Anda di halaman 1dari 3

Alergi Makanan

No. Dokumen : 2.2.1.1/2/1/9/1/2019

No. Revisi :0

Tanggal Terbit : 9 Jan 2019


SOP HENDRIYANTO
Halaman : 1/2

KLINIK KIRANA 1

1. Pengertian Makanan dapat menimbulkan beraneka ragam gejala yang


ditimbulkan reaksi imun terhadap alergen asal makanan. Reaksi
tersebut dapat disebabkan oleh reaksi alergi atau non alergi. Reaksi
alergi makanan terjadi bila alergen makanan menembus sawar gastro
intestinal yang memacu reaksi IgE. Gejala dapat timbul dalam
beberapa menit sampai beberapa jam, dapat terbatas pada satu atau
beberapa organ, kulit, saluran napas dan cerna, lokal dan sistemik.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi pelaksana pelayanan
klinis dalam penanganan pasien dengan gejala alergi makanan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Nomor : 1.2/1/0/05/01/2019 Tentang
Pengelolaan layanan klinis yang berorientasi pasien, klinik kirana 1.
4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 71 tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 tentang Klinik;
4. Peraturan Menteri Kesehaatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Nergara dan Reformasi
Birokrasi No. 16 Tahun. 2017 tentang Pedoman Survei Kepuasan
Masyarakat Terhadap. Penyelenggaraan Pelayanan Publik
6. Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
8. Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Nomor
1530/PB/A.4/12/2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
9. Pedoman pengelolaan layanan klinis yang berorientasi pasien di
klinik kirana 1;

1
5. Prosedur/ Langkah - Anamnesis (Subjective)
langkah Keluhan
1. Pada kulit: eksim dan urtikaria.
2. Pada saluran pernapasan: rinitis dan asma.
3. Keluhan pada saluran pencernaan: gejala gastrointestinal non
spesifik dan berkisar dari edema, pruritus bibir, mukosa pipi, mukosa
faring, muntah, kram, distensi,dan diare.
4. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi hipersensitivitas
lambat non Ig-E-mediated seperti pada enteropati protein makanan
dan penyakit seliak
5. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult bleeding
atau frank colitis.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kulit dan mukosa serta paru.
Pemeriksaan Penunjang: -

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis dan pemeriksaan fisik

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Medika mentosa
Riwayat reaksi alergi berat atau anafilaksis:
1. Hindari makanan penyebab
2. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan

Rencana Tindak Lanjut


1. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien
2. Menghindari makanan yang bersifat alergen secara sengaja mapun
tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi)
3. Perhatikan label makanan
4. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek protektif
terhadap alergi makanan

Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila pemeriksaan uji kulit, uji provokasi dan
eliminasi makanan terjadi reaksi anafilaksis.

Prognosis
Umumnya prognosis adalah dubia ad bonam bila medikamentosa
disertai dengan perubahan gaya hidup.
6. Diagram Alir
7. Hal – hal yang perlu Prosedur klinis ini dilaksanakan dengan pemenuhan sarana,

2
diperhatikan prasarana dan peralatan kesehatan yang dibutuhkan dan pemenuhan
obat serta bahan medis habis pakai yang dipersyaratkan. Pelaksanaan
prosedur klinis ini harus dilakukan update sesuai dengan kebijakan,
standar, norma dan etika dari ikatan peofesi dokter dan dokter gigi
Indonesia serta Kementrian kesehatan Republik Indonesia.
Apabila tersedia informasi terkait kebijakan prosedur klinis yang
terbaru dari ikatan profesi dan kementrian kesehatan, maka
pelaksana layanan klinis wajib melaksanakan kebijakan prosedur
terbaru tersebut dan wajib menyampaikan usulan perubahan atas
kebijakan prosedur ini. Apabila kebijakan prosedur ini bertentangan
dengan kebijakan prosedur terbaru maka pelaksana layanan klinis
wajib melaksanakan kebijakan terbaru tersebut.
8. Unit terkait Seluruh ruang pelayanan
9. Dokumen terkait Pedoman pengelolaan layanan klinis yang berorientasi pasien di klinik
kirana 1.
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

perubahan

Anda mungkin juga menyukai