Anda di halaman 1dari 26

IMPLEMENTASI 7 STARS

DOCTOR DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
DI INDONESIA

Nama :Dhea Sharacel Putri


NIM : 201710330311192
IMPLEMENTASI 7
STARS DOCTOR DALAM
PELAYANAN KESEHATAN DI
INDONESIA

Pelayanan Kedokteran
Keluarga sebagai Masa Depan
Pengabdian Lulusan Dokter,
maka orientasi pendidikan
kedokteran haruslah
memperhatikan area pengelolaan
masalah kesehatan masa depan,
yang isinya antara lain:

1) Mengelola penyakit,
keadaan sakit dan
masalah pasien
sebagai individu yang
utuh, bagian dari
keluarga dan
masyarakat
2) Melakukan
Pencegahan Penyakit
dan Keadaan Sakit
3) Melaksanakan
pendidikan kesehatan
dalam rangka promosi
kesehatan dan
pencegahan penyakit
4) Menggerakkan dan
memberdayakan
masyarakat untuk
meningkatkan derajat
kesehatan
5) Mengelola sumber
daya manusia dan
sarana-prasarana
secara efektif dan
efisien dalam
pelayanan kesehatan
primer dengan
pendekatan dokter
keluarga.

Dokter masa depan


melalui pelayanan kedokteran
keluarga di dalam sistem
kesehatan akan dapat
menyelesaikan masalah-masalah
kesehatan yang sering terjadi,
meningkatkan pemerataan akses
masyarakat ke fasilitas kesehatan,
mengintegrasikan usaha
pencegahan dan pengobatan, fisik
dan psikologi, penyakit akut dan
kronis dan mengusahakan
kolaborasi dan koordinasi
pelayanan kesehatan dengan tim
kesehatan secara lebih efisien dan
efektif dari segi biaya, serta
mengintegrasikan pelayanan
kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat. Dokter keluarga
akan menjadi penghubung dan
“jembatan” yang efektif antara
pelayanan rumah sakit dan
pelayanan kesehatan pada
layanan primer. Hal ini terdukung
dengan keberadaan konsep
pelayanan ini yang oleh WHO
dinamakan sebagai “7 Star
Doctor”. Dengan konsep ini,
seorang dokter keluarga
mempunyai kompetensi seabagai:

1. Care Provider
Pertama peduli kepada
pasien yang
ditanganinya.
Seseorang yang sakit
itu harus mendapat
perawatan yang layak
agar proses
penyembuhannya
berjalan optimal
sehingga pasien bisa
terbebas atau sembuh
total dari sakitnya.
Dalam proses
recovery pasien, peran
seorang dokter sangat
penting sehingga
seorang dokter harus
benar-benar peduli
2. Decision Maker
Seorang dokter harus
bisa mengambil
keputusan dengan
cepat dan tepat.
Seorang dokter
dituntut untuk bisa
berpikir dan bertindak
cepat serta tepat
karena dokter
bertanggung jawab
terhadap nyawa
seseorang terlebih di
situasi gawat darurat.
Waktu sedetikpun
sangat berharga bagi
dokter karena keadaan
pasien tiap detik,
menitnya bisa
berubah.
3. Communicator
Hal ini sangat penting
mengingat seorang
dokter tak hanya
bekerja sendirian. Di
banyak kesempatan, ia
harus bekerja sama
dengan dokter lain,
para staff
laboratorium, atau
bahkan dengan
masyarakat setempat.
Maka dari itu,
kemampuan
berkomunikasi sangat
diperlukan oleh
seorang dokter. Untuk
dapat menemukan
penyakit dan
menyembuhkan
pasien, seorang dokter
juga memerlukan
komunikasi. Mungkin
terlihat sepele, tapi
dampaknya akan luar
biasa besar. Misalnya,
seorang dokter
memberi resep ke
pasien, tapi dokter
tersebut tidak
memberi tahu pasien
cara pemakaian
obatnya, harus
diminum berapa kali
sehari, karena pasien
tidak tahu, dia
overdosis dan
berakibat pasien
meninggal karena
salah cara pemakaian
obatnya. Hubungan
dokter dan pasien
telah disadari
merupakan bagian
penting dalam aspek
mutu pelayanan
kesehatan.
Komunikasi dokter
dan pasien telah
terbukti membawa
pengaruh pada
kepatuhan
pengobatan,
meningkatkan
kepuasan pasien dan
akhirnya akan
membawa manfaat
bagi keluaran
pengobatan.
4. Community Leader
Seumur hidupnya,
seorang dokter tidak
mungkin bekerja
sendiri. Seorang
dokter akan lebih
banyak bekerja dalam
tim dibandingkan
bekerja sendiri,
misalnya waktu
mengoperasi pasien,
saat proses diagnosis
penyakit, seorang
dokter akan
memerlukan dokter
lain, staf laboratorium
bahkan kerjasama dari
pasien sendiri untuk
bisa dimintai
keterangan agar
penyakitnya bisa
ditemukan. Karena itu
kemampuan bekerja
sama dan sifat
kepemimpinan sangat
dibutuhkan oleh
dokter
5. Manager
Hal ini sangat penting
mengingat seorang
dokter harus bisa
mengatur dan
mengkondisikan
keadaan sehingga
terbentuklah suatu
sistem yang efektif.
Hal tersebut sering
dianggap sepele, tapi
bila tidak ditangani
dengan baik malah
akan menyulitkan
pekerjaan dokter.
Seorang dokter harus
mampu mengatur.
Misalnya, mengatur
administrasi pasien,
penebusan obat, dll.
Kelihatannya sepele,
tapi bila tidak
dilakukan akan
menyulitkan
pekerjaan si dokter.
Dalam menyelesaikan
masalah kesehatan,
seorang dokter
memerlukan keahlian
dalam mengatur
segala sesuatunya.
Sosok mengatur
tersebut menjadikan
dokter membutuhkan
kemampuan
manajerial. Seorang
dokter juga harus
berkemampuan untuk
berkolaborasi dalam
kemitraan pada
penanganan kesehatan
dan kedokteran
keluarga.
6. Researcher
Dunia yang
berkembang setiap
waktu serta dinamis
adalah tantangan yang
harus dihadapi oleh
seorang dokter
sebagai tenaga
kesehatan. Suka atau
tidak suka, fakta
menunjukan bahwa
dari masa ke masa
semakin banyak
muncul virus dan
penyakit baru. Dengan
demikian, dokter
dituntut untuk terus
mengembangkan diri
dan tidak stagnan.
Tentu bisa
dibayangkan apabila
tidak ada yang
namanya penelitian.
Bahkan penyakit flu
pun akan menjadi
penyakit yang serius
dan mematikan. Ilmu
kedokteran itu selalu
berkembang dan up to
date karena yang
namanya virus,
bakteri, parasit
penyebab penyakit itu
berkembang terus.
Contohnya, antibiotik
itu dianggap obat
dewa saat Alexander
Flaming pertama kali
menemukan antibiotik
penisilin. Antibiotik
dianggap bisa
menyembuhkan
banyak penyakit,
terutama penyakit
infeksi virus, bakteri.
Tapi, sekarang,
antibiotik banyak
yang resisten. Virus,
bakteri, parasit sudah
mampu melawan
antibiotik sehingga
diperlukan penemuan
obat baru lagi yang
lebih mujarab dari
penisilin. Kalau tidak
dilakukan penelitian
dan tidak ada dokter
yang meneliti, tidak
mungkin ada obat
baru.
7. Iman dan taqwa
Kita harus selalu ingat
bahwa dokter bukan
Tuhan atau dewa yang
mampu
menghidupkan,
mematikan,
memperpanjang
ataupun
memperpendek umur
manusia. Dokter
hanyalah alat dari
Allah SWT untuk
membantu orang-
orang yang kesulitan,
yang sakit dan minta
bantuan untuk
disembuhkan agar
hidupnya bisa berjalan
normal lagi. Adanya
Iman dan Taqwa akan
selalu mengingatkan
dokter agar tidak
sombong, agar selalu
bekerja semaksimal
mungkin dalam
membantu pasien,
bukan menjadikan
pasien sebagai obyek
penghasil uang tapi
subyek yang
seharusnya
diperlakukan secara
manusiawi dan
ditolong.

Masa Depan Lulusan


Pendidikan Dokter di Indonesia
sangat tergantung pada orientasi
pelayanan kesehatan yang akan
dikembangkan oleh pemerintah.
Bagaimanapun juga pemerintah,
dalam hal ini Depkes, adalah
“user” utama atas serapan lulusan
dokter masa depan. Orientasi
pelayanan berbasis komunitas
(Community Oriented Medical
Service) dengan orientasi
pendidikan yang juga berbasis
komunitas (Community Oriented
Medical Education), harus
bergeser menjadi pelayanan
berbasis keluarga (Family
Oriented Medical Service)
dengan orientasi pendidikan yang
juga berbasis pada pendekatan
keluarga (Family Oriented
Medical Education) Dokter
lulusan masa depan dengan
format pelayanan kesehatan yang
akan dikembangkan akan lebih
mudah untuk mencapai Visi
Indonesia Sehat yang berbasis
paradigma sehat (menjaga rakyat
yang sehat agar tetap sehat).
Pelayanan kesehatan berbasis
dokter keluarga telah terbukti di
berbagai negara dapat menjadi
gate keeper dalam pelayanan
kedokteran dengan
mengutamakan kendala mutu dan
kendali biaya yang
mengutamakan upaya-upaya
promotif dan preventif dalam
pelayanan kesehatan. Itulah
harapan dan masa depan lulusan
pendidikan dokter di Indonesia.
Daftar pustaka :

1. Shahid Athar. Islam dan


Etika Kedokteran.
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhamadiyah
Yogyakarta. 2001.
2. Tharmizi Taher,. Medical
Ethics, Manual Praktis
Etika Kedokteran untuk
Mahasiswa, Dokter dan
Tenaga Kesehatan, PT.
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. 2003.

Anda mungkin juga menyukai