Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sofya Syahar

Stambuk : G 501 19 029

Kelas : C / III

PENGKLONAAN GEN DALAM PLASMID BAKTERI

A. Pengklonaan Gen

Kloning adalah proses untuk menghasilkan keturunan yang identik dengan induknya
secara aseksual. Prosedur kloning menurut McLennan et al., meliputi isolasi plasmid DNA
yang mengandung skuens yang diinginkan, digesti (cutting) plasmid dengan elektroforesis,
pemurnian DNA target, ligasi (penyambungan) DNA ke plasmid baru untuk membentuk
rekombinan baru, transfer plasmid yang berhasil disambung ke sel bakteri, seleksi bakteri
yang berhasil menerima plasmid serta analisis plasmid rekombinan. Kloning gen merupakan
proses yang digunakan untuk memanipulasi DNA dan kemudian dikembalikan pada
organisme hidup untuk diekspresikan. Pengklonaan gen adalah proses yang menghasilkan
banyak salinan dari gen yang dikehendaki. Salinan-salinan ini dapat digunakan dalam
skuensing gen tersebut, dalam menghasilkan protein yang dikodekan oleh gen, atau dalam
penelitian dasar atau aplikasi lain.

B. Plasmid Bakteri

Plasmid merupakan molekul DNA sirkuler di luar kromosom yang mampu melakukan
replikasi sendiri. Ukurannya berkisar dari 0,05 hingga 10 persen ukuran kromosom bakteri.
Biasanya plasmid tidak esensial bagi pertumbuhan sel. Namun, plasmid dapat membawa
bermacam-macam gen yang sebagian besar tidak terdapat di dalam kromosom dan juga dapat
menerima gen-gen kromosal melalui mekanisme tertentu. Keberadaan plasmid dalam sel
bakteri dapat dilihat dari fenotipe sel yang dihasilkan sebagai ekspresi gen di dalam plasmid.

Plasmid bakteri adalah molekul-molekul DNA ekstrakromosal sirkular kecil yang


terdapat secara alamiah. Plasmid mengandung origin replikasi sehingga bereplikasi secara
otonom (dengan kata lain, plasmid bisa bereplikasi terpisah dari kromosom). Secara alamiah
plasmid mengandung gen-gen yang resistensi terhadap antibiotik, faktor-faktor virulensi
penyakit, dan protein-protein transfer gen.
C. Pengklonaan Gen dalam Plasmid Bakteri

Plasmid awal disebut vektor pengklonaan (cloning vector), yang didefinisikan sebagai
molekul DNA yang dapat mengangkut DNA asing ke dalam sel inang dan bereplikasi disitu.
Plasmid bakteri banyak digunakan sebagai vektor pengklonaaan karena beberapa alasan.
Plasmid semacam itu dapat diisolasi dari bakteri dengan mudah, dimanupulasi sehigga
membentuk plasmid rekombinan (beserta DNA asing yang diangkut) memperbanyak diri
dengan cepat berkat laju reproduksi sel inang yang tinggi.

Dimulai dengan mengisolasi DNA genom yang dikehendaki dan mengisolasi vektor
pengklonaan, yaitu plasmid bakteri dari sel-sel bakteri. Lalu plasmid yang telah direkayasa
kemudian dapat megangkut dua gen yang nantinya akan berguna dan menjadikan sel-sel
bakteri resisten terhadap antibiotik. Plasmid maupun DNA genom dipotong dengan enzim
restriksi yang sama, dan kemudian fragmen-fragmen yang telah terbagi itu dicampurkan.
Kemudian menambahkan DNA ligase, yang membantu membentuk ikatan kovalen pada
tulang punggung gula fosfat dari fragmen-fragmen tersebut. Selanjutnya, sejumlah plasmid
rekombinan yang terbentuk ada yang mengandung fragmen DNA genom dan dapat pula
menghasilkan produk-produk lain, misalnya kombinasi dua plasmid atau versi
nonrekombinan yang bergabung kembali menjadi plasmid awal. Pada akhirnya, plasmid
rekombinan dikembalikan ke sel inang, yang membelah menghasilkan klona sel. Kumpulan
klona disimpan sebagai pustaka.

Singkatnya, pengklonaan gen dalam plasmid bakteri terjadi seperti dalam gambar :
DAFTAR PUSTAKA

Langden, Siu S.S., Anto budiharjo, Wijarnaka dan Wien Kusharyanto. 2017. Transformasi
Dan Kloning Plasmid PJ804: 77539 Pada E.coli. Vol. 6 nomor 1. Hal 65-70.

Susanto, Agus Henry. 2011. Genetika. Cetakan I. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wulandari, Damaring Tyas (penterjemah). 2007. Schaum’s Outlines Teori dan Soal-soal
Genetika. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Wulandari, Damaring Tyas (penterjemah). 2010. Biologi. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Anda mungkin juga menyukai