Disusun oleh:
Sulistiyowati
160731614834
ALOKASI WAKTU : 2 JP
D. Materi Pembelajaran
1. Kerajaan-kerajaan Hindu Buddha (materi terlampir)
2. Pengaruh Hindu Buddha terhadap masyarakat Indonesia
E. Pendekatan
Menggunakan pendekatan Saintifik dengan menerapkan langkah-langkah 5 M
dengan menggunakan model Discovery Learning,strategi Inquiry Learning, dan
metode diskusi, tanya jawab
F. Alat, Bahan, Media dan Sumber Belajar
1) Media Pembelajaran
Puzzel Kerajaan
2) Alat Pembelajaran
Whiteboard, Spidol, Penghapus
3) Sumber Belajar
Kemendikbud RI. 2017.Sejarah Indonesia Kelas X Jakarta: Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama (2 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Guru :
Orientasi
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
2. Menanyakan kehadiran siswa
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran
Apersepsi
Fase 1
Mengamati
Mengamati materi kerajaan Hindu-Budha yang terdapat di buku siswa beserta
peninggalannya yang memiliki pengaruh terhadap agama hindu budha saat ini
dan kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
Siswa diminta mencari dan membaca literasi terkait dengan kerajaan hindu-
buddha yang akan di pelajari guna menambah pengetahuan dan pemahaman
terhadap materi ini.
Fase 2
Menanya
Guru memberikan pertanyaan mengenai kerajaan-kerajaan di Indonesia
Siswa mengutarakan pendapatnya mengenai kerajaan Hindu Buddha di
Indonesia Siswa membentuk kelompok menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 7-
8 siswa
Setiap kelompok mendapat topik yang berdeda-beda mengenai kerajaan
Fase 3
Mengumpulkan Informasi
Siswa mencari dan mencatat semua informasi yang di dapat baik melalui buku
siswa maupun internet atau sumber yang relevan lainnya mengenai kerajaan
hindu-buddha di Indonesia beserta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
indonesia saat ini.
Fase 4
Mengolah Informasi
setiap kelompok berdiskusi sesuai kerajaan yang di dapatkan.
Dari hasil temuan-temuan yang di dapatkan akan tuliskan dalam lembar kerja
yang telah di sediakan. Siswa akan menentukan jawaban yang sesuai dari
seluruh informasi yang di dapatkan.
Fase 5
Mengkomunikasi
Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
Kelompok lain menanggapi hasil presentasi dari setiap kelompok.
Guru memberikan penguatan dan penjelasan dari hasil diskusi
A. Pertanyaan
1. Jelaskan Kerajaan Kutai
a. Dimana Letak kerajaan Kutai?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Kutai?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Kutai?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Kutai?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Kutai?
2. Jelaskan Kerajaan Tarumanegara
a. Dimana Letak kerajaan Tarumanegara?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Tarumanegara?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Tarumanegara?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Tarumanegara?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Tarumanegara?
3. Jelaskan Kerajaan Kalingga
a. Dimana Letak kerajaan Kalingga?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Kalingga?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Kalingga?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Kalingga?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Kalingga?
4. Jelaskan Kerajaan Sriwijaya
a. Dimana Letak kerajaan Sriwijaya?
b. Siapa Raja pertama Kerajaan Sriwijaya?
c. Bagaimana Puncak kejayaan Sriwijaya?
d. Bagaimana kondisi ekonomi kerajaan Sriwijaya?
e. Sebutkan peninggalan Kerajaan Sriwijaya?
B. Jawaban
Raja Purnawarman
Prasasti Ciaruteun,
Peninggalan
Prasasti Tugu
Masa Kejayaan Ratu Sima adalah ratu yang tegas, taat, dan adil
Kehidupan ekonomi terletak pada sektor pertanian dan
Kondisi Ekonomi
perdagangan
Raja Balaputradewa
2. Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India. Pernyataan
tersebut sesuai dengan teori ….
A. Brahmana
B. Ksatria
C. Waisya
D. Sudra
E. Paria
3. Salah satu bagian dari kitab weda yang berisi syair puji-pujian kepada dewa yaitu ….
A. regweda
B. samaweda
C. yajurweda
D. atharwaweda
E. Upanishad
8. Tugu batu tempat mengikat binatang untuk korban persembahan para dewa-dewa,
memuat informasi mengenai kerajaan Kutai, berupa….
A. Lingga
B. Yoni
C. Menhir
D. Yupa
E. Arca
Jawab
1. E
2. C
3. A
4. D
5. C
6. C
7. C
8. D
9. C
10. A
Penentuan Nilai
Penentuan Nilai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Lampiran 2
Kompetensi yang akan dinilai : Penilaian Keterampilan
Bentuk Penilaian : Pengamatan
Satuan Pendidikan : SMKN 11 Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X/ Genap/ 2019/2020
Lampiran 3
Kompetensi yang akan dinilai : Penilaian Diskusi Kelompok
Bentuk Penilaian : Pengamatan
Satuan Pendidikan : SMKN 11 Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X/ Ganjil/ 2019/2020
Keterangan :
a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif.
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk
tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang
mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan
kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
1. = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4 = Amat Baik.
Penentuan Nilai
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Lampiran 4
Kompetensi yang akan dinilai : Penilaian Presentasi
Bentuk Penilaian : Pengamatan
Satuan Pendidikan : SMKN 11 Malang
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X/ Ganjil/ 2019/2020
Kelompok :
Nama Anggota: 1. 5.
2. 6.
3. 7.
4. 8.
A.Tujuan
B. Petunjuk
Nama Kerajaan
Letak Kerajaan
Raja
Masa Kejayaan
Kondisi Ekonomi
Peninggalan
1. Kerajaan Kutai
Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang
merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis
yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta
tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut
merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu
tertua yaitu Kerajaan Kutai. Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai.
Hanya 7 buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan
Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat
ditemukannya prasasti Yupa tersebut.
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh
para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja
Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan
merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada
para Brahmana. Dari prasasti tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali
didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan
mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut
para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum
tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman diduga telah
memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namnya yang merupakan kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi
menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa
kepemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan Mulawarman,
kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.
Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran
antara Barat dan Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang
utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional, dan tentu
saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur
untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional. Dalam
hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa menyebutkan
suatu tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat pemujaan Dewa Siwa).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.
2. Kerajan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan yang didirikan oleh seorang raja
yang bernama Raja dirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M. Raja dirajaguru
Jaya singawarman adalah seorang pengembara yang berasal dinasti Salankayana di
India yang telah runtuh akibat invasi Samudra Gupta dari kerajaan Gupta. Jaya
singawarman kemudian pergi meninggalkan tanah kelahirannya sampai akhirnya tiba
dan menetap di wilayah Jawa Barat. Setelah lama menetap di Jawa Barat, Jaya
singawarman menikah dengan seorang putri raja dari kerajaan Sunda yaitu putri dari
Dewa warman VIII raja dari kerajaan Salakanegara. Jaya singawarman pada akhirnya
mendirikan sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Tarumanegara.
3. Kerajaan Kalingga
Para ahli sejarah memperkirakan jika pusat Kerajaan Kalingga (Ho-ling) berada
di wilayah Jepara dan Pekalongan. Merupakan salah satu kerajaan tradisional yang
bercorak Hindu-Budha yang berkembang di pesisir utara Jawa Tengah sekitar abad 16 –
17 M. Bahasa yang berkembang dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sansekerta. Sebagian besar yang tinggal di wilayah
kerajaan ini masyarakatnya beragama Budha dan Hindu dan sebagian kecil lainnya
menganut kepercayaan leluhur. Kerajaan Kalingga mencapai puncak keemasan dibawah
kepemimpinan seorang ratu yang bernama Maharani Shima. Ratu Shima digambarkan
sebagai seorang pemimpin yang sangat tegas dan taat terhadap peraturan kerajaan.
menurut sejarah yang berasal catatan lokal masyarakat Jawa Tengah dan kronik
Tiongkok Ratu Shima memerintah dari tahun 674 – 732 M. Keberadaan kerajaan Ho-
ling ini untuk pertama kali di beritakan oleh seorang pendeta sekaligus penjelajah
bernama I-Tsing. Selain itu keberadaan kerajaan ini juga diceritakan oleh Dinasti Tang
(618 – 906 M). Diceritakan juga kalau ibu kota Ho-ling dikelilingi tembok besar terbuat
dari potongan kayu. Raja Ho-ling sendiri tinggal di bangunan besar bertingkat dengan
atap dari daun palem dan singgasana terbuat dari gading. Sebagian besar penduduknya
sangat pintar membuat minuman keras dengan komoditi yang ditawarkan adalah emas,
perak, kulit penyu, gading gajah dan cula badak.
Terdapat 2 prasasti yang ditemukan di daerah sekitar pesisir pantai utara pulau
Jawa. Kedua prasasti ini sebagai peninggalan sejarah Kerajaan Kalingga yang dulunya
dipimpin oleh Ratu Shima. Prasasti-prasasti ini sebagai bukti sejarah kalau Kerajaan
Ho-ling dulunya memang benar-benar ada yaitu:
Prasasti Tukmas
Prasasti Tukmas ini ditemukan pertama kali di lereng sebelah barat Gunung
Merapi lebih tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabak, Magelang
Jawa Tengah. Peninggalan Kerajaan Kalingga yang berupa prasasti ini bertuliskan
dengan bahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa. Bentuk aksaranya lebih muda
jika dibandingkan dengan aksara masa Purnawarman.
Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu alam besar dekat sebuah mata air
sekitar abad ke-7 M. Dalam prasasti ada gambar kendi, trisula, kapak, cakra,
kelangsangka, dan bunga teratai yang melambangkan hubungan antara manusia dengan
dewa-dewa Hindu. Prasasti Tukmas menyebutkan mengenai mata air yang jernih dan
bersih serta sungai yang mengalir sama dengan Sungai Gangga di India.
Prasasti Sojomerto
Candi Bubrah. Sama seperti Candi Angin ternyata Candi Bubrah ini juga ditemukan di
Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Situs Puncak Sanga Likur. Situs bersejarah peninggalan Kerajaan Kalingga ini berada di
Puncak Rahtawu (Gunung Muria) dekat Kecamatan Keling. Di kawasan pegunungan
inilah terdapat 4 arca batu yakni arca Batara Guru, Togog, Wisnu dan Narada. Sampai
sekarang belum ada yang tahu bagaimana caranya mengangkut arca-arca tersebut
sampai ke puncak mengingat medan yang sangat sulit. Masih disekitar puncak tersebut
pada tahun 1990 Balai Arkeologi Yogyakarta juga menemukan Prasasti Rahtawun.
Selain 4 arca tersebut di kawasan itu terdapat juga 6 tempat pemujaan yang tersebar dari
arah bawah hingga puncak gunung. Keenam tempat pemujaan tersebut diberi nama
tokoh pewayangan seperti Abiyoso, Bambang Sakri, Jonggring Saloko, Pandu
Dewonoto, Sekutrem dan Kamunoyoso.
4. Kerajaan Sriwijaya