Anda di halaman 1dari 6

Tahun 2013 WHO memperkirakan di Indonesia terdapat 6.

800 kasus baru TB dengan


Multy drug resistence (TB MDR) belum terdiagnosis maupun mendapatkan pengobatan yang baik
dan benar. Gambaran rendahnya angka penderita TB disuatu daerah tidak dapat menggambarkan
keadaan sebenarnya, karena fasilitas pelayanan kesehatan belum berani mendiagnosis TB.
Kejadian kota Palembang merupakan kota dengan penderita TB paru terbanyak di Sumatera
Selatan. Data TB paru terbanyak di Sumatera Selatan. Data TB cure rate dari tahun 2013 ke tahun
2014 terjadi penurunan sebesar 6% yang berarti penyembuhan pasien TB paru mengalami
penurunan. Angka keberhasilan penyembuhan TB paru di Kota Palembang memenuhi standar
WHO yaitu diatas 84%. Angka penderita TB paru tahun 2014 mengalami kenaikan dibandingkan
tahun sebelumnya.4

Gambar 2.4 Prevalensi TB Menurut Karakteristik Umur, Pekerjaan, Berdasarkan Riskesdas


Tahun 2013.4
Gambar 2.5 Prevalensi TB Menurut Karakteristik Pendidikan dan Kuantil Indeks Kepemilikan,
Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013.4

Gambar kasus di atas menurut karakteristik kelompok umur menunjukkan bahwa kelompok umur
lebih dari 45 tahun memiliki prevalensi yang lebih tinggi di antara kelompok lainnya. Prevalensi
terjadinya penyakit TB semakin rendah dengan tingginya tingkat pendidikan. Prevalensi
berdasarkan jenis pekerjaan bahwa penduduk yang tidak bekerja ternyata memiliki prevalensi
tertinggi. Tingkat ekonomi menunjukkan perbedaan berarti hanya pada kelompok teratas yaitu
dengan prevalensi terendah sebesar 0,2.4
Gambar 2.6 Proporsi Pasien TB Paru Terkonfirmasi Bakteriologis di Antara Pasien Terduga TB
di Indonesia Tahun 2015.

Pasien TB paru terkonfirmasi mengalami peningkatan signifikan dari tahun 1999 sampai
tahun 2003 dari 7% menjadi 13%. Indikator ini cenderung menurun dari tahun 2003 sampai tahun
2014. Namun pada tahun 2015 indikator ini kembali meningkat sebanyak 14%.4

Gambar 2.7 Cakupan Desa atau Kelurahan UCI Menurut Provinsi Tahun 2015.
Upaya penemuan kasus per provinsi CNR sebagian besar berada di wilayah timur kecuali
DKI Jakarta sebanyak 220 dan kepulauan Riau sebanyak 147. Dapat diasumsikan provinsi di
wilayah timur memiliki sistem penjaringan dan pencatatan kasus yang relatif lebih baik. Provinsi
dengan CNR yang rendah di dominasi oleh provinsi di wilayah barat kecuali Papua Barat.4
Di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001
didapatkan bahwa penyakit pada sistem pernapasan merupakan penyebab kematian kedua
setelah sistem sirkulasi. Pada SKRT 1992 disebutkan bahwa penyakit TB merupakan
penyebab kematian kedua, sementara SKRT 2001 menyebutkan bahwa tuberkulosis adalah
penyebab kematian pertama pada golongan penyakit infeksi. Sementara itu dari hasil laporan
yang masuk ke subdit TB P2MPL Departemen Kesehatan tahun 2001 terdapat 50.443
penderita BTA positif yang diobati (23% dari jumlah perkiraan penderita BTA positif ). Tiga
perempat dari kasus TB ini berusia 15 – 49 tahun. Pada tahun 2004 WHO memperkirakan
setiap tahunnya muncul 115 orang penderita tuberkulosis paru menular (BTA positif) pada
setiap 100.000 penduduk. Saat ini Indonesia masih menduduki urutan ke 3 di dunia untuk
jumlah kasus TB setelah India dan China. (pedoman diagnosis dan penatalaksanaan TB di
Indonesia)
Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke posisi lima
dengan jumlah penderita TBC sebesar 429 ribu orang. Lima negara dengan jumlah terbesar
kasus insiden pada tahun 2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria dan Indonesia.
Penderita TB paru BTA positif akan menjadi sumber penularan bagi lingkungan di
sekitarnya. (Sub Direktorat TB Depkes RI dan WHO, 2008).
Pada Global Report WHO 2010, didapat data TB Indonesia total seluruh kasus TB
tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA positif,
108616 adalah kasus TB BTA negatif, 11215 adalah kasus TB Ekstra Paru, 3709 adalah
kasus TB kambuh, dan 1978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus kambuh
(retreatment, relaps) (PPTI, 2010).

Anda mungkin juga menyukai