Anda di halaman 1dari 2

HIGH MICROFILAMENT CONCENTRATION RESULTS IN BARBED-END ADP CAPS

Pada polimerisasi aktin, tempat spesifik pembelahan dari pengikatan nukleotida


mengikuti filamen F-aktin karena ujung mikrofilamen harus ditutup lebih awal dengan subunit
ATP, kemudian ADP terikat ke phosphat inorganic (ADP-Pi) dengan stabil. Ujung dari
depolimerisasi filamen mengandung subunit ADP. Penurunan stabilitas dari ujung yang tertutup
mengiringi transisi dari ADP-Pi ke ADP sehingga terjadi hidrolisis nukleotida dan kemudian
kehilangan Pi untuk meregulasi gerak filamen F-aktin. Model komputasi dari penutupan
nukleotida yang menstimulasi tempat dan sifat sementara dari polimerisasi aktin digunakan
untuk menguji efek dari konsentrasi mikrofilamen yang tinggi pada keadaan siklus hidrolisis
ATP yang ditemukan selama polimerisasi. Model ini memperkirakan bahwa pada kondisi
konsentrasi mikrofilamen yang tinggi, sebuah tutup ADP bisa muncul selama keadaan stabil
pada ujung filamen. Adanya tutup ini bisa dihitung oleh model kinetik dan memprediksi
hubungan antara rasio konsentrasi nukleotida [ATP]/[ADP], konsentrasi filamen F-aktin, dan
distribusi stabil dari panjang ujung tutup ADP.

Aktin dapat diremukan di seluruh tubuh, merupakan protein polimer yang ditemukan
pada konsentrasi besar di perifer pada sel eukariotik. Bentuk monomer dari filamen aktin (G-
actin) memiliki sebuah tempat mengikat nukleotida dan satu tempat pengikatan kation divalen
afinitas tinggi. Dibawah konsentrasi garam fisiologis, G-aktin secara spontan terpolimerisasi
menjadi filamen spiral yang panjang (F-aktin). Polimerisasi pada tiga jenis subunit F-aktin (ATP,
ADP Pi, dan ADP) memeiliki perbedaan yang sangat kuat. Sebuah sentakan yang cepat dari
subunit ATP ditemukan pada 0,5 detik awal, diikuti oleh pergantian yang cepat dengan ADP Pi
setelah 2 detik, dan akhirnya pada sebuah pergantian yang sangat lambat dari ADP Pi dengan
ADP selama 58 detik.

Urutan polimerisasi yang ditemukan konsisten dengan model polimerisasi aktin yang
dikemukakan oleh Korn et. al: pertama, tingkat awal dari polimerisasi jauh melebihi tingkat
konstan dari ATP hidrolisis, sehingga banyak tutup ATP terbentuk; kemudian seiring monomer
dikumpulkan dan polmerisasi melambat, ATP hidrolisis ditangkap dan tutup ATP berubah
menjadi tutup ADP Pi; akhirnya, pembentukan secara acak oleh inorganik phosphat karena
perpindahan yang lama dari subunit ADP Pi dengan subunit ADP. Adanya tutup ADP
berhubungan dengan konversi dari pengumpulan monomer menjadi ADP G-aktin. Konversi
tersebut dikarenakan adanya konsentrasi filamen yang tinggi dan pergantian dari ADP menjadi
ATP yang lambat pada monomer aktin.

Redistribusi panjang filamen melalui fluktuasi panjang yang acak akan menyebabkan
nukleotida pada subunit terminal dari filamen untuk merefleksikan komposisi nukleotida dari
monomer yang dikumpulkan. Jika monomer banyak terdapat pada ATP G-aktin, fluktuasi pada
ujung filamen akan memastikan keberadaan tutup dari subunit ADP Pi, ketika sebuah ADP G-
aktin akan menghasilkan tutup ADP. Proses ini memiliki potensi untuk bekerja sebagai regulator
dari populasi filamen F-aktin. Di bawah kondisi yang berhubungan dengan aktivasi sel, protein
filamen penyedia memotong filamen-filamen menjadi bagian yang lebih kecil dan protein
monomer sequestering mengeluarkan G-aktin dalam jumlah yang besar.

Setelah polimerisasi selesai, fluktuasi dilanjutkan pada ujung filamen dan menyebabkan
peluasan progresif dari distribusi Gaussian pada panjang filamen, sehingga beberapa filamen
tenggelam dan menghilang ketika yang lain mengambil monomer ADP pada perpanjangan tutup
ADP. Jika protein monomer sequestering diaktivasi kembali ketika filamen berada pada kondisi
ini, konsentrasi monomer akan dipaksa dibawah konsentrasi yang critical bagi ADP-aktin. Hal
ini akan menyebabkan semua ADP menutup filamen untuk melakukan depolimerisasi,
membuang semua subunit ADP mereka kembali ke monomer sampai ADP Pi terbentuk selama
fase polimerisasi awal dicapai. Setelah polimerisasi lengkap, semua subunit F-aktin akan diikat
hanya untuk ADP dan kehilangan filamen melalui fluktuasi panjang yang akan mengurangi
konsentrasi filamen ke level yang tidak sama dengan tutup ADP.

Pada pembentukan tutup ADP yang difusif di ujung filamen pada kondisi konsentrasi
mikrofilamen yang tinggi, distribusi panjang tutup ADP sebagai fungsi dari nukleotida dan
konsentrasi filamen yang menyebabkan munculnya fenomena ujung ADP menutup sebagai efek
yang natural dari model Korn et. al dan mungkin penting dalam meregulasi karakteristik dari
populasi in vivo filamen F-aktin.

Sumber :

Dufort, Paul. A and Charles J. Lumsden. 1993. High Microfilament Concentration Results in
Barbed-end ADP Caps. Biophysical Journal Vol. 65: 1757-1766.

Anda mungkin juga menyukai