalah kepuasan yang sesuai dengan kualitas. Konsumen mencari nilai (value) dan
terpenuhi keinginannya.
Komponen kedua yang membentuk konsep pemasaran adalah organisasi
yang terintegrasi dan utuh. Organisasi adalah kunci sukses perusahaan dengan
organisasi yang terintegrasi mulai dari bagian pemasaran dan penjualan sampai
dengan bagian produksi, semua karyawan harus tetap satu arah yaitu customer
focus.
Komponen ketiga ialah goal achievement. Memang tujuan perusahaan ialah
untuk meningkatkan volume penjualan dan revenue (keuntungan) ,tapi jangan
hanya menekankan peningkatan volume dan keuntungan, namun juga harus
membuat kegiatan pemasaran lebih efektif dan efisien sehingga dapat menunjang
terhadap pernjualan yang menguntungkan. Tujuan lainnya ialah meningkatkan
image terhadap perusahaan dan memperluas market share.
5
3. Functional Approach
Kegiatan-kegiatan marketing dilakukan dengan pendekatan klasifikasi.
Misalnya dalam marketing barang-barang kelontong, ada kegiatan di mana
seseorang harus membeli, dan yang lain menjualnya. Ada yang mengangkut,
ada yang menyimpan dan sebagainya. Dengan menyelidiki masing-masing
fungsi ini, maka kita akan dapat mengetahui apa peranan marketing melalui
berbagai fungsinya tersebut.
2.5 Strategi Pemasaran
Strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang
menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan
utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis
yang akan dicapai oleh perusahaan. Sedangkan Definisi strategi pemasaran adalah
memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang
yang ingin dicapai oleh perusahaan dan.menciptakan suatu bauran pemasaran
yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut. Dunia pemasaran
diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para Produsen dan para pedagang
yang bergerak dalam komoditi yang sama maka perlu sekali diciptakan suatu
strategi pemasaran, agar dapat memes nangkan peperangan tersebut.
Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar atau disebut grand strategy atau
strategi inti. Jika grand strategy ini sudah benar maka diharapkan perusahaan akan
berhasil mencapai sasaran tersebut. Diharapkan perusahaan akan dapat
tnenguasai market share yang luas ataupun market position yang mantap. Market
share atau pangs.a pasar artinya penguasaan luas pasar. Sedangkan market
position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk pada suatu pasar.
Perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variabel utama
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. Variabel yang dapat dikontrol oleh wirausaha adalah:
a. Market Segmentation
b. Market budget
c. Timing
d. Marketing Mix
Varibel di atas dapat dijelaskan berikut ini.
a. Market Segmentation
Pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran dari pemasaran nya. Apakah
sasaran pemasarannya ditujukan ke seluruh lapisan masyarakat konsumen, atau
hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja. Kedua jenis strategi ini
mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha yang menguasai seluruh segmen
pasar, jika berhasil tentu akan memperoleh keuntungan besar. Namun sekarang
ini para produsen sudah mulai memilih segmen tertentu, yang sifatnya lebih
khusus.
6
b. Market Budget
Jumlah dana Strategi penetapan untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi
keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah untuk kegiatan
marketing maka jumlah penjualan meningkat. Namun tidak terlalu demikian,'
bahwa peningkatan dana kegiatan marketing tidak otomatis - akan meningkatkan
jumlah penjualan. Jika demikian halnya, maka seluruh produsen akan sukses,
semua barang akan laku, hanya dengan menambah inggaran belanja marketing.
C. Timming
Para pengusaha harus meniaga waktu, kapan ia harus mulai melancarkan
pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran harus
dibuka. Jika sebuah restoran mulai dibuka pada hari-hari litnana orang akan
berpuasa, maka ini adalah strategi yang kurang bijaksana, jikapada bulan puasa
jumlah penjualan restoran akan menurun drastis. Atau jurnlah toko buku,
sebaliknya mulai dibuka dan dilengkapi isi bukunya, sebelum tahun ajaran baru.
Dengan menjaga ketepatan waktu ini, maka perusahaan akan mendapat
keuntungan berlipat ganda, di samping keuntungan berupa materi, juga
keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikcnal konsumen.
d. Marketing Mix
Marketing Mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mew kombinasikan
berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang
paling memuaskan ada empat clemen yang tercakup dalam bauran pemasaran
ini yang dikenal dengan elemen 4P.
PI = Product P3 = Place
P2 = Price P4 = Promotion
Mengenai marketing mix akan diuraikan dalam sub tersendiri.
2.6 External Variables Uncontrolable
1. The state of connpetition seorang pengusaha sulit tneratnalkan kapan akan
muncul saingan baru dalam produk yang Oleh sebab itu pengusaha tidak
boleh lengah dan harus selalu berusaha memperbaiki produk atau pclayanan
usahanya agar tidak tersingkir oleh saingan baru.
2. Technological developments.
pengusaha sulit Ineramalkan kapan akan muncul teknologi baru yang
mernbuat proses produksi lebih efisicn dan lebih bagus juga sulit diduga.
Untuk mengatasi hal ini harus mencoba menggunakan teknologi baru lebih
cepat dari saingannya.
3. Demographic changes.
Kecenderungan perubahan penduduk juga sulit diantisipasi karena data
perubahan penduduk ini sulit diperoleh. Walaupun sebenarnya untuk
7
generasi yang akan datang bisa juga dilihat kecenderungan perkembangannya
berdasarkan usia generasi anak-anak sekarang ini.
4. Political and economic policies of the government.
Perubahan-perubahan peraturan pemerintah juga sulit diantisipasi oleh para
pengusaha.. Terutama yang menyangkut masalah kredit bank naik turunnya
suku bunga perubahan politik luar negeri, penggantian pejabat dan
sebagainya.
5. Natural resources.
Pengusaha sulit meramalkan kapan sumber daya alam akan habis atau kapan
ditemukan sumber daya alam yang baru. Walaupun variabel-variabel di atas
dianggap sebagai variabel yang tidak dapat diawasi, namun dalam beberapa
aspek sebenamya bisa diramalkan atau dirasakan oleh pengusaha
berdasarkan pengalamanpengalamannya dalam dunia bisnis selama ini.
2.7 Marketing Mix
7 P merupakan komponen yang terbaik dalam marketing mix. Elemen 7 P ini
terdiri atas 4 P tradisional clan 3 P lagi sebagai tambahan untuk pemasaran jasa.
Empat P tradisional berlaku untuk pemasaran barang, rinciannya adalah scbagai
berikut:
1. P1 = Product
Produk adalah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua kegiatan
marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk.
2. P2 = Price
Masalah kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran
produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap level lembaga yaitu
kebijaksanaan harga oleh produsen, grosir dan retailer. Harga di sini bukan
berarti harga yang murah saja ataupun harga tinggi akan tetapi yang
dimaksudkan adalah harga yang tepat. Kaum produsen dapat menetapkan
harga dalam dua bentuk:
a. Harga setinggi mungkin (skiming price)
Harga tinggi ini dapat dilakukan karena belum ada saingan, produk ini
dipasarkan untuk orang kaya. Juga produsen mengharapkan laba yang besar
untuk menutup biaya-biaya laboratorium untuk menciptakan barang baru
tersebut.
b. Produsen juga bisa menetapkan harga serendah mungkin yang disebut dengan
penetration price. Tujuan penetapan harga rendah ini ialah untuk
meneroboskan produk masuk pasar. Kebijaksanaan harga grosir. Grosir atau
pedagang besar clapat membuat kebijaksanaan barga dengan memberikan
diskon.
Kebijaksanaan harga retailer. Ada beberapa macam kebijaksanaan harga yang
dilakukan oleh retailer yaitu sebagai berikut:
8
a. Margin Pricing
Penetapan harga di sini berdasarkan kira-kira, asal sudah ada untung maka
produknya langsung dijual. Kebijaksanaan harga ini banyak digunakan oleh
pedagang kaki lima. Mereka menawarkan harga tertentu, kemudian ditawar
oleh pembeli, jika sudah ada untungnya maka barang tersebut langsung dijual.
b. Price Lining
Penetapan harga ini banyak dilakukan oleh toko yang menjual baju kaos, sepatu
dan sandal. Contohnya kaos dari berbagai merek dan ukuran ditumpuk dalam
suatu kotak dan diberi harga sama. Para pembeli tinggal memilih barang yang
dia sukai namun harganya sama.
c. Competitors Price
Perusahaan -untuk memperoleh reputasi sebagai toko murah adakalanya toko
memasang harga murah untuk barang-barang yang dikenal oleh umum. Bahkan
ada kalanya orang menjual rugi barang-barang yang dikenal umum ini sebagai
cara menarik langganan.
d. Judgement Pricing
Dasar penetapan harga di sini berdasarkan perkiraan. Biasanya dalam satu kodi
atau satu lusin barang ada satu dua potong yang bagus. Barang yang bagus ini
diberi Ivarga lebih tinggi dari pada yang lainnya. Dan ditempatkan di pojok toko
dekat barangbarang yang harga mahal. Barang yang harga mahal ini kadang
kadang lebih cepat laku dibandingkan dengan harga barang yang lebih murah.
e. Customary Prices
Harga suatu barang Dalam jangka panjang tetap stabil tidak ada perubahan.
Apabila harga bahan baku meningkat maka harga pokok pun meningkat. Akan
tetapi produsen tidak mau menaikkan harga jualnya. Mereka menetapkan
harga jual tidak dinaikkan, namun kuantitas atau kwalitas produk diturunkan.
Misalnya harga kertas satu rim isi 500 lembar harganya Rp 20.000,- karena
harga kertas naik, namun harga jual tetap Rp 20.000,-/rim (tapi isinya hanya
400 lembar).
f. Odd Prices
Penetapan harga ini biasa dipakai di super market yaitu berupa harga ganjil.
Misalnya harga Rp. 49.950,- atau harga Rp. 2.975 _
g. Combination Offers
Penawaran kombinasi antara dua jenis barang misalnya penawaran sisir
dengan minyak rambut, sikap gigi dengan odol. Harganya dipasang satu
macam. Konsumen yang membutuhkan barang tersebut merasa membeli
murah karena membayar satu macam harga untuk dua macam barang.
3. P3 = Place
9
Tempat, sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada
perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting sekali
perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini adalah sangat
penting karena dalam segala hal mereka berhubungan dengjan konsumen. Kita
dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran produk jika tidak ada orang yang
menjajakan, tidak ada toko, kios, supermarket dan sebagainya„ Dalam sebuah
ungkapan dikatakan.
Produsen dapat mengadakan lomba pajang rak toko diantara para retailer guna
meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik pajangannya akan diberi
hadiah Atau produsen tidak mengadakan perlombaan, tapi hanya meminjam rak
toko dari suatu toko selama sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa
pajangannya. produsen juga dapat melaksanakan strategi push dan Apull. Push
Strategy berarti mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk
ke konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap
unit. Sedangkan pull strategy ialah usaha menarik barang dari dalam toko ke
tangan konsumen dengan mengandalkan promosi di media masa.
4. P4 = Promotion
Promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling
berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan,
produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi
yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing. Termasuk di
dalam kornbinasi promosi ini adalah kegiatan-kegiatan advertising, personal
selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan
dipergunakan untuk meningkatkan penjualan.
a. Advertising berarti berita tentang barang dan jasa pengertian yang lebih
lengkap tentang advertising ialah bentuk presentasi atau penyajian dan
promosi mengenai ide, barang-barang, atau jasa yang dilakukan oleh
sponsor tertentu
b. Personal Selling adalah presentasi melalui percakapan satu atau dua orang
penjual untuk tujuan melakukan penjualan. Personal Selling ini dapat terjadi
di toko, di rumah-rumah atau di tempat tempat perusahaan yang dikunjungi
oleh agen-agen penjual.
c. Sales Promotion berarti promosi penjualan yaitu Inemberi do rongan kepada
pembeli hanya mau meunbeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat
hadiah atau bonus tertentu
d. Public Relations atau Publicity tujuan dari publicity ini ialah untuk
memberikan citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui
publicity dapat dibentuk pandangan baik dan mencegah berita-berita
negatif terhadap perusahaan.
5. P5 = People
Unsur orang/manusia yang melayani terutama dalam perusahaan yang menjual
jasa. Termasuk kedalam PS ini unsur pimpinan, yang mengambil keputusan, dan
10
unsur karyawan yang melayani konsumen. Karyawan ini perlu diberi
pengarahan, dan pelatihan, agar dapat melayani konsumen sebaik-baiknya.
6. P6 = Physical Evidence
Bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Misalnya untuk penjualan jasa
transportasi, konsumen akan memperhatikan kondisi mobil yang digunakan,
untuk jasa hotel konsumen akan melihat tampilan hotel, kamar, dan berbagai
fasilitas yang terdapat didalamnya
7. P7 = Process
Bagaimana proses dilakukan sampai jasa yang diminta oleh konsumen diterima
secara memuaskan. Apakah cukup puas menerima jasa' cepat layanannya,
bersih, rapih, akurat, tepat waktu dan sebagainya.
11
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
(t.thn.). Dipetik Nopember 19, 2019, dari Perpustakaan Digital Politeknik Negeri
Bandung: digilib.polban.ac.id/files/disk1/88/jbptppolban-gdl-loftyraini-
4363-2-bab2--4.pdf
Ilmu Ekonomi ID. (t.thn.). 5 Konsep Pemasaran. (I. E. ID, Editor) Dipetik Nopember
20, 2019, dari Ilmu Ekonomi ID: ilmu-ekonomi-id.com/2017/08/5-konsep-
pemasaran.html
RZ Faundation. (t.thn.). BAB VI Rencana Pemasaran (Marketing Plan). Dalam R.
Faundation, & rzabdulaziz (Penyunt.), Buku Kewirausahaan (hal. 6 - 7).
Lampung. Dipetik Nopember 20, 2019, dari
rzabdulaziz.files.wordpress.com/2014/02/bab-6-rencana-pemasaran-
marketing-plan.pdf
Ulfa. (2017, Juli 26). Pengertian Marketing Plan, Tujuan, Manfaat, dan Cara
Menyusun Marketing Plan. Dipetik Nopember 19, 2019, dari
pelajaran.co.id/2017/26/pengertian-marketing-plan-tujuan-manfaat-dan-
cara-menyusun-marketing-plan.html
13