Anda di halaman 1dari 11

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menulis membahasa tentang asuhan keperawatan Pada

Ny. H dengan Diagnos Diabetes Militus di ruang anggrek Rumah Sakit Umum

Daerah Kelas C Cimacan Kabupaten Cianjur. Asuhan keperawatan yang penulis

lakukan dengan metode pemecahan masalah secara ilmiah dan mengurangkan

kesenjangan antara landasan teori dengan asuhan keperawatan yang diberikan

pada klien.

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan

sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan

keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual

dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu pengumpulan

data,analisis data,dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan

(Wijaya dan Putri, 2013).

Pengkajian terhadap Ny. H di ruang anggrek RSUD Cimacan kelas C

Kabupaten Cianjur pada tanggal 14 July 2019, Hari minggu. Pada saat

pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan dalam melakukan pengkajian

karna pasien dan keluarga bisa diajak kerjasama. Sedangkan data-data

penunjang penulis dapatkan dari status pasien yang diambil pada saat

pengkajian.
Data yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada teori yaitu kasus klien tau

penyakit yang dideritanya tetapi klien tidak tahu secara menyulurh tentang

penyakit yang diderita serta makanan yang memang tidak noleh untuk

penderita diabetes militus.

Pada pemeriksaan penunjang yang ada pada teori tetapi tidak terdapat

pada kasus adalah pemeriksaan laboratarium tentang kreatinin, ureum dan

kimia darah yang seharusnya dilakukan terhadap klien untuk mendeteksi

penyebab timbulnya penyakit dan kemungkinan adanya penyakit lain.

Kesenjangan yang didapatkan antara teori dengan kasus seperti yang

diperoleh diatas mungkin disebabkan karena pasien mempunyai respon

terhadap penyakit yang berbeda-beda, dukungan ketersediaan sarana dan

prasarana di Rumah Sakit, dan ketersediaan tenaga ahli (SDM) sehingga tidak

selamanya antara teori dan kenyataan dilapangan itu sama.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu

atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).

Perumusan diagnosa keperawatan :


1) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang

ditemukan.

2) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di

lakukan intervensi.

3) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk

memastikan masalah keperawatan kemungkinan.

4) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau

masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat

sejahtera yang lebih tinggi.

5) Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan

actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu

kejadian atau situasi tertentu.

Dari kajian yang telah dilakukan terhadap pasien/klien Ny. H di ruang

anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Cimacan diperoleh diagnose

sebagai berikut :

1. ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kadar glukosa

darah tidak terkontrol.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang kurang.

3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.


Sedangkan menurut teori diagnose keperawatan utama pada pasien

diabetes militus mencakup :

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d penurunan berat badan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d gangguan

keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.

3. Defisiensi pengetuhan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan

pengobatan b.d kurangnya informasi

Dengan demikian ada tiga diagnose keperawatan yang ada pada teori

tetapi tidak terdapat pada kasus mencakup :

1. Nyeri akut b.d insisi bedah

2. Kerusakan intergritas kulit b.d luka post operasi debridement

3. Resiko infeksi b.d adanya luka post operasi debridement

4. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri akut

5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penuruan sirkulasi darah ke

jaringan periefer

6. Resiko kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotic

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien

beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam

hasil yang di harapkan (Gordon,1994).


Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana

perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat

mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan

keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas

asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua

perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas

tinggi dan konsisten.

Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi

oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis

juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang (potter,2014).

Dalam penulisan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan terhadapat

beberapa petunjuk, antara lain :

1. Berdasarkan diagnose keperawatan yang telah dirumuskan

2. Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai

3. Mencakup kriteria hasil yang merupakan dasar untuk melakukan evaluasi

4. Berpusat pada klien

5. Terlihat/ dapat diamati

6. Dapat diukur

7. Adanya batasan waktu

8. Realistik
Masalah kebutuhan dan respon keluarga mendasari penyusunan rencana

keperawatan berdasarkan diagnose keperawatan pada kasus diabtes militus

disesuaikan dengan kondisi actual yang ditemukan.

Penyususan rencana ini melibatkan keluarga dan sumber lainnya yang

menjadi dasar dalam penyususnan rencan keperawatan pada situasi yang

nyata sehingga rencana keperawatan yang disusun menjadi efektif bagi

pemenuhan masalah dan kebutuhan klien yang terganggu ditinjau dari

kebutuhan manusia.

Pada perencaan terjadi kesenjangan antara teori dan kasus. Pada teori

perencanaan tujuan tidak menggunakan waktu untuk setiap diagnosa tetapi

pada kasus perencaan tujuan menggunakan waktu dan rasionalisasi

penerapan tujuan dan kriteria hasil yang penulis tetapkan pada kasus

disesuaikan dengan keadaan klien dan diharapkan hasil yang diinginkan

dicapai pada kasus sesuai dengan tujuan, sehingga tindakan yang dilakukan

tidak menyimpang dan efektif serta efisien.

Tidak semua rencana tindakan yang penulis susun dapat dilaksanakan

sendiri oleh penulis karena keterbatasan waktu. Penulis hanya memiliki waktu

8 jam di ruangan. Alternative pemecahan masalah adalah bekerja sama

dengan perawat ruangan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun

dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan

yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan

untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan

klien.

Dalam tindakan perawat diruangan sudah sesuai dengan teori, antara lain:

1. Pada saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti

thermometer selalu di bersihkan dengan alcohol setiap sudah

digunakan kepada pasien

2. dan sebelum melakukan tindakan seperti penge cekan gula darah

selalu mencuci tangan 6 langkah

E. EVALUASI

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan

tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan

membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.

Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan

antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan

sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut


i. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah

disusun.

ii. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang

telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.

Hasil evaluasi

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :

1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/

kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara

maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

3) Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan

perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah

baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih

mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan

faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak

tercapainya tujuan. Setelah seorang perawat melakukan seluruh

proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada

13 pasien,seluruh tindakannya harus di dokumentasikan dengan

benar dalam dokumentasi keperawatan.

Dari seluruh rangkaian asuhan keperawatan yang di harapakan ny. H di

ruang anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Cimacan diperoleh hasil

evaluasi sebgai berikut :


1. ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kadar glukosa

darah tidak terkontrol.

Kriteria hasil : Kadar glukosa klien terkontrol, Kadar glukosa klien dalam

rentang norma: GD Puasa (60-100), GD Sewaktu (70-110).

Setelah dilakuakn tindakan keperawatan di perolahe:

Data Subyektif:

Klien mengatakan sudah mulai berkurang kesemutan di kakinya dan klien

mengatakan badannya sudah sedikit bertenaga dan keluarga sudah tau

cara menyuntikan obat insulin

Data Obyektif:

 GDS : 143

 Keluarga klien bisa menyuntukan obat insulin

 Pasien tampak lemas

 CRT kurang dari 3 detik

 Klien sudah mulai beraktivitas secara mandiri

 ADL klien sebagian dibantu oleh keluarga

Hal tersebut menunjukan diagnose pertama teratasi sebagian sehingga

tindakan perlu dilanjutkan sehingga kestabilan glukoa teratasi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang kurang.

Kriteria Hasil: Porsi makan habis dan Klien tampak segar

Data Subyektif:
Klien mengatakan sudah ada nafsu makan dan mual sudah mulai

berkurang serta sudah mual ada tenaga

Data Obyektif:

 Klien tampak sudah mulai bertenaga

 Makanan tampak habis

 Frekuensi makan 7-8 sendok makan

 BB Sebelum sakit 64 kg

 BB setelah sakit 62 kg

Hal tersebut menunjukan diagnosa kedua teratasi sebagian sehingga

tindakan perlu dilanjutkan sehingga ketidakseimbangan nutrisi teratasi.

3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kriteria Hasil :

- Klien dan keluarga mengatakah faham tentang penyakit, kondisi dan


program pengobatan
- Klien dan keluarga mampu melaksakan prosedur yang sudah di jelaskan
- Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang sudah di
jelaskan
- Keluarga dan klien paham tentang diit pada penyakit diabetes militus.
Data Subyektif :

Klien mengatakan sudah paham tentang penyakit diabetes militus, tanda

dan gejala, proses penyakit, kadar gula normal serta diit untuk diabetes

militus

Data Obyektif :

 Klien tampak mengerti

 Bisa menjawab tentang penyakit diit diabetes militus

 Bisa menjawab tentang apa itu diabetes militus

 Dan tampak bisa menyebutkan diit untuk diabetes militus

Hal tersebut menunjukan diagnosa ketiga teratasi sehingga tindakan

tidak perlu dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai