Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN

KAJIAN DAN PRAKTIK LAPANGAN (KPL)


SEMESTER GASAL 2019/2020
DI SMK NEGERI 11 MALANG

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah


Kajian dan Praktik Lapangan (KPL)
yang dibina oleh Bapak Drs. Marsudi M.Hum., selaku dosen pembimbing dan
Ibu Dra. Tutik Sulistyowati., selaku guru pamong

Disusun oleh:
Sulistiyowati
160731614834

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
SEPTEMBER 2019
LAPORAN
KAJIAN DAN PRAKTIK LAPANGAN (KPL)
SEMESTER GASAL 2019/2020

Nama Mahasiswa : Sulistiyowati


NIM : 160731614834
Prodi : S1 Pendidikan Sejarah
Sekolah Lokasi KPL : SMK Negeri 11 Malang

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
SEPTEMBER 2019
JURNAL HARIAN
KAJIAN DAN PRAKTIK LAPANGAN (KPL)
SEMESTER GASAL 2019/2020

Nama Mahasiswa : Sulistiyowati


NIM : 160731614834
Prodi : S1 Pendidikan Sejarah
Sekolah Lokasi KPL : SMK Negeri 11 Malang

LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (LP3)


PUSAT PENGEMBANGAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (P4L)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2019
PELAKSANAAN LESSON STUDY MAHASISWA KPL
SEMESTER GASAL 2019/2020
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Nama Mahasiswa : Sulistiyowati


NIM : 160731614834
Prodi : S1 Pendidikan Sejarah
Sekolah Lokasi KPL : SMK Negeri 11 Malang

LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (LP3)


PUSAT PENGEMBANGAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (P4L)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KAJIAN DAN PRAKTIK LAPANGAN (KPL)
SEMESTER GASAL 2019/2020

Nama Mahasiswa : Sulistiyowati


NIM : 160731614834
Prodi : S1 Pendidikan Sejarah
Sekolah Lokasi KPL : SMK Negeri 11 Malang
Nama Guru Pamong : Dra. Tutik Sulistyowati

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEJARAH
SEPTEMBER 2019
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 11 MALANG
Jl. Pelabuhan Bakahuni No. 1 Telp. (0341) 836330 Fax. (0341) 837271 Malang
Website : www.smkn11malang.sch.id; email : info@smkn11malang.sch.id
MALANG 65148

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 11 MALANG

MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA

KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

KELAS / SEMESTER :X/1

TAHUN PELAJARAN : 2019 - 2020

ALOKASI WAKTU : 2 JP

A. Kompetensi Inti (KI)


KI. 3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan
bidang dan lingkup kajian Sejarah Indonesia pada tingkat teknis, spesifik, detil,
dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan , teknologi, seni, budaya dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional dan
internasional.
KI. 4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kajian Sejarah Indonesia Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja. Menunjukan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif,produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung. Menunjukan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung, dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melakukan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
(pemerintahan, budaya)
4.3 Mengolah informasi tentang berbagai teori masuknya agama dan kebudayaan
Hindu-Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
(pemerintah, budaya)
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.2 menyimpulkan bentuk-bentuk pengaruh Hindu-Buddha terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia di bidang pemerintahan dan budaya
3.3.3 Menguraikan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang memiliki pengaruh penting
dalam pembentukan integrasi bangsa
4.3.2 Mengolah informasi tentang pengaruh Hindu-Buddha terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia
4.3.3 Mengolah informasi tentang kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang memiliki
pengaruh penting dalam pembentukan integrasi bangsa
C. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan IPK di atas, maka rumusan tujuan pembelajarannya yaitu:
1. Dengan berdiskusi, peserta didik dapat menyimpulkan bentuk-bentuk pengaruh
Hindu-Buddha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia bidang pemerintahan dan
budaya dengan tepat.
2. Dengan diskusi kelompok dan kajian pustaka, peserta didik dapat menguraikan
kerajaan-kerajaan Hindu-Budhha yang memiliki pengaruh penting dalam
pembentukan integrasi bangsa dengan tepat
3. Dengan merangkum, peserta didik dapat mengolah informasi tentang pengaruh
Hindu Buddha terhdapa kehidupan masyarakat Indonesia
4. Dengan presentasi, peserta didik dapat mengolah informasi tentang kerajaan Hindu-
Buddha yang berpengaruh dalam pembentukan integrasi bangsa

D. Materi Pembelajaran
1. Kerajaan-kerajaan Hindu Buddha (materi terlampir)
2. Pengaruh Hindu Buddha terhadap masyarakat Indonesia

E. Pendekatan
Menggunakan pendekatan Saintifik dengan menerapkan langkah-langkah 5 M
dengan menggunakan model Discovery Learning,strategi Inquiry Learning, dan
metode diskusi, tanya jawab
F. Alat, Bahan, Media dan Sumber Belajar
1) Media Pembelajaran
Puzzel Kerajaan
2) Alat Pembelajaran
Whiteboard, Spidol, Penghapus
3) Sumber Belajar
Kemendikbud RI. 2017.Sejarah Indonesia Kelas X Jakarta: Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)

Guru :
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
2. Menanyakan kehadiran siswa
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung


2. Mengulas materi sebelumnya
3. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi Hindu-
Buddha

Kegiatan Inti (60 Menit)

Fase 1
Mengamati
Mengamati materi kerajaan Hindu-Budha yang terdapat di buku siswa beserta
peninggalannya yang memiliki pengaruh terhadap agama hindu budha saat ini
dan kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Siswa diminta mencari dan membaca literasi terkait dengan kerajaan hindu-
buddha yang akan di pelajari guna menambah pengetahuan dan pemahaman
terhadap materi ini.

Fase 2
Menanya
Guru memberikan pertanyaan mengenai kerajaan-kerajaan di Indonesia
Siswa mengutarakan pendapatnya mengenai kerajaan Hindu Buddha di
Indonesia Siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 7-
8 siswa
Setiap kelompok mendapat topik yang berdeda-beda mengenai kerajaan

Fase 3
Mengumpulkan Informasi
Siswa mencari dan mencatat semua informasi yang di dapat baik melalui buku
siswa maupun internet atau sumber yang relevan lainnya mengenai kerajaan
hindu-buddha di Indonesia beserta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
indonesia saat ini.

Fase 4
Mengolah Informasi
setiap kelompok berdiskusi sesuai kerajaan yang di dapatkan.
Dari hasil temuan-temuan yang di dapatkan akan tuliskan dalam lembar kerja
yang telah di sediakan. Siswa akan menentukan jawaban yang sesuai dari
seluruh informasi yang di dapatkan.
Fase 5
Mengkomunikasi
Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Kelompok lain menanggapi hasil presentasi dari setiap kelompok.
Guru memberikan penguatan dan penjelasan dari hasil diskusi

Kegiatan Penutup (10 Menit)

- Guru mendorong siswa untuk bertanya hal-hal yang belum di mengerti


- Siswa diminta untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini
PUZZEL KERAJAAN

A. Pertanyaan
1. Jelaskan Kerajaan Kutai
a. Dimana Letak kerajaan Kutai?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Kutai?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Kutai?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Kutai?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Kutai?
2. Jelaskan Kerajaan Tarumanegara
a. Dimana Letak kerajaan Tarumanegara?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Tarumanegara?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Tarumanegara?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Tarumanegara?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Tarumanegara?
3. Jelaskan Kerajaan Kalingga
a. Dimana Letak kerajaan Kalingga?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Kalingga?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Kalingga?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Kalingga?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Kalingga?
4. Jelaskan Kerajaan Sriwijaya
a. Dimana Letak kerajaan Sriwijaya?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Sriwijaya?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Sriwijaya?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Sriwijaya?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Sriwijaya?
B. Jawaban

Nama Kerajaan Kerajaan Kutai

Kerajaan hindu pertama di Indonesia yang terletak daerah


Letak Kerajaan Muarakaman di dekat Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur

Raja Raja Pertama Kudungga

Raja Mulawarman sangat dermawan mengadakan kurban


Masa Kejayaan
20.000 sapi
Kehidupan ekonomi terletak pada sektor pertanian,
Kondisi Ekonomi
perdagangan, peternakan

Peninggalan Prasasti Yupa

Nama Kerajaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan hindu tertua di Jawa yang diperkirakan terletak di


Letak Kerajaan Bogor, Jawa Barat

Raja Purnawarman

Raja memerintahkan membuat irigasi untuk pertanian


Masa Kejayaan

Kehidupan ekonomi terletak pada sektor pertanian dan


Kondisi Ekonomi
peternakan

Prasasti Ciaruteun,
Peninggalan
Prasasti Tugu

Nama Kerajaan Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga diperkirakan terletak di Jepara, Jawa


Letak Kerajaan
Tengah

Raja Ratu Sima

Masa Kejayaan Ratu Sima adalah ratu yang tegas, taat, dan adil
Kehidupan ekonomi terletak pada sektor pertanian dan
Kondisi Ekonomi
perdagangan

Peninggalan Prasasti Tukmas

Nama Kerajaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan buddha yang diperkirakan terletak di Palembang,


Letak Kerajaan
Sumatera Selatan

Raja Balaputradewa

Masa Kejayaan Kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara

Kehidupan ekonomi terletak pada sektor perdagangan dan


Kondisi Ekonomi
pelayaran

Peninggalan Prasasti Karang Berahi, Kota Kapur, Telaga Batu


Soal Evaluasi

A. Soal pilihan ganda


1. Kebudayaan hindu merupakan perpaduan antara dua kebudayaan yaitu ….
A. Harappa dan Mohenjo Daro
B. Dravida dan Harappa
C. Arya dan Mohenjo daro
D. Harappa dan Arya
E. Dravida dan Arya

2. Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India. Pernyataan
tersebut sesuai dengan teori ….
A. Brahmana
B. Ksatria
C. Waisya
D. Sudra
E. Paria

3. Salah satu bagian dari kitab weda yang berisi syair puji-pujian kepada dewa yaitu ….
A. regweda
B. samaweda
C. yajurweda
D. atharwaweda
E. Upanishad

4. Berikut merupakan pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha bagai masyarakat


Indonesia, kecuali ….
A. berkembangnya teknologi pembuatan candi
B. dikenalnya sistem kasta pada masyarakat Hindu
C. mulai dikenalnya konsep raja dan kerajaan
D. dikenalnya sistem kasta pada masyarakat Budha
E. mulai dikenalnya aksara dan kesusastraan

5. Aswawarman disebuat sebagai wangsakarta dari kerajaan Kutai karena ….


A. raja pertama Kutai yang beragama Hindu
B. pembentuk kebudayaan Hindu
C. pembentuk silsilah keluarga
D. pembentuk pemerintahan kerajaan
E. pembentuk kerajaan Kutai yang bercorak Hindu

6. Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena


….
A. runtuhnya peranan pelabuhan Malaka
B. ramainya perdagangan di selat Malaka
C. letaknya strategis di tepi Malaka
D. daerah kekuasaannya sangat luas
E. menjadi pusat penghasil lada
7. Prasasti Tugu dibuat pada masa pemerintahan…..
A. Raja Kudungga
B. Raja Mulwarman
C. Raja Asmawarman
D. Ratu Sima
E. Raja Purnawarman

8. Tugu batu tempat mengikat binatang untuk korban persembahan para dewa-dewa,
memuat informasi mengenai kerajaan Kutai, berupa….
A. Lingga
B. Yoni
C. Menhir
D. Yupa
E. Arca

9. Manakah di antara bangunan candi peninggalan kerajaan Sriwijaya….


A. Candi Bajang Ratu
B. Candi Arjuna
C. Candi Muara Takus
D. Candi Ratu Boko
E. Candi Gedong Songo

10. Siapa nama ratu pada kerajaan kalingga ...


A. Sima
B. Aswawarman
C. Kudungga
D. Muarakaman
E. Purnawarman

Jawab

1. E
2. C
3. A
4. D
5. C
6. C
7. C
8. D
9. C
10. A

Penentuan Nilai

Nilai = Betul X 100


Lampiran 1

Rubrik Penilaian Pengetahuan/ Soal Evaluasi


Skor 4 Jika peserta didik mampu menjawab dengan sangat jelas/ tepat sesuai
dengan kajian teori
Skor 3 Jika peserta didik mampu menjawab dengan jelas/ mendekati dengan
kajian teori
Skor 2 Jika peserta didik mampu menjawab tidak terlalu jelas/ tepat dengan
kajian teori
Skor 1 Jika peserta didik mampu menjawab tidak sesuai dengan kajian teori
Skor 0 Jika peserta didik tidak menjawab satupun pertanyaan yang diberikan

Penentuan Nilai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Lampiran 2
Kompetensi yang akan dinilai : Penilaian Keterampilan
Bentuk Penilaian : Pengamatan
Satuan Pendidikan : SMKN 11 Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X/ Genap/ 2019/2020

Relevansi Kelengkapan Kebahasan Jumlah Nilai


No. Nama
1-4 1-4 1-4 Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau,
pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah
HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
• Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan
Pembelajaran (TP).
• Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau
semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
• Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta
yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat
yang benar dan mudah dipahami).
c. Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik.
Penentuan Nilai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Lampiran 3
Kompetensi yang akan dinilai : Penilaian Diskusi Kelompok
Bentuk Penilaian : Pengamatan
Satuan Pendidikan : SMKN 11 Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X/ Ganjil/ 2019/2020

Mengkomuni Merespon argumenta kontribusi Jumlah Nilai


No. Nama kasikan 1-4 si 1-4 Skor
1-4 1-4 Perolehan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Keterangan :
a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk
tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan
kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4 = Amat Baik.
Penentuan Nilai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Lampiran 4
Kompetensi yang akan dinilai : Penilaian Presentasi
Bentuk Penilaian : Pengamatan
Satuan Pendidikan : SMKN 11 Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X/ Ganjil/ 2019/2020

Menjelas Sistemati Antusi Wawas Keberan Gestur


kan ka as an ian dan Juml
N Na
1-4 Penyamp 1-4 1-4 1-4 Penampi ah
o. ma
aian lan Skor
1-4 1-4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan
diskusi secara meyakinkan.
b. Keterampilan sistematika meyampaikanberkaitan dengan kemampuan peserta
didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik
mungkin, atau sekreatif mungkin dan kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
c. Antusias berkaitan tentang bagaimana peserta didik memberikan kesimpulan dari
hasil yang mereka kerjakan dalam bentuk presentasi karya.
d. Wawasankemampuan peserta didik memberikan jawaban alternatif menggunakan
berbagai disiplin ilmu untuk mendukung dan memperkaya jawaban.
e. Keberaniankemampuan peserta didik untuk maju mempresentasikan hasil karyanya
di depan kelas.
f. Gestur dan Penampilanperformance peserta didik ketika maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil karyanya.
Skor rentang antara 1 – 4
• 1. = Kurang
• 2. = Cukup
• 3. = Baik
• 4. = Amat Baik.
Penentuan Nilai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 10
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Form Diskusi

Lembar Kerja Peserta Didik

Kelompok :

Nama Anggota: 1. 5.

2. 6.

3. 7.

4. 8.

A.Tujuan

Setelah mengerjakan LKPD siswa mampu mengurai kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha


yang ada di Indonesia.

B. Petunjuk

1. Diskusikan dengan kelompok mu sesuai topik yang diberikan

2. Tuliskan Hasil diskusimu di lembar di bawah ini

Nama Kerajaan

Letak Kerajaan

Raja
Masa Kejayaan

Kondisi Ekonomi

Peninggalan

Lampiran Materi Pembelajaran

1. Kerajaan Kutai
Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang
merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis
yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta
tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut
merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu
tertua yaitu Kerajaan Kutai. Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai.
Hanya 7 buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan
Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat
ditemukannya prasasti Yupa tersebut.
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh
para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja
Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan
merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada
para Brahmana. Dari prasasti tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali
didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan
mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut
para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum
tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman diduga telah
memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namnya yang merupakan kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi
menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa
kepemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.
Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran
antara Barat dan Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang
utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional, dan tentu
saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur
untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional. Dalam
hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa menyebutkan
suatu tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.
2. Kerajan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh seorang raja
yang bernama Raja dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Raja dirajaguru
Jaya singawarman adalah seorang pengembara yang berasal dinasti Salankayana di
India yang telah runtuh akibat invasi Samudra Gupta dari kerajaan Gupta. Jaya
singawarman kemudian pergi meninggalkan tanah kelahirannya sampai akhirnya tiba
dan menetap di wilayah Jawa Barat. Setelah lama menetap di Jawa Barat, Jaya
singawarman menikah dengan seorang putri raja dari kerajaan Sunda yaitu putri dari
Dewa warman VIII raja dari kerajaan Salakanegara. Jaya singawarman pada akhirnya
mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Tarumanegara.

Jaya singawarman meninggal pada tahun 282 M yang kemudian dimakamkan di


daerah sungai Kali Gomati. Kemudian masa pemerintahan digantikan oleh anaknya
yang bernama Dharmayawarman yang memimpin pada tahun 382 M hingga tahun 395
M.Kepemimpinan selanjutnya diberikan kepada Purnawarman setelah Dharyawarman
turun tahta pada tahun 395 M hingga tahun 434 M. Pada masa kepemimpinan Maharaja
Purnawarman, ibu kota kerajaan Tarumanegara dipindahkan ke ibukota kerajaan baru
yang terletak di dekat pantai pada tahun 397 M. Ibukota baru tersebut diberi nama
Sundapura yang akhirnya disingkat dengan nama Sunda yang dipakai hingga pada masa
sekarang ini.Kerajaan Tarumanegara yang dikenal dengan sebutan Kerajaan Tarum
adalah kerajaan Hindu paling tua ke dua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan
Tarumanegara memulai kegiatan perekonomian dari bidang peternakan dan pertanian.

Kegiatan perekonomian ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Tugu yang di


dalamnya berisi tentang pembangunan saluran Gomati dengan panjang 12 km atau 6112
tombak. Pembangunan saluran Gomati ini berhasil dikerjakan selama 21 hari. Selain itu,
banyak dari masyarakat Kerajaan Tarumanegara yang bekerja sebagai pedagang,
dibuktikan dengan lokasinya yang dekat dengan selat Sunda. Puncak masa kejayaan
Kerajaan Tarumanegara adalah pada saat dipimpin oleh Raja Purnawarman. Pada masa
tersebut Kerajaan Tarumanegara bersiasat untuk memperluas daerah kekuasaannya
hampir seluas daerah Jawa Barat saat ini. Raja Purnawarman juga menyusun pustaka
seperti peraturan angkatan perang, undang-undang kerajaan, silsilah dinasti Warman
dan siasat perang.

Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti telah diketahui bahwa


raja yang pernah memerintah di Tarumanegara adalah Raja Purnawarman. Raja
Purnawarman merupakan raja yang telah berhasil memberikan kemakmuran kehidupan
rakyatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti tugu yang menyatakan bahwa
Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah
kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran
irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian yang dimiliki oleh rakyat.
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah tertata dengan teratur dan rapi. Hal ini
telah terlihat dari adanya upaya Raja Purnawarman yang terus berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman sangat
memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam
melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda
penghormatan kepada para dewa. Pada prasasti tugu telah diketahui bahwa Raja
Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122
tombak. Pembangunan terusan ini memiliki arti ekonomis yang besar bagi masyarakat
sekitar wilayah tersebut, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir
dan sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di kerajaan Tarumanegara
dengan dunia luar dan juga perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Hal
tersebut berdampak pada kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Tarumanegara
yang sudah banyak mengalami kemajuan. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara adalah
Prasasrti Tugu, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Muara Cianten,
Prasasti Jambu, Prasasti Lebak, Prasasti Pasir Awi.

3. Kerajaan Kalingga

Para ahli sejarah memperkirakan jika pusat Kerajaan Kalingga (Ho-ling) berada
di wilayah Jepara dan Pekalongan. Merupakan salah satu kerajaan tradisional yang
bercorak Hindu-Budha yang berkembang di pesisir utara Jawa Tengah sekitar abad 16 –
17 M. Bahasa yang berkembang dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sansekerta. Sebagian besar yang tinggal di wilayah
kerajaan ini masyarakatnya beragama Budha dan Hindu dan sebagian kecil lainnya
menganut kepercayaan leluhur. Kerajaan Kalingga mencapai puncak keemasan dibawah
kepemimpinan seorang ratu yang bernama Maharani Shima. Ratu Shima digambarkan
sebagai seorang pemimpin yang sangat tegas dan taat terhadap peraturan kerajaan.
menurut sejarah yang berasal catatan lokal masyarakat Jawa Tengah dan kronik
Tiongkok Ratu Shima memerintah dari tahun 674 – 732 M. Keberadaan kerajaan Ho-
ling ini untuk pertama kali di beritakan oleh seorang pendeta sekaligus penjelajah
bernama I-Tsing. Selain itu keberadaan kerajaan ini juga diceritakan oleh Dinasti Tang
(618 – 906 M). Diceritakan juga kalau ibu kota Ho-ling dikelilingi tembok besar terbuat
dari potongan kayu. Raja Ho-ling sendiri tinggal di bangunan besar bertingkat dengan
atap dari daun palem dan singgasana terbuat dari gading. Sebagian besar penduduknya
sangat pintar membuat minuman keras dengan komoditi yang ditawarkan adalah emas,
perak, kulit penyu, gading gajah dan cula badak.

Terdapat 2 prasasti yang ditemukan di daerah sekitar pesisir pantai utara pulau
Jawa. Kedua prasasti ini sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Kalingga yang dulunya
dipimpin oleh Ratu Shima. Prasasti-prasasti ini sebagai bukti sejarah kalau Kerajaan
Ho-ling dulunya memang benar-benar ada yaitu:

Prasasti Tukmas

Prasasti Tukmas ini ditemukan pertama kali di lereng sebelah barat Gunung
Merapi lebih tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabak, Magelang
Jawa Tengah. Peninggalan Kerajaan Kalingga yang berupa prasasti ini bertuliskan
dengan bahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa. Bentuk aksaranya lebih muda
jika dibandingkan dengan aksara masa Purnawarman.

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu alam besar dekat sebuah mata air
sekitar abad ke-7 M. Dalam prasasti ada gambar kendi, trisula, kapak, cakra,
kelangsangka, dan bunga teratai yang melambangkan hubungan antara manusia dengan
dewa-dewa Hindu. Prasasti Tukmas menyebutkan mengenai mata air yang jernih dan
bersih serta sungai yang mengalir sama dengan Sungai Gangga di India.

Prasasti Sojomerto

Tempat ditemukannya prasasti ini adalah di desa Sojomerto, Kecamatan Reban,


Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jenis prasasti ini menggunakan aksara Kawi dan
bahasa Melayu Kuno serta berasal dari abad ke-7 M. Bahan prasasti ini terbuat dari batu
andesit dengan tinggi 78 cm, panjang 43 cm, dan tebal 7 cm. Dengan tulisan terdiri dari
11 baris dan sebagian barisnya sudah rusak terkikis usia. Prasasti Sojomerto bersifat
keagamaan Siwais yang isinya memuat semua keluarga dari tokoh utama yaitu Dapunta.
Seperti ayahnya yang bernama Santanu, ibunya yang bernama Bhadrawati serta istrinya
yang bernama Sampula. Tokoh utama Dapunta Selendra merupakan cikal bakal dari
raja-raja keturunan Wangsa Syailendra yang pernah berkuasa di Kerajaan Mataram
Hindu. Dengan adanya temuan 2 prasasti tersebut menjadi bukti jika di kawasan pantai
utara Jawa Tengah dahulu pernah ada Kerajaan Kalingga. Sebuah kerajaan besar
bercorak Hindu Siwais dengan Ratu Shima sebagai penguasanya. Seorang ratu yang
disiplin dan memegang teguh semua peraturan yang berlaku di Kerajaan Ho-ling.
Candi Angin. Bangunan Candi ini ditemukan di sekitar Desa Tempur, Kecamatan
Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Candi Bubrah. Sama seperti Candi Angin ternyata Candi Bubrah ini juga ditemukan di
Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Situs Puncak Sanga Likur. Situs bersejarah peninggalan Kerajaan Kalingga ini berada di
Puncak Rahtawu (Gunung Muria) dekat Kecamatan Keling. Di kawasan pegunungan
inilah terdapat 4 arca batu yakni arca Batara Guru, Togog, Wisnu dan Narada. Sampai
sekarang belum ada yang tahu bagaimana caranya mengangkut arca-arca tersebut
sampai ke puncak mengingat medan yang sangat sulit. Masih disekitar puncak tersebut
pada tahun 1990 Balai Arkeologi Yogyakarta juga menemukan Prasasti Rahtawun.
Selain 4 arca tersebut di kawasan itu terdapat juga 6 tempat pemujaan yang tersebar dari
arah bawah hingga puncak gunung. Keenam tempat pemujaan tersebut diberi nama
tokoh pewayangan seperti Abiyoso, Bambang Sakri, Jonggring Saloko, Pandu
Dewonoto, Sekutrem dan Kamunoyoso.

4. Kerajaan Sriwijaya

Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sudah menyentuh tanah Sumatera, Semenanjung


Malaya, Jawa, Thailand, Vietnam, Filipina hingga Kamboja. Kekuasaan kerajaan
Sriwijaya tersebut meliputi pengendalian rute kegiatan perdagangan lokal dan rempah.
Dimana mereka mengenakan bea cukai terhadap semua kapal yang lewat. Tak hanya
mengumpulkan kekayaan dari maritim, Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan
kekayaan melalui gudang perdagangan untuk pasar India dan Tiongkok. Sejarah
Kerajaan Sriwijaya sendiri tidak banyak yang menerangkan kapan sebenarnya kerajaan
ini berdiri. Pasalnya bukti tertua justru berasal dari Cina. Dimana pada tahun 682 M,
ada seorang pendeta asal Tiongkok bernama I-Tsingingin mendalami agama Budha di
wilayah India, lalu singgah untuk mempelajari bahasa Sansekerta di Sriwijaya selama
bulan. Pada saat itu, tercatat pula bahwa kerajaan Sriwijaya dikuasai oleh Dapunta
Hyang. Disamping berita dari Cina, bukti keberadaan Sriwijaya juga tertulis dalam
beberapa prasasti. Salah satunya adalah Prasasti di Palembang yakni prasasti Kedukan
Bukit (605S/683M). Dalam prasasti tersebut, diketahui bahwa Dapunta Hyang telah
melakukan ekspansi selama 8 hari dengan mengikutsertakan 20.000 tentara dan berhasil
menguasai dan menaklukan beberapa daerah. Mulai dari kemenangan tersebut, kerajaan
Sriwijaya semakin makmur dan sejahtera. Jika melihat bukti dari Cina dan prasasti di
Palembang tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa raja pertama Kerajaan Sriwijaya
adalah Dapunta Hyang, dan kerajaan ini mulai berdiri sekitar abad ke-7.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya juga menceritakan tentang bagaimana runtuhnya


kerajaan besar tersebut. Diketahui bahwa kemunduran kerajaan Sriwijaya disebabkan
oleh banyak faktor. Salah satunya adalah karena adanya serangan dari Rajendra Chola I
yang merupakan seseorang dari dinasti Cholda di wilayah Koromande, India bagian
Selatan pada tahun 1025 dan 1017. Dari serangan tersebut, banyak armada perang
kerajaan Sriwijaya yang luluh lantah. Hal ini jugalah yang membuat perdagangan yang
dikuasai oleh Sriwijaya jatuh ke tangan Raja Chola. Meskipun demikian, kerajaan
Sriwijaya masih tetap berdiri. Kekuatan militer yang melemah membuat beberapa
daerah yang sudah dikuasai melepaskan diri. Bahkan, telah muncul kekuatan baru dari
Pagaruyung dan Dharmasraya yang menguasai daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.
Tak hanya itu, telah bermunculan pula raja-raja hebat di berbagai wilayah yang
membuat aktivitas perdagangan di Sriwijaya semakin melemah. Pada akhirnya, Sejarah
Kerajaan Sriwijaya menyebutkan bahwa kerajaan ini runtuh pada abad ke-13.
INSTRUMEN LESSON STUDY

Daftar Hadir Lesson Study


Jadwal Pelaksanaan Lesson Study
Berita Acara Lesson Study
Instrument observasi untuk Dosen Pembimbing
Instrumen Observasi untuk Guru Pamong
Instrumen Observasi untuk Observer 1
Instrumen Observasi untuk Observer 2
Instrumen Observasi untuk Observer 3
DOKUMENTASI LESSON STUDY
\

Anda mungkin juga menyukai