1
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
Dengan
risiko turun
• Perlambatan Ekonomi
Perlambatan terjadi baik di negara maju
maupun negara berkembang, termasuk Risiko global yang
mitra dagang utama Indonesia. harus diwaspadai
• Respon Perlambatan
Perang Penurunan Resesi Tensi
Perlambatan direspon dengan penurunan
Dagang Manufaktur & Ekonomi Geopolitik
suku bunga dan kebijakan fiskal
ekspansif. Investasi
2
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
KE DOMESTIK 10
-5
Perlambatan ekonomi global
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019*
berdampak ke perekonomian
Sumber: Haver, *) Agustus
Indonesia melalui 3 jalur:
Perkembangan FDI (USD miliar)
Perdagangan
Kinerja neraca non migas tertekan, defisit neraca
migas masih tinggi
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Sem 1
2019
Pasar finansial
Sumber: Bank Indonesia
Aliran modal ke Indonesia dipengaruhi oleh
kebijakan moneter negara maju Neraca Perdagangan (USD miliar)
30
20
Penanaman Modal Asing (FDI) 10
0
Sentimen negatif global dapat mempengaruhi
-10
investor confidence -20
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Sd. Sept-2019
Nonmigas Migas Neraca Perdagangan
Sumber: BPS 3
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
Okt
Okt
Okt
Jan
Jan
Jan
Jan
Jan
Jul
Jul
Jul
Jul
Jul
Apr
Apr
Apr
Apr
Apr
7,6
Permintaan Domestik 31,7
PMTB
Berkontribusi Terhadap Net Ekspor
[VALUE]
Perekonomian 57,6
Konsumsi
3,7
Lain-Lain
Konsumsi RT dan investasi sebagai RT dan LNPRT
engine of growth
Konsumsi
Pemerintah
PMTB
Rata2
AGGREGATE
• Kondisi global volatile ekspor Indonesia
tertekan
Rata2
2006-2015: 2015: 5.3
2006-2015:
2015: 5.0 DEMAND
• Sumber pertumbuhan Indonesia adalah 2016: -0.1 2016: 4.5
perekonomian domestik (konsumsi RT, 2017: 6.2
konsumsi pemerintah, dan investasi ) 6,0% 2017: 2.1
2018: 4.8 6,8% 2018: 6.7
2019 S1: 5.0
2019 S1: 6.9
Arah kebijakan:
Konsumsi RT Impor Ekspor
• Menjaga konsumsi dan daya beli RT, dan LNPRT Rata2 Rata2
Rata2 2006-2015 : 2006-2015 :
stabilitas pasokan dan harga. 206-2015: 2015: -6.2 2015: -2.1
2015: 4.8
• Mendorong investasi dengan insentif fiskal, 2016: -2.4 2016: -1.7
2016: 5.0
peran kuasi-fiskal, dan partisipasi swasta. 2017: 8.1 2017: 8.9
• Mendorong ekspor sektor manufaktur dan
menggalakkan pariwisata.
5,1% 2017: 5.0
2018: 5.1 4,7% 2018: 12.0
2019 S1: -7.0
5,2% 2018: 6.5
2019 S1: -1.8
2019 S1: 5.3
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
Countercyclical
agar dapat merespon risiko
pelemahan perkonomian
Pertumbuhan
========================== Ekonomi (%)
Rasio Defisit
Defisit APBN Thd PDB (%)
Pemerintah menjaga kesehatan
APBN dengan menjaga defisit
APBN
Outlook
8
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
% APBN
66,4
1.200,0 70,0
Triliun (Rp) 65,0 KEMENHAN
60,4
76,8
55,8 56,4 60,0 POLRI
1.000,0
48,4
68,0
50,0 KEMENAG
800,0
83,3
40,0 KEMENSOS
600,0 75,3
KEMENKES
30,0
Belanja K/L akan terus didorong agar tetap on track dan produktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan instrumen counter cyclical
Belanja pegawai K/L s.d 30 September 2019 mencapai Belanja Barang K/L s.d. 30 September mencapai
82,3%, lebih tinggi dibanding 4 tahun terakhir 59,2%, lebih tinggi dibanding 4 tahun terakhir
TriliunRupiah Persen
Triliun Rp Persen • Membiayai
59,2
200 72,8 72,6 67,2 72,5
82,3
• Mendukung 180
52,5
56,3 57,3
63 operasional
80
reformasi
160
140
56
49
pelayanan publik
41,7
120 42
130
184,7
birokrasi 100 35
20
150,3
164,8 80 194,0 204,2 28 • Kebutuhan
133,7
60
151,7 • Peningkatan 60
40 108,2
159,1 166,6 21
14
sarana
-40
kualitas 20 7 prasarana publik
0 0
pelayanan (rumah MBR,
-10 -100
2015 2016 2017 2018 2019 publik 2015 2016 2017 2018 2019
alat mesin
pertanian,
Realisasi s.d 30 September % thd Pagu Realisasis.d 30 September %thdPagu
pemeliharaan
jalan)
Realisasi Belanja Modal K/L s.d 30 September mencapai Belanja Bantuan Sosial K/L s.d. 30 September 2019
42,5%, relatif sama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya mencapai 89,5%, lebih tinggi dibanding 4 tahun terakhir
• Meningkatkan
Triliun Rupiah Persen
Triliun Rupiah Persen
produktivitas
44,1 42,5 100 89,5 100
100 30,4 40,0 40,3
81,2
• Meningkatkan
0 80 66,4 80 • Penurunan
75 iklim investasi 58,6
52,3 kemiskinan
60 60
50 • Mendorong
90,6 89,9
76,8
82,6 80,4 -200 pertumbuhan 40
66,1 40 • Peningkatan
25 ekonomi & 62,8 86,9 kesejahteraan
20 20
investasi 25,8 32,0
0 -400 pemerintah 0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
(jalan, waduk, 10
Realisasi s.d 30 September Realisasi s.d 30 September % thd Pagu
% thd Pagu jembatan)
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
KEGIATAN PRIORITAS
Waktu pelaksanaan anggaran hanya sekitar 2 bulan, untuk
itu perlu dipastikan kegiatan prioritas dapat dilaksanakan
dengan baik dan di-deliver kepada masyarakat sesuai
target.
KETERBATASAN WAKTU REVISI
Bila akan merevisi anggaran tahun 2019, agar
mempertimbangkan keterbatasan waktu hingga akhir
Desember.
15
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
5
pengetahuan dan teknologi Penyederhanaan
● Perlu adanya endowment fund yang
Birokrasi
besar untuk manajemen SDM
● Optimalisasi kerja sama dengan industri ● Pemotong birokrasi yang
panjang dan penyederhanaan
eselonisasi
● Membuat eselon menjadi dua
Penyederhanaan segala level saja, yaitu tingkat
PROGRAM bentuk kendala regulasi fungsional yang menghargai
● Presiden Jokowi akan mengajak DPR kompetensi dan keahlian.
KERJA untuk
PRIORITAS menerbitkan 2 undang-undang besar, Pembangunan
yaitu: Infrastruktur
UU Cipta Lapangan Kerja
UU Pemberdayaan UMKM ● Pembangunan infrastruktur akan
● UU tersebut akan merevisi Undang- terus dilanjutkan untuk
Undang yang dinilai menghambat mendukung aktivitas masyarakat
tercapainya lapangan kerja dan UMKM ● Termasuk pembangunan infrastruktur
untuk mendukung pengembangan
perekonomian dan kemudahan
12
aksesibilitas.
KEMENTERIAN KEUANGAN KEBIJAKAN FISKAL
REPUBLIK INDONESIA
EKONOMI MAKRO PENYEHATAN FISKAL PERBAIKAN NERACA
Meningkatkan pertumbuhan; Mobilisasi pendapatan; PEMERINTAH PUSAT
Mendorong daya saing; Spending Better; Peningkatan aset;
Meningkatkan investasi. Pembiayaan kreatif dan Pengendalian Liabilitas
Pengendalian Risiko Peningkatan Ekuitas
Postur
APBN 2020
diarahkan untuk mendukung
pencapaian sasaran
pembangunan namun tetap
mampu adaptif menghadapi
risiko perekonomian
14
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
Fokus Belanja
Pemerintah
Pusat
Tahun 2020
untuk mendukung
pelaksanaan
prioritas pembangunan
dan penyelenggaraan
Pemerintah efisien
dan efektif
16
Pendidikan Usia Dini Pendidikan Dasar Pendidikan Tinggi
• • Kartu Indonesia Pintar • KIP Kuliah
APBN untuk BOP PAUD
(SD/SMP/SMA sederajat)
(DAK Non Fisik) • Rp 6,7 T
mempersiapkan • Rp 11,2 T • 818,1 ribu mahasiswa
• Rp 4,5 T • 20,1 juta jiwa
generasi muda • 7,4 juta anak • Beasiswa LPDP
• Bantuan Operasional (S2/S3)
untuk peningkatan Sekolah • Rp 1,8 T
• • 5.000 mahasiswa baru
kualitas SDM •
Rp 63,0 T
54,6 juta jiwa dan 12.333 mahasiswa
lanjutan
diarahkan untuk peningkatan kualitas
SDM sebagai bagian mewujudkan • Sarpras PAUD • Bangun/Rehab Ruang • Bangun/Rehab Kampus
kesejahteraan dan keadilan rakyat Kelas • Rp 4,4 T
• Rp 307,6 M
• Rp 7,8 T • 87 kampus
• 5.841 ruang kelas
• 15,1 ribu ruang kelas
Anggaran Pendidikan dan 2.677 sekolah
Rp508,1 T •
•
Riset oleh LPDP
Rp 284,1 M
• Riset oleh Kemenristekdikti
• Rp 1,5 T
• 104 riset • 1.450 riset
Peningkatan
Kesejahteraan
Pemberdayaan Masyarakat
APBN Tahun 2020 Program Keluarga Harapan
Rp29,1 T Pembiayaan Ultra Mikro
untuk Peningkatan 10,0 juta keluarga miskin
Bantuan Pangan/Kartu
Rp1,0 T bagi 241 rb debitur
(1,6 juta debitur akumulasi)
Kesejahteraan Sembako
Rp28,1 T
Subsidi Bunga Kredit Usaha
Rakyat Rp13,8 T bagi 16,47
Masyarakat 15,6 juta keluarga miskin juta debitur (akumulasi)
Bantuan Sosial Usaha Ekonomi
Berpenghasilan Mendukung Produktif
Pengembangan Rp270 M bagi 135 ribu KK
Rendah, Miskin dan Perekonomian Desa Bantuan untuk Nelayan
Rentan Miskin Dana Desa
a.l. Premi Asuransi Rp33,0 M
untuk 170 rb nelayan
Rp72,0 T untuk 74.954 desa
termasuk: Akses Perumahan
• 20.588 desa tertinggal
• 6.835 desa sangat tertinggal Subsidi Uang Muka Perumahan
Rp372,5 T Peningkatan
Produktivitas Pertanian
Rp600 M bagi 150 rb Keluarga
(MBR)
Subsidi Bunga Kredit
Perumahan
Subsidi Pupuk
Rp3,9 T bagi 677 rb Keluarga
Rp26,6 T bagi 16,2 juta
(MBR)
petani
19
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
Percepatan Pembangunan
Infrastruktur
Penguatan pembangunan infrastruktur
melalui terobosan pembiayaan kreatif untuk
akselerasi penuntasan infrastruktur.
Rp423,3 T
Kebijakan pembangunan infrastruktur:
• Untuk mendukung transformasi industrialisasi dan
revolusi industry 4.0
• Untuk antisipasi urbanisasi ke perkotaan
• Untuk mendukung pemerataan pembangunan
antarwilayah
• Untuk meningkatkan peran swasta dan BUMN melalui
skema pembiayaan kreatif
• Melalui opsi-opsi KPBU sebagai strategi pembiyaan di
luar APBN
• Untuk meningkatkan koordinasi lintas sectoral 20
(termasuk Pemda) demi tercapainya target nasional.
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
21
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Meningkat Rp42,5 triliun dari Outlook 2019 diarahkan untuk : Rp856,9 T
Perbaikan kualitas layanan dasar publik Akselerasi daya saing Mendorong belanja produktif
22
Kementerian Keuangan
Badan Kebijakan Fiskal
TERIMA KASIH
23