Anda di halaman 1dari 5

II.

2 Klasifikasi Pasak Profilaktik

Pasak dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :

1. Costum-cast post

Costum-cast post di buat di klinik dan laboratorium dari hasil reproduksi

negatif saluran akar yang telah dipreparasi. Alloy emas (Tipe III dan IV)

merupakan logam pilihan yang digunakan hingga saat ini. 4

2. Pasak Prefabricated

Pasak ready made atau prefabricated dapat terbuat dari metal dan non-

metal. Pasak metal pada umumnya memiliki retensi yang baik (tapi mempunyai

modulus elastis yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada

gigi terkonsentrasi dan dapat menimbulkan fraktur.4

Pasak metal terbuat dari Platinum Gold Palladium (PGp), Chobalt

chronium (Co-Cr) Nickel chrodium (Ni-Cr), dan titanium alloys. Ni- Cr dan Co-

Cr lebih kuat tapi kaku dan mudah korosi, hal ini merupakan penyebab fraktur.

Titanium alloys lebih lentur dan tahan terhadap korosi.4

Bentuk pasak prefabricated ada beberapa jenis yaitu tapered, paralel,

serrated (tajam) dan threaded (ulir). Pasak threaded merupakan pasak yang retentif

diikuti oleh paralel sided serrated post. 4

Keuntungan menggunakan pasak prefabricated adalah murah, mudah,

cepat, kuat dan retentif akan tetapi penggunaanya sangat selektif, bentuk pasak

dan saluran akar tidak sesuai dan mudah terjadi korosi.1


Beragam desain pasak prefabricated telah dikembangkan dan

keanekaragaman ini merupakan usaha untuk memenuhi tujuan retensi dan proteksi

bagi struktur gigi yang tersisa. Semua desain pasak ini dimasukkan kedalam

kelompok di bawah ini. 4

1. Tapered, smooth-sided, disemen ke dalam saluran akar yang telah

dipreparasi dengan ukuran yang disesuaikan dengan reamer endodontik.

2. Parallel-sided disemen ke dalam saluran akar yang berbentuk silinder.

3. Tappered self-threading screw, dengan ulir yang melibatkan dinding

dentin untuk memperoleh retensi.

4. Parallel-sided threaded diinsersikan kedalam saluran akar yang dibuat 2.

Kelompok gigi

Ada yang berpendapat bahwa perawatan saluran akar pada gigi tunggal

mempunyai hasil yang lebih baik dari pada yang berakar jamak. Hal ini

disebabkan karena ada hubungannya dengan interpretasi dan visualisasi daerah

apikal pada gambaran radiografi. Tulang kortikal gigi-gigi anterior lebih tipis

dibandingkan dengan gigi-gigi posterior sehingga lesi resorpsi pada apeks gigi

anterior terlihat lebih jelas. Selain itu, superimposisi struktur radioopak daerah

periapikal untuk gigi-gigi anterior terjadi lebih sedikit, sehingga interpretasi

radiografinya mudah dilakukan. Radiografi standar lebih mudah didapat pada gigi

anterior, sehingga perubahan

periapikal lebih mudah diobservasi dibandingkan dengan gambaran radiologi gigi

posterior.
3. Saluran lateral atau saluran tambahan

Hubungan pulpa dengan ligamen periodontal tidak terbatas melalui

bagian apikal saja, tetapi juga melalui saluran tambahan yang dapat ditemukan

pada setiap permukaan akar. Sebagian besar ditemukan pada setengah apikal akar

dan daerah percabangan akar gigi molar yang umumnya berjalan langsung dari

saluran akar ke ligamen periodontal

Preparasi dan pengisian saluran akar tanpa memperhitungkan adanya

saluran tambahan, sering menimbulkan rasa sakit yang hebat sesudah perawatan

dan menjurus ke arah kegagalan perawatan akhir.

II.7.5 Kecelakaan Prosedural

Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada

hasil akhir perawatan saluran akar, misalnya :

1. Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.

Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada permukaan

dinding saluran akar yang merintangi penempatan instrumen untuk mencapai

ujung saluran. Birai terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalu besar,

tidak sesuai dengan urutan; penempatan instrument yang kurang dari panjang

kerja atau penggunaan instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di dalam saluran

akar yang bengkok. Birai dan ferforasi lateral dapat memberikan pengaruh yang

merugikan pada prognosis selama kejadian ini menghalangi pembersihan,

pembentukan dan pengisian saluran akar yang memadai.


2. Instrumen patah

Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan

saluran akar akan mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan

perawatan. Prognosisnya bergantung pada seberapa banyak saluran sebelah apikal

patahan yang masih belum dibersihkan dan belum diobturasi serta seberapa

banyak patahannya. Prognosis yang baik jika patahan instrumen yang besar dan

terjadi ditahap akhir preparasi serta mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih

buruk jika saluran akar belum dibersihkan dan patahannya terjadi dekat apeks atau

diluar foramen apikalis pada tahap awal preparasi.

4. Fraktur akar vertikal

Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi

yang berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan

pasak. Adanya fraktur akar vertikal memiliki prognosis yang buruk terhadap hasil

perawatan karena menyebabkan iritasi terhadap ligamen periodontal.

Anda mungkin juga menyukai