Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI CV “KARSANI CONSULTANT”

Dengan judul :

ALAT UKUR THEODOLITE

Di Susun Oleh :
M. Idris sapii
NIS : 518/TB/17
Bidang Keahlian Teknik Konstruksi dan Properti
Program Keahlian Teknik Bisnis Konstruksi dan Properti

SMK NEGERI 2 KARANG BARU


KABUPATEN ACEH TAMIANG
2019
PENGESAHAN
Penulisan Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) / Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) dengan judul “ALAT UKUR THEODOLITE” yang disusun oleh :
Nama : M. Idris Sapii
NIS : 518/TB/17
Kelas : XII (Dua Belas)
Jurusan : Teknik Bisnis Konstruksi Dan Properti

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) /


Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada tanggal 22 Juli s/d tanggal 19 Oktober 2019
di :
CV. Karsani Consultant

Karang Baru, Oktober 2019

Telah disetujui / disahkan,

Pembimbing Prakerin Pimpinan / Pembimbing DU/DI

Partik,ST Rahmad Edi Syahputra Nst


NIP.
Mengetahui / Menyetujui

Kepala SMKN 2 Karang Baru Kepala Program Keahlian Teknik


Konstruksi dan Properti

Drs.H. Yunaldi
Pembina Tk.1/IVb Ririn Sandra,ST
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh pihak
sekolah. Dari hasil yang telah dilakukan dan dicapai selama saya mengikuti proses
Pendidikan sistem Ganda (PSG) di Karsani Consultant selama 3 bulan dari tanggal
22 Juli sampai dengan 19 Oktober 2019, saya banyak mendapatkan pengetahuan
yang lain di dalam dunia industri dan yang terutama sekali saya juga banyak
mendapatkan pengalaman berharga yang tak ternilai. Dan dengan bersumber dari
hal-hal tersebut, akhirnya menjadi dasar dan bahan bagi penyusunan laporan ini.
Sebelum melanjutkan penyusunan, terlebih dahulu saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bpk. Drs. H. Yunaldi selaku Kepala SMK Negeri 2 Karang Baru.
2. Rahmad Edi syahputra Nst. selaku pimpinan CV. Karsani Consultant.
3. Jasmaniah, selaku Waka Humas SMK Negeri 2 Karang Baru.
4. Partik,ST selaku pembimbing di SMK Negeri 2 Karang Baru.
5. Al iman, selaku pembimbing di CV. Karsani Consultant.
6. Bapak dan Ibu Guru SMK Negeri 2 Karang Baru yang telah memberikan
bimbingan.
7. Kedua orangtua saya yang telah memberi dorongan dan semangat.
8. Seluruh teman-temanku di SMK Negeri 2 Karang Baru.

Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa
selalu membantu baik moral maupun materi, sehingga saya dapat melanjutkan
penyusunan laporan ini hingga selesai pada akhirnya.
Saya mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dengan dasar itu
saya mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun.semoga laporan ini berguna,
khususnya untuk saya dan masyarakat pada umumnya.

Karang Baru, 19 November 2019


Penyusun

M. Idris Sapii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan

menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya

untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau

dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan

spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta

peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan waterpas,

theodolit. Total station dan sebagainya dapat mengasilkan data dan ukuran yang

dapat dipertanggungjawabkan.

Dan ilmu ukur tanah tidak lepas dari alat ukur dan bahan-bahannya seperti

theodolite, rambu ukur, tripot, dan lain-lain.dari ilmu ukur tanah lah penulis

mengetahui seberapa pentingnya alat theodolite dalam suatu pengukuran maka dari

pada itu punulis mengambil judul theodolite.


1.2 TUJUAN

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.

2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran

menggunakan Theodolit.

3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.

4. Menpelajari bagian-bagian theodolite.

1.3 WAKTU DAN LOKASI KEGIATAN

Kegiatan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ) dilakukan di CV Karsani


Consultant, yang terletak di Dusun Damai, Kampung Jawa Belakang, Kec. Karang
Baru, Kab. Aceh Tamiang, Aceh yang dimulai pada tanggal 22 Juli s/d 19 Oktober
2019. Dengan jadwal dalam 1 minggu 6 hari kerja yang dimulai pukul 09.00–17.00.
BAB II
LANDASAN TEORI

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan

waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang

dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat

yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada

dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar

berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu

vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut

juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu

horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut

tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi

Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan

dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut

memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat

ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan

efisien Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah

kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di

Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen

yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut

pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah

dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan
yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu

instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran

keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut

horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti

dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada

1725. Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787

dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang

terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain

sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,

theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,

maupun pengamatan matahari.

Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat

Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit,

maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan

gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku

pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk

menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat.

Theodolit digital biasanya terdiri dari teleskop kecil yang terhubung ke

dua mekanisme pengukur sudut, satu untuk mengukur sudut horizontal dan satu

untuk mengukur sudut vertikal. Itu duduk di atas dasar yang dapat diputar dengan

mekanisme leveling pada tripod. Setelah theodolite diatur, teleskop diarahkan

untuk menemukan titik yang diinginkan dan kemudian sudut dari titik dimana
theodolite ditempatkan ke titik yang terlihat di teleskopnya dapat dibaca melalui

lensa mata dari ruang lingkup.

Berbagai rencana dalam bidang teknik seperti pembangunan jalan raya,

kereta api, irigasi, daerah industri, dan perumahan memerlukan referensi berupa

berbagai data, seperti lokasi, karakteristik lokasi, dsb. Hal-hal yang berhubungan

dengan lokasi tentu memiliki hubungan dengan luas yang hendak dikelola.

Penentuan luas lokasi dilakukan dengan mengadakan pengukuran. Pada

dasarnya, untuk skala pengukuran pada wilayah yang tidak luas, pengukuran bisa

dilakukan hanya bermodalkan patok dan meteran. Namun, jika pengukuran yang

hendak dilakukan mencapai puluhan, ratusan, bahkan ribuan meter, maka

peralatan yang dibutuhkan harus bisa mencapai jarak tersebut dan biasanya alat

tersebut sudah termasuk canggih. Contohnya theodolite

Metode pengukuran juga penting diperhatikan ketika hendak melakukan

pengukuran. Metode pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan pengukur. Salah

satu metode pengukuran dalam ilmu ukur wilayah adalah metode pengukuran

poligon.
Cara Menggunakan Theodolit

Pengaturan Theodolite

Langkah 1

Temukan sepetak tanah tingkat dengan pandangan yang bagus diantara lahan yang

akan diukur.

Langkah 2

Memperpanjang kaki tripod sehingga theodolite akan berada pada tingkat yang

nyaman untuk Anda gunakan, sejauh mungkin (kebanyakan tripod theodolite akan

memiliki mekanisme yang akan mengunci mereka ketika mereka mencapai

pemisahan dan ekstensi maksimum) , dan tempelkan ujung kaki ke tanah.

Langkah 3

Sesuaikan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata. Tingkat sekrup

yang dipasang pada theodolite akan memberi Anda gambaran bidang yang sejajar.

Langkah 4

Sejajarkan tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup dan atur ulang dengan

kedua sekrup tersebut untuk mencapai tingkat yang lebih akurat pada sumbu
tersebut. Kemudian putar theodolite 90 derajat pada alasnya dan sesuaikan lagi

menggunakan sekrup ketiga.

Langkah 5

Lepaskan dua klem pengatur horisontal (biasanya kenop besar di kedua sisi

theodolite, sedikit diimbangi secara vertikal).

Langkah 6

Sejajarkan bagian atas teodolit dengan tanda pada cincin di antara kedua sisi yang

terhubung ke klem horisontal, kemudian kunci klem atas.

Langkah 7

Buka penutup lensa di sisi teodolit, dan lihat melalui lensa mata kecil. Anda akan

melihat tiga skala: penyesuaian horizontal, vertikal, dan halus. Gunakan tombol

penyesuaian di bagian atas theodolite untuk menyesuaikan tanda dengan 0’00 “(0

menit dan 0 detik dari busur).

Langkah 8

Gunakan tombol penyesuaian horisontal atas untuk menyelaraskan garis tunggal

yang Anda lihat dalam ruang lingkup di bagian bawah skala horizontal tepat di

antara garis ganda yang duduk di bawah angka 0.


Langkah 9

Buat garis referensi dengan menyusun theodolite secara horizontal dengan tengara

tinggi dalam tampilan yang mudah. Buka kunci klem bawah untuk membuat

rotasi ini, luruskan pandangan dengan tengara, dan kunci klem bawah lagi.

Pengukuran horizontal akan tetap nol. Mulai sekarang, hanya kendurkan klem atas

untuk membuat penyesuaian horizontal.

Pengukuran Menggunakan Theodolit

Langkah 1

Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di tempat

yang kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci klem. Gunakan

adjuster horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek antara dua

lampu vertikal dalam penglihatan.

Langkah 2

Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus untuk

mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari referensi

Anda diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada skala penyesuaian

halus (mis. 30 derajat 10’30 “).


Langkah 3

Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil memindahkan

theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara vertikal pada objek

Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan tombol penyesuaian

vertikal halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada titik yang Anda pilih.

Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari skala

vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk skala

horizontal. Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian horizontal

kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan

untuk pengukuran horizontal akhir.

Kedua koordinat ini memberikan sudut yang tepat antara referensi Anda dan titik

minat Anda, tetapi Anda juga dapat mengukur sudut antara dua titik dengan

membandingkan dua pengukuran mereka, atau dengan menetapkan titik pertama

sebagai referensi.
Bagian-bagian dan fungsi theodolit

Bagian Theodolite dan Fungsinya yaitu :

1. Pembantu Visir : Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu

mengarahkan teropong ke target , untuk membantu pembidikan secara

kasar.

2. Lensa Obyektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek / target

.Lensa positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil

3. Klem Sumbu II : berfungsi untuk pengunci sumbu II


4. Sumbu II : Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap sumbu

putar horizontal.

5. Nivo Teropong : Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar. Pada

kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada lagi.

6. Ronsel Lensa Tengah : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan

pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).

7. Reflektor Sinar : berfungsi untuk menangkap cahaya dan memantulkannya

ke mikroskop pembacaan lingkaran horisontal, sehinga bisa terbaca

8. Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A : berfungsi sebagai tempat

pembacaan arah horizontal.

9. Klem Horisontal : berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci

lingkaran horizontal.

10. Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal : berfungsi menggerakkan

teropong arah horisontal dengan perlahan pada saat klem horisontal

dikunci

11. Penggerak Halus Limbus : berfungsi menggerakkan limbus dengan

perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan

ke target).

12. Skrup Penyetel ABC : berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota guna

pembuatan sumbu I vertikal.

13. Plat Dasaran / Tatakan : sebagai plat penyangga seluruh bagian alat

14. Kepala Statif : merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan pesawat

Theodolite.
15. Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya

pesawat Theodolite.Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi supaya

kaki statif menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat tidak jatuh.

16. Penggantung Unting – unting : Digunakan untuk memasang tali unting-

unting.

17. Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif

18. Nivo Alhidade Horisontal : digunakan untuk membuat sumbu I vertical

secara halus, setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.

19. Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal : berfungsi menyeimbangkan

nivo Alhidade horizontal.

20. Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B : Mikroskop yang digunakan

untuk membaca sudut lingkaran horizontal

21. Skrup Penggerak Halus Vertikal berfungsi menggerakkan teropong arah

vertikal secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.

22. Lensa Okuler : Lensa negatif sebagai lensa mata.

23. Ring Pelindung Diafragma : berfungsi sebagai pelindung diafragma

24. Mikroskop pembacaan Lingkaran Vertikal : tempat pembacaan Iingkaran

vertikal.

25. Tabung Sinar : membantu menyinari Iingkaran vertical

26. Piringan Lingkaran Vertikal : Adalah piringan dari metal atau kaca tempat

skala lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi

oleh alhidade vertical.


A. Syarat-syarat theodolit

Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite, sehingga siap

dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :

1. Sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.

2. Sumbu kedua harus benar – benar mendatar.

3. Garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.

4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.

B. Tata Cara Pengukuran Detil Tachymetri Menggunakan

Theodolit Berkompas

Pengukuran detil cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur

(Theodolite) titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk

pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke

rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta

sudut miring m. Tempatkan alat ukur theodolite di atas titik kerangka dasar atau

titik kerangka penolong dan atur sehingga alat siap untuk pengukuran, ukur dan

catat tinggi alat di atas titik ini. Dirikan rambu di atas titik bidik dan tegakkan rambu

dengan bantuan nivo kotak. Arahkan teropong ke rambu ukur sehingga bayangan

tegak garis diafragma berimpit dengan garis tengah rambu. Kemudian kencangkan

kunci gerakan mendatar teropong. Kendorkan kunci jarum magnet sehingga jarum

bergerak bebas. Setelah jarum setimbang tidak bergerak, baca dan catat azimuth

magnetis dari tempat alat ke titik bidik. Kencangkan kunci gerakan tegak teropong,

kemudian baca bacaan benag tengah, atas dan bawah serta catat dalam buku ukur.
Bila memungkinkan, atur bacaan benang tengah pada rambu di titik bidik setinggi

alat, sehingga beda tinggi yang diperoleh sudah merupakan beda tinggi antara titik

kerangka tempat berdiri alat dan titik detil yang dibidik.

Kesalahan pengukuran cara tachymetri dengan theodolite berkompas

Kesalahan alat, misalnya:

1. Jarum kompas tidak benar-benar lurus.

2. Jarum kompas tidak dapat bergerak bebas pada prosnya.

3. Garis bidik tidak tegak lurus sumbu mendatar (salah kolimasi).

4. Garis skala 0° – 180° atau 180° – 0° tidak sejajar garis bidik.

5. Letak teropong eksentris.

6. Poros penyangga magnet tidak sepusat dengan skala lingkaran mendatar.

Kesalahan pengukur, misalnya:

a. Pengaturan alat tidak sempurna ( temporary adjustment ).

b. Salah taksir dalam pemacaan

c. Salah catat, dll. nya.

Kesalahan akibat faktor alam, misalnya:

a. Deklinasi magnet.

b. atraksi lokal.
C. MACAM / JENIS THEODOLIT

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:

1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,

sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud

adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)

2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran

mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.

Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º,

dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang

termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ),

TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss)

Rambu

Gambar 2. Rambu
Bentuk rambu mirip dengan mistar kayu yang besar, dilengkapi dengan

skala pembacaan tiap satu sentimeter dan skala besarnya merupakan huruf E.

Panjang rambu adalah tiga meter. Bahan rambu ada yang dari kayu maupun

alumunium. Rambu berguna untuk membantu theodolit dalam menentukan jarak

secara optis. Hal yang perlu diperhatikan adalah dalam memegang rambu harus

tegak lurus terhadap titik yang ditinjau.

Patok Kayu

Gambar 3. Patok Kayu

Patok kayu dibuat dari reng ¾ atau bujur sangkar dan panjangnya  90

centimeter yang salah satu ujungnya diruncingkan dan di ujung lainnya di beri paku

payung agar pembacaan nonius lebih akurat.


Kelebihan theodolite yaitu:

1. Theodolite lebih akurat dan lebih presisi dalam penentuan jarak horizontal

dan beda tinggi di bandingi alat ukur yang lebih sederhana.

2. Alat mudah di bawa ke mana-mana.

3. Waktu pengukuran reltif cepat.

Kekurangan theodolite yaitu:

1. Theodolite memerlukan perawatan ekstra agar alat tidak mudah rusak.

2. Harga theodolite lebih mahal dari pada alat ukur tanah yang lebih sederhana

lainnya.

3. Ketika melakukan pengukuran, nivo pada theodolite harus berlidung dari

sinar matahari secara langsung.


BAB III
KEGIATAN
3.1 MASALAH

1. Pada saat pengukuran alat theodolite harus dipayung agar tidak terkena

cahaya matahari langsung.

2. Pada saat pengukuran di lapangan banyak daun-daun yang menghalang

angka pada rambu ukur.

3. Pada saat ngukur di lapangan alat theodolite terkena sinar matahari

langsung sehingga sudutnya pun berubah.

3.2 PEMECAHAN MASALAH

1. Pada saat penguran harus membawa payung sebagai antisipasi.

2. Waktu mengukur ada yang membersihkan daun pohon yang menghadang

pandangan pembidik.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan pada judul penulis yang berjudul theodolite

adalah sebagai berikut:

1. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan

tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.

2. Sebelum pengukuran dilakukan (menembak target), theodolit harus di centering

terlebih dahulu.

3. Kesalahan perhitungan poligon dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor

manusia, faktor alat dan faktor alam.

4. centering merupakan faktor utama dalam proses rangkaian pengukuran


menggunakan theodolit.
5. Kondisi alat sangat mempengaruhi kelancaran proses centering dan
pembacaan sudut.
6. Ketelitian pembacaan sudut merupakan hal yang sangat penting karena
akan berpengaruh pada data.

4.2 SARAN

pada saat pelaksanaan prakerin penulis menyarankan agar centring dilakukan dengan

benar dan teliti agar data yang didapat benar. Kemudian saat meletak alat pada statip,

usahakan statip berdiri tepat di atas patok dan tegak lurus agar mempermudah dalam

penyentringan.

Anda mungkin juga menyukai